Home / Romansa / Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku / Bab 6. Pagi yang Nikmat

Share

Bab 6. Pagi yang Nikmat

Author: Kak Gojo
last update Huling Na-update: 2025-01-07 20:00:33

Pandangan Nina langsung tertuju pada benda di balik celana tuan muda. Sesuatu di dalam sana agaknya sudah meronta-ronta meminta makan. Terlihat sudah menegang dan ingin dibebaskan.

“Bagaimana, Nina? Kita harus lanjutkan kegiatan yang semalam tertunda. Ingat aku sudah memberimu DP semalam. Dan kamu harus memuaskanku pagi ini!” tegas Bryan. Langsung saja pria itu melumat brutal bibir Nina tanpa ampun. Nina hampir kehabisan napas dibuatnya.

Bryan membawa tubuh Nina mendekat tanpa melepas cumbuannya dan memeluknya sejenak. Lalu kedua tangan kekar itu turun ke area bokong sang gadis dan meremasnya dengan kuat. Sesekali Bryan memukul bokong padat itu.

“Tuan Bryan?” lirih Nina ketika Bryan melepaskan pagutannya demi mengambil beberapa oksigen. Keduanya saling bertatapan satu sama lain. Wajah mereka begitu dekat membuat Nina sampai tak berkedip menatap kagum tuan mudanya.

Yes, Baby?” jawab Bryan dengan nada menggoda. Bryan menampakkan senyum tipis karena melihat Nina menatapnya tanpa berkedip. “Ada apa, Baby? Matamu sampai gak berkedip.”

“Tu-Tuan tampan sekali,” ucap Nina jujur. Ia terpesona dengan ketampanan tuan muda yang memancar pagi hari ini.

Bryan terkekeh mendengar pujian itu. “Kamu baru menyadarinya sekarang, hm?” ujarnya sangat percaya diri.

Sepersekian detik Nina menggeleng pelan. Ia hampir saja terhipnotis oleh aura dominan yang terpancar dari Bryan. Nina pun mengalihkan pandangannya dan berniat menyampaikan tujuan yang sebenarnya.

“Tu-Tuan… a-apa… apa saya bisa meminta sesuatu?” tanya Nina ragu-ragu.

“Apa itu?” balas Bryan. Kedua tangannya masih aktif bermain di bokong milik Nina, kemudian mengelus-elus punggung sang gadis dengan lembut. Bibirnya pun kembali beraksi mencium tiap inci dari wajah Nina hingga ke area leher jenjangnya.

Sementara Bryan masih menikmati lehernya, Nina justru merasa gugup. Ia mengambil napas panjang lebih dulu sebelum melanjutkan kalimatnya.

“K-kalau boleh… sa-saya ingin meminta duit lagi, Tuan. Yang kemarin… aahh.. maaa… masih belum cukup, aahhh… hemmpps.” Nina berkata sambil mendesah nikmat karena permainan Bryan kini semakin brutal. Bryan mulai memasukkan satu tangannya ke dalam celana yang Nina kenakan dan menggesek-gesek area vital milik Nina.

Mendengar hal itu sontak Bryan menghentikan aktivitas nakalnya dan menatap Nina penuh pertanyaan.

Melihat tatapan tajam yang dilemparkan dari tuan muda, Nina refleks menundukkan kepalanya dan meminta maaf. Ia takut jika permintaannya itu membuat sang majikan marah. Belum menyelesaikan tugas secara sempurna, tapi sudah meminta bayaran lebih, pikirnya.

Bryan mengelus pipi Nina dengan lembut dan menaikkan dagu gadis lugu itu agar menatapnya. “Katakan berapa yang kamu mau, Sayangku?”

“Se-seratus juta, Tuan.”

“Okey,” jawab Bryan tanpa berpikir panjang. Ia mencium bibir Nina sekali lagi dan akhirnya bergerak mencari ponsel miliknya.

Nina masih berdiri mematung di depan pintu kamar. Ia melihat Bryan sedang mencari sebuah benda pipih di dalam laci nakas.

“Aku tidak menyimpan uang cash sebanyak itu. Jadi aku akan membayarmu via transfer saja ya. Mana nomer rekeningmu, Sayang?” kata Bryan dengan ekspresi santainya.

Nina yang tadinya merasa gugup akhirnya lega. Ternyata Bryan tidak memarahinya. Segera ia merogoh kocek dan mengambil sebuah kertas di dalam saku celananya. Kertas terlipat yang sudah tertulis nomer rekening miliknya. Nina segera menyebutkan satu per satu angka itu kepada Bryan.

“Aku sudah mentransfer uangnya.”

