“Jadi begini, ketika anda dan nona Angel, berjalan bersama menuju lantai 1, nona Fanny, langsung masuk ke kamarnya, untuk mengganti pakaiannya. Itu lah yang di katakannya, kepada anda, dan juga nona Angel. Benar kan, tuan?” tanya Jordi pada William.
“Ah, iya Jordi, tepat sekali.” jawab William.
“Nah, kemudian, nona Fanny mengatakan, kalau dia ingin mengganti pakaiannya, tapi nyatanya? Dia sama sekali tidak mengganti pakaiannya. Dan, apa yang dilakukan nona Fanny, ketika di kamar? Oke, saya bongkar saja semuanya ya, nona Fanny, hehe … Ini, demi keselematannya nona Angel. Jadi, nona Fanny, mengirimkan pesan kepada seseorang menggunakan ponsel, pesannya berisi seperti ini, ‘Rencana terbongkar. Aku sempat mendengar pembicaraan Angel dengan William, dia mengatakan kalau William harus berhati-hati, ketika sampai di pantai nanti. Tidak tahu bagaimana caranya, tapi, rencana kamu terbongkar. Untuk rencana selanjutnya, nanti akan ku kab
Sesampainya di lokasi, tempat Angel berada, yang tak lain, bangunan lama, bekas perusahaan milik tuan Ford, William langsung memerintahkan Komandan Bradley, untuk mengumpulkan pasukannya.“Komandan, segera perintahkan ke seluruh pasukan, untuk bergegas berkumpul kesini!”“Baik, tuan.” kata Komandan Bradley.“Emm … Bagaimana bisa, masyarakat yang tinggal di sekitar bangunan ini, tidak menyadari kalau ada segerombolan penjahat, di dalam bangunan ini, ya? Atau, mereka sebenarnya sudah tahu, tapi sengaja berpura-pura tidak tahu?” kata William.Jordi memarkirkan mobil, di tepi jalan, dengan jarak sekitar 20 meter sebelum bangunan. Rumor mengatakan, kalau gedung itu dibakar oleh masyarakat sekitar. Harusnya, perusahaan milik tuan Ford, memiliki pagar besi yang mengelilingi bangunan perusahaannya. Namun, karena amukan masyarakat, pagar-pagar yang harus nya mengelilingi bangunan, kini tidak ada lagi. Jadi, jika ingin mas
“Jadi, kak Angel dimana, Sam?” tanya William pada Samuel.“Eh!? Oh iya, tuan, saya sampai lupa! Nona Angel, berada di lantai paling atas, di ruangan pertama, tuan.” jawab Samuel, sembari menepuk jidatnya.“Issshhh … Kamu ini! Komandan Bradley, ayo!” kata William.“Baik, tuan!”William, bersama dengan Komandan Bradley, langsung bergegas naik ke lantai 4, menuju ruangan, yang dikatakan oleh Samuel tadi.“2 orang, ikut dengan saya! Kita akan ikut bersama dengan tuan William.” kata Samuel pada pasukan milliter itu.Lalu, Samuel, bersama dengan 2 orang pasukan, langsung berlari naik, menyusul William, dan Komandan Bradley.***Sesampainya di lantai 4,“Tuan, ini ruangan yang di maksud oleh Samuel tadi.” kata Komandan Bradley pada William.“Kamu yakin, ini ruangannya, Komandan?” tanya William.“Sangat yakin, tuan. Beb
Keesokan harinya …Tit-tit … Tit-tit …“Huaaahhhh … Hmm? Sudah pagi,ya?” kata Angel, baru saja terbangun dari tidurnya, sambil melihat kearah Alarm yang tengah berbunyi.Setelah mematikan Alarm, Angel duduk di tempat tidurnya terlebih dahulu, sambil merenung.‘William sudah kembali ke kota asalnya. Ace, tuan Ford, dan Mike, sudah masuk ke penjara. Besok, aku juga sudah masuk ke kampus. Ingatanku, juga sudah kembali. Tapi … Kok, bosen, ya?’ gumam Angel, sambil merenung, memandang kearah pintu.Lalu, Angel berdiri, dan berjalan keluar kamar, dan langsung menuju dapur, yang ada di lantai 1.Jeglek!Baru saja Angel sampai di lantai 2, pintu kamar Chelsea, tiba-tiba terbuka.“Huaaaahhhh … Perasaan, baru aja tidur? Kok, sudah pagi saja, ya?” kata Chelsea, baru saja keluar kamar. Lalu, Chelsea, menoleh kearah Angel, yang sedang berdiri di dekat tangga, sambi
“Apaan sih, dia … Hanya 200 ribu dolar saja, marahnya sampai sebegitunya. Bagaimana kalau harganya, mencapai berjuta-juta dolar, ya, Chel? Emm … Mungkin, dia langsung pingsan kali, ya?” bisik Angel pada Chelsea, memandang pria itu, yang tengah berdiri, di pinggir jalan, sambil menenteng bungkusan makanan di kedua tangannya.“Hahaha … Mungkin sih, Ngel. Padahal kan, kalau seandainya makanannya tumpahpun, kan kamu bisa menggantinya, mungkin bisa yang lebih mahal lagi kan ya?” kata Chelsea.“Hahaha … Eh, tidak boleh begitu ah. Mungkin, dia di perintahkan oleh atasannya, untuk membelikan makanan, dan membawanya kembali ke kantor, dalam kondisi utuh, tanpa rusak sedikitpun. Emm … Entahlah.” kata Angel.Lalu, saat Angel dan Chelsea sedang asik membahas pria itu, sambil memandanginya yang tengah berdiri di luar restaurant, tiba-tiba,“Selamat pagi , nona-nona. Ada yang bisa saya bantu?&
