"Aku akan membalas perbuatan mereka yang telah membuat aku dan ibuku menderita. Mulai sekarang aku tak akan tinggal diam. Aku sudah cukup bersabar selama ini, tapi sekarang tak ada lagi yang aku takutkan, karena mereka sudah merenggut nyawa orang-orang yang aku sayangi," kata Azzalyn dengan mata penuh kilatan dendam. Azzalyn tidak pernah menyangka kalau sang ibu memiliki masa lalu kelam, yang membawanya pada kenyataan kalau sosok ayah yang selama ini ia yakini telah meninggal ternyata masih hidup. Takdir yang membawanya kembali bertemu dengan sang ayah. Namun hidupnya mendapatkan banyak masalah yang mengharuskan Azzalyn untuk tetap bertahan dan membalas segala perbuatan jahat yang ia terima.
View More“Kenapa Bu? Apa alasan Ibu tidak merestui hubungan kami?” tanya Azzalyn sambil memandang kegelapan malam di luar sana.
Renita sedang duduk dengan pandangan kosong di sofa sambil menyilangkan kedua lengannya di dada. Sementara Azzalyn berdiri di depan jendela yang terbuka, mengharapkan angin malam yang dingin dapat menyejukkan hatinya yang baru saja kecewa.“Kamu sudah tahu kalau keluarganya tidak merestuimu, Azzalyn . Tapi kenapa kamu malah nekat dengan menerima pinangannya? Apa yang menutupi hatimu? Apakah karena dia kaya? Kamu pikir dengan menikah tanpa restu dari keluarganya akan membuat kamu bahagia? Mereka akan menerima kamu? Jangan mimpi! Mereka selamanya akan menganggap kamu nggak selevel dengan mereka! Kamu hanya akan sakit hati!” Renita menumpahkan segala kekesalannya pada Azzalyn.“Kami saling mencintai Bu. Bukan karena dia kaya. Tapi karena memang aku ingin menghabiskan sisa hidupku dengannya.” Azzalyn menjawab dengan emosi. Dia memang memiliki watak yang keras dan tidak mau ditentang tanpa alasan yang jelas. Azzalyn akan mempertahankan apa pun keinginannya selagi ia merasa apa yang ia mau bukanlah suatu kesalahan.“Cinta itu nggak akan bertahan lama Azzalyn. Pernikahan itu bukan untuk seminggu dua minggu, sebulan dua bulan, atau setahun dua tahun... Pernikahan itu untuk seumur hidup. Kalau dari awal pernikahan kalian saja sudah diawali dengan tanpa adanya restu, maka selamanya akan seperti itu.”“Om Krisna menyukaiku Bu. Hanya Tante Riska dan adik perempuan Abyl yang memang terlihat lain sikapnya terhadapku. Tapi kata Abyl sifat mereka memang seperti itu.”“ Jangan menjadikan itu sebuah pembenaran Azzalyn! Sekali sikap mereka seperti itu, maka selamanya mereka akan seperti itu!”“Kenapa Ibu bicara seolah-olah sangat mengenal mereka?”“Ibu memang mengenal mereka. Karena itu Ibu minta jangan berurusan lagi dengan keluarga Abyl!”“Beri aku alasan Bu, kenapa aku harus melepaskan Abyl. Alasan yang kuat. Kalau hanya karena Ibu mengenal mereka secara sekilas, itu tak cukup untuk mengikis perasaanku pada Abyl,” Azzalyn masih ngotot. Dia bukanlah orang yang mudah melepaskan keinginannya.“Cukup dengarkan Ibu Azzalyn! Putuskan hubunganmu dengan mereka. Lupakan Abyl. Berhenti bekerja di tempat mereka. Lebih baik kau tetap di sini bersama Ibu.” Renita berkata tegas.“Sekarang Ibu meminta aku untuk berhenti bekerja? Ibu tahu kan kalau ini adalah pekerjaan impianku? Kerja di kantor layaknya wanita karir seperti cita-citaku sejak dulu baru kudapat setelah diterima bekerja di perusahaan Abyl Bu! Apa Ibu nggak merasa kalau Ibu terlalu mengekang dan mengatur hidupku?”“Ini demi kebaikan kamu Azzalyn! Demi masa depanmu!”“Kalau gitu bilang Bu, kenapa? Kenapa aku harus melepaskan semuanya. Aku nggak sanggup kalau harus berhenti bekerja. Aku juga nggak bisa putus dari Abyl! Aku akan memperjuangkan Abyl dan pekerjaanku!”