Share

Bab 688

Author: Danira Widia
Program hamil? Tangan Janice yang sedang memegang cangkir teh langsung kaku. Dari sudut matanya, dia melihat Rachel juga melirik ke arahnya.

"Ya, baru nikah soalnya. Suamiku suka banget sama anak kecil, katanya mau anak perempuan dulu. Bahkan, kita sudah siapin namanya," kata Rachel dengan tenang.

"Jason ini buru-buru banget ya, nama saja sudah disiapin. Namanya siapa?" tanya Elaine dengan penasaran.

"Vega," jawab Rachel perlahan.

Duk! Cangkir teh di tangan Janice jatuh ke atas meja.

"Namanya siapa?" Suara Janice gemetar.

"Vega, itu nama yang Jason pilih sendiri." Rachel menekankan kata-katanya.

Amarah dalam diri Janice langsung berkobar. Itu nama anak perempuannya! Apa hak Jason menggunakan nama itu?

Elaine menatap Janice yang kehilangan kendali, lalu tertawa. "Eh, kenapa, Janice? Kita lagi bahas ibumu dan Rachel soal punya anak, tapi ekspresimu kayak kamu yang mau punya anak saja."

Janice tersadar, semua orang menatapnya dengan ekspresi aneh. Dia mengepalkan tangannya, lalu mengambil
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 689

    Kristin mengangguk, memanggul tas perlengkapan bayi di punggung, dan menggendong anaknya pergi ke toilet.Janice menoleh ke arah tiga wanita lainnya dan menjelaskan, "Investasi bukan hal sepele, menurutku harus dipertimbangkan matang-matang. Lagi pula, ibuku juga kurang paham. Gimana kalau besok ibuku ajak Bibi Fenny buat jelasin semuanya?""Boleh juga."Janice dan Ivy langsung menghela napas lega.Selesai mengganti popok, Kristin keluar dari toilet. Dia beberapa kali mencoba membahas topik soal investasi, tetapi selalu berhasil dialihkan oleh Janice.Akhirnya, pertemuan itu bubar dengan suasana tak menyenangkan.Dalam perjalanan pulang, Ivy menggertakkan gigi. "Aku anggap dia teman baik, makanya cerita soal aku untung dari investasi. Apa maksud dia tadi?""Ibu, orang bisa berubah. Tadi Ibu juga lihat sendiri keadaannya. Kalau suaminya sayang dia, mana mungkin biarin dia bolak-balik ke dokter belasan tahun cuma buat punya anak laki-laki?""Hais ...." Ivy hanya bisa menghela napas panja

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 690

    Dengan tatapan dingin, Janice melewati Jason dan langsung berjalan menuju pintu. Saat hendak mendorong pintu, Jason tiba-tiba mengulurkan tangan dan menutup pintu itu dengan kuat.Dalam sekejap, napas hangat pria itu menyapu tengkuk leher Janice. Sebelum dia sempat bereaksi, tangan pria itu sudah menggenggamnya dan mengangkatnya.Janice mencoba melepaskan diri, tetapi tidak bisa melawan tenaga pria itu. Akhirnya, dia hanya bisa mengepalkan tangannya erat-erat.Jason yang berada di belakang pun menghela napas. Kemudian, dia menempelkan obat ke telapak tangan Janice yang terkepal."Aku sudah tanya Arya, katanya efek obat maag ini nggak begitu kuat."Janice menunduk, menatap obat itu, menarik napas pelan. Suaranya gemetar, diselimuti amarah yang nyaris meledak. "Kenapa kamu harus begini?"Dia memutar tubuh dengan kuat, mencoba mendorong pria di depannya, tetapi tubuh Jason kokoh seperti tembok."Kenapa kamu harus memperlakukanku seperti ini?" Janice memukul dada Jason hingga terdengar sua

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 691

    Detik berikutnya, mangkuk di tangan Rachel terjatuh ke lantai dan pecah. Dia menopang meja sambil terengah-engah. "Kamu ingin semua orang tahu kalau kita pasangan baru, tapi hidup terpisah?"Jason mengangkat kepala dan menghabiskan sisa anggur di gelasnya, lalu menyahut dengan dingin, "Itu sudah kita sepakati sebelum menikah."Wajah Rachel pucat. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba menjaga ketenangannya. "Aku tahu kamu sibuk. Kalau begitu, aku pergi dulu."Tanpa menunggu Jason bersuara, dia menghindar dari tatapannya dan pergi dari rumah itu seperti melarikan diri.Jason meletakkan gelas anggurnya tanpa ekspresi, lalu masuk ke kamar. Begitu masuk, tubuhnya seolah-olah kehilangan kendali. Dia ambruk ke tempat tidur dan keringat dingin membasahi kemejanya.Ketika dia perlahan-lahan membuka matanya kembali, matanya sudah merah penuh urat darah. Dengan tangan bergetar, dia merogoh ke bawah bantal untuk mengeluarkan sebuah foto, lalu menatapnya berulang kali sampai tenggorokannya terasa

