Setelah menunjukkan kamar mereka, Yue Tiānyin meninggalkan Huànyǐng yang masih terpesona dengan suasana di dalamnya. Kamar itu sederhana, tetapi setiap sudutnya tertata rapi dan bersih. Aroma harum yang lembut memenuhi udara, menenangkan hati dan pikiran. Namun, Huànyǐng tidak tahu jenis dupa apa yang digunakan, hanya saja keharuman itu membuatnya merasa nyaman seolah diselimuti oleh kehangatan yang samar.
"Chénxī!" serunya, memanggil Tuan Muda Kedua Yue itu. Namun, saat melangkah keluar dari kamar, ia tidak menemukan sosok pemuda bermata biru yang biasanya pendiam itu."Chénxī!" panggilnya sekali lagi, lebih keras. Tetapi, tak ada jawaban.Dengan alis sedikit berkerut, Huànyǐng berjalan lebih jauh, melewati bangunan berdinding bambu dan kayu yang memancarkan kehangatan khas rumah klasik. Zǐténg Jū begitu sunyi, sepi seperti makam kuno yang terlupakan."Ke mana es batu mesum itu?" gumamnya, berkacak pinggang sambil menatap sekeliling.JulTiānyin melangkah mantap menuju gerbang utama Kediaman Aroma Wisteria. Sosoknya yang dibalut jubah putih bersih berjalan menyusuri anak tangga yang dinaungi bunga wisteria ungu yang tengah mekar sempurna. Kelopak-kelopak yang jatuh tertiup angin seolah menari di sekitarnya, menciptakan pemandangan yang begitu memukau, seolah seorang dewa yang turun dari langit.Di kejauhan, pasukan Bìxiāo Tiěwēi masih berbaris dalam formasi disiplin, pedang-pedang berkilat tertimpa cahaya matahari senja. Para prajurit itu berdiri tegak, tidak bergerak sedikitpun meski telah berjam-jam menunggu.Líng An, Kepala Pasukan Bìxiāo Tiěwēi, tidak bisa menyembunyikan kekagumannya saat melihat Tiānyin berdiri di anak tangga batu terakhir. Tatapan dingin dan angkuh khas Yuè Èr Gōngzǐ yang biasanya membuat banyak kultivator merasa tidak nyaman justru terlihat begitu memikat di mata Líng An."Yuè Èr Gōngzǐ," sapanya dengan hormat, membungkuk dalam-dalam. "Sebuah kehormatan bisa bertemu
Ketika mereka tiba di Aula Harmoni, pemandangan yang menyambut sungguh mencengangkan. Jìng Jūnlán Wángyé, dengan jubah kebesaran berhias naga emas, berdiri dengan angkuh di tengah ruangan. Di belakangnya, dua belas prajurit elite Bìxiāo Tiěwēi berbaris rapi, sementara ratusan lainnya menunggu di luar gerbang Kediaman Aroma Wisteria.Héxié Zhìzūn sudah berada di sana, berdiri dengan sikap tenang. Shènglài Xiǎo tergenggam di tangannya, belum diaktifkan, tetapi siap digunakan kapan saja."Ah, akhirnya kalian datang juga," ucap Jìng Jūnlán Wángyé begitu melihat kedatangan mereka. Tatapannya langsung tertuju pada Huànyǐng, seolah hanya dia yang penting di ruangan ini.He Yun Dàshī memberi hormat singkat. "Jìng Jūnlán Wángyé, suatu kehormatan bagi kami menerima kunjungan Anda. Namun, bolehkah saya bertanya, ada keperluan apa Yang Mulia datang dengan pasukan sebanyak ini?"Jìng Jūnlán Wángyé tersenyum tipis. "Aku ingin berbicara dengan Héxié Zhìzūn dan H
