LOGINMalam Semua ( ╹▽╹ ) maaf othor baru pulang kantor, mendadak bos telepon saat mau pulang, jadi lembur. Terima Kasih Kak Eny Rahayu atas hadiah Koinnya (. ❛ ᴗ ❛.) Terima kasih Kakak-Kakak Pembaca atas dukungan Gem-nya (◍•ᴗ•◍) ini bab terakhir hari ini. Selamat Beristirahat (◠‿・)—☆
"Ada sangat banyak hal baik dan langka yang bisa ditemukan di sana jika Ryan memang ingin pergi," ucap leluhur Sekte Demon Blade dengan nada yang terdengar tulus, "tapi aku sangat khawatir itu akan sedikit... tidak, sangat berbahaya untukmu!"Leluhur Sekte Demon Blade tampak tenang dan penuh perhatian di luar, tetapi dalam hatinya dia berpikir dengan sinis, 'Ryan, cepatlah pergi ke sana!''Dengan kesombongan dan sikapmu yang arogan, kau pasti akan membuat semua orang di sana marah dan tersinggung! Beberapa tetua kuat atau pemimpin sekte pasti akan membunuhmu dengan brutal untuk balas dendam!'Sebelum Ryan sempat menjawab atau bereaksi, dia tiba-tiba menyadari bahwa batu giok naga di sakunya mulai bergetar hebat tanpa henti. Pada saat yang sama, beberapa Nisan Pedang di dalam Kuburan Pedang juga mulai bergetar dengan sangat hebat!Ini bukan pertama kalinya hal aneh seperti itu terjadi, jadi Ryan sudah tahu bahwa Sekte Golden Vajra pasti memiliki peluang besar untuk memicu satu Nisan P
"Oh, tempat itu terletak di tengah wilayah barat yang sangat luas," jelas leluhur Sekte Demon Blade dengan senyum tipis. "Tempatnya cukup kacau dan penuh bahaya.""Ada puluhan atau bahkan ratusan sekte kecil dan menengah di daerah tersebut," lanjutnya dengan detail. "Setiap tiga hingga lima tahun sekali, kompetisi besar untuk para jenius muda diadakan dengan sangat meriah, tetapi kompetisinya sangat sengit dan brutal." "Setiap kali kompetisi diadakan, puluhan ribu Kultivator dari Ranah Supreme Emperor dan ribuan Kultivator kuat dari Ranah Demigod berpartisipasi dengan penuh semangat—tetapi tingkat kelangsungan hidup mereka kurang dari dua puluh persen saja!""Sangat berbahaya, bukan?" tambahnya sambil menatap Ryan dengan senyum yang sulit ditafsirkan."Ryan, apa kau benar-benar mau ke sana?" tanya leluhur Sekte Demon Blade sambil tersenyum lebih lebar. "Kalau kamu memang mau ke sana, Formasi Teleportasi Spasial milik Sekte Pill Cauldron mengarah langsung ke bagian tengah wilayah bara
"Oh, tempat itu terletak di tengah wilayah barat yang sangat luas," jelas leluhur Sekte Demon Blade dengan senyum tipis. "Tempatnya cukup kacau dan penuh bahaya.""Ada puluhan atau bahkan ratusan sekte kecil dan menengah di daerah tersebut," lanjutnya dengan detail. "Setiap tiga hingga lima tahun sekali, kompetisi besar untuk para jenius muda diadakan dengan sangat meriah, tetapi kompetisinya sangat sengit dan brutal." "Setiap kali kompetisi diadakan, puluhan ribu Kultivator dari Ranah Supreme Emperor dan ribuan Kultivator kuat dari Ranah Demigod berpartisipasi dengan penuh semangat—tetapi tingkat kelangsungan hidup mereka kurang dari dua puluh persen saja!""Sangat berbahaya, bukan?" tambahnya sambil menatap Ryan dengan senyum yang sulit ditafsirkan."Ryan, apa kau benar-benar mau ke sana?" tanya leluhur Sekte Demon Blade sambil tersenyum lebih lebar. "Kalau kamu memang mau ke sana, Formasi Teleportasi Spasial milik Sekte Pill Cauldron mengarah
Ancaman Ryan sangat jelas dan nyata.Ketiga belas leluhur ini pasti memiliki banyak informasi dan intelijen berharga tentang Benua Valorisia yang luas, tetapi ini juga berarti bahwa mereka mungkin mencoba menyesatkan Ryan dan membahayakannya dengan sengaja untuk membalas dendam.Karena itulah Ryan dengan cerdik memanggil ketiga orang yang telah disegelnya—termasuk Kepala Keluarga Liam, Michael Dan, dan Clark Laios—untuk hadir dan memastikan kebenaran perkataan para leluhur ini. Lagipula, ketiga orang yang disegel itu tidak mungkin berbohong kepadanya karena segel yang mengikat jiwa mereka."Struktur kekuatan Benua Valorisia sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Gunung Langit Biru!" jelas salah seorang leluhur dengan sabar."Beberapa murid yang berhasil melakukan perjalanan ke sana dan kembali hidup-hidup membawa kembali informasi berharga ini," tambahnya.Leluhur Sekte Regalia Alchemist mengeluarkan sebuah gulungan bambu kuno yan
Ryan tiba di Kota Spiritum sekali lagi dengan kecepatan tinggi. Dalam sekejak mata, tiga belas aura spiritual yang sangat kuat membumbung tinggi ke langit dengan dramatis, saat para leluhur dari berbagai sekte terbang dengan cepat ke arah Ryan untuk menyambutnya. Mereka semua menatap Ryan dengan sedikit ketakutan yang jelas terlihat, karena mereka bisa merasakan dengan jelas bahwa Ryan sekarang jauh lebih kuat daripada kemarin saat pertempuran brutal. Setidaknya berdasarkan aura yang terpancar, Ryan tidak lebih lemah dari mereka sekarang—jadi jika dia menggunakan semua kartu as-nya yang mengerikan, dia pasti bisa mengalahkan mereka semua dengan mudah! Karena itulah, begitu Ryan memasuki wilayah Kota Spiritum, mereka semua langsung keluar untuk menyambutnya dengan hormat dan waspada! "Ryan, kenapa kamu datang lagi ke sini?" tanya salah seorang leluhur dengan nada hati-hati. "Jika kau membutuhkan sesuatu atau bantuan apa pun," ucap leluhur Sekte Demon Blade dengan senyum ramah yang
Ryan tahu bahwa Gunung Langit Biru kini sudah memiliki paviliun penempaan artefak yang berkembang dan paviliun alkimia yang produktif, sehingga mereka akan mampu menghasilkan sejumlah besar ahli Ranah Demigod dalam waktu dekat. Namun, berbeda halnya untuk menghasilkan para ahli di Ranah God King yang jauh lebih tinggi. Untuk mencapai itu, mereka masih harus sangat bergantung pada Ryan dan sumber daya langka yang dia bawa. Lebih lanjut, Ryan sangat menyadari bahwa dia tidak bisa hanya mengandalkan orang-orang Gunung Langit Biru saja untuk melawan Sekte Bloody Sword. Dia harus mencari cara efektif untuk merekrut kultivator-kultivator kuat dari Benua Valorisia yang luas. Jika tidak, penghinaan dan kekalahan yang mereka derita di tangan Thanos Blood, Louis Carlos, dan kultivator kuat lainnya pasti akan terulang kembali dengan lebih buruk. Lain kali ketika Sekte Bloody Sword menyerang, pasti akan ada lebih banyak kultivator kuat yang terlibat dengan persiapan lebih matang. Gunung







