Share

Bab 23. Belum Mau Mati

Author: Hare Ra
last update Last Updated: 2025-06-03 10:05:40

“Harus seperti apa aku katakan padamu?” tanya Samuel dengan suara menekan. Malam itu dingin, tapi kabin mobil mereka panas oleh emosi yang meletup-letup. Suasana hening di antara mereka sebelumnya kini pecah oleh nada tinggi dan sorot mata yang membara.

“Aku hanya ingin hidup normal, Samuel,” jawab Arsila pelan, matanya memerah menahan tangis.

Samuel menoleh cepat, menatapnya tajam. Sorot matanya berubah, seperti bara yang baru saja di sulut bensin. Rahangnya mengeras, nafasnya mulai tidak beraturan. Kemarahan yang tidak bisa dikendalikan.

“Jadi selama ini kau hidup tidak normal? Kau gila? Apa maksudmu?” desis Samuel seperti mendesisnya ular sebelum menyengat.

Tatapan Samuel sekarang benar-benar menakutkan. Mata itu memerah, penuh amarah, dan bagi Arsila—itu adalah hal yang paling dia takuti. Tatapan itu pernah hadir sebelumnya, dan sejak saat itu, dia tahu bahwa ketika Samuel seperti ini, tidak ada kata yang bisa menjangkau hatinya.

Arsila menunduk, tapi dadanya bergetar hebat. Ketak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembantu Cantik Tuan Pewaris itu Ternyata....   Bab 30. Ingatan Kembali

    “Jangan menipuku, Viola! Aku tidak bodoh!” bentak Samuel, matanya tajam menusuk wajah wanita di hadapannya.Dia tidak percaya jika itu anaknya, memang dia dan Viola selalu melakukan hubungan saat bertemu. Tapi, dia tidak pernah lupa mengenakan pengaman. Meskipun dia sangat mencintai Viola saat itu, tapi mereka menghindari Viola hamil sebelum menikah. Sekarang Viola mengaku Kimi anaknya, apa yang terjadi?Viola masih bersujud di depan Samuel. Air matanya jatuh deras, menghanyutkan make-up yang sebelumnya mempercantik wajahnya. Kini wajah itu tampak kacau.Sandiwara yang Viola mainkan begitu rapi dan apik. Dia menangis sesegukan, dia akan membawa Samuel kembali ke dalam pelukannya.“Aku tidak menipumu, Samuel. Itu memang anak kita. Waktu itu, aku terlalu takut untuk jujur tentang kehamilanku. Kamu mengalami banyak hal karena aku. Kamu pasti tidak percaya karena selalu pakai pelindung, kan? Waktu itu aku juga heran, tapi kata dokter itu bisa terjadi, mungkin pengamannya ada yang bocor,”

  • Pembantu Cantik Tuan Pewaris itu Ternyata....   Bab 29. Apa Dia Tidak Punya Mulut?

    "Kau sepertinya memang sudah gila," ujar Samuel kesal, matanya menatap Arsila yang tengah duduk santai di ujung sofa.Wanita itu sangat santai, bahkan terkesan cuek. Buktinya, tumpahan jus yang sudah mengering dibiarkan begitu saja?Tapi, sepertinya Arsila memang sengaja. Ingin menunjukan kelakuan Kimi kepada Samuel."Hmmm.""Astaga, bagaimana harus dibersihkan ini. Kau benar-benar tidak bisa diandalkan, Arsila. Seharusnya sebelum kering, karpetnya kau lap dengan kain basah!" teriak Samuel memegang kepalanya melihat jus itu sudah menyerap karpet."Laundry aja.""Kau tahu, Arsila?""Gak," jawab Arsila cepat.Samuel semakin kesal. "Jangan jawab dulu! Kau tahu berapa harga karpet ini?" tanya Samuel.Arsila menggeleng. "Gak tahu, karena aku gak pernah jual karpet.""Arsila!" "Iya... Iya...""Ambilkan lap basah! Bersihkan bekas jus nya! Pakai segala alasan anak kecil yang numpahin, kau memang tidak berguna! Mencari kambing hitam saja!" kesal Samuel."Dia bukan kambing, namanya Kimi. Dia a

