Share

Bab 642

Author: Danira Widia
Janice menemukan Naura yang sedang menonton keributan di pintu utama supermarket.

"Janice, kamu baik-baik saja, 'kan? Tadi aku terdorong keluar dan nggak bisa keluar lagi," kata Naura sambil merapikan gaunnya yang kacau karena terdorong orang.

"Nggak apa-apa. Tadi aku keluar lewat pintu samping," jelas Janice.

"Kamu memang pintar. Ayo pergi, kita cepat pulang. Ini sudah hampir jam satu, kita naik taksi saja. Aku sengaja beli iga, nanti aku bikin sup untukmu," kata Naura sambil mengeluarkan ponselnya untuk melihat waktu.

"Kita makan yang simpel saja, nggak perlu repot-repot," kata Janice yang merasa hari ini Naura terlihat agak aneh. Naura biasanya agak cerewet, tetapi sekarang malah begitu perhatian.

Setelah membantu Janice ke pinggir jalan untuk naik taksi, Naura mengomel, "Nggak boleh asal makan. Tanganmu masih terluka, kamu harus makan yang bergizi."

Janice masih kebingungan, tetapi dia tetap ikut masuk ke dalam mobil bersama Naura. Dalam perjalanan pulang, Naura menunjuk sayur di d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
carlotta
sepertinya naura sdh lama direkrut jd agennya jason,setelah diculik azka
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 643

    "Pak Jason masih belum datang?" tanya Landon."Belakangan ini dia sangat sibuk. Datang agak telat juga nggak apa-apa, aku akan menunggunya," jawab Rachel yang berusaha membela Jason.Melihat adiknya seperti itu, Landon merasa agak tidak tega. "Rachel, kalau ....""Aku nggak apa-apa, jangan berpikir sembarangan. Dia memang selalu sibuk. Nanti setelah menikah, kita akan punya lebih banyak waktu untuk bersama," kata Rachel yang bersikeras menyela.Melihat sikap Rachel, Landon juga tidak berbicara lebih banyak lagi.Pada saat itu, terdengar suara kepala pelayan dari arah pintu. "Pak Jason.""Ya," jawab Jason sambil melangkah masuk ke ruangan itu dengan tatapan yang dingin dan aura yang memancar dari tubuhnya membuat orang takut. Dia melirik wanita yang duduk di samping Anwar, lalu maju dengan tanpa ekspresi.Anwar berdiri dan berkata, "Karena semuanya sudah datang, aku akan memperkenalkan kalian dulu. Ini kerabat jauh Keluarga Karim, Rensia. Ibunya sudah lama tinggal di luar negeri. Sekara

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 644

    Janice menemukan Landon dan wanita itu berada di bagian luka bakar di rumah sakit dan membelakangi pintu. Saat dokter dan perawat sedang merawat luka bakar itu, wanita itu langsung menyandarkan diri ke pelukan Landon."Sakit sekali, aku sangat takut," kata wanita itu.Janice merasa sangat familier dengan suara itu, tetapi dia tidak bisa mengingat di mana pernah mendengar suara itu.Namun, ada seorang perawat yang datang sambil membawa obat. "Nona, tolong minggir sebentar."Suara dari perawat itu membuat Landon dan wanita itu yang berada di dalam ruangan terkejut dan menoleh secara bersamaan.Landon terkejut dan memanggil, "Janice."Janice akhirnya bisa melihat jelas wajah wanita itu yang ternyata wanita di supermarket kemarin, Rensia. Ekspresi Rensia terlihat tetap tenang saat melihatnya, seolah-olah sudah memprediksi mereka akan bertemu lagi. Sepertinya, kebetulan bertemu di supermarket itu memang sengaja diatur. Rensia perlahan-lahan bersandar ke Landon dan tatapannya menantang saat

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 645

    "Nona, Tuan Anwar ada di ruang kerja," kata kepala pelayan itu."Ya," jawab Rensia sambil tersenyum dingin, lalu berbalik dan mengikuti kepala pelayan itu masuk ke ruang kerja.Saat menutup pintu, kepala pelayan bahkan sengaja membanting pintunya dengan keras.Pada detik berikutnya, terdengar suara benda terjatuh ke lantai dan teriakan. "Dasar nggak berguna! Bisa-bisanya dikembalikan orang dalam keadaan utuh."....Di ruang terapi rumah sakit.Setelah mengenakan alat penyangga, Janice langsung merasa sangat sakit sampai seluruh tubuhnya penuh dengan keringat dingin. "Sakit sekali.""Tahan sebentar, ini untuk mencegah ototmu mengecil," kata dokter mengingatkan."Ya," jawab Janice sambil menahan rasa sakit dan menganggukkan kepala. Namun, begitu dokter pergi, dia langsung menggigit bibir karena tidak sanggup menahan rasa sakitnya lagi sampai mulutnya penuh dengan amis darah. Karena tidak ingin orang lain melihatnya dalam keadaan lemah, dia hanya bisa menundukkan kepala dan terus menahann

