Share

Part 5

last update Last Updated: 2023-06-06 09:56:15

"Menjauh Bang, jangan sampai aku teriak!"

"Tenang Nur, tenang, oke, Abang mundur, baik, Abang keluar ruangan ya, tapi ingat Nur, Bang Riki tidak main-main, Abang serius mau melamar Nur." 

Setelah berkata seperti itu, Bang Riki segera keluar ruangan, aku memastikan lelaki aneh itu telah keluar ruangan lalu meneguk air yang ada di atas meja kerjaku, deru jantung ini sudah tidak beraturan, apakah memang benar bang Riki ingin melamarku, bekal makanan yang baru beberapa sendok aku makan masih tersisa banyak, hilang sudah selera makanku, satu persatu karyawan sudah mulai kembali ke ruangan, tepat sepuluh menit lagi jam makan siang berakhir, Bang Riki kembali datang. 

"Makan Nur, ini masih anget, kasihan calon istrimu makan makanan yang sudah dingin, ini juga ada milo hangat," ujarnya lalu balik ke ruangan kerjanya, beberapa karyawan yang sudah kembali sempat melirik, aku hanya menunduk, apakah Bang Riki menunjukkan keseriusannya, kalau diperlakukan romantis seperti ini, lama-lama aku bisa meleleh, tapi kuper tebal lagi imanku, kuingat lagi kalau lelaki itu penganut s*x bebas, kembali aku menggeleng kuat. 

Kebab yang tergeletak di meja begitu menggoda, makanan itu tidak berdosa dan sepertinya memanggilku untuk segera aku lahap, waktu istirahat tersisa 8 menit lagi, tanpa menunggu lama segera aku memakannya, lalu meneguk milo yang masih hangat, sangat nikmat, apalagi ruangan ini begitu dingin oleh air conditioner. 

"May, Bang Riki mendekatimu?" 

Kaget, tiba-tiba Maya sudah berdiri di depan meja kerjaku. 

"May, sini, aku mau cerita bentar." 

Maya menarik kursinya agar mendekat ke meja kerjaku. 

"Iya May, entah kenapa ia menunjukkan keseriusannya, aku juga heran dengan sikapnya."

"Tapi, kemarin dia jalan sama Fitri? Apa itu tidak mengganggumu, sebaiknya pikirkan lagi Nur, jangan sampai karena kebelet menikah siapa pun jadi."

"Ya nggak lah May."

"Kau tertarik sama, Bang Riki?" 

"Sempat sih May, cuma setelah tau boroknya, aku mundur alon-alon, bisa makan ati aku punya laki kayak gitu, tadi dia bilang mau berubah, entahlah May, sempat deg-deg an juga aku."

"Kalau sempat deg-deg an, berarti kau masih ada rasa suka."

"May, gimana ya, suka sih enggak cuma tadi, ih--ngeri kali aku May, Bang Riki kek mau nerkam aku, selama ini ga ada laki-laki yang begitu sama aku, wajarlah aku deg-deg an."

"Ya udah sholat istikharah Nur, siapa tau Riki berubah."

"Pasti, pasti berubah." Bang Riki sudah berdiri di depan kami. 

"Bang Riki, Nuri ini wanita baik-baik, janganlah main-main sama dia, masih banyak perempuan gatal diluar sana yang bisa Abang gombalin, tapi jangan Nur." Maya membelaku, ada perasaan hangat di hati, Maya, terima-kasih.

"Maka dari itulah, aku ingin serius sama Nuri, karena dia wanita baik-baik, kalau perempuan gatal ngapain aku jadikan istri, setiap orang punya masa lalu, masa laluku pernah tidur dengan beberapa wanita, aku akui itu salah, kini, aku ingin berubah agar bisa mempersunting Nur," ucap Bang Riki dengan serius, ya Allah, andai dia tidak memiliki masa lalu tidur dengan beberapa wanita apalagi ia pernah bermesum dengan Fitri,  mungkin aku langsung mengiyakan, tapi, masa lalu Bang Riki teramat sulit untuk aku terima. 

"Bang Riki, bukannya Nur jual mahal, tapi Nur tidak bisa menjadi calon atau kandidat yang Bang Riki katakan, masih banyak wanita baik yang lain, tolong jangan Nur."

