Beranda / Thriller / Pembungkaman Dua Gadis Nahas / Menghadapi Jalan Buntu atau Memang Dibungkam

Share

Menghadapi Jalan Buntu atau Memang Dibungkam

Penulis: Anione
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-02 17:52:11

“Kai, sejak penculikanku dengan Maya, Radian tidak pernah muncul. Dia seperti hilang ditelan bumi, sampai sekarang juga belum ada bukti yang bisa menjebloskan dia ke penjara.” Kata Siska. 

“Dia yang melakukan kesalahan pasti dia takut untuk menampakkan diri, tapi cepat atau lambat pasti si bajingan itu akan segera masuk penjara dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.” Jawab Kai. 

“Nak Kai, Siska, ayo makan dulu! Makanan sudah siap.” Mama Sintya mendatangi mereka di taman belakang rumah dan menyuruh mereka makan terlebih dahulu. 

Pada kesempatan ini, Kai berusaha mengungkapkan keinginannya untuk menikahi Siska. Sejak awal kenal Siska, Kai sudah menyimpan rasa cinta mendalam. Meski masa lalu Siska sangat buruk, tapi Kai tidak mempermasalahkan hal itu. 

Setelah selesai makan, Kai memulai pembicaraan. 

“Papa Deon dan Mama Sintya, Kai ingin membicara hal serius dengan kalian” Ucap Kai. 

Di sini Siska sudah tahu maksud Kai, namun Siska masih belum yakin mengingat masa lalunya yang buruk. 

Siska memegang tangan Kai, berusaha menahan Kai agar tidak mengungkapkan maksudnya. 

Kai kemudian menggenggam tangan Siska. 

“Maaf Pa, Ma, saya tahu masa lalu Siska memang tidak seberuntung wanita lainnya. Namun, apa pun itu masa lalu Siska, tolong izinkan saya untuk menjaga Siska selamanya. Dan saya ingin menjadikan Siska sebagai istri saya.” Ucap Kai. 

Siska kaget, tapi tidak dengan orang tua Siska mereka tersenyum. 

“Papa dan Mama pastinya setuju dengan niat Kai, namun kami akan menyerahkan jawabannya kepada Siska.” Jelas Papa Deon. 

Kai menatap Siska. 

Siska masih menundukkan kepala. 

“Kami semua menunggu jawaban kamu Nak.” Ucap Mama Sintya. 

“Tapi, Siska…” Sebelum melanjutkan ucapannya, Kai memotongnya. “Aku menerima semuanya tentang dirimu, apa pun itu.” 

Siska melihat orang tuanya, mereka mengangguk menandakan mereka setuju dengan niat Kai. 

Siska akhirnya mengangguk. 

Melihat respon Siska, semua sangat senang. Terutama Kai, dia sangat sumringah seperti telah berhasil mendapatkan mutiara yang dia idam-idamkan. 

Setelah Kai mengutarakan niatnya, keluarga Siska dan Kai saling bertemu. Mereka merencanakan lamaran secara resmi dan perencanaan pernikahan keduanya. Meski mereka sedang sibuk, tapi penyelidikan kasus yang dialami Siska dan Maya tetap berlangsung. 

Kabar persiapan pernikahan Siska dan Kai terdengar oleh keluarga Maya, mereka ikut senang namun juga kecewa kepada keluarga Siska karena bagaimanapun Maya belum ditemukan. 

“Kak, apakah aku egois jika aku sangat membenci pernikahan Kai dan Siska. Siska sudah mulai sembuh dan dia sudah mulai menjalani kehidupannya dengan baik. Sedangkan Maya, sampai saat ini tidak tahu kondisinya. Jika dia masih hidup, dia ada di mana, tapi kalau dia sudah mati di mana jasadnya.” Ratih menangis. 

“Aku juga merasa ini tidak adil. Kenapa polisi sangat lambat mengurus masalah ini. Di era modern saat ini, kenapa tidak ada satu CCTV pun yang terpasang di sekitar lokasi kejadian. Bahkan, di jalan-jalan umum juga tidak tertangkap CCTV, sebenarnya siapa pelakunya?.” Ucap Luthfi. 