Kabut tipis menyelimuti permukaan Sungai Ungu Gelap, menciptakan pemandangan mistis yang memukau. Air sungai yang biasanya jernih kini berpendar dengan semburat ungu samar, seolah ada ribuan kunang-kunang tersembunyi di dalamnya. Di tengah ketegangan yang terjadi di gerbang utama Kediaman Aroma Wisteria, di tempat inilah Huànyǐng dan Tiānyin sedang berlatih di bawah pengawasan ketat He Yun Dàshī."Pusatkan energimu!" suara He Yun Dàshī bergema tegas. "Jian Wu Gōngzǐ, jangan biarkan pikiranmu berkelana!"Huànyǐng berdecak kesal, keringat membasahi keningnya yang berkerut. Ia duduk bersila di atas batu datar di tengah sungai, berhadapan dengan Tiānyin yang tetap tenang dengan mata terpejam. Di antara mereka, lingkaran formasi segel berpendar kebiruan, tanda Tiān Jí Tiáo Hé Shu sedang diaktifkan."Sulit sekali!" protes Huànyǐng, energi di sekitar tubuhnya berfluktuasi tidak stabil. "Energi dalam tubuhku seperti tidak mau diatur!"Tiānyin membuka mata
Sinar pagi merambat perlahan menembus jendela-jendela kertas di Jìng Jū. Meskipun matahari baru saja naik, suasana di kediaman pribadi Yīnlǜ Shengzhe terasa jauh dari kata damai. Héxié Zhìzūn duduk dengan sikap anggun di sebelah kanan ayahnya, sementara Jian Wei dan Mo Chén duduk berhadapan di sisi lain meja. Wajah mereka menampakkan keseriusan yang jarang terlihat.Ruangan itu dipenuhi aroma dupa yang menenangkan. Namun, tak cukup untuk menghalau ketegangan yang mengambang di udara. Di hadapan mereka, secangkir teh hijau mengepulkan uap tipis, belum tersentuh."Menurut pengamatan kami, situasi di wilayah kekaisaran Bìxiāo dalam kondisi stabil," Mo Chén membuka percakapan, suaranya terdengar tenang. "Setidaknya, di permukaan."Jian Wei mengangguk membenarkan. "Meski begitu, ada banyak bisikan dan gerakan tersembunyi yang patut diwaspadai."Yīnlǜ Shengzhe menuangkan teh untuk keempat orang di ruangan itu, gerakan tangannya seanggun melodi yang meng
"Chénxī! Kau curang!" teriak Huànyǐng sambil menghentakkan kakinya ke lantai teras. "Lepaskan segelnya!"Tak ada jawaban. Huànyǐng merajuk kesal. Dia berdiri berkacak pinggang dan menggaruk kepalanya. Belum sempat ia merencanakan kenakalan berikutnya, sesosok berjubah putih melangkah masuk ke pekarangan Shuǐyùn Tíng.Héxié Zhìzūn dengan keanggunan khas anggota sekte Musik Abadi berhenti di depan Huànyǐng."Jian Wu Gōngzǐ, kenapa belum tidur?" tanyanya dengan nada lembut namun penuh wibawa.Huànyǐng segera berdiri tegak dan memberi hormat sekenanya. "Héxié Zhìzūn! Chénxī mengurungku di sini! Dia tidak mengizinkanku tidur bersama Léi!"Héxié Zhìzūn mendengarkan keluhan panjang Huànyǐng dengan sabar. Setelah Huànyǐng kehabisan napas, ia tersenyum tenang."Jian Dà Gōngzǐ dan Jian Sì Gōngzǐ pasti sangat lelah setelah perjalanan jauh. Jika Jian Wu Gōngzǐ tidur bersama mereka, mereka tidak akan bisa beristirahat dengan tenang."
Langit malam Lanyin dipenuhi taburan bintang yang berkilau. Setelah menikmati hidangan yang lezat di Restoran Baili, rombongan itu pamit kepada Baili Yunhua dan bergegas kembali ke Kediaman Aroma Wisteria. Murong Yi, yang sudah terlelap kembali, diusap lembut kepalanya oleh Tiānyin sebelum mereka pergi. Sebuah gestur yang membuat Huànyǐng menatap penuh kecemburuan."Selamat malam, Yunhua jiějie! Sampaikan salamku untuk A Yi kalau dia bangun nanti!" seru Huànyǐng seraya melambai penuh semangat.Di sepanjang jalan menuju Kediaman Aroma Wisteria, Huànyǐng berjalan dengan riang di antara Jian Léi dan Tiānyin. Pengaruh arak yang diminumnya membuat pipinya bersemu merah, dan langkahnya sedikit tidak stabil."Léi! Aku mau tidur bersamamu malam ini!" tiba-tiba Huànyǐng berseru, memeluk lengan kakaknya.Jian Léi, yang sudah hafal betul dengan tingkah adiknya, langsung mendorong Huànyǐng menjauh dengan kesal. "Kau ini sudah besar! Untuk apa tidur bersamaku!