"Bang Riki orang yang pantang untuk menyerah, Nur pikirkan saja dulu, niat ini tulus dari hati yang paling dalam, di zaman sekarang ini, susah untuk mencari wanita seperti Nur, Abang tidak ingin seperti membeli kucing dalam karung, Nur wanita yang baik dan sholeha, ya sudah, jam istirahat telah selesai, nanti sore jika diizinkan, Abang ingin mengantar Nur pulang, sekalian mau silaturahmi sama ibunya Nur." 

Telah berucap seperti itu bang Ricky keluar dari ruangan kerjaku dan kembali ke ruangannya jujur saat ia berkata seperti itu ada getaran yang aku rasakan tetapi aku kembali mengingat lagi tentang masa lalu nya yang sulit untuk aku terima, mungkin benar apa yang Maya katakan aku harus salat istikharah untuk meminta petunjuk.

"Nur, sepertinya Bang Riki serius loh itu, ya ampun Nur, kamu yang dilamar aku yang deg-deg an, gentleman sekali Bang Riki itu."

"Lelaki gentleman itu tidak tidur dengan banyak wanita, May."

"Iya, benar juga apa yang kamu katakan, sekarang minta petunjuk saja sama Allah," ucap Maya lalu kembali ke meja kerjanya. 

Aku hanya berdoa kepada Allah semoga hatiku tidak luluh dan terlena oleh rayuan Bang Riki, karena dari lubuk hati yang paling dalam aku tidak bisa menerima masa lalunya. Walaupun ada desiran hangat di hati ini saat ia meyakinkanku bahwa dia ingin berubah dan serius denganku, biarlah aku serahkan kepada Allah, semoga Allah memberi petunjuk padaku dan memberiku kekuatan iman dan semoga Allah memberiku jodoh yang terbaik. 

Kembali aku melanjutkan pekerjaanku, satu jam berlalu, tenggorokan ini terasa kering, air putih di meja sudah habis, segera aku mengambil air mineral sebentar di pantry, karena mengerjakan laporan dalam keadaan haus sungguh membuat fokus menjadi pecah. 

"Iya Sayang, tadi aku udah berusaha menggombal perawan tua itu, walaupun rasanya ingin muntah." 

Aku menghentikan langkahku, jantungku berdebar dengan kencang,  Bang Riki sedang berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon. 

"Mana mungkin aku pakai hati, heii—dia bukan tipeku, yang penting setelah mendapatkan perawannya dan memfoto dirinya ketika tidak mengenakan sehelai benangpun, aku meninggalkannya, biar dia stres kan, sesuai permintaan kamu." 

Ya Allah, sama siapa Bang Riki berbicara dan siapa yang ia maksud, perawan tua? Menggombal? Itu sudah pasti aku yang dimaksud, kutajamkan lagi pendengaranku untuk mendengar pembicaraannya lebih lanjut walaupun detak jantungku bertalu-talu.

"Iya Sayang, iya, akan aku lakukan apa yang kamu inginkan asalkan kita bisa seperti tadi malam, aku begitu tergila-gila dengan punyamu yang sempit dan menjepit, walaupun sudah menikah, engkau pandai merawat diri, hahaha jelas bedalah dengan Nur, kamu bagaikan bintang korea dan Nur bagaikan nenek, pakaiannya, duh—ya ampun, jadul banget."

Allahu Akbar! Allahuakbar!

Pandangan ini memburam, fix, pasti yang berbicara dengan Bang Riki di telepon itu adalah Fitri, berarti Fitri berencana untuk menghancurkan masa depanku, Ya Allah! Aku tidak menyangka jika teman sedari kecil tega berbuat kejam dan keji kepadaku, aku mengira dia hanya membully dan menjatuhkan mentalku saja. Tetapi ternyata tidak, dia ingin merusakku secara keseluruhan, lahir dan batin. Sungguh aku benar-benar tidak menyangka, jika sudah begini, apakah aku harus diam memaafkan? Tidak! tidak akan! Mata ini memanas, ternyata orang disekitarku itu jahat dan kejam seperti bina*ang, jahat sekali kau Fitri, apa salahku padamu, bukankah hidupmu sudah sempurna, mengapa kau tega ingin menghancurkan diriku yang tidak berdaya ini, tungkai kakiku terasa lemas, cepat aku berpegangan pada tembok agar tidak jatuh, sebelum Bang Riki tahu jika aku telah menguping pembicaraannya dengan Fitri, aku harus segera pergi, dengan terseok tungkai kaki ini melangkah dan kembali masuk ke dalam ruangan kerja, berulang kali aku harus menghapus lajunya air mata yang tanpa bisa aku bendung lagi. 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Bunda Wina
syukur deh nur tahu keburukan Rizky dan rencana Rizky dan fitri
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Wanita Terhina   Menjalankan Niat Jahat