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 646

    Suara Jason dan Janice sudah mengganggu pasien lainnya yang sedang menjalani terapi di ruangan depan, bahkan beberapa dari mereka sampai menoleh ke arah keduanya.Setelah menjaga jarak, Janice juga tidak menatap Jason lagi.Melihat sikap Janice yang dingin, tatapan Jason menjadi makin muram dan berkata, "Aku tunggu kamu di luar."Setelah mengatakan itu, Jason berdiri dan meninggalkan ruangan itu.Namun, Janice yang berada di belakang kembali berkata, "Pak Jason, bisakah kamu pergi? Makin jauh makin baik, aku benar-benar nggak ingin melihatmu lagi."Jason tertegun sejenak saat mendengar perkataan itu, lalu kembali melangkah dengan punggung yang terlihat sepi.Satu jam kemudian, terapi Janice akhirnya selesai. Saat dia hendak berdiri, sebuah tangan tiba-tiba mengambil tasnya."Maaf, aku datang terlambat," kata Landon dengan ekspresi menyesal."Nggak apa-apa. Kondisi Nona Rensia sudah membaik?" tanya Janice."Kamu kenal dia?" tanya Landon yang langsung menangkap sesuatu dari perkataannya.

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 647

    Janice tidak marah saat mendengar perkataan Fiona, melainkan tersenyum. "Kalau begitu, kenapa Keluarga Luther nggak mau kamu yang sehat dan punya latar keluarga bagus?""Dasar sombong! Hubunganmu dan Pak Landon hanya sementara, kamu pikir dia benar-benar akan menikahimu?" kata Fiona sambil mendengus.Janice menatap Fiona dan berpikir sejenak, lalu mendekati Janice dan berbisik, "Mungkin aku nggak bisa, tapi aku tahu kamu juga nggak bisa."Dia tidak menjelaskan maksudnya, melainkan mengangkat kantongnya dan berpamitan dengan rekan kerja lainnya.Fiona yang masih belum mengerti pun mengejar Janice dan berteriak, "Janice, berhenti. Jelaskan ucapanmu tadi, kenapa kamu bisa yakin aku nggak bisa bersama Pak Landon?"Janice pun meniru sikap Fiona sebelumnya, pura-pura terkejut dan berkata, "Ternyata kamu benar-benar nggak tahu ya?""Tahu apa?" tanya Fiona dengan kesal sambil menarik tas Janice."Kamu yakin bisa menikah dengan Pak Landon karena Bu Elaine membantumu, 'kan? Tapi, aku dengar Pak

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 648

    Saat pulang, Janice melihat Naura sudah menyiapkan makan malam. Dia pun bertanya dengan heran, "Kak Naura, hari ini kamu nggak masuk kerja lagi?"Setelah berhenti sejenak, Naura kembali menyajikan hidangannya dan menjelaskan sambil menundukkan kepala, "Cutiku masih banyak, jadi bos mengizinkanku untuk istirahat dua hari lagi.""Ya," jawab Janice sambil mencuci tangan dan bersiap untuk makan.Begitu duduk, Janice melihat Naura menyajikan hidangan lainnya. Hidangan itu adalah sup burung dara dengan banyak herbal di dalamnya, sama seperti hidangan yang pernah disajikan pelayan di rumah Keluarga Karim. Meskipun tidak mengenal semua herbal itu, ada satu herbal yang dia tahu harganya sangat mahal sampai mencapai jutaan.Janice menyendok sepotong irisan herbal itu dan bertanya, "Kak Naura, apa aku sudah sekarat sampai harus makan tanduk beludru?""Jangan sembarangan."Setelah menyodorkan sepotong iga pada Janice, Naura berdeham dan menjelaskan, "Sup burung dara dengan tanduk beludru ini sanga