“Kalian mengapa menggerutu terus, mama tahu kalian merasa ini tidak adil. Namun, Siska berhak melanjutkan hidupnya dengan baik. Hidupnya pernah hancur, namun sekarang dia berada di tempat yang baik. Biarkan dia mengepingkan kembali satu per satu hidupnya yang telah hancur lewat pernikahan dengan orang yang dia cintai.” Jelas Mama Lia. 

Mendengar penjelasan mamanya, mereka terdiam. Tangisan Ratih mulai reda. 

Keesokan harinya, tanpa diketahui Mama Lia dan Papa Farel, Luthfi mengunjungi kantor Kai. Dia mempunyai kantor yang bergerak dalam bidang industri makanan, kantornya sudah besar bahkan sudah menembus pasar internasional. Tidak heran, Kai termasuk CEO muda, kaya raya, dan tampan. 

Sampai di kantor, satpam bertanya kepada Luthfi. 

“Maaf, bapak mencari siapa?” 

“Saya ingin bertemu bapak Kai, apakah dia ada di kantor?”

“Apakah bapak sudah membuat janji dengan bapak Kai sebelumnya?” 

“Belum.” 

“Baik.” Satpam mengarahkan Luthfi ke customer service dan CS menanyakan apakah Kai ada waktu bertemu dengan Luthfi. 

Setelah menunggu sekitar lima belas menit, CS mengatakan jika Kai bisa bertemu dengan Luthfi. CS mengantarkan Luthfi sampai di depan kantor Kai. Luthfi masuk kantor, 

“Bapak Luthfi, silakan duduk!” Ucap Kai. 

Luthfi sebenarnya belum mengenal Kai sebelumnya, tapi dia sudah berkali-kali bertemu Kai saat bertamu ke rumah Siska untuk membahas keberadaan Maya. Sejak itulah Luthfi mulai bertukar informasi dengan Kai tentang kasus itu, meskipun hampir sepuluh bulan tidak ada kabar keberadaan Maya. 

“Bapak Kai, saya kesini pertama ingin mengucapkan selamat atas rencana pernikahan Anda dengan Siska. Kedua, saya ingin minta tolong kepada Anda untuk membantu keluarga saya mencari Maya. Karena setelah saya selidiki, di butik tempat terakhir Siska dan Maya terlihat ada CCTV, tapi setelah penculikan tersebut CCTV tiba-tiba hilang. Saya takut ada orang yang ingin menghilangkan kasus ini.” Jelas Luthfi. 

Mendengar perkataan Luthfi, Kai agak kaget. 

“Bagaimana bapak tahu, padahal polisi saat melakukan penyelidikan menjelaskan memang benar tidak ada CCTV di butik tersebut?” 

“Saya tahu, karena teman saya pernah berfoto di depan butik itu. Ini fotonya.” Luthfi menunjukkan foto dihpnya. 

“Lihat bagian atas dan samping itu, ada CCTV yang terpasang. Jadi, pas kejadian pasti ada yang terekam CCTV. Foto ini harus saya berikan kepada pihak penyidik agar adik saya segera ditemukan.” Jelas Luthfi. 

“Iya, ini ada CCTVnya kenapa polisi bilang tidak ada ya?” Balas Kai. 

“Pasti ada pihak tertentu yang tidak ingin kasus ini terbongkar.” Jelas Luthfi. 

Setelah menyatakan tujuannya, Luthfi pamit pulang. Kai juga berjanji akan membantu mencari tahu kebenaran tentang CCTV tersebut.

Setelah berkunjung ke kantor Kai, Luthfi berkunjung ke butik yang menjadi TKP penculikan Siska dan Maya. 

Sesampainya di lokasi, Luthfi menemukan butik tersebut kosong, terkunci rapat, dan tidak ada orang sama sekali. Setelah di intip lewat jendela, dalam butik itu kosong tidak ada baju sama sekali, artinya butik sudah benar-benar tutup atau pindah tempat. Padahal penyelidikan belum selesai dilakukan. 

Luthfi mengamati sekeliling butik, dia melihat ada salah satu benda di pojok atas teras samping kanan. Terlihat alat penyangga yang digunakan untuk CCTV masih tertinggal di situ. Hal ini menjelaskan bahwa sebelumnya ada CCTV  di butik itut. 