“Jangan kau tanyakan lagi Azzalyn! Ibu nggak mau membuka luka lama!”“Kalau Ibu nggak mau jujur apa alasannya, maka aku juga nggak akan mau mendengarkan Ibu. Aku akan pergi sekarang!” Azzalyn berbalik dan masuk ke kamarnya. Dengan tergesa ia memasukkan pakaian dan barang-barang miliknya ke dalam koper. Ia berniat akan pergi malam itu juga.Sementara Renita hanya bisa menangis, sambil berusaha menahan tangan Azzalyn yang dengan cepat memasukkan barang ke kopernya, tapi Azzalyn selalu menepis tangannya.“Azzalyn tolong dengarkan Ibu! Tolong jangan pergi!” katanya sambil menangis.“Ibu nggak bisa memberiku alasan yang jelas mengapa aku harus putus dari Abyl. Maka aku pun tak punya alasan untuk tetap bertahan di sini Bu! Biarkan aku mengejar kebahagiaanku sendiri!”“Azzalyn kamu nggak boleh menikah sama dia! Dia saudara kamu! Krisna Hadi itu Ayah kandung kamu!” pekik Renita sambil memeluk anaknya dari belakang. Azzalyn berbalik dan memandang Renita dengan wajah kebingungan, penuh tanda tanya. Ia benar-benar tak mengerti apa yang sudah terjadi.Tiga tahun kemudian “Sayang, kau sudah siap?”Bintang membuka pintu kamar dan melihat Azzalyn yang sedang sibuk mengganti popok bayi lelaki mereka yang baru berumur 5 bulan.“Tunggu sebentar lagi. Ezra agak rewel hari ini.” Azzalyn tampak mengantuk, bisa dilihat dari kantung matanya yang menghitam.Merawat seorang bayi memang sungguh sangat tidak mudah.“Ezra mau dibawa juga? Bukannya dia sedang pilek?” Bintang kini duduk di samping ranjang, memperhatikan istrinya yang sedang memakaikan celana baru untuk Ezra.“Dia tetap di rumah. Batuknya bisa semakin menjadi karena kalau sudah sesiang ini banyak debu jalanan. Oma kan di rumah, jadi ada yang menjaga Ezra.”Azzalyn membersihkan tangannya yang terkena sedikit bedak bayi saat tadi memakaikan pada sang anak.“Harum sekali,” Azzalyn menghirup bau tangannya. “Coba kamu cium,” ia mendekatkan telapak tangan pada Bintang.“Biasa saja. Lebih harum aku.” Bintang tersenyum dengan penuh percaya diri.“Jangan terlalu tinggi menilai dirimu,” ejek
Dwita kembali mengalihkan pandangannya keluar jendela. Azzalyn bernafas lega karena apa yang ia khawatirkan tak terjadi.“Dwita, sungguh aku tak pernah berniat untuk menyakitimu ataupun Abyl. Kepergian Abyl, juga merupakan pukulan berat buatku.” Azzalyn menyeka air mata yang sempat jatuh setitik. “Hatiku juga hancur saat melihat orang yang aku sayangi meninggal dengan tragis di depan mataku sendiri.” Sambungnya.Kini Azzalyn juga ikut menatap keluar jendela.“Apa kau tahu, saat awal-awal menjalin hubungan dengan Abyl, aku ingin sekali mendekatimu? Sejak dulu aku ingin sekali punya adik perempuan, karena aku adalah anak tunggal. Tapi sikapmu yang tak pernah menampakkan rasa bersahabat membuatku tak berani berharap banyak. Ketika tahu kalau aku dan Abyl bersaudara, hatiku menjerit karena merasa hidup ini sungguh tak adil. Saat itu, aku benar-benar sangat mencintainya. Bahkan sampai kini pun, bagiku Abyl memiliki tempat khusus di dalam hati ini. Posisinya tak bisa dijelaskan dengan ka
