“Tuan, sepertinya mobil yang mengikuti kita tadi sudah tidak ada deh.”
“Hmm?”Vroooom …
Kecepatan mobil kembali normal. Namun, sesekali Michael masih melihat kearah sepion dalam mobil untuk memastikan kalau mobil SUV hitam tadi sudah tidak mengikuti mereka lagi.
“Memangnya mobil SUV tadi itu siapa sih, Tuan? Kok, seperti sedang marah atau bagaiman begitu?” tanya Chelsea kebingungan sambil sesekali melihat kea rah belakang mobil.
“Hmm, saya juga tidak tahu, Chel … kalau dari kecepatan mobil sambil membunyikan klakson seperti itu, biasanya sih si pengemudi yang di tuju mereka baru saja melakukan kesalahan. Seperti baru saja menabrak atau apa begitu … yah, seperti itu lah,” jawab Michael. “Lho? Akan tetapi, mobil yang ada di depan mobil SUV hitam tadi ‘kan, mobil anda, Tuan … itu artinya …,Tiba – tiba, suasana menjadi hening setelah mendengar penjelasan singkat dari Fanny. Angel, Sam, dan yang lainnya dengan serentak menatap wajah Fanny. Lalu, Prok prok prok … “Gila! Sejak kapan kamu menjadi sepintar ini, Fann?” “Eh, bijak sekali kamu, Sayang, hahaha …,” “Ah, benar juga, hahaha …,” “Baru saja aku ingin mengatakan itu, hahaha … ternyata kamu sependapat denganku, Fann ….”Angel, Samuel, Davin dan Cassey dengan serentak bertepuk tangan sambil memuji Fanny. Tidak tahu apa yang terjadi, tetapi saat itu Fanny seolah-olah berubah menjadi seorang Wanita yang sangat cerdas. “Iya, kenapa tidak terpikirkan olehku, ya, hahaha …,” kata Angel sambil tertawa. “Hahaha, karena kamu pikirannya hanya berisi Tuan Michael saja, Ngel, hahah
“Hah? Bertanya sesuat? Apa itu, Sam?” tanya balik Michael, masih terlihat sangat terkejut dan kebingungan. “Hmm, apakah tadi anda sempat memutar balikan arah mobil anda di perempatan jalan yang tak jauh dari sini dan … ada Chelsea di dalam mobil anda?”Seketika, Michael terdiam. Dia langsung memahami arah pembicaraan pada saat itu. Namun, dia tak langsung mengiyakan perkataan Samuel, “Hah? Hmm ….”Michael mengelus-elus dagunya sembari menatap ke-sekeliling jalan. Terlihat, dia seperti sedang memikirkan sesuatu. “Ah … sejak dari tadi, saya berada di restoran yang ada di seberang jalan itu. Saya sedang duduk disana, sambil berbicara dengan seorang teman saya. Tak lama kemudian, Nona Angel menghubungi saya dan meminta saya untuk bertemu,” jelas Michael dengan sedikit berbohong dengan Samuel. “Hah!?”Angel, Fa
Wlliam mendorong pelan dada Sonia, sedikit menjauh darinya. Lalu, perlahan dia mencoba mengangkat tubuhnya dan mendudukkannya. “Gila kamu ya! Apa-apaan tadi, hah!” bentak William dengan mata yang melotot. “Pffftt … hahaha …,” “Ih, malah ketawa! Bukannya ngebantuin …,” “Yeee, biarin, wekk!”*** “Memang benar, tadi si Chelsea ada bersama saya dan … tadi, saya sempat bertemu dengannya di toko ponsel. Dia baru saja menjual ponsel miliknya. Dia sempat cerita kalau dia baru saja kabur dari rumah anda, Nona, tapi … dia tidak mengatakan, alasannya kabur dari rumah dan kemana dia akan pergi. Lalu, dia juga meminta saya untuk tidak memberitahu anda, apalagi Joe,” “Hah! Jadi benar, yang saya lihat tadi itu Chelsea!?” “Benar, Nona.”&n
“Eh, tu-tunggu dulu, Sonia, a-aku … eh …,” “Sssstttt ….”Alasan William memutuskan hubungannya dengan Sonia, karena Sonia terlalu manja dan selalu bergantung pada orangtuanya, terutama kepada Ayahnya. Saat William mengatakan itu dan membawa nama Cassey sebagai perbandingan, seketika Sonia pun tak mau kalah dari Cassey. Dia langsung menghubungi Ayahnya, “Halo, Ayah …,” “Iya, ada apa, Puteriku?” “Begini, Ayah, mulai sekarang … aku ingin belajar hidup mandiri,” “Lho, kok tiba-tiba kamu …,” “Iya, Ayah, William mengatakan kalau aku terlalu manja dan … selalu minta bantuan pada Ayah. Kalau tidak, mungkin aku ngga bisa apa-apa. Nah, aku ingin ngebuktiin kalau aku bisa, Ayah. Jadi, mulai sekarang seluruh sistem pembayaran milikku tolong diblokir dan u
