Share

Tidak Ada Empati

Author: Aldra_12
last update Last Updated: 2025-07-28 05:42:50

Derap langkah heels terdengar menggema di koridor rumah sakit.

“Tiba-tiba menghilang dari pesta, lalu kita mendapat kabar kalau Elina di rumah sakit karena mengalami kecelakaan. Apa dia sengaja ingin menghebohkan satu negara karena tindakan bodohnya?!” Samantha melangkah sambil menggerutu.

Ekspresi wajahnya cukup menjelaskan betapa kesal dan bencinya dia dengan sikap Elina.

Jhonny tak menanggapi perkataan istrinya itu. Dia lebih memilih diam dan terus mengayunkan langkah menuju kamar VIP tempat Elina dirawat.

Tadi saat mendapat panggilan dari pelayan rumah yang dihubungi oleh pihak rumah sakit, Jhonny tak langsung pergi karena Samantha mencegahnya dan meminta agar mereka menyelesaikan pesta lebih dulu. Ia berkata yang terpenting Elina sudah ditemukan.

Mereka tiba di depan kamar inap Elina. Ekspresi wajah Samantha masih sedingin es, dia mendorong pintu kamar inap lalu melangkahkan kaki dengan anggun masuk kamar itu.

Begitu berada di dalam, tatapan Samantha semakin dingin melihat Elina terbaring di ranjang dengan kening terluka dan ada beberapa goresan pecahan kaca di leher juga tangan.

Samantha melihat Elina memalingkan muka darinya, yang mana semakin membuatnya muak.

“Menghilang dari pesta dan dikabarkan masuk rumah sakit. Apa kamu berniat menciptakan kehebohan? Apa sulit untuk tetap patuh?” Suara Samantha begitu menusuk, tak ada nada empati sama sekali pada putri dari suaminya itu.

“Maaf, dia mengalami kecelakaan di jalan.”

Suara bariton itu membuat Samantha dan Jhonny menoleh bersamaan. Kedua orang tua itu menatap heran pada pria asing yang ada di kamar putri mereka.

“Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Samantha menatap curiga, lalu setelahnya menatap tajam pada Elina yang masih membuang muka.

Senyum tipis tersemat di bibir pria itu. Dia membungkuk kecil, lalu memperkenalkan diri.

“Saya Darren. Kebetulan saya sedang melintas di jalanan dan melihat mobilnya sudah terbalik di sisi jalan, juga ….” Darren menjeda ucapannya ketika menoleh pada Elina.

“Juga apa?” tanya Samantha penasaran.

Kepala Darren kembali berputar ke arah Samantha dan Jhonny. “Ada dua pria bersenjata yang ingin mencelakainya.”

Samantha dan Jhonny tak terlihat terkejut sama sekali, bahkan mereka saling lirik dengan sikap biasa.

“Imbalan apa yang kamu inginkan atas bantuan yang sudah kamu berikan?” Jhonny bicara dengan nada datar, tanpa rasa terima kasih karena sudah menyelamatkan putrinya.

Senyum samar kembali tersungging di bibir pria bernama Darren itu. Sikap dan cara bicara Jhonny cukup menunjukkan bahwa pria paruh baya ini adalah orang kaya yang sombong.

“Saya sebenarnya butuh pekerjaan,” balas Darren lalu menatap penuh arti pada Jhonny, “jika Anda menawarkan imbalan, maka cukup beri saya pekerjaan.”

Kedua sudut bibir Jhonny tertarik, ekspresi mencibir tercetak jelas di guratan wajahnya.

“Kemampuan apa yang kamu miliki sampai berani meminta pekerjaan dariku?”

Darren menipiskan senyum. Tubuhnya menegak, postur tubuhnya yang proporsional dan otot lengan tampak menyembul dari balik kaus hitam ketat yang dipakainya.

“Saya bisa membela diri. Bahkan, saya berhasil menghajar dua pria yang tadi berniat mencelakai putri Anda.” Darren menjelaskan dengan nada tegas, tak ada keraguan dalam setiap kalimat yang terlontar dari bibirnya.

“Hanya itu?” Satu sudut bibir Jhonny tertarik ke atas, meragukan.

