Share

Bab 643

Penulis: Danira Widia
"Pak Jason masih belum datang?" tanya Landon.

"Belakangan ini dia sangat sibuk. Datang agak telat juga nggak apa-apa, aku akan menunggunya," jawab Rachel yang berusaha membela Jason.

Melihat adiknya seperti itu, Landon merasa agak tidak tega. "Rachel, kalau ...."

"Aku nggak apa-apa, jangan berpikir sembarangan. Dia memang selalu sibuk. Nanti setelah menikah, kita akan punya lebih banyak waktu untuk bersama," kata Rachel yang bersikeras menyela.

Melihat sikap Rachel, Landon juga tidak berbicara lebih banyak lagi.

Pada saat itu, terdengar suara kepala pelayan dari arah pintu. "Pak Jason."

"Ya," jawab Jason sambil melangkah masuk ke ruangan itu dengan tatapan yang dingin dan aura yang memancar dari tubuhnya membuat orang takut. Dia melirik wanita yang duduk di samping Anwar, lalu maju dengan tanpa ekspresi.

Anwar berdiri dan berkata, "Karena semuanya sudah datang, aku akan memperkenalkan kalian dulu. Ini kerabat jauh Keluarga Karim, Rensia. Ibunya sudah lama tinggal di luar negeri. Sekara
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Zhen Zhen
rensia apakah adiknya jason anak haramnya anwar
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 644

    Janice menemukan Landon dan wanita itu berada di bagian luka bakar di rumah sakit dan membelakangi pintu. Saat dokter dan perawat sedang merawat luka bakar itu, wanita itu langsung menyandarkan diri ke pelukan Landon."Sakit sekali, aku sangat takut," kata wanita itu.Janice merasa sangat familier dengan suara itu, tetapi dia tidak bisa mengingat di mana pernah mendengar suara itu.Namun, ada seorang perawat yang datang sambil membawa obat. "Nona, tolong minggir sebentar."Suara dari perawat itu membuat Landon dan wanita itu yang berada di dalam ruangan terkejut dan menoleh secara bersamaan.Landon terkejut dan memanggil, "Janice."Janice akhirnya bisa melihat jelas wajah wanita itu yang ternyata wanita di supermarket kemarin, Rensia. Ekspresi Rensia terlihat tetap tenang saat melihatnya, seolah-olah sudah memprediksi mereka akan bertemu lagi. Sepertinya, kebetulan bertemu di supermarket itu memang sengaja diatur. Rensia perlahan-lahan bersandar ke Landon dan tatapannya menantang saat

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 645

    "Nona, Tuan Anwar ada di ruang kerja," kata kepala pelayan itu."Ya," jawab Rensia sambil tersenyum dingin, lalu berbalik dan mengikuti kepala pelayan itu masuk ke ruang kerja.Saat menutup pintu, kepala pelayan bahkan sengaja membanting pintunya dengan keras.Pada detik berikutnya, terdengar suara benda terjatuh ke lantai dan teriakan. "Dasar nggak berguna! Bisa-bisanya dikembalikan orang dalam keadaan utuh."....Di ruang terapi rumah sakit.Setelah mengenakan alat penyangga, Janice langsung merasa sangat sakit sampai seluruh tubuhnya penuh dengan keringat dingin. "Sakit sekali.""Tahan sebentar, ini untuk mencegah ototmu mengecil," kata dokter mengingatkan."Ya," jawab Janice sambil menahan rasa sakit dan menganggukkan kepala. Namun, begitu dokter pergi, dia langsung menggigit bibir karena tidak sanggup menahan rasa sakitnya lagi sampai mulutnya penuh dengan amis darah. Karena tidak ingin orang lain melihatnya dalam keadaan lemah, dia hanya bisa menundukkan kepala dan terus menahann

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 646

    Suara Jason dan Janice sudah mengganggu pasien lainnya yang sedang menjalani terapi di ruangan depan, bahkan beberapa dari mereka sampai menoleh ke arah keduanya.Setelah menjaga jarak, Janice juga tidak menatap Jason lagi.Melihat sikap Janice yang dingin, tatapan Jason menjadi makin muram dan berkata, "Aku tunggu kamu di luar."Setelah mengatakan itu, Jason berdiri dan meninggalkan ruangan itu.Namun, Janice yang berada di belakang kembali berkata, "Pak Jason, bisakah kamu pergi? Makin jauh makin baik, aku benar-benar nggak ingin melihatmu lagi."Jason tertegun sejenak saat mendengar perkataan itu, lalu kembali melangkah dengan punggung yang terlihat sepi.Satu jam kemudian, terapi Janice akhirnya selesai. Saat dia hendak berdiri, sebuah tangan tiba-tiba mengambil tasnya."Maaf, aku datang terlambat," kata Landon dengan ekspresi menyesal."Nggak apa-apa. Kondisi Nona Rensia sudah membaik?" tanya Janice."Kamu kenal dia?" tanya Landon yang langsung menangkap sesuatu dari perkataannya.

