Share

3. Svarga Bentala II

Jangan salahkan waktu, karena waktu takkan berulang dan apa yang telah ku renggut takkan pernah kembali.

Alsaki memagut bibir Keysa yang ranum, menikmati aroma mint yang menguar dari dalam mulut Keysa. Keysa mengalungkan kedua tangannya pada leher Alsaki, menikmati sensasi baru dalam hidupnya. Keysa merasakan seluruh tubuhnya panas, dan pria yang berada di hadapannya mampu mendinginkan tubuh Keysa dengan sentuhan lembut yang dia berikan. Keysa tidak menampik, jika sia sangat menyukai apa yang diberikan pria itu kepada tubuhnya, rasanya sangat manis dan menggelora. Keysa bahkan bisa menikmati roti sobek yang membentang di hadapannya. Baru kali ini, Keysa menikmati keindahan pahatan tubuh pria secara langsung dihadapannya.

Keysa memejamkan kedua matanya ketika bibir pria asing itu menjelajahi tubuhnya. Keysa merasakan setiap inci tubuhnya ingin diberikan lebih. Keysa mengeratkan genggaman tangannya pada sprei putih yang menjadi saksi bisu kegiatan panas Keysa dengan pria tampan yang tampak tak asing bagi Keysa.

Lambat laun, sentuhan pria itu semakin intim. Titik-titik sensitif di tubuh Keysa disentuhnya tanpa permisi. Keysa yang seolah-olah terhipnotis akan pesona pria itu membuka celah dan membiarkan semua terjadi seperti air mengalir.

Tanpa terasa, air mata Keysa mengalir. Rasa sakit bercampur nikmat menjadi satu. Keysa mengerang, dan menancapkan kuku lentiknya ketika pria itu bergerak untuk mencapai klimaks dari permainan panas yang menggelora malam ini.

**

Keysa merasakan seluruh tubuhnya nyeri, dia tidak tau apa yang telah dia lakukan semalam bersama Alsaki bukan bagian dari bunga tidur yang menyulut rasa penasarannya selama ini. Keysa mengerjapkan kedua matanya, menatap sosok tampan yang tampak tertidur lelap di sampingnya. Kesadaran Keysa belum benar-benar pulih, dia masih ragu akan keadaannya saat ini. Tangan mungil Keysa dengan lancang menyentuh wajah Alsaki.

Sadar akan kebodohannya, Keysa segera menarik tangannya dari wajah tampan pria yang menggoda hasrat Keysa untuk menyentuhnya. Keysa menjambak rambutnya sendiri, memastikan dia telah bangun dari bunga tidurnya semalam.

"Tsk, bukan mimpi ternyata," gumam Keysa, "lebih baik aku kabur, bagaimana kalau dia minta aku tanggung jawab?" tanya Keysa yang kini bersiap untuk meninggalkan Alsaki di ranjang. Sayangnya, semua tidak semudah itu, Alsaki memegang tangan Keysa dengan erat, membuat Keysa menatap Alsaki.

Panik. Itu yang Keysa rasakan. Keysa mengutuk dirinya sendiri. Bagaimana bisa Keysa bersama dengan pria yang bahkan dia tidak kenal. Alsaki membuka matanya, menatap Keysa tajam.

"Kamu mau ke mana?" tanya Alsaki,

"Pulang,"

"Setelah kita melakukan hal itu, kamu pergi begitu saja?" tanya Alsaki,

"Ya, bukankah itu hal yang wajar diakukan orang dewasa." jawab Keysa penuh dusta. Padahal, saat ini Keysa merasakan sakit yang luar biasa di daerah inti tubuhnya.

"Kamu serius?"

"Kenapa?"

"Kamu masih-,"

"Apa karena aku masih perawan, kamu berpikir aku memiliki pemikiran yang kolot?" tanya Keysa yang membuat Alsaki tersenyum,

"Nona, aku tau kamu butuh uang. Sebutkan harga kamu, aku akan membayarnya." kata Alsaki yang melukai hati Keysa. Keysa memang suka uang dan pria tampan, namun ntah mengapa harga dirinya saat ini terasa tercabik-cabik ketika pria yang menghabiskan satu malam bersama dengannya terdengar menghina dirinya.

"Apa aku terluhat membutuhkan uang kamu?" tanya Keysa,

Alsaki mengernyitkan dahinya, dia merasa ucapannya tidak ada yang salah. Wanita di depannya pasti suruhan Kavi dan Jendra, tidak mungkin Alsaki salah. Keysa bergegas turun dari ranjang, dia menghempaskan tangan Alsaki dan mengabaikan rasa sakit di inti tubuhnya. Keysa menatap gaunnya yang bernasib buruk di lantai. Gaun itu tidak bisa Keysa gunakan lagi. Keysa menatap Alsaki dengan garang,

"Aku harus keluar dengan telanjang?" tanya Keysa yang saat ini meletakkan kedua tangannya di atas pinggang.

