Share

Penyelamat atau ....

Author: Aldra_12
last update Last Updated: 2025-07-27 17:06:18

Elina membuka lagi kelopak matanya.

Samar-samar dengan posisi yang sangat tak nyaman, Elina melihat seseorang lain baru saja turun dari motor.

Pria yang memakai jaket hitam dan helm yang menutup seluruh wajah itu berjalan cepat menghampiri dua pria yang sudah berdiri lagi dari posisinya yang tadi berjongkok di dekat Elina.

“Lebih baik kamu pergi dan jangan ikut campur!” kata salah satu pria.

“Tinggalkan dia sendiri.” Suara pria berhelm itu begitu dalam dan dingin. Sorot matanya yang terlihat dari balik kaca helm begitu tajam dan menusuk.

“Ck … sepertinya kamu mau mati juga,” timpal pria lain.

Pria yang mencoba ikut campur dengan urusan dua pria di depannya itu mengepalkan telapak tangannya kuat.

Tepat ketika satu pria melangkah mendekat untuk menyerangnya, ia langsung melayangkan pukulan dengan sangat kuat ke pipi pria itu.

Pria itu terpental ke samping, tersungkur di aspal jalanan begitu keras.

Melihat temannya tumbang, satu pria lain yang membawa belati bergerak menyerang dan menghujamkan belati ke arah perut pria berhelm.

Pria asing itu langsung bergerak miring ke samping menghindari belati yang menghujam ke arahnya, lalu dengan cepat kepalan tangannya terayun cepat ke tangan pria yang memegang belati, menghantamkan pukulannya dengan sangat kuat sampai belati di tangan pria itu terlepas.

Tak hanya itu, ia juga langsung menyikut wajah pria itu dengan sekali sentak, membuatnya meringis kesakitan lalu tersungkur di aspal.

Dua pria itu terbatuk sambil memegangi perut juga wajah, mereka saling tatap memberi isyarat lalu bergegas bangun dari aspal dan berlari bersamaan menuju mobil mereka.

Setelah memastikan dua pria itu pergi, si pria asing menoleh ke arah Elina yang masih terjebak di dalam mobil.

Samar-samar, Elina melihat pria itu melepas helm dan menghampirinya. Tangannya terasa hangat ketika menyentuh tangannya yang terkulai keluar dari jendela mobil yang pecah.

“Bertahanlah,” ucap suara bariton itu. 

Pria itu kembali berdiri, dan membuka paksa pintu mobil yang sudah rusak. Setelah itu, ia buru-buru melepas seatbelt sambil menopang tubuh Elina agar kepala tidak membentur bagian bawah kabin mobil. 

Elina akhirnya berhasil dikeluarkan dari mobil. Tangan pria itu melingkari pinggangnya dan menopang tubuhnya di aspal.

“Anda masih bisa mendengar suara saya?” Suaranya tegas dan dalam untuk membuat kesadaran Elina tetap terjaga.

Ia duduk di aspal sambil memangku Elina yang hampir tak sadarkan diri.

Elina berusaha membuka kelopak matanya, tapi gagal. Dia hanya mendengar suara pria yang menolongnya itu samar-samar, pandangannya kabur sampai tak bisa melihat jelas wajah pria yang tengah mendekapnya.

"Saya akan membawa Anda ke rumah sakit. Bertahanlah…." 

Namun, Elina sudah terlalu lelah untuk tetap membuka mata.

**

Elina dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulance.

Saat sampai di IGD rumah sakit, dokter dan perawat terkejut melihat keadaan Elina. 

Mereka tahu siapa Elina, sehingga dokter dan perawat langsung bergerak cepat untuk menolongnya.

“Apa yang terjadi padanya?” tanya dokter pada pria yang membawanya.

“Dia mengalami kecelakaan, aku hanya menolong dan membawanya kemari.”

Tatapan dokter itu begitu cemas, dia memandang perawatnya lalu berkata, “Hubungi keluarga Alvalendra.”

Pria itu masih di sana, menatap Elina yang sedang mendapat penanganan dari dokter.

Gadis itu masih memiliki sisa kesadarannya dan mulai membuka matanya perlahan.

Bau disinfektan menyengat di hidungnya, matanya menangkap cahaya putih yang begitu menyilaukan.

Elina mencoba menggerakkan tubuhnya, tapi sakit. Seluruh otot tubuhnya kaku dan begitu nyeri.

"Istirahatlah. Sebentar lagi dokter akan memindahkanmu ke ruang inap.”

Suara serak dan dalam itu menelusup masuk ke telinga Elina. Dia menggerakkan kepala ke samping, tatapannya langsung bertemu dengan sorot mata teduh pria yang berdiri di samping ranjang pesakitannya.

