Share

Bab 573

Author: Danira Widia
[ Sebenarnya aku ingin tanya, lusa kamu ada waktu nggak? Aku ingin kamu menemaniku ke sebuah acara. ]

Setelah membaca pesan itu, Janice langsung membalas.

[ Acara apa? ]

[ Ayahku datang. Aku ingin memperkenalkanmu padanya. ]

Janice terkejut. Jemarinya melayang-layang di atas layar ponsel, lalu akhirnya menghapus kata-kata yang semula diketik.

Ucapan Fiona tadi ada benarnya. Orang kaya mana yang tidak ingin mencari pasangan yang sepadan? Sekalipun ayah Landon adalah orang yang berpikiran terbuka, dia tidak mungkin bersedia menerima seseorang dengan latar belakang seperti dirinya.

Akhirnya, Janice hanya membalas singkat.

[ Lupakan saja, aku cukup sibuk belakangan ini. ]

[ Sebenarnya, ayahku yang ingin bertemu denganmu. Bagaimanapun, adikku akan segera menikah, sedangkan aku sebagai kakak sudah lajang bertahun-tahun. ]

Janice terdiam setelah membaca pesan itu. Dia sudah membayangkan banyak hal, tetapi tidak pernah membayangkan bahwa Landon ingin menikahinya, bahkan dengan begitu mendesak.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 574

    Rachel merasa bingung. Ketika dia hendak bertanya lagi kepada ayahnya, tiba-tiba terdengar suara dari arah pintu.Semua orang menoleh. Terlihat Elaine dan Fiona berjalan masuk, satu di depan dan satu di belakang.Yang satu adalah bibinya, sementara yang satu lagi adalah sahabat sekaligus pengiring pengantinnya. Sudah pasti mereka tidak akan absen dalam acara makan hari ini.Keduanya melangkah maju untuk memberi salam. Pihak keluarga Karim pun menunjukkan sikap yang sopan dengan mengangguk sebagai balasan.Fiona melirik ke sekeliling ruangan. Dengan begitu banyak orang di tempat ini, dia merasa kurang nyaman untuk bertanya secara langsung. Sebagai gantinya, dia diam-diam melirik Elaine.Elaine memberi anggukan kecil sebelum maju dan bertanya, "Rachel, kenapa kakakmu belum datang?"Rachel mengangkat bahu sedikit dan tersenyum. "Aku juga baru saja menanyakannya pada Ayah."Ibrahim menatap mereka dengan curiga. "Aku nggak nyangka Landon menutupinya dari kalian. Dia sedang menunggu pacarnya

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 575

    Seperti menyadari tatapannya, Landon menoleh dan tersenyum tipis, lalu merangkulnya."Karena semua sudah datang, ayo kita duduk."Semua orang mengangguk dan mulai mengambil tempat duduk masing-masing.Janice melewati Jason dengan tenang. Saat hendak duduk, dia sempat bingung mana kursi yang seharusnya dia tempati.Sekarang Landon adalah kepala keluarga, jadi status dan posisinya hampir setara dengan Jason. Biasanya, orang-orang yang duduk di dekatnya adalah para tetua yang posisinya diurut sesuai senioritas.Namun, hubungan antara dirinya dan Landon hanya sebatas pacar. Duduk di tempat yang sejajar dengan para tetua rasanya kurang pantas.Saat dia masih ragu, salah satu senior yang datang bersama Ibrahim menunjuk kursi di sebelah Landon. "Janice, duduk saja di sini. Aku terlalu gemuk. Kalau duduk di sana, aku bisa ambil dua tempat sekaligus."Senior itu mengusap perutnya dan tertawa hingga matanya nyaris tak terlihat. Dia tampak sangat ramah.Janice buru-buru menolak, "Nggak perlu, Pam

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 576

    Semua orang menatap Jason dengan ekspresi tak percaya. Siapa pun tahu bahwa Anwar paling pantang disebut tua.Namun, Jason bukan hanya mengatakannya secara terang-terangan, tetapi juga menyebut bahwa Anwar melantur setelah minum alkohol. Ini sama saja dengan menjatuhkan harga diri Anwar.Wajah Anwar menegang. Saking emosinya, matanya yang biasanya tajam tampak menjadi sedikit buram sesaat. Dia tidak percaya bahwa Jason berani mengatakan hal seperti itu tentang dirinya.Janice pun tidak percaya. Dia tidak mengerti mengapa Jason melakukan hal ini. Dia pun perlahan mengangkat kepalanya. Matanya sedikit bergetar saat melihat jawaban yang sebenarnya.Rachel menggenggam tangan Jason dengan wajah pucat, ekspresinya penuh kekhawatiran, seolah-olah bisa pingsan kapan saja.Keluarga Luthan juga menatap Jason dengan penuh kecurigaan. Jason menelan ludah, lalu akhirnya menatap lurus ke depan dengan ekspresi tenang. Semua orang mengira bahwa dia sedang melihat Landon.Kemudian, dengan suara rendah

