Share

Dua puluh lima

Author: Na_Vya
last update Last Updated: 2024-11-29 22:15:37

Tak pernah jantung Shanum berdebar sekencang ini. Beberapa hari bersama dengan sang atasan, membuatnya selalu merasa nyaman dan aman. Perlakuan lelaki yang sedang membopongnya ini begitu lembut.

Ozkhan menurunkan Shanum perlahan begitu tiba di kamar mandi yang luasnya dua kali lipat dari kamarnya yang ada di rumah.

Selanjutnya, Shanum membantu Ozkhan meloloskan kancing kemeja lelaki itu mulai dari atas. Tatapan keduanya beradu, sorot mendambakan begitu kentara.

Jemari Ozkhan tak tinggal diam. Mengusap wajah Shanum yang sangat lugu dan cantik tanpa riasan. Dia tak pernah mengira akan memiliki sekretarisnya dengan leluasa.

"Kamu sangat cantik, Shanum," puji Ozkhan, membuat Shanum tersenyum. "Bagaimana bisa kamu mempunyai wajah yang sesempurna ini. Saya sangat beruntung bisa memilikimu, Shanum." Ibu jari Ozkhan membelai bibir Shanum yang terlihat selalu menggoda.

"Apa sekarang Tuanku ini pandai menggombal?" Kedua telapak Shanum masih aktif. Melepas kemeja hitam dari tubuh kekar atasannya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    91~

    "Kenapa pria payah itu tidak bisa dihubungi? Apa jangan-jangan dia kabur?" Numa melempar ponselnya ke atas meja kerja, dengan perasaan kesal bukan main, lantaran Orhan tak bisa dihubungi sejak pertemuan mereka siang itu.Rencana yang sudah dia susun pun terpaksa tertunda karena Orhan, yang berjanji akan membantunya tak kunjung memberi kabar. Sia-sia saja, dia sudah memberikan sejumlah uang pada suami Shanum itu. Numa merasa bila Orhan sudah menipunya."Padahal aku ingin sekali menemukan Shanum dan memberi jalang sialan itu pelajaran."Sejak dia tahu wanita simpanan sang suami adalah Shanum. Hari-hari Numa dipenuhi rasa benci pada wanita, yang sempat dia anggap sebagai adik. Numa terus menghitung hari—menantikan pertemuannya dengan Shanum."Kalau seperti ini aku tidak akan mungkin pernah bisa memberi pelajaran pada jalang sialan itu."Numa menghela frustrasi, meraup wajah yang sedikit memucat karena belakangan ini dia malas melakukan perawatan kulit. Mood-nya benar-benar berantakan sem

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    90~

    Wajah Orhan yang putih pucat, memancarkan keterkejutan yang luar biasa saat sosok, yang baru saja datang itu berdiri menjulang dengan sorot mata dingin."Tu-tuan Ozkhan?" Getar pada suaranya cukup mewakilkan perasaan Orhan detik ini. Sorot matanya seketika berubah gelisah, dan untuk menelan ludah saja rasanya sangat susah. "Ba-bagaimana ..."Kata-kata Orhan menggantung di ujung lidah, saat kelima pria berjas hitam itu menunduk serentak pada Ozkhan.Kini, jelas sudah—siapa bos mereka, pikir Orhan, melirik empat dari lima pria itu pergi dari gudang. Tersisa satu pria, yang sempat meninju wajah Orhan.Pria yang tingginya hampir sama dengan Ozkhan itu mendekat. Ada sesuatu yang ingin dia katakan sebelum pergi. "Tuan, sepertinya ada orang lain yang juga sedang mengincar pria ini."Ozkhan langsung menoleh pada pria di sampingnya. Informasi yang baru saja didengarnya sangat mengganggu. Itu artinya, ada orang yang juga menginginkan Orhan? Siapa? Apakah Ozkhan mengenalnya?"Lalu? Siapa mereka?

