Share

Chapter 181

Author: Atieckha
last update Huling Na-update: 2025-10-31 11:11:21

“Dasar wanita gatal.”

Kata-kata itu cukup jelas terdengar di telinga Luna. Briella melontarkannya dengan senyum sinis saat Luna dan Devan selesai menyapa Briella dan Arkana. Seketika darah Luna mendidih. Ia menarik tangannya dari genggaman Devan, mencoba menahan diri agar tidak bereaksi di depan tamu.

Devan langsung menoleh. Ia tahu ada sesuatu yang terjadi.

“Aku boleh duduk di sini dulu gak, sayang?” ucap Luna pelan, meminta izin.

Devan menatap Arkana sejenak, sorot matanya berubah dingin. Dari raut wajahnya saja sudah jelas kalau ia juga mendengar ucapan Briella tadi. Tapi Devan memilih menahan diri. Ia tahu Luna bisa menjaga dirinya sendiri.

“Oke, sayang. Aku menyapa tamu yang lain dulu ya.” Luna mengangguk, lalu berbalik menuju kursi kosong di samping Briella.

Briella yang sejak tadi menatap sinis tidak menyangka Luna akan berani duduk sedekat itu dengannya. Tapi yang lebih mengejutkan lagi adalah pertanyaan Luna yang ditujukan langsung pada Briella.

“Yang jadi wanita gatal itu
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pemuas Hasrat Atasanku   Chapter 275

    Inem berjalan menuju paviliun tempat para pelayan tinggal. Area itu berada sedikit terpisah dari rumah utama, sehingga ia perlu melewati jalur yang biasa dilaluinya setiap pagi ketika harus memanggil para pekerja yang terlambat untuk bekerja. Saat sampai di bagian paviliun, ia langsung menuju kamar yang ditempati Suster Intan dan Suster Maria.Tok tok“Maria, Intan,” panggilnya. Tak ada jawaban dan tak terdengar suara apapun dari dalam. Inem tahu ini memang belum jam kerja, tapi biasanya mereka sudah bangun jam segini. Sementara pelayan Yang lain sudah mulai sibuk bekerja.“Mariaaaaa, Intan. Tuan Devan mau bicara,” ucapnya lagi berharap kali ini mendapat jawaban dari dalam kamar yang ditempati kedua pengasuh si kembar. Tapi nyatanya tidak. Ia mengetuk pintu beberapa kali dengan harapan salah satu dari mereka membuka, namun pintu tetap saja tidak ada suara apapun dari dalam. Tidak tidak ada langkah kaki mendekati pintu kamar, tidak ada tanda-tanda kalau Maria dan Intan ada dalam kamar

  • Pemuas Hasrat Atasanku   Chapter 274

    “Mommyyyyyyyy,” teriak Nia dari lantai dua. Suaranya melengking seperti biasa setiap kali dia bangun dan tak menemukan Luna di sampingnya. Itu sudah jadi kebiasaan sejak lama. Begitu matanya terbuka dan tak melihat sosok yang paling ia cari, ia akan langsung memanggil. Semua orang bahkan seperti sudah hafal kebiasaan gadis kecil itu setiap kali bangun pagi.“Sebentar, sayang,” jawab Luna sambil sedikit mempercepat gerakannya untuk menata hidangan di atas meja makan. Ia tahu kalau terlambat sedikit saja, Nia bisa terus berteriak sampai semua orang di rumah ikut mendengar.Dari arah ruang tamu, Devan menatap Luna. “Samperin dulu, sayang. Nanti ajak turun sarapan sekalian perpisahan sama susternya,” pintanya. Luna mengangguk pelan, lalu memberi isyarat pada pelayan untuk meneruskan pekerjaannya menata makanan.Ia naik ke lantai atas. Langkahnya cepat, karena sudah sangat hafal bagaimana anak kembarnya bisa berubah suasana hati hanya karena menunggu beberapa detik lebih lama dari yang me

