Share

Bab 8

Author: Chau08
last update Last Updated: 2022-06-10 06:18:37

Ardi dan Widia sibuk di kantor, mereka sedang menangani proyek pembangunan Hotel. Widia yang memang sekertaris Ardi, selalu mendampingi Ardi. Widia yang awalnya sekertari baru Ardi, berhasil menggoda Ardi. Sedangkan Ardi yang pada dasarnya suka main perempuan, menerima dengan senang perlakuan Widia yang selalu menggoda Ardi.

Widia merasa di atas angin bisa menyingkirkan Astri dari kehidupan Ardi. Widia merasa bangga bisa mendapatkan Ardi dan membuat Astri tersingkir. Namun satu hal yang Widia tidak tahu, bukan hanya dirinya yang menjadi kekasih Ardi di belakang Astri. Masih banyak wanita lain yang selalu Ardi kencani dan di beri janji manis, untuk di nikahi.

Sekarang Widia merasa menang, bisa mendapatkan Ardi. Namun untuk kedepan entah bagaimana nasib Widia. Ketika sedang asyik memperhatikan Ardi, tiba-tiba handphone Ardi berdering. Ardi menatap Widia yang berada di meja kerjanya. Ardi langsung megambil handphone dan melihat ada pesan masuk. Sebelum membaca pesan itu Ardi menatap Widia yang juga menatap Ardi.

"Siapa mas?" tanya Widia.

" Oh ... Ini pesan dari Pak Agung," jawab Ardi gugup. Lalu Ardi membuka pesan masuk.

[Jadi makan siang bareng sayang?]

[Jadi sayang,tunggu aku jemput!] Balas Ardi cepat. Lalu Ardi memasukan handphone ke saku celana,dan membereskan meja kerjanya.

Ardi bergegas keluar menuju pintu. Widia yang melihat Ardi keluar menghentikan Ardi," Mau kemana mas? Kok buru-buru?"tanya Widia saat Ardi hendak membuka pintu.

"Hem ... Itu... Aku lupa sayang,ada janji dengan pak Agung!" jawab Ardi sedikit terbata.

"Loh bukan nya Minggu depan ya! Lagian, hari ini Mas gak ada jadwal ke luar!"tanya Widia sedikit curiga.

"Barusan chat katanya minta ketemu hari ini. Aku pergi dulu ya! Kamu masih banyak kerjaan kan sayang! Jadi aku aja yang pergi!" Ardi mencoba menahan Widia untuk ikut.

"Ya sudah Mas hati-hati ya! Biar aku yang beresin sisa kerjaan Mas di sini!" jawab Widia lembut, sebenarnya Widia berharap di ajak Ardi. Namun, dia juga membenarkan ucapan Ardi. Kalau pekerjaannya memang menumpuk, harus di selesaikan.

Ardi bernafas lega, karena Widia gampang sekali di bohongi. Ardi berpikir Widia sama saja dengan Astri yang bisa di manfaatkan. Bedanya Widia lebih modis ketimbang Astri.

Ardi buru-buru keluar menuju parkiran. Takut Widia berubah pikiran dan merengek minta ikut. Bisa kacau menemui kekasih barunya kalau Widia ikut pikir Ardi.

Setelah sampai parkiran Ardi, memasuki mobilnya. Dia berniat menjemput Marsha, kekasih baru Ardi.

*****

Di Hotel, Syifa, Alin, dan Astri. Berniat pergi menemui Pak Herdi, Ayah dari Alin sekaligus mertua Astri. Mereka tengah bersiap pergi ke cafe yang di janjikan Ayah mereka.

Setelah Empat puluh menit di perjalanan. Akhirnya mereka sampai di tempat yang sudah Ayahnya pesan kan.

Mereka lantas turun dan mulai memasuki Cafe yang Herdi pesan kan. Ketika membuka pintu saat hendak masuk. Astri melihat Pak Herdi sudah datang. Alin, Syifa, dan Astri pun mulai melangkah namun langkahnya terhenti ketika dari tempat nya saat ini, terlihat Herdi berdiri lalu berjalan ke arah meja lain.

