Share

Si Ksatria Berbaju Zirah yang Mengkilat

Caca mematung di kursinya. Suara Papa menggelegar seperti petir menghantam tubuhnya. Dengan mulut menganga lebar, tangan Caca menunjuk ke dadanya. Caca melihat ke arah Mama. Mama tidak menunjukkan ekspresi apapun. Caca menoleh ke arah Mbah. Mbah mengangguk seolah menyetujui rencana Papa.

Papa masih menatapnya dengan pandangan serius.

Mulut Papa menganga seolah ingin berkata lebih lanjut ketika Mbah memotong Papa terlebih dahulu.

“Ca, sebenarnya ini adalah ide Mbah. Mbah cuma mikirin kamu. Mbah sayang sama kamu. Di rumah ini hanya Mbah yang memikirkan kamu, yang peduli dengan kamu. Kamu ingat kemarin Mbah ke dokter Satrio?”

Caca mengangguk enteng, tidak mengerti.

“Dokter Satrio itu ternyata adalah cucu dari teman Nenek.”

Caca semakin tidak paham dengan arah pembicaraan ini.

“Terus?” sahut Caca tidak sabar.

“Ya…” jawab Mama, “Kami mau mengenalkan kamu dengan dokter Satrio itu.”

“Jadi aku mau dijodohkan dengan dokter Satrio itu?” Caca melotot tidak percaya.

Mbah tersenyum mengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status