Home / Rumah Tangga / Pemuas Nafsu Liar Majikanku / Kamu Berniat Menggodaku Kan?

Share

Kamu Berniat Menggodaku Kan?

Author: CitraAurora
last update Huling Na-update: 2025-03-26 20:25:26

"Kenapa? Kamu tidak mau melayani aku?" tanya suami dari majikannya dengan senyuman kecil di wajahnya, membuat Alea tercengang.

Pikiran Alea melayang jauh, padahal, ucapan suami majikannya itu adalah respon dari kegeraman Alea yang baru saja terpaksa bekerja dua kali karena keinginannya yang kerap berubah.

Sejak kejadian malam itu, entah mengapa Alea tak bisa menghapus suara aneh itu dari memorinya. Alea jelas tahu apa yang dilakukan oleh Adrian, apalagi Alea juga bukan anak kecil.

“Apa maksud Tuan!?” tanya Alea panik, semburat merah mulai muncul di wajahnya.

“Defensif sekali. Saya minta buatkan susu, bukan kopi. Jadi, buatkan saya susu sekarang juga!”

"Oh … baik, Tuan. Tunggu sebentar," jawab Alea cepat, bergegas agar bisa segera menjauh dari suami majikannya yang mulai ia anggap sebagai pria aneh.

**

Sebulan pun berlalu. Kini waktunya Alea menerima gaji pertamanya sejak bekerja di rumah ini. "Berapa nomor rekening kamu, Alea?" tanya Gina saat hendak memberikan gaji.

"Maaf, Nyonya. Saya belum punya rekening," jawab Alea malu-malu.

Sebetulnya, Alea bukannya tak punya rekening. Tapi, setelah mantan suaminya mengambil alih semua harta miliknya, sang suami juga membekukan rekening milik Alea, sehingga Alea sama sekali tak bisa menggunakan rekeningnya.

"Kalau begitu tunggu sebentar," kata Gina sambil berjalan ke atas, lalu kembali dengan sebuah amplop coklat berisi uang. Setelah menyerahkan gajinya, Gina meminta Alea untuk segera membuka rekening agar pembayaran ke depannya bisa lebih mudah.

"Baik, Nyonya. Saya akan segera mengurusnya," jawab Alea dengan anggukan kecil.

Keesokan harinya, setelah hampir semua pekerjaan rumah selesai, Alea memesan taksi menuju bank untuk membuat rekening baru. Tak disangka-sangka, di sana ia bertemu Rian—mantan suaminya—dengan Sheryl yang kini menjadi pasangannya. Melihat wajah pria itu membuat darah Alea mendidih.

Rian menyadari tatapan penuh amarah Alea dan segera mendekatinya di tengah antrean pelanggan bank yang tak terlalu ramai. "Ah, mantan istri. Apa yang kamu lakukan di sini?" tanyanya dengan nada merendahkan sambil melirik Alea dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Bukan urusanmu!" balas Alea ketus tanpa berniat meladeninya lebih jauh.

Namun Rian hanya tertawa mengejek. "Memang bukan, tapi dari penampilanmu sekarang terlihat jelas kehidupanmu jauh lebih buruk dari sebelumnya. Kamu kelihatan lusuh sekali." Tawa puasnya semakin menyesakkan hati Alea.

Sheryl yang berdiri di samping Rian turut menimpali dengan nada mengejek, "Mungkin dia nggak bisa beli skincare lagi."

Tawa mereka berdua menggema hingga menarik perhatian beberapa orang sekitar. Namun Alea tak gentar. Dengan sorot mata tajam penuh emosi, ia berkata tegas, "Menjauh dariku!"

“Baiklah, lagipula aku malas dekat denganmu yang bau," sambil menggandeng tangan Sheryl dan melangkah pergi.

Rian menuju ke meja CS di bank, mengatur urusannya dengan kertas di tangan. Tidak lama, manajer bank menghampirinya dan mempersilakannya masuk ke ruangannya.

Dulu, Alea dan Rian adalah pelanggan prioritas di bank itu, kerap kali saldo mereka mencapai angka miliar.

Saat waktu berlalu, Alea masih menunggu giliran, sementara Rian telah selesai berbicara dengan manajer. Mantan suaminya mendekati Alea, menunjukkan bungkusan yang dibawa olehnya.

Dengan senyum puas, Rian berbisik, "Akhirnya aku berhasil mencairkan cek peninggalan mantan mertuaku."

Alea terkejut, matanya membulat. "Itu milikku, bukan milikmu, Rian! Kembalikan!" serunya sambil berusaha menarik bungkusan itu.

"Tapi sekarang sudah menjadi milikku. Harus bagaimana?" Rian melepaskan genggaman Alea dengan kasar dan pergi meninggalkannya.

Perasaan Alea campur aduk, hatinya terasa pedih melihat uang milik orang tuanya kini berhasil dipindahkan oleh Rian. Ia berniat untuk mewariskan uang itu kepada anaknya kelak.

Namun, nasi telah menjadi bubur. Denga mata yang mulai basah, Alea terus mengutuki Rian, dan juga dirinya sendiri yang telah salah memilih suami.