Betapa terkejutnya, Astri saat tau yang di datangi Ayah mertuanya, adalah anak laki-lakinya. Alias suami Astri, yang bentar lagi akan menjadi mantan Suami. Dalam hati, Astri merasa muak bila harus bertemu calon manta Suaminya.

Yang lebih mengejutkan lagi, wanita yang sedang bergelayut manja di lengan suaminya. Bukan Widia melainkan perempuan lain, bahkan Astri tak pernah melihatnya.

Benar-benar tak habis pikir, bisa-bisanya suaminya berbuat seperti itu. Bukankah Widia tengah hamil. Kenapa Mas Ardi masih bermain perempuan. Bukannya sudah mendapat istri yang di harapakannya.

Astri langsung mengajak Syifa dan Alin keluar lagi, sebelum Ardi menyadari keberadaannya. Alin yang juga melihat kakak satu Ayahnya berada di tempat yang sama. Hanya mengikuti tanpa bertanya. Mungkin Alin ngerti Astri tidak mau bertemu Ardi.

"Aku chat Ayah ya kak! Kita pindah ke cafe sebelah. Nanti aku suruh Ayah nyusul. Biar kakak gak ketemu Mas Ardi." Astri hanya mengangguk sebagai jawaban, syukurlah Alin bisa mengerti dan cukup peka terhadap apa yang Astri mau.

Lalu mereka berjalan ke Cafe yang tidak jauh. Alin mengirim pesan kepada Ayahnya. Kalau mereka sudah sampai dan menunggu di Cafe sebelahnya.

****

Di sisi lain Herdi yang tadi sedang menunggu Astri. Melihat sepasang kekasih yang berada di depan mejanya. Herdi mengenal lelakinya namun Herdi belum tahu perempuan yang datang bersama anaknya.

Herdi berjalan mendekat ke meja Ardi. Saat semakin dekat, Herdi bisa melihat wajah wanita yang di gandeng Ardi saat masuk. Herdi terkejut ternyata bukan Widia. Melainkan wanita lain yang baru Herdi lihat. Herdi langsung semakin mendekat.

"Ardi?" panggil Herdi kepada putranya.

"Aya - -ah!" jawab Ardi terbata, Ardi kaget melihat Ayahnya ada di sini." Ayah sedang apa? Sama siapa ayah kesini?" lanjut Ardi sambil menengok kanan kirinya. Seperti sedang mencari seseorang.

"Ayah ada janji dengan teman! Kamu sendiri? Kok bisa di sini? Ini kan jauh dari kantor kamu!" jawab Herdi.

Herdi tau anaknya sedang gugup. Mungkin Ardi takut Herdi akan menceritakan pertemuan Ardi dengan membawa perempuan lain. Pada kenyataannya Herdi tidak peduli. Herdi malas untuk mencampuri kehidupan anak laki-lakinya.

Saat Ardi akan berbicara tiba-tiba handphone Herdi berbunyi. Herdi langaung mengambil dan membuka handphonenya. Membuat Ardi yang hendak bicara kembali menutup mulutnya.

[Ayah,Alin tadi sama kak Astri sudah di Cafe yang ayah janjian,tapi kami keluar lagi. Kak Astri engga mau ketemu Mas Ardi. Jadi kita pindah tempat, ke Cafe sebelahnya. Alin tunggu ya Ayah!]

Setelah membaca pesan dari Alin. Herdi memasukan kembali handphonenya. Tak ingin berlama-lama, Herdi pamit keluar pada anaknya. Ardi yang melihat Herdi pamit pergi merasa senang dan lega. Akhirnya Ardi lepas dari Herdi.