“Siapa kamu?” Bibir Elina bergerak lamban, suaranya nyaris tak terdengar.

Mata sayu Elina tertuju pada pria bertubuh tegap dengan garis rahang tegas yang kini sedang berdiri di samping ranjangnya sambil memeluk jaket hitam di dada.

“Saya yang membawa Anda ke sini.” Suara lugas itu menyelip lagi di telinga Elina lagi.

“Kenapa?” Suara lirih Elina kembali terdengar.

“Apa maksud Anda kenapa?” Kening pria itu berkerut halus, tatapannya mengisyaratkan kebingungan karena ucapan Elina.

Mata Elina berkaca-kaca dan berubah sendu. Ada kepedihan dan rasa sakit yang menyorot begitu kuat dari manik cokelat matanya.

“Kenapa kamu menolongku? Kenapa kamu tak membiarkanku mati..?” Suara tertahan itu terdengar begitu menyayat.

“Apa ada alasan khusus, yang membuat Anda tidak mau ditolong?”

Pertanyaan itu membuat Elina tersenyum hambar, lalu matanya sedikit terpejam. “Aku lelah. Mati adalah jalan terbaik.”

Elina tidak menyadari ekspresi wajah pria itu berubah dingin. Tatapan matanya menajam saat mendengar kalimat yang meluncur dari bibir Elina. 

Ada sesuatu yang tak bisa dideskripsikan dari sorot matanya.

Saat itu, perawat masuk dan memberitahu kalau kamar untuk Elina sudah siap.

Pria itu bertanya-tanya dalam hati … keluarga Elina sudah dihubungi sejak setengah jam yang lalu, tapi mengapa sampai detik ini, belum ada satu pun yang datang ke rumah sakit?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Adeena
petualanganmu baru di mulai El semoga dia penolong untukmu....
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Sang Putri Pengganti    Ketahuan

    Elina menjauhkan bibirnya setelah cukup lama menyentuhkannya ke bibir Darren. Membuka matanya perlahan, Elina menatap Darren yang masih bergeming dengan tatapan tertuju padanya.Kedua pipi Elina panas merona, dia sadar dengan apa yang sudah dilakukannya, kini menyisakan kecanggungan di antara mereka.“Tadi ….” Darren menjeda kalimatnya, dia melipat bibirnya, tatapannya terus tertuju pada Elina untuk menuntut penjelasan akan arti sentuhan bibir mereka tadi.Elina menggigit bibir bawahnya, sadar jika tindakannya salah, dia langsung membuat alasan. “Anggap hadiah, atau terima kasih.”Kedua sudut alis Darren tertarik ke atas mendengar ucapan Elina.Melihat Darren yang menatap aneh padanya, Elina kembali menjelaskan untuk menutupi kepanikannya. “Jangan dimasukkan ke dalam hati, terkadang orang dewasa, lawan jenis, melakukannya sebagai tanda terima kasih, kan? Jadi, itu terima kasihku karena kamu sudah mau berada di pihakku.”Darren masih diam menatapnya, sampai Elina kembali bicara. “Aku m

  • Pembalasan Sang Putri Pengganti    Sudah Yakin

    Melihat tatapan Elina yang begitu serius padanya, Darren menipiskan senyum sebelum menghela napas kasar.“Saya paham jika Anda tak mudah percaya begitu saja dengan apa yang mungkin akan saya jelaskan,” kata Darren.Saat mendengar Darren mulai bicara, Elina melipat kedua tangan di atas lutut, lalu dia meletakkan kepala di atas kedua tangannya, dengan tatapan tertuju pada Darren.Elina menutup rapat bibirnya, siap mendengarkan semua penjelasan dari Darren untuk memantapkan hatinya agar semakin yakin dan percaya pada semua yang akan Darren lakukan untuknya.Darren diam sejenak melihat tingkah Elina yang begitu santai mendengarkannya bicara, padahal sebelumnya sikap Elina begitu serius. Cara Elina memandangnya saat ini, membuat desiran aneh di dalam dadanya.Darren buru-buru mengontrolnya emosinya. Untuk lebih meyakinkan Elina, akhirnya Darren kembali bicara. “Saya benar-benar ingin membantu Anda, terutama setelah melihat bagaimana Anda tidak diperlakukan baik dan melihat bagaimana ibu An