    Sehari sebelum lamaran, Nirmala dan ibunya sudah kembali ke rumah mereka, jangan ditanya rasa hati Bu Herlina, doa yang ia langitkan di sepertiga malam untuk anaknya, diijabah sama Allah, kini, Roni sudah kembali ke jalan yang benar, bukan lagi secara membabi buta marah-marah tidak jelas tanpa mencari tahu masalahnya dari dua belah pihak, padahal selama ini Bu Herlina selalu berkata pada Roni agar bertabayyun dalam menyikapi masalah, mencari kejelasan tentang sesuatu masalah hingga jelas dan benar keadaannya, karena selama ini, Roni hanya mendengar kata istrinya. Bu Herlina senang jika rumah tangga anaknya akur dan Roni begitu menyayangi istrinya tapi lihat dulu istri yang bagaimana, jika mempunyai istri seperti Melda yang banyak mudharatnya dan yang lebih parahnya tega berselingkuh, memfitnah dan ingin menghabisi nyawa Nirmala, jadi lebih baik dilepas/dicerai."Nirmala, kalau bisa nanti setelah lamaran, jangan terlalu lama jaraknya ke acara pernikahan, kalau bisa lebih cepat lebih b

  • Pembalasan Wanita Terhina   Sudah Waktunya Bercerai

    Roni tidak langsung pulang kerumah, tiba-tiba saja hatinya dilanda rasa curiga yang datang menyerang begitu saja, saat itu Roni masih berada di rutan, tepatnya di parkiran, pikirannya berkecamuk, ia juga heran, biasanya ia selalu percaya pada Melda, tapi tidak kali ini.Roni kembali masuk ke dalam bukan untuk menemui Melda tetapi menemui sipir untuk meminta ponsel Melda yang dititipkan di bagian loker, siapa tau dengan memeriksa ponsel Melda, ia menemukan titik terang tentang kecurigaan yang baru saja datang menghinggap. "Saya ingin mengambil ponsel istri saya," ucap Roni."Maaf Pak, semua barang napi diberikan saat napi selesai masa jabatannya, eh, apa nih, Pak? Oh iya, iya, bisa diatur Pak. Selow saja Bapak," ucap penjaga sambil senyum sumringah menerima sejumlah uang dari Roni. Kini, ponsel dengan logo apel terbelah berwarna gold itu berada di genggaman Roni, ia tidak memeriksa ponsel itu sekarang, melainkan nanti saat di rumah. Bagai disayat sembilu, bagai mendengar petir di s

  • Pembalasan Wanita Terhina   Babak Belur Dan Mati Kutu

    Roni terlihat keluar dari sebuah Bank sambil menenteng tas berisi sejumlah uang, ia dikawal oleh beberapa anggota ormas kelapa burung garuda. Lelaki berdarah Batak–Melayu itu terlihat masuk ke dalam mobil fortuner berwarna dark grey menuju kediaman AKP( Ajun Komisaris Polisi) Tegar Nasution. Maksud kedatangan Roni ke tempat AKP Tegar, untuk memberi uang sogok agar istrinya– Melda dapat keluar dari jeruji besi atas kasus yang menjeratnya, tak tega rasa hati Roni melihat kondisi Melda yang semakin hari badannya semakin menyusut, kulit glowingnya kini tampak menghitam disertai munculnya beberapa flek di area pipi, padahal Roni kerap kali membawakan semua kebutuhan Melda saat berada di dalam penjara, peralatan mandi, skincare, kosmetik tapi semua nihil dan tak berhasil membuat Melda tampak cantik, yang ada semakin tak terawat dan tak sedap dipandang mata. Melda tidak serasi dengan air yang ada di rutan tersebut, apalagi di dalam rutan ia harus bekerja bahkan kerap disiksa oleh beberapa