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    89~

    "Tuan Hakkan?" Rahang Shanum hampir ternganga ketika mendapati Hakkan tiba-tiba datang ke Villa. Hakkan tersenyum lebar, dan melambaikan tangan seakan-akan dia begitu dekat dengan Shanum. "Hai, Shanum." Lantas, dia beralih pada Elis. "Elis." Elis hanya mengangguk dan tersenyum tipis. Setelah itu dia kembali ke dapur untuk menyiapkan minum dan camilan. "Duduk, Tuan," kata Shanum, mempersilakan Hakkan agar duduk. Hakkan duduk berseberangan dengan Shanum. Sorot matanya terlihat kagum dengan suasana di Villa milik Ozkhan. Dia tak menyangka jika sahabatnya itu memiliki Villa sebagus dan senyaman ini. Apalagi Villa ini dekat sekali dengan laut. Sejak tiba bau laut begitu terasa di penciumannya. Tak lama Elis pun kembali dengan membawa baki di tangan. Secangkir teh jahe madu beserta dua piring kue yang baru saja di beli di supermarket, disajikan Elis di atas meja. "Silakan, Tuan." "Terimakasih, Elis," sahut Hakkan. "Saya permisi melanjutkan pekerjaan," pamit Elis. "Ya." Hakkan mengan

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    88~

    Pagi ini Ozkhan terlihat sedang bersiap-siap untuk berangkat ke kantor dengan dibantu oleh Shanum. Seperti sudah menjadi rutinitas yang tidak bisa dilewatkan, memandang wajah cantik Shanum setiap sebelum berangkat kerja, bisa menambah semangat untuk Ozkhan. "Selesai." Shanum menepuk pelan dada Ozkhan, di saat dia sudah menyelesaikan memasang dasi. Sedangkan Ozkhan pasti akan memberikan kecupan di kening Shanum sebagai hadiah. Ozkhan berkata, "Terimakasih. Selama kita bersama kamu sudah melayaniku dengan sangat baik." Telapak tangan Shanum mengusap rahang Ozkhan, yang selalu dia cukur setia tiga hari sekali. "Itu tidak seberapa, Ozkhan. Dibandingkan dengan apa yang kamu berikan padaku selama ini." "Aku tidak pernah meminta imbalan darimu. Apa yang kuberikan untukmu adalah salah satu bentuk rasa cinta dan sayang. Cukup kamu di sisiku seperti ini. Aku sudah sangat merasa senang, Shanum." "Kalau begitu, mungkin kamu bisa mempertimbangkan aku kembali menjadi sekretarismu?" It

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    87~

    Di lain tempat~ "Apa! Ozkhan punya wanita simpanan? Dan, wanita itu sekretarisnya?" Tuan Baris memekik tak percaya, ketika sang besan memberitahunya perihal perselingkuhan Ozkhan. Dia pun tak menyangka jika putranya itu berani melakukan hal tersebut. Terlebih pada sekretarisnya. Pantas saja, Ozkhan tiba-tiba ingin menceraikan Numa, pikir tuan Baris. Tuan Ahmed mendengkus melihat reaksi besannya. Menjengkelkan sekali. "Bukan hanya itu." Diraihnya cangkir teh di hadapan, lalu disesapnya sedikit. Dia rasa, dia pun perlu memberi kabar yang lebih besar dan lebih mengejutkan. Tuan Baris memicing penasaran. "Apa lagi?" "Wanita itu adalah putrinya Kemal. Tentu, kamu masih ingat Kemal, bukan?" "Kemal?" Kening tuan Baris mengernyit, antara ingat dan tidak dengan nama tersebut. Tanggapan besannya itu justru menambah kekesalan tuan Ahmed. "Kamu sungguh tidak ingat dengan Kemal?" Dia menghela kasar. "Kemal ..." Ingatan tuan Baris pun tertuju pada satu orang. "Apa yang kamu ma

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    86~

    Beberapa saat sebelumnya... Mobil yang membawa Ozkhan tiba di Vila. Pedro bergegas turun untuk membukakan pintu majikannya. "Kamu bisa menginap di hotel dekat sini," kata Ozkhan agar besok dia tidak perlu menunggu lama kedatangan Pedro ke sini. Di sekitar tempat itu ada banyak motel dan penginapan yang cukup bagus. "Baik, Tuan." Pedro tidak banyak bertanya lagi. "Tadi sore saya sudah menyuruh Emir untuk mengirim bonus lebih untuk kamu. Semoga bermanfaat. Jangan beli minuman. Kamu masih muda, lebih baik gunakan uangnya untuk hal yang positif. Besok saya kabari lagi." Ozkhan menepuk-nepuk pundak Pedro, setelah memberi sedikit nasihat. Manik Pedro berbinar kala Ozkhan tak sungkan menyentuh dan memberinya nasihat. "Terimakasih, Tuan. Terimakasih." Dia menunduk sekilas. Selama bekerja dengan Ozkhan, Pedro tak memiliki keluhan sedikit pun terhadap pria itu. Sikap Ozkhan yang sangat baik, loyal, dan care kepada seluruh pekerjanya, membuat Pedro betah. "Ah, iya. Kamu bisa menungg

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status