Share

7: Pilot Kecil

Perairan Bahama, 18 Sept 2014, 17:30.

“Tuan William, sepertinya kita sudah tepat di atas kapal pasukan angkatan laut negara Bahama. Kita juga sudah mendapat izin untuk mendarat di kapal itu untuk melihat korban yang selamat. Bagaimana perintah selanjutnya tuan?” Kata komandan dari pasakukan milliter William yang berada di Helikopter William.

“Oke, langsung mendarat saja. Untuk pasukan lain, bisa menunggu di udara sembari terus memantau korban yang lain. Siapa tahu, akan ada tanda-tanda dari mereka.” Kata William.

Kemudian, pilot yang bertugas membawa Helikopter itu mendaratkan Helikopter di atas kapal milik pasukan angkatan laut Bahama. Tampak dari dalam Helikopter, seorang pasukan dari angkatan laut Bahama memberi arahan kepada pilot di Helikopter William untuk mendaratkan Helikopter itu. Setelah itu, Helikopterpun mendarat dengan mulus.

‘Eh!? Kok ada Helikopter? Milik siapa ya?’

Lalu, William turun dari Helikopter. Sontak, semua pasukan angkatan laut Bahama langsung memberi hormat kepada William.

‘Beneran loh, ada Helikopter! Itu asli loh… Liat dari deket ah, hihi’

“Lapor tuan! Korban yang sudah di selamatkan berada di ruangan utama untuk beristirahat.” Kata Komandan yang memimpin pasukan angkatan laut Bahama.

“Ah, bolehkah saya melihatnya?” Tanya William.

“Boleh tuan, mari saya antarkan ke ruangan itu.”

Lalu, William bersama dengan pasukan angkatan laut Bahama berjalan ke ruangan utama untuk melihat Draniela.

‘Wahh… Jadi begini isi dalam Helikopter itu… Emm… Ini gunanya apa? Kok kayak di video game? Emm… Coba deh…

“Nah, ini dia ruangannya tuan. Korbannya ada di dalam kamar ini. Silahkan masuk tuan” Kata Komandan pasukan angkatan laut Bahama.

Lalu, William membuka pintu kamar itu. Dan,

“Loh! Kok kosong!?” Tanya Komandan itu dengan raut wajah yang sangat panik.

“Kosong? Loh, tapi anda bilang mengatakan, kalau korbannya ada di dalam sini?” Tanya William.

“Iya tuan, tadi dia ada di…”

“Komandan!!! Helikopter milik tuan William terbang sendiri!!! Apa yang harus kita lakukan?” Teriak para pasukan angkatan laut Bahama.

Sontak, William bersama dengan Komandan pasukan angkatan laut Bahama berlari keluar.

“Eh!? Kok Helikopternya terbang sendiri? Siapa tadi yang berjaga di dalam Helikopter!?” Tanya William kepada pasukannya.

“Siap! Tidak ada tuan!” Jawab pasukan milliter William.

“Ah!? Yasudah, laporkan kepada pasukan yang berada di kapal lain untuk membawa satu unit Helikopter ke sini! Lalu, perintahkan yang lain juga untuk masuk ke dalam Helikopter dan langsung mengejar Helikopter itu.” Kata William kepada Komandan pasukan milliternya.

“Siap tuan!”

‘Kok bisa sih, Helikopterku terbang sendiri?’ Tanya William dalam hati.

“Wihhh… Aku terbang!!! Wahhh, gila, keren banget, huwahahaha…”

Satu unit Helikopter terbang di atas kapal pasukan angkatan laut Bahama untuk menjemput William. Lalu, salah seorang pasukan milliter William menjatuhkan tangga dan kemudian, William bergegas naik dan masuk ke dalam Helikopter.

“Oke, ikuti Helikopter itu dan usahakan posisi kita sedekat mungkin ke Helikopter itu!” Kata William memberikan perintah ke pilot yang mengendalikan Helikopter itu.

Lalu, Helikopter milliter yang baru saja menjemput William langsung bergegas mengikuti Helikopter milik William.

“Tuan, posisi kita sudah sangat dekat dengan Helikopter milik anda! Pasukan yang juga sudah siap menembak Helikopter anda kalau-kalau ada sebuah pergerakan yang tidak normal.” Kata pilot itu.

“Oke, coba sedikit lebih dekat supaya kita bisa melihat siapa yang sedang mengendalikan Helikopter itu. Karena sepertinya, pilot yang tengah mengendalikan Helikopter itu terlihat masih belum mahir.” Kata William kepada pilot itu.

Lalu,

“Lapor tuan! pilot yang tengah mengendalikan Helikopter itu adalah seorang anak perempuan yang sepertinya, dia masih berusia sekitar 7 tahun!” Kata pilot itu kepada William.