  • Pembantu Cantik Tuan Pewaris itu Ternyata....   Bab 28. Ulah Anakmu

    “Heh, kenapa kau diam saja?” suara Mutia meninggi, matanya nyalang menatap Arsila yang duduk diam di sofa dengan santai. Raut wajahnya yang dingin membuat Mutia makin geram.Padahal Mutia sudah melemparkan bom yang kedua kalinya, tapi Arsila masih bergeming. Seolah dia tidak terpengaruh dengan apapun.Arsila tak menjawab. Pandangannya tertuju pada sosok mungil di samping Mutia—seorang gadis kecil bernama Kimi. Anak itu tampak sibuk bermain dengan pita di tangannya, namun tidak bisa menyembunyikan sorot sinis dalam matanya saat melirik ke arah Arsila.Meskipun ingatan Arsila belum pulih, ada sesuatu yang terasa janggal. Dia tahu, ada yang tidak sinkron di antara semua yang dikatakan Mutia. Wajah Kimi tidak memancarkan garis keturunan Samuel. Tidak ada kemiripan, bahkan secuil pun. Dan hatinya—yang meski tersesat dalam kabut amnesia—berteriak bahwa anak itu bukanlah darah daging Samuel.Tapi, dia tidak akan mengatakan apapun, karena tidak ada juga orang yang mendengarkannya. “Gak tahu

  • Pembantu Cantik Tuan Pewaris itu Ternyata....   Bab 27. Don't Touch!

    "Kamu yakin dia menangis karena gunting ini? Kok aneh dia tiba-tiba menangis, padahal dia tidak terlihat ketakutan," tanya Mutia, matanya menyipit ke arah benda kecil yang kini tergeletak di atas meja.Tentu saja dia tidak mudah percaya, tapi kenyataannya Kimi menangis itu tidak bisa dibantah. Anak itu terlihat ketakutan, tapi entah takut dengan apa.Viola mengangguk pelan. "Iya, Mom. Sejak kecil seperti itu. Di rumahku, bahkan tidak ada gunting, karena dia takut."Wajahnya Viola telah berhasil berakting dengan sempurna. Dia kelihatan sedih, namun tetap mencoba tegar. Di pangkuannya, Kimi masih terisak keras. Bahunya naik turun, pipinya basah oleh air mata. Tangisan gadis kecil itu tidak main-main. Dia bukan hanya takut—ia merasa terancam dan menahan punggungnya yang sakit."Rambut itu hal besar untuk anak perempuan kan, Mom," lanjut Viola, suaranya bergetar. "Apalagi Kimi ini, dia belum pernah dipotong rambutnya sama sekali secara sadar sejak lahir. Selalu dalam kondisi tidur kalau

  • Pembantu Cantik Tuan Pewaris itu Ternyata....   Bab 26. Kimi Ketakutan

    "Aku tidak masalah tes DNA, Mom. Ini sampel rambut Kimi. Mari kita lakukan agar tidak ada keraguan di hati Mommy," ujar Viola dengan nada datar, berusaha menahan kegugupan yang menyelinap di balik matanya.Tangannya yang terulur, menggenggam sebuah plastik bening kecil yang berisi helaian rambut, tetap tergantung di udara.Mutia Nugraha, dengan sorot mata tajam dan penuh kehati-hatian, tidak sedikit pun bergerak menyambutnya.Hati Viola mulai cemas, ternyata tidak mudah memperdaya keluarga Nugraha."Kami yang akan ambil sendiri sampelnya. Agar jelas sample itu memang milik Kimi dan Samuel," ucap Mutia dingin, sebelum menoleh ke arah salah satu pelayannya. "Bawakan gunting dan plastik.""Baik, Nyonya."Viola yang sejak tadi bermain peran, kini mulai merasa waspada. Dada Viola berdegup semakin cepat. Wajahnya yang biasa penuh percaya diri kini berubah. Pucat. Jika bukan karena lipstik merah terang yang menutupi bibirnya, kepanikan itu pasti akan terbaca jelas di wajahnya.Berkali-kali d

  • Pembantu Cantik Tuan Pewaris itu Ternyata....   Bab 25. Anak Samuel

    "Viola, apakah semua ini bisa dipercaya?" tanya Deni membuka suaranya."Apa aku terlihat sedang berbohong, Pi?" balas Viola.Viola meraih tangan anaknya dan semakin mendekati Deni dan Mutia Nugraha "Sayang, ayo sapa kakek dan nenek, gak boleh dia gitu," ucap Viola lembut namun penuh tekanan kepada putrinya yang berdiri canggung di sampingnya.Diam-diam, tangan kanannya mencubit perlahan punggung si kecil—dorongan halus namun jelas bermakna perintah. Anak kecil yang masih polos itu menggigit bibirnya, menoleh pelan ke arah dua orang dewasa yang berdiri mematung di depannya, dua orang yang asing dan baru pertama dia lihat."Ayo, Nak. Jangan takut, mereka baik kok. Mereka adalah nenek dan kakek Kimi, loh," bujuk Viola lagi, kali ini sedikit mendorong tubuh mungil itu ke depan.Dengan langkah ragu, anak kecil yang dipanggil Kimi itu maju beberapa langkah.Matanya memandang lugu namun bingung, tak sepenuhnya memahami situasi yang kini dihadapinya. Dia tampak takut-takut, tapi lebih takut

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status