Ardi bisa bebas bersama kekasih barunya tanpa harus d ketahui ayahnya. Dia berniat bersenang-senang hari ini bersama wanita yang dia pacari dua Minggu terakhir ini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembuktian Seorang Istri Yang Terbuang   bab 26

    Hari ini Astri, Alin, Syifa, dan juga Reta. Mereka akan pergi berlibur, karena Astri yang tengah hamil, jadi mereka memutuskan liburan kali ini hanya mengunjungi tempat-tempat indah di kota Bandung.Rencana pertama mereka akan mengunjung Maribaya. Mereka akan menginap dan menghabiskan waktu selama beberapa hari di sana.Mereka memilih Glamping di Maribaya. Suasan yang sejuk, pemandangan yang indah, ada juga wahana bermain untuk Syifa, juga spot foto untuk Alin dan Reta.Alin dan Reta asyik menikmati pemandangan sekitar, apalagi Alin yang selama ini hanya terkurung di rumah. Alin begitu senang bisa pergi berlibur, dia dan Reta berfoto, lalu memposting di akun sosial medianya.“Alin, yang ini bagus deh ftonya!” ucap Reta.“Ihh iya , ta! Bagus coba kamu yang post nanti tag ke aku ya!” pinta Alin pada Reta.Reta pun langsung memposting fotonya bersama Alin. Banyak komen dan laike di akun sosmed nya Reta. Apalagi mereka berdua cantik di tambah background pemandangan yang mendukung.Se

  • Pembuktian Seorang Istri Yang Terbuang   bab 25

    Setelah mengantar Syifa dan Aline. Astri tidur kembali, karena tiba-tiba dia merasa mual dan lemas.Saat tengah tidur tiba-tiba handphone Astri berdering. Astri bangun melihat siapa yang menelepon.‘ayah , ada apa ya?’ gumam Astri pelan, langsung mengangkat telepon dari Ayah.[Assalamualaikum, ayah].[Waalaikumsalam,nak! Ayah ganggu ya? Kayanya lagi tidur ya?][Tidak yah, tadi ketiduran, hehe,,, ada apa yah?][Tumben jam segini tidur,nak? ][Tadi pagi mual lagi ,yah! Jadi tiduran . Eh malah keterusan tidur!][Pasti lemes ya ,nak? ][Iya ayah, makanya Astri udah ga ke kantor lagi. Pasti repot kalau mual di kantor.][Iya ayah setuju, baiknya kamu Istirahat di rumah, nak .][Iya ayah][Oh iya Ayah sampai lupa, Ayah mau ngabarin, nanti sore Ayah pergi ke tempat proyek yang di Kalimantan,ya][Ayah, serius. Ayah bisa pergi kesana?][Iya, kemarin Ayah sudah mengundurkan diri, kebetulan atasan Ayah mengijinkan][Loh , Ayah keluar? Bukannya Ayah bilang mau ijin ya?][Tadinya Ay

  • Pembuktian Seorang Istri Yang Terbuang   bab 24

    Alin dan Syifa pulang ke rumah telat, karena Alin ada kelas ekskul tambahan. Syifa dengan senang hati menemani Alin. Jadilah mereka sampai di rumah hampir Maghrib.Saat memasuki rumah mereka tidak melihat keberadaan Astri. Akhirnya mereka memutuskan pergi mandi dan bersih-bersih. Selesai mandi Alin mengerjakan tugas sekolahnya. Untuk di kumpulkan besok. Setelah selesai Alin keluar, dia duduk di balkon kamarnya, sambil menikmati angin malam.Alin selalu bersyukur dengan kehidupan yang sekarang ia jalani. Kakak yang baik, keponakan yang menemani, Ayah yang sangat menyayanginya walau pun jauh.Tak pernah terpikir sebelumnya Alin bisa bebas dari pahitnya , kehidupan sebelumnya, sekarang Alin merasa semua yang dia inginkan bisa dia dapat.“Dek?” . Alin terkejut saat ada yang memanggil dan menepuk bahunya, sepontan Alin langsung menengok ke belakang.“Kakak panggil dari tadi loh! Ga taunya lagi di sini!” ucap Astri.“Eh iya ,kak! Kenapa?” balas Alin , masih dengan muka terkejutnya.“