  • Pemuas Hasrat Atasanku   Chapter 273

    Pagi ini kediaman keluarga Wijaya masih terasa tenang. Hari baru saja dimulai, dan Devan sudah bangun lebih cepat dari biasanya. Ia tidak menunggu alarm ataupun suara sang istri untuk membangunkannya. Entah karena pikirannya masih terpaku pada rencana hari ini, atau memang ia ingin menyelesaikan semuanya sebelum anak-anak bangun, yang jelas ia tak ingin menunda lebih lama lagi. Ryan juga akan datang sebentar lagi, karena tanggung jawab suster itu adalah Ryan, dari mencarikannya dan memilih suster terbaik serta menyiapkan kontrak kerja untuk kedua susternya.Ia langsung membersihkan diri tanpa menunda waktu lagi. Biasanya ia harus menunggu beberapa menit sebelum benar-benar siap memulai hari, tetapi kali ini semua terasa lebih cepat. Sementara itu, anak-anak masih tidur di atas ranjang. Selimut mereka belum bergerak, menandakan si kembar masih terlelap dan belum sadar kalau pagi sudah datang.Luna juga sudah bangun sejak subuh. Ia berada di dapur, menata bahan-bahan yang akan dipakai

  • Pemuas Hasrat Atasanku   Chapter 271

    Nia menjawab, “kami mau makan bakso, dad. Sepertinya bakso yang besar-besar punya anak kembar banyak itu enak deh. Tapi yang keju ya.”Devan sempat mematung sambil memandang keduanya secara bergantian. Bukan karena marah atau bingung, tapi lebih karena mencoba memahami maksud dua anak yang selalu punya cara unik dalam menjelaskan sesuatu. Dua pasang mata kecil itu memandangnya tanpa rasa bersalah, seolah apa yang mereka katakan benar-benar masuk akal.Devan mengernyit heran, sejak kapan ada bakso punya anak kembar? Pertanyaan itu berputar-putar di kepalanya. El dan Nia memang sering memberikan istilah aneh untuk makanan atau apapun yang ingin mereka minta, tapi kali ini menurutnya cukup membuat kepala bekerja lebih keras untuk berpikir. Ia sempat membuka mulut, ingin memastikan apakah ia benar-benar mendengar hal yang sama seperti apa yang keluar dari bibir anak-anaknya, namun belum sempat ia bertanya, suara istrinya terdengar begitu lembut di telinganya. Penjelasan Luna justru membua

  • Pemuas Hasrat Atasanku   Chapter 271

    Setelah pelayan restoran itu pergi, Devan, Luna, dan neneknya langsung mulai menyantap makanan sambil mengobrol. “Jadi, apa yang mau kamu katakan, Dev?” tanya sang nenek. “Besok kontrak kerja kedua suster El dan Nia berakhir. Rencananya, Devan dan Luna tidak memperpanjang lagi kontrak itu. Tapi kami akan tetap memberikan kompensasi supaya mereka punya modal untuk memulai usaha atau apa pun. Yang penting, kita bertanggung jawab waktu memberhentikan mereka secara mendadak. Lagian, anak-anak lebih sering sama Mommynya. Nanti bisa dibantu sama Bi Inem aja,” ujar Devan. Sang nenek menoleh ke cucu menantunya. “Memangnya kamu bisa ngurus dua anak yang super aktif itu, sayang?” Terkadang Nyonya Wijaya memang kewalahan melihat Luna dan dua pengasuhnya yang dibuat sibuk oleh si kembar. Meskipun tidak setiap hari mereka banyak tingkah, tetap saja Luna yang paling sering dibuat kerepotan. Apalagi kedua anak itu sangat cerdas, bahkan bisa dikatakan mereka punya kemampuan berpikir di atas an

  • Pemuas Hasrat Atasanku   Chapter 270

    Baru kemarin Amel membahas soal sayang suami dengan para tetangganya, hari ini dia dikejutkan dengan kedatangan pria itu tanpa pesan apapun sebelumnya.Kepulangan Arkana ke tanah air datang lebih cepat dari perkiraan siapa pun. Tidak ada kabar lebih dulu, tidak ada pesan singkat, bahkan tidak ada telepon. Dia muncul begitu saja di halaman rumahnya. Sore yang biasanya tenang berubah menjadi ramai hanya karena sosoknya berdiri di depan pagar. Rambutnya lebih rapi, tubuhnya tampak lebih terawat, dan wajahnya… jauh lebih tampan daripada terakhir kali para tetangga melihatnya beberapa tahun lalu, saat hidupnya sedang kacau dan dia tenggelam dalam kesedihan akibat kepergian ibunya.Kali ini auranya berbeda. Bukan lagi pria yang berjalan dengan kepala menunduk dan bahu berat seperti memikul seluruh masalah dunia. Arkana terlihat lebih tegak, lebih percaya diri, bahkan ada semacam energi baru yang terpancar dari gerak-geriknya. Senyumnya muncul lebih cepat, langkahnya lebih santai, dan tata

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status