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 649

    Janice menutup ponselnya dan menggigit sepotong kue, lalu berkomentar, "Kuenya nggak seenak yang waktu itu. Kayak ada rasa yang aneh."Rasa aneh?" Landon tampak curiga.Janice menyodorkan kuenya ke hadapan Landon. "Kalau nggak percaya, coba cium."Landon menunduk untuk menciumnya, tapi tiba-tiba ekspresinya berubah. "Kamu tahu aku sempat ketemu Rensia?""Mm, aroma parfumnya sangat khas. Sulit dilupakan," jawab Janice tenang.Landon menatapnya selama beberapa saat. "Kamu marah?"Janice menjawab refleks, "Nggak kok. Memangnya dia nyari kamu karena urusan penting?"Kalimat itu terdengar biasa saja, tetapi cukup untuk membuat suasana di meja makan seketika hening. "Janice, kamu seharusnya marah," ujar Landon dengan suara rendah."Aku ... aku cuma nggak mau salah paham sama kamu," Janice menjawab gugup.Landon meraih tangannya dan menggengganya. "Nggak apa-apa, pelan-pelan saja. Aku cuma berharap kamu bisa sedikit lebih khawatir sama aku. Kamu nggak takut aku direbut orang?"Landon melontar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 650

    "Janice, ada apa?" panggil Landon.Janice tersadar dan meletakkan ponselnya. "Rachel barusan mengonfirmasi lagi soal waktu pesta lajang. Katanya dia sudah nyiapin baju untuk pesta topeng.""Pesta topeng? Ternyata dia benar-benar nurutin ide Fiona," gumam Landon pelan."Fiona? Jadi itu ide Fiona?" Janice bertanya penasaran."Ya, kemarin Rachel sempat bilang. Katanya waktu di luar negeri dia seharusnya ikut pesta topeng yang sangat terkenal, tapi karena cedera, dia batal ikut. Jadi Fiona ingin bantu mewujudkan keinginannya sebelum dia menikah."Begitu mendengar soal cedera, Janice refleks menunduk dan menatap tangannya yang masih belum sepenuhnya pulih.Landon menyadari arah pandangannya, lalu langsung berkata, "Kalau kamu nggak mau pergi, aku bisa bantu tolak Rachel.""Nggak apa-apa, aku sudah janji. Jadi ya, ikut saja."Janice benar-benar tidak mau merusak hari bahagia orang lain, apalagi acara ini ada hubungannya dengan Fiona. Kalau urusan ngomong sembarangan, Fionamemang jagonya.Ber

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 765

    Karakter dalam komik itu fiktif dan gambar anak kecil itu juga hanya mirip dengan Vega sekitar 70% sampai 80% saja. Oleh karena itu, tidak bisa dibilang identik dan tidak termasuk dengan pelanggaran privasi juga. Namun, Louise sangat menyukai Vega, tentu saja tidak ingin mempersulit Janice. "Kalau begitu, nanti aku akan klarifikasi dan ubah penampilan bayi itu.""Baiklah," jawab Janice.Begitu percakapan keduanya selesai, televisi di dinding ruang tamu penginapan tiba-tiba menayangkan berita yang sedang viral. Berita itu berisi gambaran Jason yang memapah Rachel masuk ke dalam rumah sakit, sedangkan Rachel terlihat bergerak dengan sangat pelan. Reporter berspekulasi program kehamilan mereka sudah berhasil.Saat melihat gambaran di layar televisi, Janice langsung tercekat. Setelah dia pergi, Anwar selalu mencari kesempatan di berbagai acara untuk mengumumkan pasangan suami istri itu sedang berusaha memiliki anak. Belakangan ini, Rachel juga ikut mengiakan kabar itu. Dia berpikir seperti

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 764

    Di Moonsea Bay.Janice baru saja menyerahkan kalung yang didesainnya untuk istri Hady si kurir itu.Hady tersenyum dan berkata, "Apa Vega sebentar lagi akan jadi seleb ya?"Janice yang kebingungan pun bertanya, "Apa maksudmu?""Istriku lihat gambar Vega saat sedang melihat-lihat video. Dia bilang sekarang banyak orang yang bilang dia mirip seseorang yang sangat terkenal ... namanya aku sudah lupa."Setelah mengatakan itu, perhatian Hady langsung tertuju pada kalung di dalam kotak. "Wah. Nona Janice, kamu benar-benar hebat. Aku nggak menyangka hanya dengan empat jutaan saja sudah bisa membeli kalung yang begitu bagus. Istriku pasti suka."Hady menutup kotaknya dengan hati-hati, lalu menyimpannya ke dalam saku di dalam jaketnya.Namun, Janice masih memikirkan perkataan Hady tadi. "Hady, gambar Vega apa yang tadi kamu maksud?""Itu komik yang digambar Nona Tukang Jerit di penginapanmu. Istriku bilang ceritanya sangat lucu dan karakter bayi yang baru muncul itu yang begitu mirip dengan Veg