  • Pembuktian Seorang Istri Yang Terbuang   bab 23

    Ketika Astri bangun, dia langsung mandi, dan berpakaian. Dia berniat bertemu dengan pemuda aneh, yang di temui beberapa hari ini. Yang selalu mengganggunya.Setelah selesai Astri turun ke bawah, dia mencari BI Ina, ternyata BI Ina, sedang di dapur.“Bi?” Sapa Astri.“Loh, neng bikin kaget bibi saja!” “Iya, habis bibi serius benar. Lagi apa sih BI?” Tanya Astri penasaran.“Ini loh bibi lagi coba masakan baru neng, bibi dapat resep dari hape!” Seru BI Ina senang.“ Oh gitu, toh! Ehm BI?”“ Kenapa neng? Ada mau sesuatu? Biar bibi buatkan!”“Enggak kok bi, Astri cuman mau titip pesan. Astri mau keluar sebentar. Nanti kalau Syifa sama Alin, pulang bibi bilang aja Astri , mau bertemu teman ya!” ucap Astri menjelaskan.“siap ,neng!” balas BI Ina yang masih fokus pada bahan masaknnya.“ya udah, Astri pamit BI, assalamualaikum!” setelah mendapat jawaban dari BI Ina. Astri langsung pergi keluar.Astri memilih membawa mobil sendiri untuk bertemu dengan Devan. Biar mang Ujang bisa jemput, anak-a

  • Pembuktian Seorang Istri Yang Terbuang   Bab 22

    POV AstriHari ini aku di rumah sendirian, tadi pagi saat akan berangkat kerja, tiba tiba aku sedikit pusing dan merasa lelah. Aku bingung kehamilanku yang sekarang lebih mudah lelah. Tak jarang pula aku merasa malas melakukan sesuatu.Saat kehamilan Syifa aku masih bisa mengerjakan semua pekerjaan rumah. Tapi sekarang bawaannya lelah dan malas. Akhirnya aku memutuskan hanya rebahan di kasur yang sangat nyaman ini.Ah, aku melupakan sesuatu! Aku harus mencari orang untuk mengecek proyek di luar pulau. Sepertinya aku tau harus meminta tolong siapa. Akhirnya aku memutuskan untuk menelponnya.[Assalamualaikum, ayah][Waalaikumsalam, nak][Apa kabar, Ayah? Ayah sehat kan?][Alhamdulillah, ayah sehat! Gimana kabar kamu? Alin dan Syifa baik,nak?][Alhamdulillah, kami di sini baik Ayah! Ayah jangan khawatir,][Syukurlah kalau kalian baik! Tumben telepon Ayah? Kamu tidak sibuk kerja,nak?][Tidak, Ayah. Sudah dua hari aku di rumah. Akhir-akhir ini aku mudah lelah, bawaannya malas terus

  • Pembuktian Seorang Istri Yang Terbuang   Bab 21

    Pagi ini Astri tidak berangkat ke kantor, setelah mengantar Alin dan Syifa, Astri kembali pulang ke rumah. Astri sedang memikirkan orang yang akan Astri percayakan mengurus pembangunan di luar pulau. Tiba-tiba Astri teringat seseorang. Ya Astri sudah tau siapa orangnya. Astri memutuskan untuk meneleponnya nanti siang.Astri lalu masuk ke dalam kamarnya. Dia duduk di ranjang. Astri teringat akan suaminya. Suami yang dulu sangat Astri cintai. Namun, sekarang rasa cintanya sedikit menghilang, tergantikan dengan rasa kecewa dan benci.Di depan semua orang Astri bisa terlihat tegar, akan tetapi bila sedang sendiri Astri selalu teringat saat, di mana suaminya begitu sempurna di matanya.Dulu sempat suaminya begitu memanjakannya, di awal Astri merasa jatuh cinta pada suaminya. Namun itu hanya bertahan tiga tahun lamanya. Sampai sekarang Astri belum tahu penyebab suaminya berubah. Yang pasti ada campur tangan Ibu mertuanya.Saat sedang membayangkan sikap manis suaminya, tiba-tiba handphone As

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status