“Tidak juga. Saya ahli IT, bahkan saya bisa menggunakan senjata dari belati, pistol, sampai senjata laras panjang. Apa saya perlu melakukan tes secara langsung di hadapan Anda?” Tatapan Darren begitu fokus, seolah mengintimidasi pria yang ada di depannya agar menerimanya.

Jhonny diam dengan tatapan tak terbaca, tapi bukan pandangan kagum akan kemampuan yang Darren sebutkan.

“Saya tahu pasti siapa Anda. Jadi, biarkan saya menjadi pengawal putri Anda. Bukankah Anda sedang mencari pengawal pribadi untuknya?” Darren memperlihatkan sebuah informasi tentang Jhonny yang mencari bodyguard terampil dan berani di ponselnya setelah bicara.

Samantha terkesiap. Matanya menyipit curiga karena Darren tahu soal informasi itu.

“Bantuanmu, apa hanya sebuah kebetulan mengingat kamu tahu soal lowongan yang seharusnya sangat privasi?” Nada suara Samantha begitu waspada.

Darren tersenyum, pandangannya tertunduk sejenak.

“Saya mendapat informasi ini dari salah satu kenalan yang mengakui kemampuan saya, dan loyalitas saya yang tak pernah diragukan.” Suara Darren terdengar rendah tapi begitu dalam.

Di ranjang, Elina menatap sambil mencerna keinginan Darren. Kenapa pria asing ini tiba-tiba mau menjadi pengawalnya?

Jhonny tersenyum mencibir lagi. Dia meragukan kemampuan dan kesetian pria muda itu.

“Kamu memiliki sertifikat pengawal?” tanya Jhonny, yang terlihat jelas ingin memupuskan harapan Darren.

Jhonny terlalu malu untuk menolak langsung, bagi dia yang seorang pengusaha kaya raya, akan menjadi bumerang baginya jika menjanjikan imbalan tapi menolak keinginan orang yang dia tawari.

“Sertifikat hanya sebuah kertas, sedangkan kemampuan adalah modal untuk melindungi pewaris Anda. Saya menjaminkan nyawa saya, silakan lakukan apa pun yang Anda mau pada saya jika gagal melindungi putri Anda.” 

Darren tampaknya tak ingin menyerah. Sepasang matanya menyimpan sesuatu yang begitu dalam dan tak terbaca.

Jhonny melirik pada Elina yang sejak tadi hanya diam. Dia kembali memandang Darren dan berkata, “Baiklah, kalau begitu buktikan kalau kamu bisa menjaga putriku dengan nyawamu.”

Senyum Darren terangkat di bibir. Dia membungkukkan badan sambil mengucapkan terima kasih.

Samantha masih menatap curiga pada Darren. Sudah banyak pengawal pribadi Elina yang mengundurkan diri, dari cedera parah karena melindungi, sampai hampir mati karena penyerangan dari musuh suaminya. 

Sekarang, apa alasan Darren sangat yakin ingin menjadi pengawal Elina?

“Sayang, Elina akan aman sementara di rumah sakit, di luar juga sudah ada pengawal tambahan kita. Kita harus pulang sekarang,” kata Samantha dengan ekspresi datar, bahkan sama sekali tak mengucapkan kalimat apa pun untuk menenangkan Elina.

Jhonny mengangguk. Pandangan matanya tertuju sejenak pada Elina, lalu pada Darren.

“Karena kamu sudah menjadi pengawal putriku, maka tinggallah di sini untuk membuktikan kalau kamu mampu menjaganya. Setelah Elina keluar dari rumah sakit, aku akan membahas kontrak kerja denganmu,” ucap Jhonny dengan nada datar.

“Baik, terima kasih, Tuan.” Darren membungkukkan badan di depan Jhonnya.

Samantha hanya memberikan lirikan pada Darren, setelahnya dia merangkul lengan suaminya dan mengajaknya meninggalkan kamar Elina.

Samantha dan Jhonny berjalan di koridor rumah sakit. Tiga pengawal berjalan di belakang mereka.

“Tidak tahu kenapa, aku curiga pada pria itu.”

Jhonny menghentikan langkah, lalu menoleh pada Samantha.