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 577

    "Ibu?"Hari ini, Ivy berpakaian sedikit mencolok, bahkan terkesan terlalu berlebihan.Dia melihat orang-orang yang duduk di dalam ruangan, lalu tiba-tiba berkata, "Janice, mereka nggak mengizinkanku masuk."Janice segera melangkah maju dan menggenggam tangannya, lalu berbisik, "Ibu, kenapa kemari?"Sejak Ivy dan Zachary keluar dari Keluarga Karim, mereka benar-benar telah disingkirkan dan tidak lagi dianggap bagian dari keluarga. Dalam sebagian besar acara, mereka bahkan tidak diberi undangan.Namun, mereka berdua juga tidak keberatan dan lebih menikmati hidup yang bebas. Makanya, Janice tidak mengerti mengapa Ivy tiba-tiba menerobos masuk.Ivy tampak kebingungan. "Bukankah kamu dan Pak Landon yang memanggilku? Katanya Keluarga Luthan ingin makan bersama denganku. Mereka menelepon dengan sangat terburu-buru, jadi aku cuma dandan apa adanya.""Tapi, begitu sampai di sini, pelayan di pintu malah melarangku masuk. Aku sudah berusaha menjelaskan, tapi mereka tetap nggak peduli. Mana mungki

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 578

    Ivy tidak bisa menahan diri dan segera melangkah ke arah Fiona."Tolong jangan bicara sembarangan. Hubunganku dan Zachary bersih dan terhormat, nggak pernah ada yang namanya merebut suami orang."Begitu melihat Ivy, Fiona langsung tampak ketakutan. "Bu, tolong ... jangan seperti ini. Aku salah, aku nggak akan bicara lagi. Aku nggak seharusnya membocorkan hal ini."Padahal Ivy belum menyentuhnya, tetapi Fiona bertingkah seolah-olah telah dipukul seseorang. Di tengah kepanikan, dia mundur dengan tergesa-gesa dan tanpa sengaja menjatuhkan kursi ke lantai.Kursi kayu ukiran itu berbenturan dengan lantai marmer, menimbulkan suara keras yang mengejutkan semua orang.Janice merasa hatinya bergetar. Dia tahu bahwa makan malam ini sudah pasti tidak akan berjalan dengan lancar.Suasana menjadi hening.Ivy menatap tangannya sendiri dan buru-buru menjelaskan, "Aku ... aku nggak menyentuhnya. Aku hanya ingin dia berhenti bicara sembarangan."Elaine berdiri dan berkata dengan kesal, "Aku menghormati

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 579

    "Bu Fiona, tolong sebutkan siapa yang memberitahumu hal ini. Memfitnah ibuku saja sudah keterlaluan, apalagi sampai menyeret nama Keluarga Karim.""Kalau sampai ada yang bilang buah jatuh nggak jauh dari pohonnya, gimana Pak Anwar bisa menghadapi orang-orang di luar nanti?"Setiap kali Janice berbicara, dia melangkah lebih dekat ke arah Fiona.Fiona belum pernah melihat Janice seperti ini sebelumnya. Dia gugup dan tanpa sadar mundur, sampai akhirnya menabrak rak pajangan di belakangnya."Ka ... kamu ...." Dia terbata-bata, tetapi tidak tahu harus membalas apa.Sementara itu, Janice masih menunjukkan ekspresi penuh keyakinan. "Bu Fiona, kita ini rekan kerja dan kamu juga sahabat Rachel, jadi aku sangat percaya dengan karaktermu. Aku hanya khawatir kamu nggak sengaja menyinggung Keluarga Karim."Fiona hanya bisa menarik napas dalam-dalam. Tadinya, dia hanya ingin memprovokasi Janice dan Ivy agar mereka malu di hadapan Keluarga Luthan.Namun, sekarang kenapa malah jadi dirinya yang berhad

