Share

Bab 2 Ahli Beladiri Tingkat Tinggi

“Dia ahli beladiri tingkat tinggi!”

Semua orang yang mendengar ucapan atlet bela diri itu terkejut hingga membelalakkan matanya. Mereka mundur satu langkah, takut terlibat masalah tersebut.

‘Ahli beladiri tingkat tinggi?’ Vincent memasang wajah buruk dan keringat dingin mulai menghiasi dahinya, sadar bahwa sepertinya dia telah mencari masalah dengan orang berkemampuan. Namun, kalaupun pria di hadapan mahir bela diri, lalu kenapa?! Dia masih ahli waris Keluarga Chester yang terhormat! “Siapa kamu!? Beraninya kamu melakukan hal ini kepada bawahanku!” bentaknya dengan tangan sedikit bergetar.

Seruan tersebut membuat Galvin mengalihkan pandangannya kepada Vincent. Perlahan, dia berjalan menghampiri pria itu, membuat tuan muda Keluarga Chester dan kekasihnya itu gemetar. Seakan melihat malaikat pencabut nyawa sedang menghampiri.

Ketika jaraknya cukup dekat, Galvin menjulurkan tangannya ke arah Vincent, seakan ingin mencengkeram kepala pria tersebut. Namun, saat hanya tersisa beberapa inci sebelum jari-jarinya menyentuh Vincent, sebuah suara menggelegar menghentikan Galvin.

“Ada apa ini?”

Galvin mengerutkan alis dan melihat ke arah sumber suara. Terlihat, seorang pria dengan postur tubuh yang tegak berjalan ke arah mereka sembari membelah kerumunan.

Selagi Galvin terdiam, Vincent yang sedari tadi begitu ketakutan, langsung berbinar senang melihat sosok yang datang. “Paman Javon!” sapa Vincent dengan senyum memuakkan selagi dirinya berlari menjauhi Galvin dan berlindung di sisi pria bernama Javon itu. “Paman, tolong aku!”

Di sekeliling, orang-orang langsung berbisik mengenai sosok yang baru saja tiba.

“Itu Javon Lloyd, bukan? Pejabat militer tinggi Aberleen!”

“Sebagai salah satu petinggi di Aberleen, dia jelas mengenal keluarga Tuan Muda Chester dan akan membantunya,” sahut seorang penonton lain. Dia melirik Galvin dan mendengus. “Tamat sudah riwayat orang itu.”

Mendengar ucapan tersebut, Vincent tambah percaya diri dan semakin menjadi-jadi. “Paman Javon, pria brengs*k itu menabrak kekasihku dan enggan minta maaf. Dia bahkan menjatuhkan pengawalku dan ingin melukaiku!” Dia mengangkat telunjuknya dan menatap Galvin dengan wajah penuh kemenangann. "Paman harus memberikanku keadilan! Dia sudah—"

PLAK!

Belum sempat Vincent menyelesaikan ucapannya, sebuah tamparan kencang mendarat di wajahnya. Tamparan itu begitu keras sampai dirinya terpelanting ke lantai dengan bibir mengeluarkan darah.

"Lancang sekali dirimu!” bentak Javon dengan mata memancarkan amarah. “Kamu kira kamu siapa sehingga berani berbicara lancang terhadap Tuan Zero?!"

Orang-orang yang sedang melihat kejadian itu terkejut bukan main melihat perkembangan adegan di depan mata. Javon Lloyd baru saja menampar Vincent Chester?! Apa yang sebenarnya terjadi di sini?!

Semua orang menatap sosok Javon yang kemudian beralih menghampiri Galvin. Pria itu kemudian membungkuk hormat, membuat orang-orang di sekeliling semakin tercengang.

“Tuan Zero, maaf karena saya terlambat menjemput Anda,” ujar Javon dengan sopan.