Dulu sebenarnya Alea dijodohkan dengan anak dari sahabat orang tuanya. Namun, karena rasa cintanya kepada Rian, ia menolak perjodohan tersebut. Peringatan kedua orang tuanya mengenai sifat Rian tak diacuhkan oleh Alea, karena ia sudah termakan gombalan Rian.

Setelah menikah, kedua orang tua Alea terlibat dalam kecelakaan dan berpulang ke Tuhan. Mengingat masa lalunya yang bodoh, membuat perasaan Alea semakin hancur.

Tiba-tiba, nama Alea dipanggil oleh CS. Ia buru-buru menyapu air mata dan maju ke depan untuk mengurus rekening serta ATM barunya. Setelah itu, ia bergegas ke supermarket memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

ATM dan belanjaan sudah ada di tangan. Tak ingin berlama-lama di luar, Alea segera pulang. Di rumah, ia merebahkan diri sejenak dan tanpa sadar tertidur hingga sore.

Saat terbangun, Alea bergegas membersihkan rumah. Ia membersihkan seluruh ruangan termasuk kamar majikannya. Saat memasuki ruang Adrian dan Gina dengan perlengkapan bersih-bersihnya, ia terkejut menemukan majikannya di dalam kamar.

"Maaf, Tuan, saya tidak tahu jika Anda sudah pulang," katanya sembari berbalik. Ia kemudian meminta izin untuk melanjutkan tugas bersih-bersihnya.

Merasa canggung berdua di kamar bersama Adrian, Alea mengerjakan pekerjaannya dengan buru-buru.

Sementara itu, Adrian yang sebetulnya tengah menonton video panas di tabletnya untuk memenuhi kepuasan batin yang tak ia kunjung dapatkan dari sang istri, tiba-tiba merasa gerah dan sulit menahan diri melihat Alea yang kerap memajukan bokongnya saat menyapu. Melihat lekuk tubuh Alea membuat fantasi liar Adrian mencuat begitu saja.

Seolah tubuhnya bergerak sendiri, pria itu bangkit dari ranjang mengunci tubuh Alea dari belakang.

“Aku mengerti kenapa kamu gak mau aku suruh berhenti kerja. Kamu mau menggodaku, kan?”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (4)
goodnovel comment avatar
Ade Virlita
astagaaa ada² aja ya, pemikirannya si Tuan kok sampai segitunya...
goodnovel comment avatar
Retno Anggiri Milagros Excellent
wah . pikiran tuan yang ngeres .. ...
goodnovel comment avatar
Lano
bikin aw aw bikin deg deg an pnter authornya mainkan perasaan pembaca
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Terus Terang

    Sudah seperti ini Agam tidak bisa mengelak lagi. Netranya menatap Yesa dan papa mertuanya.Seolah tahu apa yang Agam pikirkan, Yesa mengangguk, memberi kode pria itu untuk memberitahukan siapa dia. “Sebenarnya Yesa adalah istriku,” ungkapnya. Semua orang yang berada di sana terkejut siapa sangka asisten yang mereka anggap tidak berkompeten adalah suami CEO-nya sendiri. Mereka saling tatap, ekspresi mereka menunjukkan rasa tak enak, bagaimana tidak orang yang sedari tadi mereka jelek-jelekan dan mereka anggap tidak berkompeten adalah orang dalam sendiri. Sebelum terlambat mereka berpura-pura tertawa dan bersikap baik. Mereka mengatakan kalau apa yang mereka ucapkan tidak bermaksud apa-apa. “Tidak bermaksud apa-apa gimana! Jelas tadi anda bilang dia tidak becus apa-apa.” Kekesalan Yesa merangkak naik. Padahal selama ini kinerjanya begitu baik,” Sambung Yesa. Melihat ekspresi orang-orang itu Agam pun tersenyum tipis kemudian duduk menghadap mereka semua. “Justru kalianlah yang t

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Cebongnya Tok Cer Juga

    “Apa Dok istri saya hamil?” Agam nampak tak percaya dengan apa yang Dokter katakan. “Iya, selamat Pak.” Dokter memberikan selamat atas kehamilan pasiennya. Netra Agam kini mengarah pada istrinya, dia sungguh tak percaya akan secepat ini menjadi seorang ayah. “Sayang aku akan menjadi ayah?” Agam menunjuk dirinya sendiri. Yesa mengangguk kemudian mereka berpelukan di depan dokter. Dalam pelukan Agam, Yesa menangis, Tuhan telah mempercayakan seorang anak padanya dan Agam. Melihat mereka, dokter turut terharu, terlebih ucapan Yesa yang begitu menyentuh. Kecupan demi kecupan mendarat di wajah Yesa, membuat Dokter dan suster saling pandang. “Maaf mengganggu, silahkan tebus obatnya.” Tak mungkin dokter menunggui orang yang tengah berbahagia bisa-bisa pasien lainnya kelamaan mengantri. Kini mereka telah berada di dalam mobil, karena takut terjadi apa dengan janinnya Agam menyetir dengan kecepatan yang sangat rendah. “Mas kapan sampainya?” Protes Yesa. “Aku tidak ingin terjadi apa-