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 647

    Janice tidak marah saat mendengar perkataan Fiona, melainkan tersenyum. "Kalau begitu, kenapa Keluarga Luther nggak mau kamu yang sehat dan punya latar keluarga bagus?""Dasar sombong! Hubunganmu dan Pak Landon hanya sementara, kamu pikir dia benar-benar akan menikahimu?" kata Fiona sambil mendengus.Janice menatap Fiona dan berpikir sejenak, lalu mendekati Janice dan berbisik, "Mungkin aku nggak bisa, tapi aku tahu kamu juga nggak bisa."Dia tidak menjelaskan maksudnya, melainkan mengangkat kantongnya dan berpamitan dengan rekan kerja lainnya.Fiona yang masih belum mengerti pun mengejar Janice dan berteriak, "Janice, berhenti. Jelaskan ucapanmu tadi, kenapa kamu bisa yakin aku nggak bisa bersama Pak Landon?"Janice pun meniru sikap Fiona sebelumnya, pura-pura terkejut dan berkata, "Ternyata kamu benar-benar nggak tahu ya?""Tahu apa?" tanya Fiona dengan kesal sambil menarik tas Janice."Kamu yakin bisa menikah dengan Pak Landon karena Bu Elaine membantumu, 'kan? Tapi, aku dengar Pak

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 648

    Saat pulang, Janice melihat Naura sudah menyiapkan makan malam. Dia pun bertanya dengan heran, "Kak Naura, hari ini kamu nggak masuk kerja lagi?"Setelah berhenti sejenak, Naura kembali menyajikan hidangannya dan menjelaskan sambil menundukkan kepala, "Cutiku masih banyak, jadi bos mengizinkanku untuk istirahat dua hari lagi.""Ya," jawab Janice sambil mencuci tangan dan bersiap untuk makan.Begitu duduk, Janice melihat Naura menyajikan hidangan lainnya. Hidangan itu adalah sup burung dara dengan banyak herbal di dalamnya, sama seperti hidangan yang pernah disajikan pelayan di rumah Keluarga Karim. Meskipun tidak mengenal semua herbal itu, ada satu herbal yang dia tahu harganya sangat mahal sampai mencapai jutaan.Janice menyendok sepotong irisan herbal itu dan bertanya, "Kak Naura, apa aku sudah sekarat sampai harus makan tanduk beludru?""Jangan sembarangan."Setelah menyodorkan sepotong iga pada Janice, Naura berdeham dan menjelaskan, "Sup burung dara dengan tanduk beludru ini sanga

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 649

    Janice menutup ponselnya dan menggigit sepotong kue, lalu berkomentar, "Kuenya nggak seenak yang waktu itu. Kayak ada rasa yang aneh."Rasa aneh?" Landon tampak curiga.Janice menyodorkan kuenya ke hadapan Landon. "Kalau nggak percaya, coba cium."Landon menunduk untuk menciumnya, tapi tiba-tiba ekspresinya berubah. "Kamu tahu aku sempat ketemu Rensia?""Mm, aroma parfumnya sangat khas. Sulit dilupakan," jawab Janice tenang.Landon menatapnya selama beberapa saat. "Kamu marah?"Janice menjawab refleks, "Nggak kok. Memangnya dia nyari kamu karena urusan penting?"Kalimat itu terdengar biasa saja, tetapi cukup untuk membuat suasana di meja makan seketika hening. "Janice, kamu seharusnya marah," ujar Landon dengan suara rendah."Aku ... aku cuma nggak mau salah paham sama kamu," Janice menjawab gugup.Landon meraih tangannya dan menggengganya. "Nggak apa-apa, pelan-pelan saja. Aku cuma berharap kamu bisa sedikit lebih khawatir sama aku. Kamu nggak takut aku direbut orang?"Landon melontar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 650