Melihat sikap Javon, mata Galvin sedikit memicing. “Bagus kalau kamu tahu kesalahanmu,” ungkapnya dengan aura dingin yang menguar dari tubuhnya. Dia melemparkan pandangan mematikan ke arah Vincent, membuat pria yang terduduk di lantai dengan tangan menyentuh wajahnya yang bengkak itu tersentak. “Satu detik lagi kamu terlambat, mungkin Grup Chester akan kehilangan calon pewarisnya.”

Mereka yang berada di tempat tersebut bergidik ngeri mendengar ucapan Galvin. Bukan hanya karena betapa mengerikannya kalimat yang terlontar dari bibir pria tersebut, melainkan juga karena kesungguhan yang menyelimutinya. Galvin sungguh berniat menghabisi Vincent!

Seluruh tubuh Javon bergetar. Pria di hadapan ini bukanlah sosok yang bisa dianggap remeh! Bahkan dirinya, seorang petinggi militer di kota itu, mungkin hanyalah setitik debu bila dibandingkan dengan Galvin.

“Maafkan saya, Tuan Zero. Saya sudah sangat bersalah.”

Mendengar ucapan Javon, Galvin hanya bisa menghela napas. Karena tidak ingin menghabiskan waktu lebih lama, dia pun berkata, “Lupakan saja. Kita pergi!”

Perintah itu membuat Javon langsung menghela napas selagi membalas, “Terima kasih, Tuan Zero!” Dia pun menegapkan tubuh, lalu merentangkan tangannya ke satu arah. “Lewat sini, Tuan.”

Hanya dalam beberapa menit, Galvin, Javon, beserta prajurit yang ikut mengawal Javon pergi meninggalkan tempat itu dengan mobil. Kepergian mereka meninggalkan keterkejutan dari para pengunjung bandara yang masih terbengong di sana.

“Siapa pria itu sebenarnya? Bahkan pejabat militer tinggi seperti Tuan Javon sangat menghormatinya?!” tanya seseorang dari kerumunan.

Decakan lidah terdengar. “Siapa dia, kita memang tidak tahu. Akan tetapi, yang jelas dia jauh lebih terhormat dibandingkan Javon Lloyd dan Vincent Chester.” Orang tersebut melirik Vincent yang masih berada di lantai dan terkekeh. “Tuan Muda Chester telah mencari masalah dengan orang yang salah.”

Seorang lain menyahut sembari tersenyum mengejek. “Ya … sesekali memang harus ada yang memberikan pelajaran ke pria angkuh itu. Karena wanita, malah bermusuhan dengan orang penting.”

Komentar orang-orang di sekeliling membuat Vincent mengepalkan tangannya. Dia sadar bahwa dirinya telah mengacau, dan kalau ayahnya mendengar hal ini, habis sudah dirinya!

“Vincent, apa kamu baik-baik saja, Sayang?” Kekasih Vincent menghampiri dan mengulurkan tangannya untuk membantu pria itu berdiri.

PLAK!

“Ah!”

“Jangan sentuh aku!” bentak Vincent yang menampar tangan wanita tersebut dengan kencang. “Karena dirimu, aku jadi bermasalah dengan seseorang yang begitu penting dan dipermalukan di depan umum!” Dia berdiri dan menuding wanita tersebut. “Mulai hari ini, jangan muncul lagi di hadapanku! Dasar wanita rendahan!”

“Vincent!”

Tidak sedikit pun Vincent menanggapi teriakan mantan kekasihnya. Dia hanya terus berjalan ke arah mobilnya selagi para pengawalnya yang babak belur mengikuti dengan terpincang-pincang.

Sesampainya di mobil, Vincent membatin, ‘Siapa Tuan Zero itu? Kenapa orang sepenting itu berpenampilan begitu lusuh seakan sengaja bersembunyi dari publik?’ Alisnya tertaut erat, mencoba memikirkan identitas pria bernama Tuan Zero itu. Akhirnya, dia pun menurunkan titah, “Cari tahu siapa Tuan Zero itu secepatnya!”

“Baik, Tuan Muda!” balas pengawal yang berada satu mobil dengannya.

‘Tuan Zero … aku akan cari tahu tentang dirimu dan membalaskan semua yang kamu lakukan padaku hari ini!’ 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status