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 763

    Tanpa perlu dijelaskan, Norman tahu Arya pasti mengerti orang yang dimaksudnya adalah Janice. Dia meminta Arya melakukan itu karena merasa foto itu mungkin bisa membantu Jason di saat krusial.Saat terpikir Jason, Arya tersenyum pahit. Dia adalah orang yang paling mengerti kondisi Jason selama tiga tahun ini. Hanya saja, rencana seperti ini sering tiba-tiba berubah.Setelah mengajukan cuti dan hendak memesan tiket pesawat ke Kota Genggi, ponsel Arya tiba-tiba menerima pesan dari Zion.[ Aku menemani tuan mudaku dinas ke Kota Genggi. Bagaimana kalau aku terbang ke Kota Pakisa untuk bertemu denganmu? Tenang saja, aku nggak membawa anak. ]Arya langsung menyadari Zion juga sudah tahu dan merasa ada firasat buruk.Firasat buruk Arya memang benar. Pada detik berikutnya, Norman pun menerima perintah dari Jason. "Pak Jason sudah tahu Pak Landon pergi ke Kota Genggi. Dia suruh aku mengatur perjalanannya ke sana juga.""Habis sudah ...." Arya langsung merasa kesulitan.Keduanya pun akhirnya sep

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 762

    Lima menit kemudian, Arya sudah terikat di kursi kantornya. Dia menatap Norman dan berkata sambil tersenyum, "Jangan main-main lagi, sebentar lagi aku harus keliling kamar pasien."Norman bersandar di meja dan berkata dengan ekspresi serius, "Minggu ini giliranmu jaga klinik, jadi kamu nggak perlu keliling kamar pasien. Jangan harap bisa menghindar. Cepat katakan, itu anak siapa?""Punya Zion," jawab Arya dengan sangat serius dan tegas.Sudut bibir Norman berkedut, lalu mengernyitkan alisnya dan berkata, "Kamu tahu maksudku."Arya mengalihkan pandangannya. "Hanya komik, kebetulan saja.""Kalau hanya kita bertiga yang mirip dengan karakter di komik itu, masih bisa dibilang kebetulan. Tapi, penampilan anak kecil itu hanya kamu, aku, dan Pak Jason saja yang tahu, siapa yang bisa gambar sampai begitu detail? Kecuali dia benar-benar ada. Perlu aku teruskan lagi?" jelas Norman."Bisakah kamu nggak seperti Pak Jason? Aku benar-benar nggak tahu," kata Arya sambil memalingkan wajahnya dengan gu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 761

    Saat Janice mengatakan itu, Louise merasa makin bersemangat. "Aku tiba-tiba dapat inspirasi, aku naik ke atas dulu."Melihat Louise berlari dengan cepat, Janice juga tidak terlalu memikirkannya karena kebetulan jam di dinding menunjukkan sudah waktunya untuk menjemput anak. Dia berjalan kaki menuju TK di kota. Pukul setengah empat, kelas penitipan anak pun pulang terlebih dahulu. Seorang anak kecil memakai topi kuning dan rambutnya dikepang dua berlari terhuyung-huyung ke arahnya."Mama, aku rindu kamu," kata Vega.Janice menggendong Vega, lalu mengeluarkan sebuah permen dari sakunya. "Guru bilang hari ini kamu paling baik, jadi ini hadiah untukmu.""Wah. Mama, terima kasih," kata Vega dengan sepasang mata yang terlihat bersinar, bahkan sempat mengecup pipi Janice.Setiap kali Vega mengecupnya seperti ini, Janice selalu merasa sangat bersyukur telah pergi dari kehidupan sebelumnya karena sekarang Vega akhirnya kembali lagi ke sisinya. Tanpa kehidupan yang mewah sekaligus menyesakkan se