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 580

    Fiona bergegas maju, berusaha merebut ponsel dari tangan Janice. Namun, Janice menghindar dengan sigap.Fiona hanya bisa berteriak untuk menghentikannya, "Jangan lapor polisi! Aku ... aku juga hanya mendengar gosip, aku nggak yakin!""Oh, begitu ya? Aku sudah menduga kamu pasti hanya termakan omongan orang lain." Janice menurunkan ponselnya dan mengayunkannya sedikit di tangan. "Kamu beruntung, aku lupa menekan tombol panggil."Saat itu, Fiona sadar bahwa dia telah ditipu oleh Janice. Dia menggigit bibirnya hingga hampir berdarah, tetapi tidak mampu mengatakan sepatah kata pun.Janice menatap Fiona sambil tersenyum. Setelah cukup lama mengenal Fiona, dia tahu gadis ini bukan hanya manja, tetapi juga sok pintar.Elaine mungkin sulit untuk ditaklukkan, tetapi bukan berarti Fiona juga demikian.Setelah masalah ini selesai, Janice mengangkat gelasnya dan memberi salam kepada semua orang, terutama kepada Rachel dan Jason."Maaf, sudah membuat calon mempelai melihat pemandangan yang kurang m

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 581

    Janice merasa sangat sedih saat melihat bayangan di tanah karena dia dan Jason selalu bertemu secara diam-diam. Meskipun sebelumnya mereka pasangan suami istri, mereka juga tidak bisa bersama secara terang-terangan. Setiap kali melihat Rachel merangkul Jason di depan publik, dia berusaha mengingat kembali kehidupan sebelumnya. Namun, di antara mereka selalu ada pembatas.Jason terlihat mabuk karena minum alkohol dan tubuhnya yang besar menindih Janice. Saat bibirnya mendekati pipi Janice, dia berkata dengan nada muram, "Kamu sudah menyetujuinya?"Saat mengatakan itu, tatapan Jason terlihat penuh dengan emosi.Melihat tangan Jason tidak bisa dilepaskan, Janice terpaksa tetap diam dan berkata sambil menganggukkan kepala, "Ya.""Kenapa?" desak Jason."Pak Jason, tadi kamu juga sudah lihat sendiri," kata Janice sambil menatap cahaya yang berada beberapa langkah di depannya dan ekspresi yang sangat kesal."Lihat aku dan jawab," kata Jason lagi.Janice hanya diam dan cemberut, lalu memalingk

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 769

    "Wanita apa? Panggil aku Wanita Ganas Pengayun Golok Tengah Malam," kata Louise yang berdiri di depan Janice dan melihat pria di depannya dengan tatapan ganas.Pria itu bertanya sambil mendesis, "Kamu penulis komik itu, 'kan?"Louise merapikan rambutnya, lalu berkata dengan suara yang menjadi manis, "Kamu ini penggemar fanatik, 'kan?""Aku bukan penggemar fanatik, aku adalah dewa," kata pria itu dengan kesal, lalu melempar sapunya dan menepuk debu di pakaiannya. Setelah itu, dia berjalan melewati Louise dan mendekati Janice.Melihat pria itu sudah mengejar sampai sini, Janice merasa tidak perlu bersembunyi lagi. Lagi pula, pria ini sudah melihatnya mengantar anak. Dia menepuk bahu Louise dan berkata dengan tak berdaya, "Aku kenal dia."Louise terkejut, lalu mulai menebak-nebak. "Jangan-jangan dia ini ... ayahnya Vega?""Jangan sembarang berbicara. Kalau ada yang mendengar, aku akan mati," kata pria itu dengan marah.Mendengar perkataan itu, Janice tersenyum dan menggelengkan kepala kar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 768

    Zion segera maju dan memapah Landon. Saat melihat luka Landon dari dekat, dia langsung mengernyitkan alis. "Pukulan Pak Jason terlalu keras."Landon mengambil handuk dan menyeka sudut bibirnya. "Sudahlah, anggap itu pelampiasan saja. Kalau dia sudah menemukan tempat ini, kita sepertinya nggak bisa menipunya dengan bilang hanya kebetulan saja. Lebih baik beri Janice sedikit waktu lagi.""Tuan Landon, kamu sebenarnya punya niat pribadi juga, 'kan? Kamu ingin lebih dulu menemukan Nona Rachel daripada Pak Jason, 'kan?" kata Zion.Landon sama sekali tidak membantah. Dia sering berpikir apakah semuanya akan berbeda jika dia yang bertemu dengan Janice terlebih dahulu. Oleh karena itu, kali ini dia juga ingin mengambil risiko. "Zion, terus selidiki jejak Janice. Harus lebih cepat dari Pak Jason.""Baik," jawab Zion.....Setelah kembali ke kamar, Jason mengambil handuk dan menyeka tangannya yang terluka dengan tatapan dingin dan ekspresi cuek.Norman baru saja ingin mendekat dan menenangkan, t