“Tidak, aku serius untuk kali ini … kita kembali ke LA dulu. Setelah pekerjaanku selesai, aku akan menjemputmu lagi dan kita akan kembali ke sini. Sekalian, aku juga akan mempertemukanmu dengan Kak Angel. Kamu mau?”Awalnya, Sonia sangat keberatan kalau William ingin mengantarkannya pulang ke Lost Angles. Dia tidak percaya dengan perkataan William, setelah apa yang baru saja terjadi sebelumnya. Namun, karena dijanjikan akan dipertemukan dengan Angel, Sonia pun berubah pikiran dan dengan sedikit ragu, dia pun mengiyakannya. “Tenang saja, aku tidak akan membohongimu kali ini …,” kata William. “Yah, semoga saja lah ….”William kembali fokus mengemudi menuju bandara terdekat yang ada di Washington DC. Tidak ada percakapan apa pun lagi yang keluar dari mulut mereka berdua.Beberapa saat kemudian, waktu menunjukkan pukul dua siang. William dan Sonia, masih dalam perjalanan
“Taksi!” Ciiittt! Brakk! “Pak, kita ke bandara ya …,” “Baik, Nona.”Pukul dua lewat sepuluh siang, Chelsea baru saja selesai melakukan pengiriman uang melalui Teller Bank. Setelah itu, dia pun langsung berangkat pergi menuju bandara menggunakan taksi. “Pak, kira-kira berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk kita sampai di bandara?” tanya Chelsea sambil memeriksa ulang isi koper miliknya. “Ah, kita masih sangat jauh, Nona … butuh sekitar empat sampai lima jam lagi untuk sampai di bandara,” jawab si pengemudi taksi itu sambil mengemudi. “Hmm, oke deh. Kalau bisa, sedikit dipercepat lagi ya, Pak, saya sedang terburu-buru nih,” kata Chelsea. “Baik, Nona ….” Kreeekk …Selesai memeriksa ulang semua barang-barangnya yang ada di dalam koper, dia pun meletakkan kopernya tepat di sampingnya, lalu dia pun menyandarkan tubuhnya sembari menatap kearah luar taksi. Terdiam sembari termenung menikmati pemandangan beberapa kendaraan yang tengah melintas, dan beberapa pe
“Eh, by the way … si Chelsea apa kabar?”Beberapa saat kemudian, makanan dan minuman yang telah dipesan oleh Davin tiba di meja makan. Angel dan yang lainnya pun menikmati makan siang mereka bersama-sama. “Iya, nih … sudah hampir pukul tiga sore. Kita sudah harus tiba di bandara sebelum pukul enam sore, tapi … sudah hampir pukul tiga sore, kita masih duduk dan menikmati makan siang, dan si Chelsea ngga tahu dimana rimbanya,” sahut Cassey, duduk sambil menikmati makan siangnya disamping Angel. “Ngga tahu deh! Kepalaku pusing kalau harus memikirkan itu! Lagian, untuk apa coba pake acara kabur-kabur segala!? Hadehh … sejak kapan sih tuh anak jadi seperti itu!?” tanya Angel dengan raut wajah kesal, melihat kearah teman-temannya. “Hmm …, bukan nya mau gimana-gimana, ya, tapi … kamu sih, Ngel, sudah tahu situasinya sedang tidak enak, eh kamu malah bercanda. Siapa coba, yang ngga marah? Iya, ‘kan?” tanya balik Samuel. “Sluurrrrpph … lho!? Kok malah jadi aku yang salah!? Eh,
“Tak berniat menghina? Eh, kamu tahu kenapa si Chelsea bisa sampai kabur begitu?” “Iya, saya tahu, tapi sekali lagi saya katakan, kalau Nona Angel tidak berniat untuk menghina. Saya tidak bermaksud membela nya, tapi memang kenyataannya seperti itu,” “Lalu?” “Hmm … Nona Angel memang suka sekali bercanda, terlebih lagi pada sahabatnya. Akan tetapi, dia masih belum tahu kapan waktunya untuk bercanda, dan waktu untuk serius. Begini … Nona Angel memang terlihat sudah lebih dewasa dengan usianya sekarang ini, tapi … dia masih sering terlihat lebih ke kanak-kanakan. Kamu adalah sahabatnya ‘kan? Masa’ kamu tidak tahu akan hal itu?”Davin mencoba mengarang sedikit perkataannya, agar emosi Cassey meredah. Dia berbicara seolah-olah sering bersama dengan Angel, dan membuat Cassey yang seolah-olah jarang bersama dengan Angel. “Eh, aku sudah berteman dengannya sejak awal masuk ke Universitas. Sifat, karakter, gaya bicara, bahkan sampai isi-isi dalam si Angel itu, aku sudah tahu semua! B