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 692

    Jason butuh beberapa saat untuk tersadar kembali. Dia memandangi sekeliling ruang rawat, lalu bertanya, "Vega di mana?""Vega siapa?" Arya mengira Jason masih mengigau."Putriku," jawab Jason.Arya langsung merasakan firasat buruk. Dia menoleh ke arah Norman. "Gawat, otaknya rusak."Jason mengusap pelipisnya, lalu menarik bantal dari bawah kepalanya dan melemparkannya ke arah Arya.Arya menghindar. "Jangan gerak sembarangan! Kalau tadi Norman nggak nekat cari kamu, mungkin kamu sudah mati beku. Begitu bangun, yang kamu cari malah anak perempuan? Aku sama Norman nggak bisa buat anak untukmu lho!""Anak kecil yang ambil ginjal di mimpimu," ujar Jason sambil menyipitkan mata."Dia anakmu? Terus kenapa ambil ginjalku? Itu namanya salah sasaran!" Arya masih bercanda, tetapi dia tiba-tiba menyadari sesuatu. Matanya membelalak menatap Jason.Dia mendekat. "Tunggu ... kita berdua mimpi tentang gadis kecil yang sama saja sudah aneh. Kamu bahkan tahu nama dan identitasnya? Ini gimana ceritanya?"

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 693

    "Iya." Ivy mengangguk."Kalau begitu, kita daftar dulu biar nanti nggak buang-buang waktu isi-isi formulir."Pemuda itu memanggil seseorang untuk membawakan formulir kepada Ivy, sementara dia lanjut membagikan teh ke yang lain.Ivy dengan senang hati menerima formulirnya dan mulai menulis dengan sangat teliti.Janice melirik lembarannya, lalu berbisik, "Bu, ini nggak terlalu detail? Bahkan riwayat kesehatanmu waktu kamu lahirin aku juga ditanya. Bukannya dokter pengobatan tradisional cukup memeriksa denyut nadi?"Ivy tak terlalu peduli. "Mungkin dokternya sudah terlalu tua? Umurnya sudah 96 tahun. Kalau punya referensi, mungkin lebih aman supaya nggak salah diagnosa."Ada benarnya juga.Tak lama kemudian, pemuda tadi kembali untuk mengambil formulir. "Sudah diisi? Aku bawa masuk dulu.""Oke." Ivy menyerahkan formulirnya.Pemuda itu pun masuk ke rumah.Janice tiba-tiba merasa gelisah. Dia menyesap teh dan langsung memuntahkannya. "Aneh banget rasanya.""Masa?" Ivy mencicipi lagi. "Aku r

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 694

    Ketika melihat Ivy masih terpaku, Janice langsung mendorong pelan bahunya. "Bu, ditanya lho.""Itu ... ada dokter yang bilang waktu itu. Dia tunjukin hasil pemeriksaan juga, katanya rahimku rusak parah, sulit untuk hamil. Aku sampai minum obat lama banget, waktu itu juga sempat coba program hamil, tapi nggak berhasil dan akhirnya aku nyerah." Nada Ivy terdengar agak sedih."Obat? Semua obat itu ada efek sampingnya," kata dokter itu sambil mengangkat tangan satunya lagi. Dia memeriksa nadi Ivy dengan kedua tangan.Ivy tidak benar-benar memahami maksudnya, tetapi Janice langsung menangkap artinya. Mungkin penyebab Ivy susah hamil bukan karena kondisi tubuhnya, tetapi karena efek obat yang dikonsumsi.Ivy kebingungan. "Dokter, aku kurang ngerti maksudnya. Obatku itu ....""Bu, maksud Dokter kamu harus tetap tenang. Kamu 'kan pernah cedera, jadi obat hanya bisa membantu, nggak bisa kamu anggap seperti penyelamat." Janice segera menyela.Ivy menghela napas, tidak terlalu memaksakan diri. "Y

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 695

    "Terima kasih." Ivy menerima obat itu.Saat Janice mengangkat wajah, pemuda di seberang sedang menatapnya. Tatapan mereka bertemu, pemuda itu langsung tersenyum sopan. "Hati-hati di jalan."Janice berpura-pura tenang dan tersenyum tipis, lalu merangkul lengan Ivy sambil berjalan perlahan meninggalkan tempat itu.Begitu keluar dari halaman kecil, Janice mempercepat langkah sampai akhirnya keluar dari gang dan naik ke mobil. Setelah menyuruh sopir pergi membeli air, barulah dia berani menarik napas dalam-dalam.Saat itu juga, bagian bawah roknya sudah basah karena keringat dingin dari telapak tangannya. Di kehidupan lampau maupun sekarang, dia sudah menyaksikan sendiri kehebatan uang. Apalagi, orang yang ingin mengambil nyawanya punya uang dan kekuasaan.Ivy yang duduk di sebelahnya melepas sepatu hak tinggi, lalu mengelus kakinya dan bertanya dengan heran, "Janice, kamu kenapa sih? Kok misterius sekali?""Bu, kamu percaya sama aku nggak?""Jelas percaya. Memangnya ada apa?" tanya Ivy ya

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 696

    Setibanya di rumah sakit, Janice merasa penampilan Ivy terlalu mencolok, jadi dia menyuruh ibunya menunggu di mobil. Sementara itu, dia sendiri membawa obat itu ke bagian pengobatan tradisional.Janice sengaja mencari dokter perempuan, lalu berkata bahwa anggota keluarganya sedang dalam program hamil dan diberi resep oleh dokter pengobatan tradisional. Dia ingin tahu apakah obat ini aman untuk dikonsumsi atau tidak.Dokter perempuan itu sangat sabar. "Apa ini resep dari dokter pengobatan tradisional yang direkomendasikan keluarga?""Iya." Janice mengangguk."Obat tradisional memang sebaiknya diracik di tempat yang resmi." Setelah melihat resepnya, mata dokter itu sedikit berbinar. "Tapi, resep ini bagus kok dan juga ada cap resmi dari klinik pengobatan tradisional. Nggak masalah."Janice masih merasa gelisah. Dia langsung mengeluarkan satu bungkus obat untuk menunjukkannya. "Bisa bantu lihat langsung, apa ada yang aneh di dalamnya?"Dokter itu tersenyum. "Kamu sangat hati-hati ya. Yang

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 773

    Jason tersenyum. "Baiklah, aku akan menunggu."Saat Jason menerima Vega yang agak memberontak, Hady langsung tertegun saat menatap mereka. "Pantas saja aku merasa kamu begitu familier, kalian berdua ....""Keluarga pasien! Keluarga pasien!" teriak perawat."Aku segera ke sana," jawab Hady.Setelah Hady pergi, Vega mengangkat kepala dan menatap wajah Jason. Namun, dia tidak menangis ataupun marah.Meskipun anak itu ada di depan mata, Jason masih merasa semuanya tidak nyata. Dia memeluk Vega dengan lebih erat dan menarik Vega agar lebih dekat dengan hati-hati. Saat dia bisa mencium aroma khas tubuh Vega dan bahkan ada sedikit bau Janice yang samar-samar, dia baru berani yakin anak ini adalah Vega di mimpinya. Hanya saja, wajah anak ini lebih bulat daripada wajah Vega di mimpinya.Mulut Jason bergerak, seolah-olah ada banyak hal yang ingin ditanyanya. Namun, saat dia hendak membuka mulut, Vega yang berada dalam pelukannya bergerak beberapa kali dan menunjuk mesin penjual otomatis di loron

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 772

    Saat pria itu hendak memakaikan kalung itu pada istrinya, Jason tiba-tiba menggenggam pergelangan tangan pria itu. "Kalung ini dari mana?"Nada bicara Jason yang dingin membuat pria itu terkejut dan menjawab, "Dari ... Vega Jewelry. Bosnya adalah orang dari desa kami. Dia menjual perhiasan, sangat hebat."Wanita yang baru saja melewati kontraksinya pun meninju suaminya. "Apanya yang penjual perhiasan? Ini namanya desainer perhiasan.""Ya, aku memang mudah lupa," kata pria itu.Jason menatap desain pita yang pita yang istimewa itu. Dari lekukan hingga ukiran yang kecil-kecil di atasnya, semuanya itu adalah gaya khas Janice. Tenggorokannya terasa kering dan bertanya dengan suara serak, "Siapa?""Ja .... Ah! Sakit sekali!" teriak wanita itu tiba-tiba sebelum selesai menjawab pertanyaan Jason, lalu mencengkeram suaminya dan Jason dengan erat.Begitu pintu lift terbuka, kebetulan ada seorang perawat yang melihat kejadian itu dan segera memanggil orang untuk membantu. Saat dokter bertanya te

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 771

    Nama yang tertera di sepatu itu adalah Vega.Saat itu, seorang guru yang sedang menjaga ketertiban di lokasi itu segera berlari mendekat. "Mama Vega, Vega nggak ada di sini. Anak-anak yang terluka parah sudah segera dibawa ke rumah sakit kota.""Terluka parah?" tanya Janice dengan suara bergetar.Guru itu menggigit bibirnya, lalu berkata, "Kepala sekolah sudah pergi ke sana, kamu juga segera pergi ke sana saja."Janice baru saja hendak berbalik, tetapi tubuhnya langsung ambruk.Arya segera memapah Janice. "Aku antar kamu ke rumah sakit."Janice hanya bisa menahan air matanya dan menganggukkan kepala. Setelah berlari ke rumah sakit dan diberi petunjuk oleh perawat, dia pun menemukan lantai tempat para korban kecelakaan TK dirawat. Di tengah kerumunan, dia langsung menemukan gurunya Vega. "Guru, mana Vega? Dia baik-baik saja, 'kan?""Vega baik-baik saja. Saat aku membawanya untuk menghindar, aku terpaksa membawanya bersamaku ke rumah sakit karena aku harus buru-buru mengantar para korban

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 770

    Begitu mendengar terjadi kecelakaan di TK, Janice tanpa ragu langsung berlari keluar. Arya dan Louise segera mengikuti dari belakang."Kenapa bisa terjadi kecelakaan mobil di TK?" tanya Arya."TK ini dibangun di lereng. Saat bus pariwisata turun dari bukit, sopirnya juga nggak tahu kenapa nggak menginjak rem dan langsung menerobos masuk ke TK. Saat itu banyak anak-anak yang sedang bermain .... Aduh, tunggu aku!" jelas Louise.Hanya mendengar penjelasan singkat dari Louise, naluri menyelamatkan sebagai seorang dokter membuat Arya langsung tahu kecelakaan ini sangat parah.Saat ini, sebuah bus besar terjepit di tembok TK. Bagian depan bus sudah menerobos masuk ke lapangan bermain sepenuhnya, sedangkan bagian belakangnya tergantung. Banyak orang di sekitar yang sedang membantu dan banyak anak yang diangkut keluar dengan menangis terisak-isak.Janice segera berlari mendekat dan menarik seorang anak yang sedang memegang lengannya. Anak itu adalah teman sekelas Vega. "Mana Vega?"Anak itu me

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 769

    "Wanita apa? Panggil aku Wanita Ganas Pengayun Golok Tengah Malam," kata Louise yang berdiri di depan Janice dan melihat pria di depannya dengan tatapan ganas.Pria itu bertanya sambil mendesis, "Kamu penulis komik itu, 'kan?"Louise merapikan rambutnya, lalu berkata dengan suara yang menjadi manis, "Kamu ini penggemar fanatik, 'kan?""Aku bukan penggemar fanatik, aku adalah dewa," kata pria itu dengan kesal, lalu melempar sapunya dan menepuk debu di pakaiannya. Setelah itu, dia berjalan melewati Louise dan mendekati Janice.Melihat pria itu sudah mengejar sampai sini, Janice merasa tidak perlu bersembunyi lagi. Lagi pula, pria ini sudah melihatnya mengantar anak. Dia menepuk bahu Louise dan berkata dengan tak berdaya, "Aku kenal dia."Louise terkejut, lalu mulai menebak-nebak. "Jangan-jangan dia ini ... ayahnya Vega?""Jangan sembarang berbicara. Kalau ada yang mendengar, aku akan mati," kata pria itu dengan marah.Mendengar perkataan itu, Janice tersenyum dan menggelengkan kepala kar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 768