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 767

    "Biar aku saja," kata Dipo."Nggak perlu. Kamu ini baru pulang seminggu sekali, cepat pergi lihat orang tuamu," kata Janice sambil tersenyum dan menggendong Vega, lalu berbalik dan masuk ke penginapan.Dipo terbata-bata sejenak, lalu akhirnya memutuskan untuk pergi.Louise mengikuti Janice dan berkata, "Dokter Dipo sepertinya tertarik padamu dan sangat baik dengan Vega juga. Kenapa kamu malah menolaknya?""Sekarang kehidupanku cukup baik, aku hanya butuh Vega saja," jawab Janice sambil memeluk Vega dengan erat. Dia berpikir orang tidak boleh terlalu serakah.Louise mengangkat bahunya dan bertanya dengan penasaran, "Jangan-jangan kamu masih memikirkan ayahnya Vega? Dia itu pria berengsek."Janice langsung menutup telinga Vega. "Jangan sampai anak kecil mendengarnya.""Baiklah. Oh ya. Tadi ada pria yang super tampan datang ke sini, penampilannya itu seperti model," kata Louise sambil terus menggerakkan tangannya.Janice hanya menganggukkan kepala dengan cuek, sama sekali tidak memedulika

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 766

    Saat Janice dan Dipo sedang membicarakan beberapa hal, Louise pergi keluar sambil memegang lolipop. Namun, Vega ternyata tidak berada di sana, dia pun terkejut sampai berkeringat dingin. Dia segera menarik salah satu karyawan dan bertanya, "Mana Vega?"Karyawan itu menunjuk ke toko hadiah di sebelah dan berkata, "Dia ke sana untuk cari makan dan minum lagi."Tetangga serta orang-orang di sekitar sana sudah sangat akrab dan Vega juga anak kecil satu-satunya di jalan itu, sehingga semua orang sangat menyayanginya.Louise baru saja hendak menghela napas lega, tetapi tatapannya tiba-tiba tertuju ke seberang jalan. "Wah .... Pria super tampan!"Karyawan itu pun terkekeh-kekeh. "Mulutmu jangan terbuka begitu .... Memang tampan, tapi kenapa rasanya agak familier?""Kamu jangan bodoh begitu, lihat aku saja," kata Louise sambil merapikan rambutnya dan hendak berjalan ke arah pria itu.Namun, karyawan itu menghentikan Louise. "Kamu yakin mau pakai piama ke sana?"Mendengar perkataan itu, Louise

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 765

    Karakter dalam komik itu fiktif dan gambar anak kecil itu juga hanya mirip dengan Vega sekitar 70% sampai 80% saja. Oleh karena itu, tidak bisa dibilang identik dan tidak termasuk dengan pelanggaran privasi juga. Namun, Louise sangat menyukai Vega, tentu saja tidak ingin mempersulit Janice. "Kalau begitu, nanti aku akan klarifikasi dan ubah penampilan bayi itu.""Baiklah," jawab Janice.Begitu percakapan keduanya selesai, televisi di dinding ruang tamu penginapan tiba-tiba menayangkan berita yang sedang viral. Berita itu berisi gambaran Jason yang memapah Rachel masuk ke dalam rumah sakit, sedangkan Rachel terlihat bergerak dengan sangat pelan. Reporter berspekulasi program kehamilan mereka sudah berhasil.Saat melihat gambaran di layar televisi, Janice langsung tercekat. Setelah dia pergi, Anwar selalu mencari kesempatan di berbagai acara untuk mengumumkan pasangan suami istri itu sedang berusaha memiliki anak. Belakangan ini, Rachel juga ikut mengiakan kabar itu. Dia berpikir seperti