Bu Narti berjalan perlahan dengan secangkir teh manis hangat di tangannya. “Minum teh dulu.” Ia menyerahkan cangkir itu pada Azzalyn yang sedang termenung di depan jendela terbuka yang menghadap langsung ke pekarangan di samping rumah.“Terima kasih.” Azzalyn langsung meminum sedikit teh yang diberikan padanya. Sesaat terjadi kecanggungan antara nenek dan cucu itu. Mereka sama-sama ingin memulai percakapan, hanya tak tahu harus memulai dari mana.“Apa kamu mau duduk?” Bu Narti menawarkan. Azzalyn hanya mengangguk dan langsung mengekor di belakang Bu Narti.“Akhirnya kau datang juga ke sini menjengukku. Terima kasih.” Bu Narti seakan tak kuasa menahan rasa harunya. Ia sibuk menyeka air mata yang jatuh tanpa henti.Azzalyn menunduk sambil menggigit bibir. Ia sendiri pun sedang berusaha sekuat tenaga agar tidak menangis. Hidungnya sudah terasa perih dan kelopak matanya mulai panas.“Apa selama ini Oma sendirian?” Azzalyn bertanya, meski ia sendiri sudah tahu jawabannya.Bu Nart
“Aku tidak tahu, Bintang. Seharusnya aku merasa senang dan bahagia dengan pernikahan ini. Tapi kenapa, hatiku seakan terasa kosong? Seharusnya, saat aku bersanding di pelaminan nanti, ada Ibu atau Mbahku. Atau Ayah. Atau mungkin Paman Bandi. Tapi--- di hari bahagiaku nanti, tak ada siapa-siapa yang akan menjadi saksi kebahagiaan kita. Bukankah, nasibku begitu malang dan kasihan?”Air mata Azzalyn tumpah tak tertahankan. Berulang kali ia menelan saliva, agar tangisnya tak pecah. Namun hal itu justru membuat tenggorokannya sakit. Hidungnya perih dan kelopak matanya memanas. Bintang meraih Azzalyn ke dalam pelukannya. Hatinya juga ikut sakit mendengar kalimat yang keluar dari mulut gadis yang ia cintai itu.“Jangan terlalu bersedih, Azzalyn. Jangan merasa kalau hanya hidupmu yang begitu menyedihkan. Meski tak ada satu pun dari mereka yang hadir, tapi ada Om Reinhart, ada Om Rudi, Misty dan Koma. Kita saling memiliki, Azzalyn. Kita bahagia meski anggota keluarga kita tak lengkap. Buka
“Azzalyn....”Bintang memeluk Azzalyn yang kini sedang duduk dengan sebuah selimut tebal membungkus tubuhnya. Hati pemuda itu senang sekali karena melihat Azzalyn dalam keadaan baik-baik saja.“Bintang...” Azzalyn membalas pelukan pria yang sedang dekat dengannya itu.“Syukurlah kau tak apa-apa Azzalyn. Aku senang sekali begitu mendapat telepon dari kantor polisi. Aku dan Misty langsung kemari.”“Misty juga ke sini?”“Iya, tapi dia masih ada di mobil, menunggu Koma yang menyusul di belakang bersama Om Rudi. Kami semua mengkhawatirkanmu.” Bintang kembali memeluk Azzalyn. Seakan tak ingin kehilangan gadis itu lagi.“Terima kasih karena sudah mengkhawatirkan aku. Aku baik-baik saja.” Azzalyn tersenyum.“Apa kau terluka?” Bintang memindai tubuh Azzalyn, dari ujung rambut hingga ke ujung kaki. Memastikan kalau tak ada luka sedikit pun di sana.“Tidak. Mungkin hanya luka kecil atau tergores. Tapi aku sungguh tidak apa-apa.”“Tapi kudengar Tante Riska sempat berusaha untuk menembakmu.”“Mema
“Di mana ini?” Azzalyn berjalan terhuyung-huyung sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling. Tempat ia berdiri sekarang terasa asing. Ia baru saja siuman dari tidur panjang akibat pengaruh sesuatu yang disuntikkan oleh Riska, setiap kali ia tersadar.Azzalyn tahu, kalau Riska telah membawanya ke suatu tempat yang sangat jauh. Namun ia tak tahu pasti di mana keberadaannya kini.Sementara Riska, sejak ia terbangun dan keluar dari mobil, tak terlihat sama sekali. Entah apa maksud wanita itu membawanya sampai sejauh ini. Bukankah kalau memang Riska berniat untuk membunuh, sekarang ia sudah pasti berada di alam yang berbeda?Tapi Azzalyn dapat memastikan kalau dia masih hidup. Hanya saja ia sekarang berada di daerah antah berantah yang sepi dan hanya dikelilingi oleh pepohonan. Apa mungkin ini adalah sebuah hutan?Kepala Azzalyn pusing, namun ia tetap harus melangkahkan kaki untuk mencari pertolongan. Mobilnya tak bisa hidup sama sekali, seakan sengaja dirusak. Sementara hari seben
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments