Share

8. Jason malu

Keadaan semakin memanas karena Dean berteriak dan terus memaki Ryu. Pria itu seperti tidak bisa mengendalikan diri. Ayah Bella yang sedari tadi diam akhirnya turun tangan mencoba menenangkan sahabatnya itu.

Kemudian Ryu dan Jason dibawa ke dalam salah satu ruangan hotel untuk dimintai penjelasan.

"Saya akan bertanya pada setiap salah satu dari mereka. Dan untuk yang tidak ditanya, saya tidak ingin mendengarkan apapun darinya." Ayah Bella mencoba bersikap sebijaksana mungkin.

Beberapa orang yang hadir di ruangan itu diam dan mencoba menyimak. Hanya Dean yang terlihat tidak sabar dengan wajah memerah murka.

"Jason. Apa yang terjadi dengan kalian?" tanya Ayah Bella lembut.

"Dia sengaja menabrakku, Om. Saat ku tanya baik-baik, dia ga terima lalu memukuliku," jawab Jason dengan melirik sinis pada Ryu.

Ayah Bella menghela napas panjang dan akan mulai beralih pada Ryu, ketika Dean tiba-tiba berteriak. "Sudah jelas anak itu yang brengsek!"

"Dean, tenanglah." Agatha menarik bahu Dean yang berusaha menerjang Ryu.

"Siapa namamu, Nak? Dan apa yang terjadi pada kalian?" tanya Ayah Bella tanpa mengacuhkan sikap Dean.

"Nama saya, Ryu, Om. Saya memang menabrak Jason, tapi tidak sengaja. Saya sudah minta maaf, tapi dia tetap tidak terima, dan memukul duluan," bela Ryu.

"Bohong! Kalian lihat sendiri dia yang memukuli gue," teriak Jason dengan menunjuk Ryu.

"Lihat saja di cctv, siapa yang mulai duluan," sahut Ryu dengan tenang. Dia mengusap sudut bibirnya yang masih mengeluarkan darah.

Semua orang saling berpandangan. Jason terpaku dengan jawaban Ryu. Perasaan cemas mulai menggelayut di hatinya.

Pintu ruangan tiba-tiba terbuka, dan muncul seorang laki-laki dengan pakaian formal yang sopan.

"Selamat malam. Saya Andre, manager hotel. Maaf saya ikut campur, karena apapun yang terjadi di hotel ini masih dalam kewenangan saya.  Dan saya sudah melihat rekaman cctv di koridor tadi, dan melihat sendiri, bahwa pemuda itu yang memukul duluan," jelas si manager hotel dengan menunjuk Jason.

"Bohong! Tidak mungkin!" seru Dean tidak terima.

"Silakan Anda pergi ke ruang cctv bersama saya, Tuan." Andre menantang Dean.

Semua orang yang hadir mulai berkasak-kusuk, membuat Dean semakin berang.

"Baiklah. Kami percaya dengan penjelasan Anda, Tuan Andre. Untuk mengakhiri masalah ini, saya minta pada kedua belah pihak, Jason dan Ryu untuk bersalaman dan saling memaafkan." Ayah Bella mencoba menengahi.

"Jason ga sudi minta maaf sama dia!" teriak Jason kemudian keluar ruangan dengan wajah memerah menahan malu dan juga geram.

Dean yang juga malu dan geram pergi keluar menyusul putranya. Sedang Agatha hanya menggeleng pelan melihat sikap suami dan anaknya.

Setelah menyatakan permintaan maaf pada Bella beserta orang tuanya dan juga Ryu, Agatha keluar menyusul suami dan anaknya.

Agatha masuk ke dalam mobil yang sudah menunggunya. Wanita itu hanya diam memendam kecewa pada dua orang yang sekarang juga ikut diam dengan pikiran masing-masing.

Mobil melaju pergi meninggalkan hotel tempat pesta Bella.

"Aku tetap tidak terima, Jason dipukuli anak itu. Setelah ini panggil Om Daris--pengacara kita, Jason," ujar Dean berapi-api.

"Ada ya, orang salah tapi tetap merasa ga bersalah." Agatha membuka suara.

"Kamu membela anak itu?" Dean menoleh ke arah istrinya.

"Apakah karena aku tidak setuju dengan sikapmu, lalu kamu menuduhku membelanya?" sahut Agatha tak mau kalah.

"Kali ini kamu benar-benar sudah keterlaluan dan membuat Mami malu, Jason!" lanjut Agatha dengan menghardik putranya.

"Kok nyalahin Jason?" ucap Dean tidak terima.

"Terus mau nyalahin siapa? Sikap arogannya itu sama seperti kamu!" 

"Mami!" seru Dean dengan wajah geram.

"Terserah kamu mau apa. Panggil semua pengacara terbaik di negri ini, tuntut anak itu, jika itu semua membuatmu puas. Aku ga akan peduli lagi!" teriak Agatha lalu membelakangi suaminya dan melihat ke arah luar jendela. 

Dean ingin membalasnya, namun urung karena tahu sifat Agatha jika sudah marah, maka dia akan betah mendiamkannya bisa selama sebulan.

Sedangkan Jason yang duduk di depan menelan salivanya dengan getir, karena pertengkaran kedua orangtuanya. Dan semua ini karena Ryu. Pemuda itu kini semakin membenci Ryu dan bertekad akan membuatnya semakin menderita. 

Parman yang sedang menyetir, hanya diam karena tahu watak satu-persatu majikannya.

***

Simon hendak pergi bersama Dipa saat melihay Ryu pulang dengan lesu dan wajah lebam.

"Berantem ma sapa lagi, lu?"

Ryu duduk di sebuah kursi bambu. "Dihajar sama papinya temanku, Bang."

"Kenapa bisa? Ceritakan sama abang." Simon menatap Ryu dengan gusar.

Kemudian pemuda itu menceritakan semuanya pada Simon.

"Wah, mentang-mentang mereka orang kaya, mau seenaknya sendiri," ujar Dipa prihatin.

"Untuk sementara ini, lu diam dulu aja deh. Tar kalo orang itu beneran mau nuntut lu, baru kita bertindak," kata Simon sambil mengisap rokoknya.

"Emang kita bisa melawan mereka, Bang? Duit daramana?" tanya Dipa.

"He dodol! Kita bentar lagi bakal jadi orang kaya. Apa lu lupa? Ada Deri yang bisa bikin kita melawan orang-orang kaya macam itu," seru Simon sambil memukul kepala Dipa.

Dipa tertawa dan seakan baru menyadarinya. "Ah, iya, Bang. Gue lupa. Bisnis bos Deri bentar lagi mulai jalan."

"Emang bisnis apaan sih, Bang?" tanya Ryu penasaran.

"Anak kecil ga perlu tahu. Udah masuk sana, obati luka lu. Jangan ngeluh, jadi laki emang harus gitu, sering babak belur. Ada nasi sama ayam noh, kalo lu belom makan." 

"Iya, Bang." Kemudian Ryu masuk ke dalam rumah, sementara Simon dan Dipa pergi entah kemana.

Ryu membaringkan tubuhnya yang penat di ranjang. Pikirannya melayang pada kejadian di hotel tadi.

"Bella … maaf ya, udah bikin hancur pesta kamu." Ryu menatap wajah Bella dengan sendu.

"Bukan salahmu kok. Toh kamu hanya membela diri." Bella tersenyum manis padanya.

"Tapi tetap saja, aku …."

"Ssstt …." Bella menempelkan jarinya pada bibir Ryu, yang membuatnya diam dan tertegun.

"Tidak perlu dibahas lagi. Nanti, jika Om Dean--papi Jason beneran mau menuntut kamu, aku orang pertama yang akan membela dan membantumu," ucap gadis itu tulus.

Ryu tersenyum, dan berkali mengusap bibirnya. Sentuhan Bella tadi sangat lembut dan terasa hingga kini. Gadis cantik itu sungguh mulia hatinya. Sejak lama, sebenarnya Ryu menaruh hati padanya. Tapi karena status sosial mereka yang sangat berbeda jauh, Ryu sangat tahu diri dan mencoba untuk melupakan perasaannya.

Selama ini dia menilai, jika Bella dan Jason sangat serasi. Lagipula, keluarga mereka juga sangat dekat dan sama-sama kaya. Ryu tahu, Jason selalu cemburu jika melihat dia dekat dengan Bella.

Mungkin karena itu, Jason selalu mencari gara-gara padanya. Pemuda itu tidak ingin melihat Bella dekat dengan laki-laki lain selain dirinya. Sikap posesif nya itu sebenarnya membuat Bella jengah dan mulai menghindari Jason.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Jemi Pattiasina
lanjut Thor saya suka..
goodnovel comment avatar
Yusup Cms123
mantap lanjutkan thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status