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Syukuran

    Buru-buru Yesa mendorong tubuh Agam, kemudian dia terkekeh melihat kakaknya. “Kak Arya.” Yesa berjalan mendekat kemudian memeluk kakaknya itu. Kini mereka telah di sofa, Arya menjelaskan alasan kenapa ponselnya tidak aktif. Dia juga meminta maaf pada Adiknya karena baru datang. “Tidak perlu meminta maaf Yes sekarang memiliki aku.” Agam merangkul istrinya. “Sudah bucin nih bocah.” Arya menggeleng melihat kebucinan Agam. Mereka mengobrol banyak, Agam juga bertanya kabar Melati dan Arcelo. “Kapan-kapan boleh kan aku main ke rumah kamu Kakak ipar?” Tanya Agam yang membuat Arya sedikit terkejut. Pria itu sempat melarang tapi Yesa juga ingin main ke rumah Kakaknya, selain rindu Arcelo dia juga rindu Melati. “Baiklah tapi aku harap kamu nggak nyari kesempatan ingin bertemu Melati.” Arya masih saja cemburu padanya. “Masih saja cemburu.” Sahut Agam sambil berbisik. ######“Inilah orang-orang yang ingin menggulingkan posisi Nona Yesa Pak.” Terlihat beberapa direktur perusahaan, dan t

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Kepergok Arya

    Jam makan siang telah tiba Yesa dan Agam keluar untuk makan siang di restoran. “Kamu nggak papa kan Mas kalau kita makan di restoran tempat kamu kerja dulu?” Di dalam mobil Yesa menatap suaminya yang kini fokus menyetir. “Nggak papa lagian aku juga kangen tempat kerjaku dulu,” sahut Agam sembari mengelus pipi istrinya. Agam semakin terang-terangan menunjukkan rasa cintanya kepada Yesa, meskipun belum ada kata cinta terucap. Seperti biasa mereka memesan menu best seller di restoran itu. Makanan itu telah menghipnotis Yesa untuk selalu memakannya. Saat mereka asik makan netra Yesa tak sengaja melihat seorang pria yang baru saja lewat, yang mana Yesa familiar dengan pria itu tapi entah di mana dia bertemu dengannya. “Ada apa?” Agam turut menoleh melihat siapa yang diperhatikan oleh istrinya. “Pria itu.” Sambil menunjuk punggung pria tersebut.“Sepertinya aku pernah melihatnya.” Ujarnya kemudian. Yesa mengalihkan pandangannya menatap Agam. Agam terlihat gugup jelas Yesa pernah me

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Kerja Bersama Malah Tak Fokus

    “Kak kita mau kemana?” Azalea merasa heran karena mobil mereka bukannya menuju ke arah kantor malah menuju ke arah lain. “Nanti kamu akan tahu sendiri sayang.” Pandangan Grey fokus ke depan.Hatinya sangat bahagia karena tidak sabar ingin menunjukkan surprise kepada istrinya. Setelah beberapa waktu berkendara akhirnya mereka masuk ke sebuah perumahan elit. Sekilas seperti kompleks emot di California Amerika. “Aku merasa seperti di Amerika,” celetuk Azalea yang membuat Grey tersenyum. Kini mereka tiba di depan sebuah rumah megah.Hunian di tengah kota namun seperti di daerah gunung. “Kak Ini rumah siapa?” Azalea kembali bertanya. Grey hanya tersenyum kemudian beberapa petugas keamanan rumah itu membukakan gerbang. Langsung Grey membawa mobilnya masuk dan berhenti tepat di depan rumah. “Arsitek rumah itu begitu kreatif sebuah rumah tapi dibikin seperti Villa.” Senyumnya merekah.“Seperti impianku Kak.” Netranya terus menatap rumah itu. Grey mengajak Azalea turun. Di depan rum

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Minta Lagi

    “Sayang kamu sudah tidur atau belum? “ Agam membalikkan badan menatap istrinya yang memejamkan mata.Perlahan Yesa membuka matanya menatap suami yang menatapnya. Gelengan pelan dia tunjukkan, “Aku tidak bisa tidur Mas.” jawabnya.“Sama, enaknya ngapain ya?” Gumam pria itu. Dia kembali ke posisi semula, menatap langit-langit kamarnya. Yesa hanya menggeleng, tidak ada kata yang keluar dari mulutnya. Kini mereka sama-sama menatap langit-langit, malu ingin mengutarakan keinginan masing-masing. “Kamu kenapa tidak bisa tidur Mas?” Pertanyaan Yesa mencuat “Karena….” Agam nampak menggantung ucapannya dia malu kalau harus berterserang kepada sang istri. Yesa menoleh menatap suaminya, Kenapa Agam menggantung ucapannya? padahal dia sudah berharap Agam meminta hal itu padanya. “Karena apa Mas?” tanya Yesa. “Sayang jika aku menginginkan hal itu apa kamu akan memberinya? tapi kalau kamu tidak ingin juga nggak papa.” Agam membalikkan badan malu dengan sang istri. Senyuman tersungging di b

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status