Dia mencoba bertanya kepada penghuni ruko di sekitar lokasi, tapi mereka tidak ada yang tahu butik itu tutup total atau membuka butik di tempat baru. Pertanyaan Luthfi sampai pada CCTV, menurut penghuni ruko samping lokasi memang sejak dulu butik itu sudah mempunyai CCTV. Namun, saat kejadian itu mungkin CCTVnya sejak rusak dan tidak dipasang, jadi tidak ada rekaman apa pun. 

Mendengar penjelasan warga, Luthfi merasa aneh. Kenapa kasus ini sepertinya bukan kasus biasa. Apalagi ada banyak kejanggalan yang sebenarnya bisa diungkapkan, namun tidak segera diungkapkan malah seolah-olah ditutupi oleh pihak penyelidik.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pembungkaman Dua Gadis Nahas   Keegosian Mengalahkan Nalar

    “Gue nyuruh kalian buat nyingkirin perempuan satu aja, kalian malah babak belur kek gini.” Kai memegangi kerah baju pria yang wajahnya babak belur. “Kita sudah hampir bisa menghabisi nyawa perempuan itu bos, tapi kita dihadang sama perempuan lain. Dia jago berantem dan sebelum kita berhasil melumpuhkan dia, datang warga sekitar mengeroyok kita. Kalau kita nggak kabur, kita bisa mati di tempat. Ini saja kami sudah babak belur dihajar mereka, untungnya kita bisa kabur dari amukan mereka.” Kata salah satu pria yang lainnya. Ternyata dua pria tersebut adalah orang yang akan menyakiti Ratih, dengan kata lain dua pria itu adalah suruhan Kai. “Kalian tadi bilang ada perempuan lain jago berantem yang membantu? Siapa dia?” Tanya Kai. “Kami tidak tahu bos, sepertinya dia adalah warga lokal di sana. Sebab, tidak berapa lama banyak warga yang datang mengeroyok kita.” Kata pria yang kerah bajunya dipegang Kai. “Kenapa kalian nggak habisin juga perempuan pengganggu itu?”“Bagaimana kita mau

  • Pembungkaman Dua Gadis Nahas   Kejadian Mengerikan saat Aku Kembali

    Sekian menit Luthfi dan Siska terpaku, “Ma, pa, ini bukan mimpi kan? Ratih kamu nggak apa-apa, kenapa minta tolong tadi?” Kata Luthfi, dia mendekati Ratih terlebih dahulu sebelum memastikan kondisi Maya. “Aku nggak apa-apa kak, untuk ada Maya yang membantu aku.” Kata Ratih. Dia menunjukkan tubuhnya selamat tidak ada luka sedikitpun. Luthfi mendekati Maya. Dia memegang pipi adiknya untuk memastikan bahwa adiknya benar-benar nyata masih hidup. “Maya, baju kamu kenapa ada percikan darah seperti ini? Kamu kemana aja selama ini? Kamu baik-baik saja? Kamu benar-benar Maya kan?” Tanya Luthfi. Dia memeluk adiknya dengan tetesan air mata tanda bahagia dan perasaan tidak percaya, karena dia bisa bertemu lagi dengan adiknya yang sudah setahun lebih hilang. Siska juga mendekati Maya. “Kamu dari mana aja May?” Tanya Siska. Mendengar pertanyaan Siska, Maya yang sedang di peluk kakaknya menatap Siska dengan tajam. Siska kembali heran, kenapa Maya yang dia temui sekarang ini berbeda. Di teng

  • Pembungkaman Dua Gadis Nahas   Aku Sudah Kembali

    “Kai tidak pulang beberapa hari ini. Beberapa waktu lalu dia mengancamku, tapi aku tunggu di rumah dia tidak pulang-pulang kemana dia?” Ucap Siska dalam hati. Siska membuka gorden di ruang kerjanya. Dia melihat nuansa malam yang indah, namun hatinya malah gundah dan bingung. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Siska masih menunggu Kai yang tiga hari belum pulang ke rumah. Meski demikian, Siska tidak berusaha menghubunginya. Saat masih termenung, Siska flashback kembali saat pertemuannya dengan Radian. Cerita demi cerita yang Radian katanya membuat Siska semakin yakin bahwa Kai ada dibalik teror yang dialami Radian. Tapi yang Siska bingungkan kenapa Kai melakukan hal itu kepada Radian, salah Radian apa? “Kenapa permasalahan ini jadi ruwet seperti ini. Aku harus memulai penyelidikan ini dari mana?” Siska benar-benar bingung. Tok tok tokPintu ruangan kerja Siska ada yang mengetuk, “Siapa?” Tanya Siska. “Aku, Luthfi.” Siska berjalan menuju arah pintu dan membukanya. Luthfi masuk,

  • Pembungkaman Dua Gadis Nahas   Siapa Pria Mencurigakan Itu?