  • Pembalasan Sang Putri Pengganti    Waspada

    Elina baru saja tiba di rumah. Dia segera melangkah masuk ke dalam rumah, saat tanpa sengaja berpapasan dengan Samantha yang baru saja keluar dari ruang keluarga.“Sudah pulang.”Suara bernada dingin itu menusuk ke telinga Elina, tapi Elina bersikap biasa saja, bahkan dia masih bisa memampangkan senyum di bibirnya.“Iya,” balas Elina singkat, “aku naik ke atas dulu,” katanya lagi.Saat siap melangkahkan kaki untuk meninggalkan Samantha, Elina kembali berhenti karena Samantha bertanya, “Apa menyenangkan bermain bowlingnya?”Elina menoleh pada Samantha lagi, melihat tatapan penuh selidik dan curiga dari sorot mata Samantha, Elina tetap memasang senyumnya saat dia menjawab, “Sangat menyenangkan.” Melihat Samantha menipiskan senyum, Elina menatap meyakinkan saat dia kembali berkata, “Aku sudah sangat lama sekali tidak bermain bowling. Bisa kembali bermain, rasanya sangat menyenangkan.”Satu sudut alis Samantha tertarik ke atas. Dia mengangguk pelan setelah tatapannya menelisik ke tubuh E

  • Pembalasan Sang Putri Pengganti    Permintaan Samantha

    Jhonny terkejut mendengar ucapan Samantha. Dia menoleh pada Samantha yang sudah berdiri di sampingnya. Menatap sang istri yang menatap penuh rasa penasaran, lalu Jhonny membalas, “Mencurigakan bagaimana maksudmu?”Samantha diam sejenak untuk berpikir dengan tatapan tertuju ke samping, dia menatap kembali pada Jhonny lalu setelahnya membalas, “Ya, mungkin lalai di pekerjaan, atau dia meninggalkan ruangan di jam kerja? Intinya mungkin dia melakukan hal-hal yang tak semestinya di kantor?”Kening Jhonny berkerut dalam, kepalanya menggeleng pelan.“Elina selalu patuh, dia mengerjakan pekerjaannya tanpa masalah. Dan, jikalaupun di keluar dari ruangan, sepertinya hanya untuk makan siang atau jika ada urusan di luar seperti rapat atau meeting dengan klien,” ujar Jhonnya menjelaskan.“Kamu yakin?” tanya Samantha memastikan dengan mata menyipit.Jhonny memandang aneh pada sikap Samantha, lantas dia balik bertanya, “Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu?”Samant

  • Pembalasan Sang Putri Pengganti    Samantha Curiga

    Elina menatap Darren yang tampak sangat serius ketika bicara. Setiap kalimat yang meluncur dari bibir Darren, seperti sebuah nada-nada yang indah ketika menyelip di telinganya.Tembok tinggi yang dibangunnya agar tak ada siapa pun yang bisa menjebol pertahanannya dalam waspada akhirnya runtuh. Kini Elina benar-benar memercayai setiap kalimat yang diucapkan oleh pria di depannya ini.“Tentu saja,” balas Elina, “asal kamu tak mengkhianatiku, aku tentu tidak akan ragu.”Darren mengangguk paham. Dia lalu menoleh ke jam dinding.“Kita tak bisa terlalu lama di sini, Nona. Nyonya pasti akan curiga jika Anda bermain bowling terlalu lama,” ucap Darren kemudian.Elina hanya mengangguk-angguk, lalu dia bangkit dari posisi duduknya.“Di ruang ganti ada kamar mandi khusus, Anda bisa membersihkan diri dulu di sana jika ingin,” kata Darren.“Jika aku mandi di dini dan pulang dalam kondisi bersih, Samantha pasti akan curiga. Jadi biarkan saja kondisiku seperti ini,” balas Elina cepat.Darren mengangg

  • Pembalasan Sang Putri Pengganti    Latihan Bikin Canggung

    Elina dan Darren sudah berada di atas matras untuk mulai berlatih bela diri setelah melakukan pemanasan.Darren mengamati postur tubuh Elina, sebelum melangkah menghampiri lalu membantu Elina membuat kuda-kuda.“Atur napas Anda lebih dulu, buka kedua kaki Anda selebar bahu, lalu posisikan tangan Anda seperti ini,” kata Darren sambil membantu Elina mengatur posisi yang tepat.Darren berdiri di belakang Elina, memastikan Elina di posisi yang tepat untuk menghindari cedera.“Saya tidak akan mengajarkan Anda ilmu bela diri yang berat, hanya beberapa cara untuk mempertahankan diri saat Anda diserang,” kata Darren.Elina mengangguk saat melirik Darren yang ada di belakangnya.Darren melangkah ke depan Elina. Dia berdiri di depan majikannya ini, lalu mulai memasang kuda-kuda untuk melatih Elina.“Coba cengkram pakaian saya, Nona. Yang kuat,” pinta Darren.Elina mengerutkan keningnya, tapi dia tetap melakukan apa yang Darren katakan.Elina mengulurkan tangan, lantas mencengkram tepian baju Da

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status