Setelah selesai makan, mereka semua kembali ke kesibukan masing-masing. Angel memilih duduk di sofa, di sebelah lemari sepatu, di ruang tamu seorang diri, sambil merenung. Kemudian, Chelsea berjalan menghampiri Angel, sambil memegang segelas air minum miliknya,“Srruuppp … Ngel, sendirian aja?” tanya Chelsea, sambil meminum segelas air, dan kemudian, dia duduk di samping Angel.Namun, Angel tidak menjawab pertanyaan Chelsea, dan hanya termenung saja, sambil memandang kearah pintu keluar rumah.Puk!“Hei! Kok kamu diam aja, sih?” kata Chelsea, sambil menepuk lembut, pundak Angel.Angel tersadar dari lamunannya, karena tepukan lembut dari Chelsea.“Eh? Iya, Chel? Sejak kapan kamu berada di sampingku?” tanya Angel, yang baru saja tersadar dari lamunannya.“Hah? Loh, jadi kamu tidak mendengar, apa yang aku katakan tadi, Ngel?”“Hah? Memangnya, kamu mengatakan apa, Chel?&r
Jeglek!“Rachel!!!” teriak Angel, sambil menutup pintu mobilnya.Mendengar itu, Rachel, yang tadi berdiri di tengah-tengah pembatas jalan bersama dengan teman-teman sebayanya, langsung menoleh kearah Angel. Tapi, sepertinya Rachel tidak begitu mengenali Angel.Karena warna rambut Angel yang sudah berubah menjadi warna kuning kecoklatan, tampilan Angel berubah. Secara, sudah berapa lama, sejak terakhir kali, Rachel bertemu dengan Angel, di restaurant milik sepupunya Angel, Tom Tuesday Dinner.Melihat Angel berjalan mendekat, bukannya malah menghampiri Angel, Rachel malah berlari bersama teman-temannya, meninggalkan Angel. Melihat itu, Angel langsung mengejar Rachel dan teman-temannya, sampai ke sebuah lorong sempit, dengan dinding pembatas di ujung lorongnya. Seketika, langkah Rachel dan teman-temannya terhenti.“Rachel, mengapa kamu berlari? Kamu tidak mengenal kakak?” tanya Angel, sembari perlahan berjalan mendekati Rachel.
Sesampainya di rumah Rachel,“Ayo, kak, kita masuk. Mama sepertinya, sedang tidur di kamar.” kata Rachel, sambil menarik tangannya Angel.Angel menganggukkan kepalanya, lalu mengikuti Rachel, masuk ke dalam rumah. Lalu, baru saja beberapa langkah mereka masuk ke dalam rumah, tiba-tiba,Pyaaarrrr!!!“Eh? Suara apa itu!?” tanya Angel pada Rachel, dengan raut wajah yang panik.“Tidak tahu, kak! Sepertinya, suara itu berasal dari dapur.”“Ah, ayo kita lihat!”Tanpa berlama-lama, Angel berlari bersama Rachel menuju dapur. Dan,“Mama!?”“Nyonya Karin!?”Kata Angel dan Rachel, secara serentak.“Yahhh … Piringnya pecah, hehe …” kata Nyonya Karin.“Aduh, Mama … Mengapa Mama ada disini? Kan, aku sudah menyuruh Mama untuk istirahat di kamar.” kata Rachel, sambil membersihkan serpihan-serpihan pec
“Jadi begini, Ngel … Tadi kan, saya mengatakan, kalau CEO dari perusahaan saingan perusahaan saya, menawarkan pinjaman untuk perusahaan saya. Nah, ternyata, mereka membuat semacam surat perjanjian. Nah, karena pikiran saya pada saat itu sedang buyar, saya tidak sempat untuk membaca isi dari surat itu. Nah, ternyata, setelah saya menandatangani surat itu, ada point dari isi surat itu yang menyatakan, kalau pinjaman uangnya itu, berjumlah 30 milyar dolar. Dan, pada saat itu, perusahaan saya, mengalami penurunan pemasukan yang sangat drastis. Jadi, pinjaman uang itu akan diberikan, dan harus di kembalikan dalam 2 minggu ke depan. Tidak tahu bagaimana caranya. Lalu, ketika saya ingin membantah, surat yang sudah saya tanda tangani, langsung di tarik oleh seorang Bodyguard, yang berdiri di samping Robert. Yasudah, setelah itu, uang pinjamannya, masuk ke rekening perusahaan. Tapi anehnya, saya tidak merasa, pernah sekalipun menggunakan uang itu, selain untuk keperluan perusaha