“Apa!? Emm… Yasudah, percepat laju Helikopter ini untuk mendahului Helikopter itu. Lalu, sekiranya jaraknya sudah sedikit jauh dari Helikopter itu, langsung putar balikan arah Helikopter, lalu hentikan pergerakan Helikopter ini. Mengerti!?” Kata William.

“Mengerti tuan!”

Mendengar itu, sontak pilot itu langsung menambah kelajuan Helikopternya untuk mendahului Helikopter milik William. Lalu, sekiranya jarak Helikopter yang tengah di kendalikannya sudah sedikit jauh dari Helikopter milik William, pilot itu langsung memutar balikkan arah Helikopternya dan setelah itu, memberhentikan pergerakan Helikopternya sesuai dengan arahan William.

Kemudian, William mengambil sebuah parasut dan kemudian memakainya, setelah itu, William berjalan ke pintu keluar Helikopter untuk menunggu kedatangan Helikopternya.

“Sedikit lagi… Sedikit lagi… Ayo lah, sedikit lagi… Dan… Hupppp…”

William melompat ke dalam Helikopter miliknya. Kemudian, William langsung berlari ke ruangan pilot itu dan,

“Eh!? Kamu siapa!? Kok kamu bisa mengendalikan Helikopter?” Tanya William kepada anak perempuan itu.

“Eh? Om siapa? Kok om bisa kesini? Perasaan kan, tadi aku masuk kesini sendiri?” Tanya balik anak perempuan itu kepada William.

“Loh, yang harusnya bertanya itu om. Soalnya, ini Helikopter milik om, hehe” Kata William kepada anak perempuan itu sembari mengelus rambutnya.

Kemudian, William berjalan dan duduk di kursi Co-Pilot di samping anak perempuan itu, lalu menyalakan Mic dan radio dan menghubungkannya ke Helikopter pasukan lain.

“Mohon perhatiannya, Helikopter sudah berhasil di Evakuasi. Sekali lagi, Helikopter sudah berhasil di Evakuasi. Tahan senjata kalian, dan sepertinya, kalian sudah bisa kembali mendarat ke kapal milik pasukan angkatan laut Bahama. Saya masih ada urusan di Helikopter ini” Kata William kepada para pasukan milliternya melalui radio.

Mendengar itu, para pasukan milliter William langsung memutar balikkan Helikopter mereka dan kemudian, kembali ke kapal angkatan laut Bahama.

“Nah, jadi… Bagaimana? Siapa nama kamu?” Tanya William kepada anak perempuan itu sembari mematikan radio dan Mic itu.

“Ah, saya Draniela om. Saya anak dari ayah Jordi. Tadi, saya sedang berada di kapal itu untuk beristirahat. Lalu, saya melihat Helikopter milik om turun ke kapal itu. Saya dari dulu ingin sekali naik Helikopter, tapi orang tua saya tidak mengizinkannya. Yasudah, saya iseng saja masuk ke Helikopter ini, lalu melihat-lihat isi dalamnya. Tadi, saya tidak sengaja menekan tombol ini om, lalu saya menarik benda ini, eh tiba-tiba, saya terbang.” Jawab Draniela sembari masih memegangi kemudi Helikopter itu.

“Hahaha… Nah, sekarang kamu sudah merasakan bagaimana rasanya naik Helikopter kan? Terlebih lagi, kamu sendiri loh yang mengendalikan Helikopter ini.”

“Hahaha, iya om, seru banget, hihi.”

“Yasudah, sekarang, biarkan om yang mengendalikannya ya, kita akan jalan-jalan melihat laut. Mau?”

“Wahh, mau banget om, hihi. Emm… Saya boleh mengajak kakak-kakak saya tidak? Soalnya, dulu kami sudah berjanji untuk naik Helikopter bersama-sama om.”

“Eh, memangnya kamu tahu kakak-kakakmu berada dimana?”

“Eh!? Iya juga ya om, saya kan terjatuh dari kapal pesiar kemarin. Dan, emm… Ini hari apa ya om, hehe”

“Hahaha… Kamu sepertinya sedang beruntung nih, om tadi habis bertemu dengan kakak-kakakmu. Emm… Kamu kenal dengan kak Angel?”

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Aldian Syah
𝐭𝐚𝐮 𝐚𝐣𝐚 𝐤𝐥𝐨 𝐠𝐤 𝐠𝐫𝐚𝐭𝐢𝐬 ............
goodnovel comment avatar
Anwar Tangki
baik dan seru
goodnovel comment avatar
pamula andy sucipt
Tidak ada yang gratis
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status