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 764

    Di Moonsea Bay.Janice baru saja menyerahkan kalung yang didesainnya untuk istri Hady si kurir itu.Hady tersenyum dan berkata, "Apa Vega sebentar lagi akan jadi seleb ya?"Janice yang kebingungan pun bertanya, "Apa maksudmu?""Istriku lihat gambar Vega saat sedang melihat-lihat video. Dia bilang sekarang banyak orang yang bilang dia mirip seseorang yang sangat terkenal ... namanya aku sudah lupa."Setelah mengatakan itu, perhatian Hady langsung tertuju pada kalung di dalam kotak. "Wah. Nona Janice, kamu benar-benar hebat. Aku nggak menyangka hanya dengan empat jutaan saja sudah bisa membeli kalung yang begitu bagus. Istriku pasti suka."Hady menutup kotaknya dengan hati-hati, lalu menyimpannya ke dalam saku di dalam jaketnya.Namun, Janice masih memikirkan perkataan Hady tadi. "Hady, gambar Vega apa yang tadi kamu maksud?""Itu komik yang digambar Nona Tukang Jerit di penginapanmu. Istriku bilang ceritanya sangat lucu dan karakter bayi yang baru muncul itu yang begitu mirip dengan Veg

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 763

    Tanpa perlu dijelaskan, Norman tahu Arya pasti mengerti orang yang dimaksudnya adalah Janice. Dia meminta Arya melakukan itu karena merasa foto itu mungkin bisa membantu Jason di saat krusial.Saat terpikir Jason, Arya tersenyum pahit. Dia adalah orang yang paling mengerti kondisi Jason selama tiga tahun ini. Hanya saja, rencana seperti ini sering tiba-tiba berubah.Setelah mengajukan cuti dan hendak memesan tiket pesawat ke Kota Genggi, ponsel Arya tiba-tiba menerima pesan dari Zion.[ Aku menemani tuan mudaku dinas ke Kota Genggi. Bagaimana kalau aku terbang ke Kota Pakisa untuk bertemu denganmu? Tenang saja, aku nggak membawa anak. ]Arya langsung menyadari Zion juga sudah tahu dan merasa ada firasat buruk.Firasat buruk Arya memang benar. Pada detik berikutnya, Norman pun menerima perintah dari Jason. "Pak Jason sudah tahu Pak Landon pergi ke Kota Genggi. Dia suruh aku mengatur perjalanannya ke sana juga.""Habis sudah ...." Arya langsung merasa kesulitan.Keduanya pun akhirnya sep

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 762

    Lima menit kemudian, Arya sudah terikat di kursi kantornya. Dia menatap Norman dan berkata sambil tersenyum, "Jangan main-main lagi, sebentar lagi aku harus keliling kamar pasien."Norman bersandar di meja dan berkata dengan ekspresi serius, "Minggu ini giliranmu jaga klinik, jadi kamu nggak perlu keliling kamar pasien. Jangan harap bisa menghindar. Cepat katakan, itu anak siapa?""Punya Zion," jawab Arya dengan sangat serius dan tegas.Sudut bibir Norman berkedut, lalu mengernyitkan alisnya dan berkata, "Kamu tahu maksudku."Arya mengalihkan pandangannya. "Hanya komik, kebetulan saja.""Kalau hanya kita bertiga yang mirip dengan karakter di komik itu, masih bisa dibilang kebetulan. Tapi, penampilan anak kecil itu hanya kamu, aku, dan Pak Jason saja yang tahu, siapa yang bisa gambar sampai begitu detail? Kecuali dia benar-benar ada. Perlu aku teruskan lagi?" jelas Norman."Bisakah kamu nggak seperti Pak Jason? Aku benar-benar nggak tahu," kata Arya sambil memalingkan wajahnya dengan gu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 761

    Saat Janice mengatakan itu, Louise merasa makin bersemangat. "Aku tiba-tiba dapat inspirasi, aku naik ke atas dulu."Melihat Louise berlari dengan cepat, Janice juga tidak terlalu memikirkannya karena kebetulan jam di dinding menunjukkan sudah waktunya untuk menjemput anak. Dia berjalan kaki menuju TK di kota. Pukul setengah empat, kelas penitipan anak pun pulang terlebih dahulu. Seorang anak kecil memakai topi kuning dan rambutnya dikepang dua berlari terhuyung-huyung ke arahnya."Mama, aku rindu kamu," kata Vega.Janice menggendong Vega, lalu mengeluarkan sebuah permen dari sakunya. "Guru bilang hari ini kamu paling baik, jadi ini hadiah untukmu.""Wah. Mama, terima kasih," kata Vega dengan sepasang mata yang terlihat bersinar, bahkan sempat mengecup pipi Janice.Setiap kali Vega mengecupnya seperti ini, Janice selalu merasa sangat bersyukur telah pergi dari kehidupan sebelumnya karena sekarang Vega akhirnya kembali lagi ke sisinya. Tanpa kehidupan yang mewah sekaligus menyesakkan se

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status