“Curiga?” Kening Jhonny berkerut dalam.

“Apa kamu tidak merasa aneh? Tiba-tiba dia muncul menjadi penolong Elina, lalu menawarkan diri menjadi bodyguardnya. Apa kamu pikir itu tidak mencurigakan?”

Jhonny diam dan memikirkan ucapan istrinya.

“Aku sudah minta orang menyelidikinya, dan nantinya aku akan melakukan tes untuk melihat apakah dia memiliki motif tersembunyi atau memang dia pria nekat yang sangat butuh pekerjaan dan tak takut tantangan.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Adeena
orang tua laknat darah daging sendiri buat korban tak sumpahin nyesel kamu nanti pak Jhonny....
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Sang Putri Pengganti    Ketahuan

    Elina menjauhkan bibirnya setelah cukup lama menyentuhkannya ke bibir Darren. Membuka matanya perlahan, Elina menatap Darren yang masih bergeming dengan tatapan tertuju padanya.Kedua pipi Elina panas merona, dia sadar dengan apa yang sudah dilakukannya, kini menyisakan kecanggungan di antara mereka.“Tadi ….” Darren menjeda kalimatnya, dia melipat bibirnya, tatapannya terus tertuju pada Elina untuk menuntut penjelasan akan arti sentuhan bibir mereka tadi.Elina menggigit bibir bawahnya, sadar jika tindakannya salah, dia langsung membuat alasan. “Anggap hadiah, atau terima kasih.”Kedua sudut alis Darren tertarik ke atas mendengar ucapan Elina.Melihat Darren yang menatap aneh padanya, Elina kembali menjelaskan untuk menutupi kepanikannya. “Jangan dimasukkan ke dalam hati, terkadang orang dewasa, lawan jenis, melakukannya sebagai tanda terima kasih, kan? Jadi, itu terima kasihku karena kamu sudah mau berada di pihakku.”Darren masih diam menatapnya, sampai Elina kembali bicara. “Aku m

  • Pembalasan Sang Putri Pengganti    Sudah Yakin

    Melihat tatapan Elina yang begitu serius padanya, Darren menipiskan senyum sebelum menghela napas kasar.“Saya paham jika Anda tak mudah percaya begitu saja dengan apa yang mungkin akan saya jelaskan,” kata Darren.Saat mendengar Darren mulai bicara, Elina melipat kedua tangan di atas lutut, lalu dia meletakkan kepala di atas kedua tangannya, dengan tatapan tertuju pada Darren.Elina menutup rapat bibirnya, siap mendengarkan semua penjelasan dari Darren untuk memantapkan hatinya agar semakin yakin dan percaya pada semua yang akan Darren lakukan untuknya.Darren diam sejenak melihat tingkah Elina yang begitu santai mendengarkannya bicara, padahal sebelumnya sikap Elina begitu serius. Cara Elina memandangnya saat ini, membuat desiran aneh di dalam dadanya.Darren buru-buru mengontrolnya emosinya. Untuk lebih meyakinkan Elina, akhirnya Darren kembali bicara. “Saya benar-benar ingin membantu Anda, terutama setelah melihat bagaimana Anda tidak diperlakukan baik dan melihat bagaimana ibu An

  • Pembalasan Sang Putri Pengganti    Waspada

    Elina baru saja tiba di rumah. Dia segera melangkah masuk ke dalam rumah, saat tanpa sengaja berpapasan dengan Samantha yang baru saja keluar dari ruang keluarga.“Sudah pulang.”Suara bernada dingin itu menusuk ke telinga Elina, tapi Elina bersikap biasa saja, bahkan dia masih bisa memampangkan senyum di bibirnya.“Iya,” balas Elina singkat, “aku naik ke atas dulu,” katanya lagi.Saat siap melangkahkan kaki untuk meninggalkan Samantha, Elina kembali berhenti karena Samantha bertanya, “Apa menyenangkan bermain bowlingnya?”Elina menoleh pada Samantha lagi, melihat tatapan penuh selidik dan curiga dari sorot mata Samantha, Elina tetap memasang senyumnya saat dia menjawab, “Sangat menyenangkan.” Melihat Samantha menipiskan senyum, Elina menatap meyakinkan saat dia kembali berkata, “Aku sudah sangat lama sekali tidak bermain bowling. Bisa kembali bermain, rasanya sangat menyenangkan.”Satu sudut alis Samantha tertarik ke atas. Dia mengangguk pelan setelah tatapannya menelisik ke tubuh E