Nina tersenyum bahagia. Semudah itukah mendapatkan uang ratusan juta dalam hitungan menit. “Terima kasih, Tuan Bryan.”

“Eitss… tapi kamu jangan senang dulu! Urusan kita kan belum selesai!”

Sesaat senyum sumringah yang Nina tampakkan pun hilang. Ia lupa urusan mereka belumlah selesai. Nina melihat Bryan sedang membuka kaosnya, memperlihatkan badan atletis yang begitu indah.

Come here, Baby!” pinta Bryan dengan suara serak. Bryan pun melepas boxernya sendiri dan tampil di hadapan Nina tanpa sehelai kain. Kemudian Bryan duduk di pinggir ranjangnya sambil mengelus-elus adik kecilnya dengan manja.

Kamar Bryan begitu luas. Dari depan pintu kamar hingga ke ranjang mungkin perlu beberapa langkah. Meskipun cahaya matahari belum masuk secara sempurna di kamar tersebut, namun Nina bisa melihat dengan jelas benda yang begitu panjang dan berurat milik sang majikan.

“Nina, kenapa diam saja? Aku menyuruhmu kemari dan manjakan adik kecilku ini.”

Nyali Nina menciut ketika mendengar perkataan Bryan. Ia masih belum siap melakukan ini lagi. Ditambah lagi ekspresi yang diperlihatkan oleh Bryan. Sangat mengerikan.

“Nina?” panggil Bryan lagi. Melihat gadis itu tak bergerak sama sekali, Bryan pun memutuskan untuk menghampirinya.

‘Uhh! Pria ini tidak waras.’

Nina bergerak mundur menjauhi sang majikan yang menatapnya dengan mesum. Bryan pun ikut melangkah mendekatinya. Semakin Nina menjauh, semakin cepat pula langkah Bryan bergerak ke arahnya.

Tubuh Nina sudah mentok pada pintu kamar Bryan dan tangannya mulai memegang kenop. Ia pun bergegas membuka pintu tersebut. Dan…

KLEK!

Pintu berhasil dibuka, namun naas Nina tak berhasil kabur dari sana.

“Ah, Tuan!” rintihnya. Perasaan gugup dan kaget ketika tubuhnya dipeluk kuat dari belakang.

“Mau kabur ke mana kamu, Baby? Aku sudah membayarmu. Jangan harap bisa kabur dariku!” bisik Bryan.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Serni Sumarni Gedoan
sangat menarik
goodnovel comment avatar
Kak Gojo
iya playboy awal2 doang kak
goodnovel comment avatar
Easy Loundry
thor laki2 nya playboy ya.. ga jadi baca deh, gonta ganti pasangan...
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 136. Pemuas Hasrat Liar Suamiku

    Nina menerima uluran tangan itu dengan senyuman manis.“Aku ingin kita menikmati malam ini dengan berdansa dan diakhiri dengan bergoyang pinggul sampainya ranjang patah-patah dan dengkul bergetar,” bisik Bryan secara brutal anti sensor club.Sebelum berdansa, Bryan menyetel musik terlebih dahulu. Musik yang begitu romantis dengan alunan nada merdu.Cinta satu malam, oh indahnyaCinta satu malam, buatku melayangWalaupun satu malam, akan selalu ku kenang dalam hidupku“Hm, Mas? Apa kamu gak salah lagu? Masa iya cinta satu malam? Kan cinta kita sampai akhir hayat, bukan satu malam doang,” tegur Nina membuat Bryan tersadar.“Eh iya. Salah setel.”Akhirnya Bryan menyetel lagu yang cocok untuk dipakai berdansa malam ini.Pasangan suami istri itu pun berdansa mengikuti ritme. Bryan membuat Nina berputar sesuai alunan nada hingga vertigonya kambuh. Wkwkw.

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 135. Riko Sedikit Iri

    “Ashiaapp!!” sahut Rozak ala-ala Atta Halilintar.“Iya, Pak. Mampir kapan saja, pintu rumah selalu tertutup bahkan tergembok untuk Bapak Rozak,” ujar Fredrinn berniat ngejokes ala Bapack-bapack. Sayangnya jokesnya itu tidak lucu sama sekali. Namun Rozak justru tertawa.Akhirnya pamit juga Rozak dan Aliyah.Fredrinn dan Adelina juga berpamitan dari hadapan yang lainnya. Mereka ingin beristirahat di kamar. Begitu pula dengan para ART yang izin mundur diri.Kini hanya tersisa Nina, Bryan, Riko beserta empat bocil di ruang makan itu.“Ayo anak-anak. Kalian juga masuk ke kamar! Cuci tangan, cuci kaki, cuci muka dan jangan lupa gosok gigi!” seru Nina yang diangguki oleh keempat anaknya itu.Riko tersenyum lebar melihat keempat ponakannya yang mudah sekali diatur oleh Nina.“Mereka ini penurut sekali,” puji Riko. “Pasti kakak mendidik mereka dengan sangat baik. Makanya mereka semua bisa j

