Share

35. Barang bukti

"Apa dia belum berniat turun?"

Bertanya pada Leon, tetapi pandangan Emma tertuju ke lantai dua. Luna-lah yang dimaksud. Pasalnya tidak biasanya sang nyonya tidak ikut turun untuk sarapan. Sedikit kekhawatiran Emma rasakan. Namun, melihat ketenangan Leon, Emma bisa menyimpulkan tidak ada yang serius dengan pasangan suami-istri tersebut.

"Sepertinya akan terlambat." Leon menjawab tak acuh setelah mengusap mulut menggunakan tisu. Ia baru menyelesaikan sarapannya.

Emma mengangguk sekali saat beralih pada Leon yang tengah melirik arloji di tangannya. "Kau sudah akan pergi?"

"Masih ada sepuluh menit lagi."

"Tapi aku belum melihat asistenmu?"

"Dia ada di paviliun."

Sebenarnya Emma merasa heran, sekaligus janggal. Setiap datang, Gerry selalu menyempatkan diri mendatangi paviliun. Seolah ada yang menunggunya di sana. Tapi siapa?

Jangankan dirinya, Pak Jang saja tidak tahu apa yang sebenarnya Gerry tunggu. Tapi dari desas-desus yang sempat beredar, seorang pelayan pernah memergoki pria bertubuh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status