    Zion segera maju dan memapah Landon. Saat melihat luka Landon dari dekat, dia langsung mengernyitkan alis. "Pukulan Pak Jason terlalu keras."Landon mengambil handuk dan menyeka sudut bibirnya. "Sudahlah, anggap itu pelampiasan saja. Kalau dia sudah menemukan tempat ini, kita sepertinya nggak bisa menipunya dengan bilang hanya kebetulan saja. Lebih baik beri Janice sedikit waktu lagi.""Tuan Landon, kamu sebenarnya punya niat pribadi juga, 'kan? Kamu ingin lebih dulu menemukan Nona Rachel daripada Pak Jason, 'kan?" kata Zion.Landon sama sekali tidak membantah. Dia sering berpikir apakah semuanya akan berbeda jika dia yang bertemu dengan Janice terlebih dahulu. Oleh karena itu, kali ini dia juga ingin mengambil risiko. "Zion, terus selidiki jejak Janice. Harus lebih cepat dari Pak Jason.""Baik," jawab Zion.....Setelah kembali ke kamar, Jason mengambil handuk dan menyeka tangannya yang terluka dengan tatapan dingin dan ekspresi cuek.Norman baru saja ingin mendekat dan menenangkan, t

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 767

    "Biar aku saja," kata Dipo."Nggak perlu. Kamu ini baru pulang seminggu sekali, cepat pergi lihat orang tuamu," kata Janice sambil tersenyum dan menggendong Vega, lalu berbalik dan masuk ke penginapan.Dipo terbata-bata sejenak, lalu akhirnya memutuskan untuk pergi.Louise mengikuti Janice dan berkata, "Dokter Dipo sepertinya tertarik padamu dan sangat baik dengan Vega juga. Kenapa kamu malah menolaknya?""Sekarang kehidupanku cukup baik, aku hanya butuh Vega saja," jawab Janice sambil memeluk Vega dengan erat. Dia berpikir orang tidak boleh terlalu serakah.Louise mengangkat bahunya dan bertanya dengan penasaran, "Jangan-jangan kamu masih memikirkan ayahnya Vega? Dia itu pria berengsek."Janice langsung menutup telinga Vega. "Jangan sampai anak kecil mendengarnya.""Baiklah. Oh ya. Tadi ada pria yang super tampan datang ke sini, penampilannya itu seperti model," kata Louise sambil terus menggerakkan tangannya.Janice hanya menganggukkan kepala dengan cuek, sama sekali tidak memedulika

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 766

    Saat Janice dan Dipo sedang membicarakan beberapa hal, Louise pergi keluar sambil memegang lolipop. Namun, Vega ternyata tidak berada di sana, dia pun terkejut sampai berkeringat dingin. Dia segera menarik salah satu karyawan dan bertanya, "Mana Vega?"Karyawan itu menunjuk ke toko hadiah di sebelah dan berkata, "Dia ke sana untuk cari makan dan minum lagi."Tetangga serta orang-orang di sekitar sana sudah sangat akrab dan Vega juga anak kecil satu-satunya di jalan itu, sehingga semua orang sangat menyayanginya.Louise baru saja hendak menghela napas lega, tetapi tatapannya tiba-tiba tertuju ke seberang jalan. "Wah .... Pria super tampan!"Karyawan itu pun terkekeh-kekeh. "Mulutmu jangan terbuka begitu .... Memang tampan, tapi kenapa rasanya agak familier?""Kamu jangan bodoh begitu, lihat aku saja," kata Louise sambil merapikan rambutnya dan hendak berjalan ke arah pria itu.Namun, karyawan itu menghentikan Louise. "Kamu yakin mau pakai piama ke sana?"Mendengar perkataan itu, Louise

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 765

    Karakter dalam komik itu fiktif dan gambar anak kecil itu juga hanya mirip dengan Vega sekitar 70% sampai 80% saja. Oleh karena itu, tidak bisa dibilang identik dan tidak termasuk dengan pelanggaran privasi juga. Namun, Louise sangat menyukai Vega, tentu saja tidak ingin mempersulit Janice. "Kalau begitu, nanti aku akan klarifikasi dan ubah penampilan bayi itu.""Baiklah," jawab Janice.Begitu percakapan keduanya selesai, televisi di dinding ruang tamu penginapan tiba-tiba menayangkan berita yang sedang viral. Berita itu berisi gambaran Jason yang memapah Rachel masuk ke dalam rumah sakit, sedangkan Rachel terlihat bergerak dengan sangat pelan. Reporter berspekulasi program kehamilan mereka sudah berhasil.Saat melihat gambaran di layar televisi, Janice langsung tercekat. Setelah dia pergi, Anwar selalu mencari kesempatan di berbagai acara untuk mengumumkan pasangan suami istri itu sedang berusaha memiliki anak. Belakangan ini, Rachel juga ikut mengiakan kabar itu. Dia berpikir seperti

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status