Share

Bab 22

POV Rohim

6 bulan kemudian.

"Assalamualaikum," ucapku saat aku sudah berada di depan pintu rumah Ibu.

"Waalaikum salam," jawab seseorang dari dalam rumah. Tak berselang lama, pintu mulai terbuka. Hingga menampilkan sosok perempuan yang selama ini kuminta untuk menemani Ibu. Bik Minah namanya.

"Bagaimana dengan keadaan Ibu, Bik?" tanyaku sambil berjalan menuju kamar Ibu. Terdengar Bik Minah menghembuskan napas kasar. "Ibu selalu mencari Mbak Rumi, Pak. Kalau tidur pun selalu memanggil nama Mbak Rumi," ucap Bik Minah yang membuatku menghembuskan napas panjang.

"Ya sudah. Rohim ke kamar Ibu dulu!" ucapku.

Aku terus melangkah menuju kamar Ibu dengan perasaan tak karuan. Tak bisa dipungkiri jika Ibu memang begitu menyayangi Rumi. Perempuan itu begitu baik dan sayang dengan Ibu. Pasti berat sekali jika tiba-tiba harus berpisah. Apalagi selama ini, Ibu dan Rumi tinggal seatap.

Dengan pelan, kubuka daun pintu agar tak menimbulkan suara. Saat pintu terbuka sempurna, terlihatlah Ibu yang sedan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status