  • Pembalasan Wanita Terhina   Kolaborasi Balas Dendam

    Pov Mela. Cantik, kaya, dan mendapatkan suami tampan dan tajir plus sholeh, sudah pasti menjadi impian semua wanita, tapi stock lelaki kaya di kampungku ini amatlah sedikit maklum karena rata-rata penduduknya masih berada di bawah garis kemiskinan, entah kenapa, padahal daerahku ini penghasil sawit yang lumayan tinggi di sumatera ini, bahkan pabrik kelapa sawit juga ada di daerah ini, apa karena tingkat pendidikan rendah? Adapun lelaki kaya yaitu Bang Roni–abang iparku, tapi aku tidak seberuntung Kak Melda, kakak kandungku yang bisa mendapatkan lelaki kaya, banyak yang mengatakan jika wajah Kak Melda lebih cantik daripada aku, tapi, menurutku sama cantiknya. Kak Melda berubah jadi cantik juga setelah bekerja di Pekan baru, katanya dia bekerja di sebuah perusahaan eksport import minyak, tapi aku tak yakin, secara Kak Melda cuma tamatan SD. Syarat masuk perusahaan itu pasti harus mengantongi ijazah perguruan tinggi. Ah, tidak perlu aku permasalahkan dia bekerja apa di Pekanbaru sana

  • Pembalasan Wanita Terhina   Melamar Di Depan Umum

    Dia lagi, dia lagi, batin Raihan kesal. "Kenapa kau menatapku seperti itu? Kau tidak suka jika aku memeluk calon suamiku, biasa aja lah melihatnya, nanti buta pulak mata kau itu karena tatapanmu kayak, setan! " Mela berbicara dengan nada judes pada Nirmala"Perasaan aku biasa saja menatapmu, kau Lah yang sinis melihatku.""Ya wajarlah aku sinis, ngapain kau dekat-dekat calon suamiku, apa selama ini kau buta, tidak bisa melihat tatapan mesra Bang Raihan padaku."Nirmala malas menanggapi Mela, wanita secantik purnama itu pun beranjak hendak pergi. "Nirmala, tunggu." Raihan mencegah. "Biarin saja dia pergi, Bang. Ada Mela disini," ujar Mela seraya bergelayut manja di lengan Raihan. "Jaga sikapmu, Mela.""Sikap apa? Sikap apa, Bang. Jangan sebut namaku Mela jika tidak bisa membuat Abang bertekuk lutut padaku!""Ya Allah!" Raihan menjerit seraya menutup wajahnya karena Mela menaburkan sesuatu ke wajahnya lalu mengenai mata. Melihat Raihan yang seperti kesakitan, cepat Nirmala berlari m

  • Pembalasan Wanita Terhina   Cinta Ditolak, Dukun Bertindak

    "Mela, hei! Jangan bertindak nekat, jauhkan pisau itu dari lehermu.""Enggak. Enggak mau. Sebelum Abang janji akan menikahiku, kalau perlu pakai perjanjian hitam di atas putih.""Ga mungkin Mela, menikah ga segampang itu.""Gampang kok, tinggal panggil penghulu, udah beres. ""Menikah harus dengan pasangan yang sesuai hati kita, tidak ada keterpaksaan diantara lelaki dan perempuan.""Aku ga terpaksa, aku ikhlas, Bang.""Tapi aku yang terpaksa." Mau tidak mau Raihan harus jujur, agar wanita itu mengerti, tapi yang namanya Mela, mungkin urat malunya juga sudah putus, dia malah berteriak seperti orang kesurupan. "Tidak! Tidaak! Aku akan bunuh diri sekarang.""Apalagi, cepatlah kau bunuh diri," ucap Afis dengan geram. "Diam kau, aku tidak bicara sama kau, marbot setan!""Astaghfirullah," ucap Raihan lalu mengajak Afis untuk meninggalkan tempat itu. "Bang Raihan! Bang Raihan! Baaaaanng!" Raihan terus keluar dan tidak memperdulikan Mela. Mela yang melihat Raihan keluar setelahnya mende

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status