    "Janice, ada apa?" panggil Landon.Janice tersadar dan meletakkan ponselnya. "Rachel barusan mengonfirmasi lagi soal waktu pesta lajang. Katanya dia sudah nyiapin baju untuk pesta topeng.""Pesta topeng? Ternyata dia benar-benar nurutin ide Fiona," gumam Landon pelan."Fiona? Jadi itu ide Fiona?" Janice bertanya penasaran."Ya, kemarin Rachel sempat bilang. Katanya waktu di luar negeri dia seharusnya ikut pesta topeng yang sangat terkenal, tapi karena cedera, dia batal ikut. Jadi Fiona ingin bantu mewujudkan keinginannya sebelum dia menikah."Begitu mendengar soal cedera, Janice refleks menunduk dan menatap tangannya yang masih belum sepenuhnya pulih.Landon menyadari arah pandangannya, lalu langsung berkata, "Kalau kamu nggak mau pergi, aku bisa bantu tolak Rachel.""Nggak apa-apa, aku sudah janji. Jadi ya, ikut saja."Janice benar-benar tidak mau merusak hari bahagia orang lain, apalagi acara ini ada hubungannya dengan Fiona. Kalau urusan ngomong sembarangan, Fionamemang jagonya.Ber

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 651

    Barulah saat itu Janice menyadari bahwa dirinya telah dipermainkan oleh Rensia. Dia mengatupkan bibirnya, lalu berkata dengan nada dingin, "Urusanku nggak ada hubungannya denganmu. Sepertinya kamu salah orang.""Aku ke sini bukan untuk berdiskusi denganmu, Janice. Kamu seharusnya tahu, kamu nggak akan bisa mengalahkanku."Rensia memainkan cangkir kopinya. Sorot mata hitamnya tiba-tiba menjadi sedingin es.Janice menahan napas. Untuk sesaat, dia bahkan merasa seperti sedang berhalusinasi. Dia pernah melihat tatapan seperti itu dari mata Jason.Dalam keadaan linglung, pelayan datang mengantarkan hidangan penutup dari paket makan. Salah satu pelayan baru saja mengangkat tangannya, Rensia langsung menghindar secara refleks dengan ekspresi yang aneh.Bahkan pelayan itu juga terkejut dengan reaksi Rensia, seolah-olah seseorang baru saja mencoba memukulnya.Mengingat persoalan sepatu datar itu, Janice segera berdiri di hadapan Rensia. "Berikan padaku saja."Pelayan itu mengangguk dan menyerah

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 773

    Jason tersenyum. "Baiklah, aku akan menunggu."Saat Jason menerima Vega yang agak memberontak, Hady langsung tertegun saat menatap mereka. "Pantas saja aku merasa kamu begitu familier, kalian berdua ....""Keluarga pasien! Keluarga pasien!" teriak perawat."Aku segera ke sana," jawab Hady.Setelah Hady pergi, Vega mengangkat kepala dan menatap wajah Jason. Namun, dia tidak menangis ataupun marah.Meskipun anak itu ada di depan mata, Jason masih merasa semuanya tidak nyata. Dia memeluk Vega dengan lebih erat dan menarik Vega agar lebih dekat dengan hati-hati. Saat dia bisa mencium aroma khas tubuh Vega dan bahkan ada sedikit bau Janice yang samar-samar, dia baru berani yakin anak ini adalah Vega di mimpinya. Hanya saja, wajah anak ini lebih bulat daripada wajah Vega di mimpinya.Mulut Jason bergerak, seolah-olah ada banyak hal yang ingin ditanyanya. Namun, saat dia hendak membuka mulut, Vega yang berada dalam pelukannya bergerak beberapa kali dan menunjuk mesin penjual otomatis di loron

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 772

    Saat pria itu hendak memakaikan kalung itu pada istrinya, Jason tiba-tiba menggenggam pergelangan tangan pria itu. "Kalung ini dari mana?"Nada bicara Jason yang dingin membuat pria itu terkejut dan menjawab, "Dari ... Vega Jewelry. Bosnya adalah orang dari desa kami. Dia menjual perhiasan, sangat hebat."Wanita yang baru saja melewati kontraksinya pun meninju suaminya. "Apanya yang penjual perhiasan? Ini namanya desainer perhiasan.""Ya, aku memang mudah lupa," kata pria itu.Jason menatap desain pita yang pita yang istimewa itu. Dari lekukan hingga ukiran yang kecil-kecil di atasnya, semuanya itu adalah gaya khas Janice. Tenggorokannya terasa kering dan bertanya dengan suara serak, "Siapa?""Ja .... Ah! Sakit sekali!" teriak wanita itu tiba-tiba sebelum selesai menjawab pertanyaan Jason, lalu mencengkeram suaminya dan Jason dengan erat.Begitu pintu lift terbuka, kebetulan ada seorang perawat yang melihat kejadian itu dan segera memanggil orang untuk membantu. Saat dokter bertanya te

