Share

Chapter 15 Berhutang Budi

Daya sedang merapikan tas jinjingnya saat Andre, putra sulungnya menghampiri.

"Sudah ada kabar dari Rita, Ma?"

"Belum. Biarkan saja dulu, yang penting kita sudah tahu jika dia keluar dari rumah itu."

"Sudah satu minggu, Ma."

"Nggak usah khawatir. Mama sudah siapkan dia tempat tinggal."

"Rita mau?"

Daya terkekeh. "Tidak. Kau seperti tidak tahu adikmu saja."

"Lalu di mana dia tinggal?"

"Dekat tempat kerjanya."

"Aku sudah menyuruhnya untuk keluar dan membantu saja di restoran tetapi dia nggak mau."

"Dasar keras kepala. Tapi, dia mau 'kan cerai dengan Apri?"

"Jelas dong. Gila apa anak Mama nggak mau cerai sama cecunguk seperti itu. Persis dengan …."

"Hayo … cecunguk yang Mama maksud ada tuh di luar," tunjuk Andre dengan menelengkan kepalanya.

"Ngapain dia ke sini?"

Andre mengedikkan bahunya. "Mau pamer kali. Anaknya sudah merebut menantu Mama."

"Ih, ngaco. Tukang pungut sampah ya begitu."

"Lah, Mama dulu nikahin dia."
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status