"Apa kamu benar-benar tidak ingat apa yang kamu lakukan semalam, Nona?"

"Lalu, kamu menyalahkan aku?" tanya Keysa yang menunjuk dirinya sendiri. Keysa merasa kesal dengan keadaannya sendiri.

"Aku tidak menyalahkan kamu, hanya saja aku tidak mengerti apa yang telah teman-temanku lakukan kepada kamu semalam. Aku akan-,"

"Cukup. Aku hanya minta kamu segera menyediakan pakaian untuk aku. Aku tidak butuh yang lainnya." potong Keysa yang membuat Alsaki memperbaiki posisinya saat ini. Alsaki mengambil ponselnya dan menghubungi Kavi untuk segera membawa 2 stel pakaian untuk dirinya dan Keysa. Baru pertama kali bertemu dengan Keysa, Alsaki sudah bisa menebak apa yang biasa Keysa gunakan.

"Ck, hebat juga dia," gumam Keysa, yang kini memperbaiki letak selimut yang dia gunakan untuk menutup sebagaian tubuhnya.

"Lebih baik kamu segera membersihkan diri. Mungkin, Kavi akan tiba 15 menit lagi." kata Alsaki yang membuat Keysa menganggukkan kepalanya patuh.

Keysa melakukan apa yang Alsaki katakan, dia segera masuk ke dalam kamar mandi yang berada di samping ranjang mereka. Satu hal yang Keysa belum sadari, kamar mandi mereka hanya bersekat kaca, Alsaki dapat melihat dengan jelas tubuh Keysa yang membelakanginya.

"Haish! Kenapa dia seceroboh itu!" maki Alsaki sembari membalikkan badan.

Tidak lama setelah itu, bel pintu kamar Alsaki berbunyi. Alsaki segera menghampiri sumber bunyi. Alsaki menatap Kavi yang kini menatapnya dengan heran,

"Ada apa?"

"Kamu pesan baju wanita untuk siapa?" tanya Kavi penasaran, karena semalam wanita yang dia minta untuk menemani Alsaki memaki Kavi habis-habisan.

"Wanita penghibur yang kamu kirim untuk aku, kalian benar-benar luar biasa." jawab Alsaki,

"Ha?" Kavi semakin cengo dan tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

"Kenapa?" tanya Alsaki yang menyangsikan ekspresi sahabatnya.

"Tapi-,"

"Jangan banyak bertanya, aku tunggu informasi siapa gadis yang kalian kirim."

"Gadis?"

"Tsk, kenapa kamu seperti orang bodoh? Cepat pergi!" kata Alsaki yang kesal dengan ucapan Alsaki yang terkesan mengejeknya. Alsaki berjanji, dia akan membuat perhitungan dengan apa yang dilakukan Kavi dan Jendra.

Alsaki membawa pakaian yang baru saja dibawa Kavi, sementara Keysa baru saja keluar dari bilik kamar mandi. Keysa menghampiri Alsaki. Seolah mengerti apa yang Keysa inginkan, Alsaki memberikan pakaian untuk Keysa, Keysa menerima pakaian itu dan meminta Alsaki untuk berbalik,

"Aku mau ganti baju, kamu hadap sana dulu!" pinta Keysa, seolah-olah terhipnotis ucapan Keysa, Alsaki menganggukkan kepalanya.

"Siapa nama kamu?" tanya Alsaki,

"Kenapa? Kamu penasaran sama aku?" tanya Keysa balik.

Alsaki tersenyum,"Kamu percaya diri sekali,"

"Kalau aku tidak percaya diri, aku tidak akan berani menatap kamu saat kita terbangun bersama di atas satu ranjang yang sama" ucap Keysa,

"Ya, kamu benar," sahut Alsaki yang kini merasakan pergerakan Keysa yang mencari barang-barang bawaannya. Merasakan pergerakan Keysa, Alsaki memberanikan diri untuk membalikkan tubuhnya.

"Apa kamu melihat ponselku?" tanya Keysa,

Alsaki memberikan ponsel yang Keysa cari, "ini,"

"Thanks,"

"Aku antar kamu pulang?" tanya Alsaki yang ingin memastikan keselamatan Keysa, namun niat Alsaki tidak disambut baik oleh Keysa.

"Tidak usah, Aku bisa pulang sendiri. Jangan terlalu baik. Kamu sudah melukai harga diri aku. Aku harus punya alasan untuk membenci kamu," jawab Keysa.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status