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 771

    Nama yang tertera di sepatu itu adalah Vega.Saat itu, seorang guru yang sedang menjaga ketertiban di lokasi itu segera berlari mendekat. "Mama Vega, Vega nggak ada di sini. Anak-anak yang terluka parah sudah segera dibawa ke rumah sakit kota.""Terluka parah?" tanya Janice dengan suara bergetar.Guru itu menggigit bibirnya, lalu berkata, "Kepala sekolah sudah pergi ke sana, kamu juga segera pergi ke sana saja."Janice baru saja hendak berbalik, tetapi tubuhnya langsung ambruk.Arya segera memapah Janice. "Aku antar kamu ke rumah sakit."Janice hanya bisa menahan air matanya dan menganggukkan kepala. Setelah berlari ke rumah sakit dan diberi petunjuk oleh perawat, dia pun menemukan lantai tempat para korban kecelakaan TK dirawat. Di tengah kerumunan, dia langsung menemukan gurunya Vega. "Guru, mana Vega? Dia baik-baik saja, 'kan?""Vega baik-baik saja. Saat aku membawanya untuk menghindar, aku terpaksa membawanya bersamaku ke rumah sakit karena aku harus buru-buru mengantar para korban

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 770

    Begitu mendengar terjadi kecelakaan di TK, Janice tanpa ragu langsung berlari keluar. Arya dan Louise segera mengikuti dari belakang."Kenapa bisa terjadi kecelakaan mobil di TK?" tanya Arya."TK ini dibangun di lereng. Saat bus pariwisata turun dari bukit, sopirnya juga nggak tahu kenapa nggak menginjak rem dan langsung menerobos masuk ke TK. Saat itu banyak anak-anak yang sedang bermain .... Aduh, tunggu aku!" jelas Louise.Hanya mendengar penjelasan singkat dari Louise, naluri menyelamatkan sebagai seorang dokter membuat Arya langsung tahu kecelakaan ini sangat parah.Saat ini, sebuah bus besar terjepit di tembok TK. Bagian depan bus sudah menerobos masuk ke lapangan bermain sepenuhnya, sedangkan bagian belakangnya tergantung. Banyak orang di sekitar yang sedang membantu dan banyak anak yang diangkut keluar dengan menangis terisak-isak.Janice segera berlari mendekat dan menarik seorang anak yang sedang memegang lengannya. Anak itu adalah teman sekelas Vega. "Mana Vega?"Anak itu me

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 769

    "Wanita apa? Panggil aku Wanita Ganas Pengayun Golok Tengah Malam," kata Louise yang berdiri di depan Janice dan melihat pria di depannya dengan tatapan ganas.Pria itu bertanya sambil mendesis, "Kamu penulis komik itu, 'kan?"Louise merapikan rambutnya, lalu berkata dengan suara yang menjadi manis, "Kamu ini penggemar fanatik, 'kan?""Aku bukan penggemar fanatik, aku adalah dewa," kata pria itu dengan kesal, lalu melempar sapunya dan menepuk debu di pakaiannya. Setelah itu, dia berjalan melewati Louise dan mendekati Janice.Melihat pria itu sudah mengejar sampai sini, Janice merasa tidak perlu bersembunyi lagi. Lagi pula, pria ini sudah melihatnya mengantar anak. Dia menepuk bahu Louise dan berkata dengan tak berdaya, "Aku kenal dia."Louise terkejut, lalu mulai menebak-nebak. "Jangan-jangan dia ini ... ayahnya Vega?""Jangan sembarang berbicara. Kalau ada yang mendengar, aku akan mati," kata pria itu dengan marah.Mendengar perkataan itu, Janice tersenyum dan menggelengkan kepala kar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 768

