Share

Pembalasan sang Dewa Perang
Pembalasan sang Dewa Perang
Author: Skyy

Bab 1 Kedatangannya di Aberleen

[Galvin, apa kamu sudah sampai?]

Pertanyaan yang terlontar dari orang di ujung panggilan yang lain itu membuat seorang pria berambut hitam menjawab, “Ya, aku sudah berada di Aberleen.”

Dengan kaos dan celana jin tua yang membalut tubuhnya, pria bernama Galvin itu terlihat menyeret koper kecilnya keluar dari pintu kedatangan bandara. Penampilannya sangat sederhana, membuatnya terlihat mencolok di antara orang-orang berpakaian rapi di tempat tersebut.

Berdiri di area tunggu penjemputan, Galvin berkata, “Aku hanya perlu menunggu untuk dijemput oleh–”

BRUK!

“Aduh!”

Lenguhan kesakitan seorang wanita bisa terdengar. Hal tersebut membuat Galvin, yang tertabrak oleh wanita itu, menoleh.

“Kamu nggak apa-apa, Sayang?” tanya seorang pria berjas yang sepertinya datang dengan wanita itu. Pria itu pun mengalihkan pandangan ke arah Galvin dengan tatapan yang garang dan memaki, "Apa kamu buta?!”

Teriakan nyaring orang asing itu menarik perhatian orang-orang di sekeliling, menjadikan Galvin dan pasangan pria-wanita itu tontonan publik.

Seakan tidak puas, pria itu lanjut berkata, “Kalau jalan tuh pake mata! Jangan pake dengkul! Asal nabrak orang aja.” Melihat wanitanya masih meringis kesakitan, dia pun berkata, “Cepat minta maaf!”

Setengah wajah Galvin tertutup masker, tapi tatapan matanya menggambarkan bahwa dia cukup tercengang dengan ucapan sang lawan bicara. Jelas-jelas dirinya sedang berdiri diam dan menelepon seseorang selagi wanita itu menabraknya, kenapa jadi dia yang kena makian dan harus meminta maaf?

Di saat Galvin bertanya-tanya apa yang membuat orang di depannya dengan begitu percaya diri menyalahkannya, dia mendengar sejumlah orang berujar, “Bukankah itu Vincent Chester? Tuan muda dan ahli waris dari Grup Chester?!”

“Oh, ya ampun! Ahli waris perusahaan besar itu?!”

Selagi Galvin mendengarkan ucapan orang-orang di sekeliling, dia mendengar pria berjas yang bernama Vincent itu kembali berseru, “Hei! Apa selain buta, kamu juga tuli?! Aku bilang minta maaf pada kekasihku!”

Terlihat di sebelah Vincent wanita bertubuh molek dengan gaun pendeknya itu mendengus kesal melihat Galvin. Pakaian pria itu terlihat kumuh dan kampungan, tapi sikapnya begitu sombong dan angkuh!  

Dengan tenang, Galvin pun bertanya, “Aku tidak salah, jadi atas dasar apa aku meminta maaf pada kekasihmu?" Dia membungkuk untuk meraih ponsel tuanya yang terjatuh, hanya untuk kemudian mendapati bahwa layarnya retak parah. “Ah … merepotkan,” gerutunya.

"Apa katamu?!" seru Vincent dengan mata memerah.

Pertanyaan Galvin pun menyulut komentar dari sejumlah penonton. “Apa dia sudah tidak waras?! Berani sekali dia bersikap kurang ajar pada Tuan Muda Chester!”

“Sepertinya dia dari luar kota, makanya tidak tahu diri dan bersikap sombong,” sahut penonton lain. “Paling di akhir juga dia akan bersujud di hadapan Tuan Muda Chester.”

Wanita di sisi Vincent tersenyum mengejek. "Vincent, kalau dia nggak mau minta maaf, patahkan saja pundaknya yang telah menabrakku!" ucapnya memanas-manasi keadaan. “Sudah salah, nggak mau minta maaf. Dasar orang kampung nggak tahu diri.”

Ucapan sang wanita menyulut amarah Vincent. Dia pun menurunkan titah pada para pengawal yang bertugas menjaganya, “Cepat! Patahkan pundak pria itu! Aku ingin dia tahu apa akibatnya jika telah menyinggungku atau wanitaku!"

Sesuai perintah, lima pengawal Vincent segera menghampiri Galvin. Namun, kala pandangan mereka bertabrakan dengan tatapan dingin pria itu, langkah mereka tertahan.

"Kenapa kalian berhenti?! Yang berhasil mendaratkan pukulan paling keras, aku akan memberikan lima juta untuknya!" teriak Vincent.

Mendengar itu, tanpa berpikir panjang lagi, seorang pengawal langsung melesat. “Kalau mau salahkan orang, salahkan dirimu yang ceroboh karena telah menyinggung tuan muda kami!”

BUK! BRAK!

Suara pukulan yang memilukan terdengar, diikuti dengan dentuman mengerikan tubuh yang menabrak lantai. Semua orang langsung tercengang dengan pemandangan yang dipampangkan di depan mata.

"A-Apa yang terjadi?"

"K-kenapa pengawal itu tiba-tiba terjatuh? Apa pria baju putih itu meninjunya?"

"Tidak mungkin! Aku tidak lihat pria bergerak sedikit pun!"

Vincent pun memasang wajah bingung bercampur kaget. Bagaimana tidak? Pengawal yang tadi melesat ke arah Galvin malah berujung tergeletak tak berdaya di lantai sekarang! Anehnya, dia melihat Galvin bahkan tidak bergerak dari tempatnya berdiri!

Walau demikian, Vincent belum menyerah. “Kenapa yang lainnya diam?! Cepat habisi dia!”

Karena tekanan sang atasan, para pengawal yang tersisa pun langsung melesat ke arah Galvin. “Haaa!”

BUK! BRAK! BUK!

Melihat adegan di depan mata, seluruh tubuh Vincent bergetar. “K-kenapa … kenapa mereka jatuh begitu saja?!” serunya dengan wajah memucat.

Vincent mengangkat pandangan, lalu netranya pun bertemu dengan netra hitam milik Galvin. Sebuah kilatan berbahaya terpancar dari sana dan membuat tubuh ahli waris perusahaan Chester itu bergetar hebat.

‘A-apa yang sebenarnya terjadi?!’

Saat Vincent dan semua orang di sana bertanya-tanya, seorang pria dengan tubuh berbalut seragam beladiri berkomentar dengan wajah kagum, “Pria yang memakai masker itu! Dia yang telah menjatuhkan pengawal Tuan Muda Chester!” Ucapannya mengejutkan semua orang. “Gerakannya sangat cepat, tidak semua orang mampu melihat gerakan seperti itu! Dia ahli beladiri tingkat tinggi!”

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Daniel Silalahi
lanjut thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status