  • Pembalasan Sang Putri Pengganti    Permintaan Samantha

    Jhonny terkejut mendengar ucapan Samantha. Dia menoleh pada Samantha yang sudah berdiri di sampingnya. Menatap sang istri yang menatap penuh rasa penasaran, lalu Jhonny membalas, “Mencurigakan bagaimana maksudmu?”Samantha diam sejenak untuk berpikir dengan tatapan tertuju ke samping, dia menatap kembali pada Jhonny lalu setelahnya membalas, “Ya, mungkin lalai di pekerjaan, atau dia meninggalkan ruangan di jam kerja? Intinya mungkin dia melakukan hal-hal yang tak semestinya di kantor?”Kening Jhonny berkerut dalam, kepalanya menggeleng pelan.“Elina selalu patuh, dia mengerjakan pekerjaannya tanpa masalah. Dan, jikalaupun di keluar dari ruangan, sepertinya hanya untuk makan siang atau jika ada urusan di luar seperti rapat atau meeting dengan klien,” ujar Jhonnya menjelaskan.“Kamu yakin?” tanya Samantha memastikan dengan mata menyipit.Jhonny memandang aneh pada sikap Samantha, lantas dia balik bertanya, “Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu?”Samant

  • Pembalasan Sang Putri Pengganti    Samantha Curiga

    Elina menatap Darren yang tampak sangat serius ketika bicara. Setiap kalimat yang meluncur dari bibir Darren, seperti sebuah nada-nada yang indah ketika menyelip di telinganya.Tembok tinggi yang dibangunnya agar tak ada siapa pun yang bisa menjebol pertahanannya dalam waspada akhirnya runtuh. Kini Elina benar-benar memercayai setiap kalimat yang diucapkan oleh pria di depannya ini.“Tentu saja,” balas Elina, “asal kamu tak mengkhianatiku, aku tentu tidak akan ragu.”Darren mengangguk paham. Dia lalu menoleh ke jam dinding.“Kita tak bisa terlalu lama di sini, Nona. Nyonya pasti akan curiga jika Anda bermain bowling terlalu lama,” ucap Darren kemudian.Elina hanya mengangguk-angguk, lalu dia bangkit dari posisi duduknya.“Di ruang ganti ada kamar mandi khusus, Anda bisa membersihkan diri dulu di sana jika ingin,” kata Darren.“Jika aku mandi di dini dan pulang dalam kondisi bersih, Samantha pasti akan curiga. Jadi biarkan saja kondisiku seperti ini,” balas Elina cepat.Darren mengangg

  • Pembalasan Sang Putri Pengganti    Latihan Bikin Canggung

    Elina dan Darren sudah berada di atas matras untuk mulai berlatih bela diri setelah melakukan pemanasan.Darren mengamati postur tubuh Elina, sebelum melangkah menghampiri lalu membantu Elina membuat kuda-kuda.“Atur napas Anda lebih dulu, buka kedua kaki Anda selebar bahu, lalu posisikan tangan Anda seperti ini,” kata Darren sambil membantu Elina mengatur posisi yang tepat.Darren berdiri di belakang Elina, memastikan Elina di posisi yang tepat untuk menghindari cedera.“Saya tidak akan mengajarkan Anda ilmu bela diri yang berat, hanya beberapa cara untuk mempertahankan diri saat Anda diserang,” kata Darren.Elina mengangguk saat melirik Darren yang ada di belakangnya.Darren melangkah ke depan Elina. Dia berdiri di depan majikannya ini, lalu mulai memasang kuda-kuda untuk melatih Elina.“Coba cengkram pakaian saya, Nona. Yang kuat,” pinta Darren.Elina mengerutkan keningnya, tapi dia tetap melakukan apa yang Darren katakan.Elina mengulurkan tangan, lantas mencengkram tepian baju Da

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status