    Zion segera maju dan memapah Landon. Saat melihat luka Landon dari dekat, dia langsung mengernyitkan alis. "Pukulan Pak Jason terlalu keras."Landon mengambil handuk dan menyeka sudut bibirnya. "Sudahlah, anggap itu pelampiasan saja. Kalau dia sudah menemukan tempat ini, kita sepertinya nggak bisa menipunya dengan bilang hanya kebetulan saja. Lebih baik beri Janice sedikit waktu lagi.""Tuan Landon, kamu sebenarnya punya niat pribadi juga, 'kan? Kamu ingin lebih dulu menemukan Nona Rachel daripada Pak Jason, 'kan?" kata Zion.Landon sama sekali tidak membantah. Dia sering berpikir apakah semuanya akan berbeda jika dia yang bertemu dengan Janice terlebih dahulu. Oleh karena itu, kali ini dia juga ingin mengambil risiko. "Zion, terus selidiki jejak Janice. Harus lebih cepat dari Pak Jason.""Baik," jawab Zion.....Setelah kembali ke kamar, Jason mengambil handuk dan menyeka tangannya yang terluka dengan tatapan dingin dan ekspresi cuek.Norman baru saja ingin mendekat dan menenangkan, t

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 767

    "Biar aku saja," kata Dipo."Nggak perlu. Kamu ini baru pulang seminggu sekali, cepat pergi lihat orang tuamu," kata Janice sambil tersenyum dan menggendong Vega, lalu berbalik dan masuk ke penginapan.Dipo terbata-bata sejenak, lalu akhirnya memutuskan untuk pergi.Louise mengikuti Janice dan berkata, "Dokter Dipo sepertinya tertarik padamu dan sangat baik dengan Vega juga. Kenapa kamu malah menolaknya?""Sekarang kehidupanku cukup baik, aku hanya butuh Vega saja," jawab Janice sambil memeluk Vega dengan erat. Dia berpikir orang tidak boleh terlalu serakah.Louise mengangkat bahunya dan bertanya dengan penasaran, "Jangan-jangan kamu masih memikirkan ayahnya Vega? Dia itu pria berengsek."Janice langsung menutup telinga Vega. "Jangan sampai anak kecil mendengarnya.""Baiklah. Oh ya. Tadi ada pria yang super tampan datang ke sini, penampilannya itu seperti model," kata Louise sambil terus menggerakkan tangannya.Janice hanya menganggukkan kepala dengan cuek, sama sekali tidak memedulika

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 766

    Saat Janice dan Dipo sedang membicarakan beberapa hal, Louise pergi keluar sambil memegang lolipop. Namun, Vega ternyata tidak berada di sana, dia pun terkejut sampai berkeringat dingin. Dia segera menarik salah satu karyawan dan bertanya, "Mana Vega?"Karyawan itu menunjuk ke toko hadiah di sebelah dan berkata, "Dia ke sana untuk cari makan dan minum lagi."Tetangga serta orang-orang di sekitar sana sudah sangat akrab dan Vega juga anak kecil satu-satunya di jalan itu, sehingga semua orang sangat menyayanginya.Louise baru saja hendak menghela napas lega, tetapi tatapannya tiba-tiba tertuju ke seberang jalan. "Wah .... Pria super tampan!"Karyawan itu pun terkekeh-kekeh. "Mulutmu jangan terbuka begitu .... Memang tampan, tapi kenapa rasanya agak familier?""Kamu jangan bodoh begitu, lihat aku saja," kata Louise sambil merapikan rambutnya dan hendak berjalan ke arah pria itu.Namun, karyawan itu menghentikan Louise. "Kamu yakin mau pakai piama ke sana?"Mendengar perkataan itu, Louise

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 765

    Karakter dalam komik itu fiktif dan gambar anak kecil itu juga hanya mirip dengan Vega sekitar 70% sampai 80% saja. Oleh karena itu, tidak bisa dibilang identik dan tidak termasuk dengan pelanggaran privasi juga. Namun, Louise sangat menyukai Vega, tentu saja tidak ingin mempersulit Janice. "Kalau begitu, nanti aku akan klarifikasi dan ubah penampilan bayi itu.""Baiklah," jawab Janice.Begitu percakapan keduanya selesai, televisi di dinding ruang tamu penginapan tiba-tiba menayangkan berita yang sedang viral. Berita itu berisi gambaran Jason yang memapah Rachel masuk ke dalam rumah sakit, sedangkan Rachel terlihat bergerak dengan sangat pelan. Reporter berspekulasi program kehamilan mereka sudah berhasil.Saat melihat gambaran di layar televisi, Janice langsung tercekat. Setelah dia pergi, Anwar selalu mencari kesempatan di berbagai acara untuk mengumumkan pasangan suami istri itu sedang berusaha memiliki anak. Belakangan ini, Rachel juga ikut mengiakan kabar itu. Dia berpikir seperti

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status