    Maya sedang belanja dengan mak Linlin ke pasar, sebenarnya dia tidak diizinkan untuk ikut, namun dia maksa. Saat mereka sedang berangkat ke pasar, ada seseorang naik sepeda motor mendempet mereka. “Ya Allah.” Ucap mak Linlin yang terserempet setir sepeda motor orang itu. Tidak tinggal diam, Maya langsung mengambil batu dan melemparkannya ke orang tersebut. Karena pengendara motor tersebut tidak terlalu ngebut, jadi batu itu terkena helm-nya. Pengendara motor langsung berhenti dan dia turun dari motornya. “Kurang ajar, lu ngapain nimpuk gue pake batu?” Tanya seorang pria muda dengan garangnya. Pria itu berperawakan tinggi kekar berkacamata. Maya tidak bisa melihat wajahnya karena menggunakan masker dan helm full-face.“Loh, seharusnya saya yang tanya ke masnya. Mas nggak punya mata? Udah lihat ada orang jalan ngapain mengendarai motor terlalu minggir. Mas nggak bisa lihat jalan selebar ini?” Maya menjawab ketus. Sebenarnya mas Linlin sudah mencegah Maya agar membiarkannya, karena

  • Pembungkaman Dua Gadis Nahas   Semakin Hari, Sungguh Sangat tidak Masuk Akal

    Luthfi sedang bersiap untuk pulang kerja,“Luthfi, kamu pulang kerja sama siapa?” Kata bapak manager. “Nanti saya dijemput sopir pak pakek mobil. Ada apa ya pak?” “Kabarnya adikmu disiram air keras sama orang tidak dikenal ya? Bapak khawatir kamu juga mengalaminya. Jadi, kamu harus selalu hati-hati.” “Iya pak, beberapa hari lalu memang adik saya terkena musibah, disiram air keras sama orang tidak dikenal. Tapi, syukurlah kondisi adik saya tidak parah pak dan sekarang sudah bisa beraktivitas seperti biasanya.” Setelah percakapan itu, pak Kisman datang menjemput. Luthfi berpamitan kepada bapak managernya dan pulang. Saat diperjalanan, “Mas, saya tadi tidak sengaja melihat dua orang yang dulu pernah datang ke rumah dan mengintai rumah mas. Mereka berdua sedang nongkrong di warung dekat tempat kerja mas.” Jelas pak Kisman. “Bapak yakin, kalau itu memang mereka?” Luthfi penasaran. “Yakin mas.” Jawab pak Kisman.“Bapak, kita putar balik dan coba lewat warung yang bapak maksud. Siap

  • Pembungkaman Dua Gadis Nahas   Aku Sudah Tahu!

    Pertemuan Siska dengan Radian menjadi awal mula Siska mulai menyelidiki lebih lanjut keterlibatan suaminya dalam semua kejadian yang selama ini terjadi. Awalnya Siska masa bodoh dengan ini semua, namun sekarang dia harus mencari tahu dan ikut menyelidikinya. “Pumpung hari ini dia tidak di rumah. Kesempatan bagiku untuk mulai membuka kedoknya.” Batin Siska dalam hati. Dia berjalan menuju ruangan kerja Kai dan berusaha membuka pintunya,“Dan seperti ini, pintunya selalu dikunci.” Batin Siska. Tidak kurang akal, Siska menyuruh satpam mencarikan tukang kunci dan membuatkan kunci baru. Syukurlah proses pembuatan kunci duplikat tidak terlalu lama. “Siska, ngapain kamu panggil tukang kunci ke rumah?” Tanya papa Deon. “Membuatkan duplikat kunci untuk ruangan kerja Kai, pa.” Jawab Siska sambil menunjukkan kunci duplikat yang dipegangnya.“Lah kenapa kamu buat kunci duplikat?” “Siska mau tahu apa isi di dalam ruangan kerja Kai.” “Kamu curiga sama Kai?” Mama Sintya yang sejak tadi mengupi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status