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 134. Keluarga Cemara

    Keesokan paginya, Nina melihat Bryan sedang menyetrika pakaian kerjanya. Hari masih pagi buta, tapi Bryan sudah sibuk bersiap-siap menuju kantor.“Kamu mau ke mana, Mas?” tanya Nina yang baru saja terbangun dari tidurnya. Bahkan matanya belum terbuka dengan sempurna.“Mulai hari ini aku akan ke kantor, sayang. Aku akan bekerja seperti biasa sebagai direktur,” jawab Bryan dengan pandangan mata yang masih terfokus pada setrikaannya.Nina bangkit dari tidurnya, mengubah posisi menjadi duduk. Dia masih menguap sesekali. Jujur saja rasanya ingin sekali dia melanjutkan tidur, tapi tidak enak karena suaminya sendiri lagi sibuk-sibuknya.“Kamu yakin mau bekerja seperti biasa, Mas? Aku kira status kamu masih jadi tahanan rumah. Kalau kamu ditangkap lagi oleh polisi karena ketahuan melanggar peraturan, bagaimana dong?”“Dari kemarin-kemarin aku kan sudah melanggar peratur

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 133. Pengen Bercinta (21+)

    Dua minggu kemudian.Setelah dua mingguan lebih dirawat di rumah sakit, Nina sudah diperbolehkan pulang ke rumah dengan catatan tidak boleh banyak bergerak agar luka tembaknya di perut itu segera pulih dengan baik.Malam itu, Bryan sedang membantu Nina memakai pakaiannya. Namun tiba-tiba Nina menyambar bibir Bryan dengan mendaratkan sebuah ciuman ringan di bibir suaminya itu..“Eh, sayang. Jangan memancing dong.”“Mas, aku pengen,” bisik Nina. “Sudah lama kita gak begituan.”Bryan paham dengan kode istrinya itu. “Tapi luka kamu kan belum kering seratus persen, sayang.”Nina melirik luka di perutnya yang masih diperban. Ya, dia akui walaupun sudah tak terasa nyeri, tapi dia belum bisa bergerak dengan leluasa. Dan hal itu akan mempengaruhi mereka nantinya jika melakukan hubungan suami istri.“T-tapi aku udah gak bisa nahan gimana dong, Mas?”Nina memasang wajah manjanya,

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 132. Nasib Jomblo

    “Kita ke rumah sakit dulu ya. Soalnya Bryan ada di sana,” ujar Fredrinn kepada Riko yang tengah mengemudi mobil.“Loh, siapa yang sakit? Bryan?” tanya Adelina yang mendadak khawatir.“Bukan. Tapi menantuku,” jawab Fredrinn.“Oh. Bryan ternyata sudah menikah, ya?” tanya Adelina lagi.“Iya. Bahkan sudah punya anak empat.”Adelina kemudian melirik ke Riko. “Kalau kamu kapan rencana nikah, Nak?”Bless! Hati Riko terasa tertancap duri saat mendapatkan pertanyaan menohok seperti itu.“Mama nih apaan sih? Kok langsung nanya begitu?” balas Riko tidak terima ditanya demikian.“Mama kan cuman nanya. Gak salah toh?”“Salah dong! Salah banget malah!”“Salahnya di mana?”“Jelas salah. Tidak seharusnya Mama bertanya seperti itu.

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 131. Ibu untuk Bryan

    Keesokan harinya, Fredrinn mengajak Riko mengunjungi kantor cabang Lawrence Company. Di sana, Fredrinn memperkenalkan Riko sebagai anaknya sekaligus penerusnya dalam mengelola perusahaan itu.“Saya kira anak Pak Fredrinn cuman Pak Bryan,” celetuk salah satu karyawan yang terdengar jelas di telinga Fredrinn.“Tidak. Riko juga anak saya. Cuman baru terungkap sekarang,” jawab Fredrinn santai.“Semacam program investigasi ya, Pak. Baru terungkap sekarang.”“Iya, begitulah.”Setelah selesai memperkenalkan Riko kepada semua karyawan di kantor itu, Fredrinn lalu mengajak Riko untuk menemui Adelina, ibu kandungnya.“Kenapa Papa mengajak aku ke tempat ini?” tanya Riko setelah mereka tiba di rumah Adelina.“Ini adalah rumah mama kandung kamu. Walaupun kamu tidak tertarik untuk mengetahui siapa mama kamu, tapi tetap saja kamu h

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status