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 760

    [ Hubungan kita cukup sampai di sini saja. ]Jason menatap tulisan itu cukup lama sebelum akhirnya kembali tersadar. Tenggorokannya kering, suaranya serak saat berkata, "Tega sekali ...."Seolah-olah sudah bisa menebak isi surat itu, wajahnya tetap datar tanpa ekspresi. Jason lantas meletakkan kedua surat itu berdampingan, mengambil dua gelang kapibara dari dalam lemari.Plak. Suara kecil terdengar saat gelang itu melingkar erat di pergelangan tangannya. Dia mengepalkan tangannya, menatap lekat-lekat dua kalimat yang menghantam hatinya.[ Kita jadian yuk. ][ Hubungan kita cukup sampai di sini saja. ]Seakan-akan baru saja mendapatkan sesuatu di detik sebelumnya, lalu langsung kehilangan di detik berikutnya.Wajah Jason perlahan memucat, matanya memerah. Dia menunduk sedikit untuk menyembunyikan kesedihannya."Janice, kembalilah."....Tiga tahun kemudian, di Moonsea Bay. Kurir bernama Hady sedang mengangkat paket-paket ke dalam mobil."Bu Janice, sepertinya tahun ini toko online-mu la

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 759

    Kebetulan tangannya menyentuh kunci itu. Kira-kira, kunci yang satu lagi untuk apa?Jason mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, tetapi tidak melihat lemari yang terkunci. Dia pun berdiri dan melangkah ke kamar utama, ruangan yang paling tidak ingin dia buka. Meskipun sudah berlalu begitu lama, aroma Janice masih memenuhi setiap sudut ruangan.Pandangannya akhirnya tertuju pada satu-satunya lemari di sudut ruangan yang tidak ditutupi kain penutup debu, seolah-olah sedang menuntunnya.Jason membawa kunci itu mendekat dan membukanya dengan mudah. Yang terpampang di depan adalah semua hal yang berkaitan dengan dirinya dan Janice. Janice tidak membawa apa pun.Bahkan, gelang kapibara yang mereka menangkan bersama di pasar malam bertahun-tahun lalu pun masih ada di sana.Dua gelang itu tersimpan di dalam lemari, masing-masing menekan dua pucuk surat. Satu surat beramplop merah muda sudah tampak memudar warnanya, jelas sudah ada sejak bertahun-tahun yang lalu.Yang satu lagi hanya amplop

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 758

    Jason sangat paham arti sebenarnya dari desakan Anwar soal anak. Selain untuk mengikatnya, itu juga cara agar Keluarga Karim dan Keluarga Luthan terikat erat satu sama lain.Jason tidak akan membiarkan Anwar mendapatkan apa yang dia inginkan. Karena itulah, dia sudah mempersiapkan segalanya sejak awal.Saat ini, seluruh ruang makan menjadi hening. Bahkan saat sendok di tangan Rachel jatuh ke lantai, tidak ada yang bereaksi.Semua orang tahu Ivy tidak bisa punya anak, sementara Zachary lebih memilih terus diserang daripada menceraikannya. Jadi, satu-satunya harapan garis keturunan Keluarga Karim ada pada Jason.Kini, Jason telah melakukan vasektomi. Itu artinya, dia benar-benar memutus harapan Anwar.Dada Anwar naik turun. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya berbicara, "Jangan bercanda seperti itu. Aku cuma seorang ayah yang ingin melihat cucuku lahir dengan mataku sendiri.""Kamu sudah punya cucu. Namanya Yoshua. Lupa secepat itu?" timpal Jason dengan datar."Yang sudah berl

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 757

    "Kenapa aku merasa Jason sekarang lebih pendiam dari sebelumnya?""Katanya tahun pertama pernikahan itu manis seperti madu, tapi lihat deh dia, apa kelihatan kayak pengantin baru?""Shh!"Seseorang menegur pelan.Dua orang yang sedang berbicara itu langsung diam saat melihat Rachel berjalan pelan di belakang Jason.Rachel mendengarnya, menggigit bibir sambil mempertahankan senyum di wajahnya.Saat makan siang, semua orang duduk sesuai dengan tempat duduk yang sudah ditentukan. Zachary dan Ivy memandangi ruangan, baru melihat nama mereka di pojok ruangan.Kebetulan saat itu Elaine masuk, menatap posisi duduk di barisan depan, lalu melihat ke arah mereka berdua dan mengejek dengan tawa sinis.Zachary menatap Ivy dengan pasrah. "Kalau kamu nggak enak badan, aku bisa minta orang antar kamu pulang dulu."Ivy tersenyum. "Nggak apa-apa. Dulu kita makan jajanan di pinggir jalan juga santai saja, 'kan? Di sini juga tenang. Kamu itu bagian dari Keluarga Karim, nggak usah bikin keadaan tambah can

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status