Langit senja menyinari Kota Lanyin dengan warna keemasan yang hangat. Huànyǐng, yang masih bergelayut manja di lengan Jian Léi, tiba-tiba melepaskan pelukannya dan melompat dengan penuh semangat."Ah! Kita harus mampir ke Restoran Baili!" serunya dengan mata berbinar-binar. "Tidak mungkin langsung pulang tanpa menikmati makanan terbaik di Lanyin!"Jian Léi menepuk dahinya. "Kau ini, baru bertemu sudah memikirkan makanan saja.""Léi, kau tidak akan menyesal. Apa kau lupa terakhir kali kita makan di sana? Lidahmu hampir copot karena terlalu nikmat!" Huànyǐng menyikut pelan kakaknya.Mo Chén terkekeh. "Ide bagus. Aku juga sudah lapar."Tiānyin melirik ke arah Baili Yunhua yang masih menggendong Murong Yi yang tertidur. Seolah mengerti kekhawatirannya, wanita itu tersenyum lembut."Tenang saja, Yuè Èr Gōngzǐ. Restoran kami memiliki ruang pribadi yang nyaman untuk A-Yi beristirahat."Tiānyin menghela napas panjang, tatapannya
Suasana di sekitar Hēi Hu berangsur tenang setelah fenomena pusaran energi mereda. Para kultivator masih terguncang, beberapa bahkan masih terduduk lemah di tepi danau atau di atas perahu mereka. Energi spiritual yang bergejolak telah menyisakan jejak ketidakstabilan di udara.Héxié Zhìzūn berdiri tegak di atas permukaan air, sosoknya menjulang dengan aura wibawa yang tak tertandingi. Seruling vertikalnya—Shènglài Xiǎo—kini telah kembali tersimpan di lengan jubahnya. Matanya yang dalam menyapu seluruh area, memastikan situasi benar-benar terkendali."Segala sesuatu yang terjadi di Hēi Hu akan dilaporkan langsung kepada Yang Mulia," ucapnya dengan suara tenang namun penuh otoritas. "Peristiwa ini bukanlah insiden biasa, dan kekaisaran harus mengetahui dampaknya terhadap dunia kultivasi."Ucapan itu bagaikan batu yang dijatuhkan ke kolam tenang. Menciptakan riak kekhawatiran di wajah para kultivator. Beberapa sekte kecil mulai berbisik di antara mereka sendi
Pusaran yang sebelumnya mereda kini bergerak kembali, tetapi kali ini lebih terkendali seperti pintu gerbang yang perlahan terbuka. Air danau berputar dalam gerakan harmonis, menciptakan lingkaran sempurna yang bercahaya kebiruan.Murong Yi, bocah berusia satu tahun dalam gendongan pelayan Baili Yunhua, tiba-tiba gelisah. Mata kecilnya yang jernih berkilat aneh, terarah lurus ke pusaran air. Tangan mungilnya terulur, gemetar, seolah mengenali sesuatu di dalam pusaran itu. Tangisannya pecah, melengking tinggi dan ketakutan.Baili Yunhua dengan sigap mengambil alih Murong Yi, memeluknya dekat ke dada. "Sssh, tenanglah, A-Yi," bisiknya lembut, tetapi kekhawatiran jelas tergambar di wajahnya yang cantik."Ada apa dengan anak itu?" tanya Huànyǐng, matanya bergantian menatap Baili Yunhua dan pusaran air yang semakin terbuka."Entahlah," jawab Baili Yunhua singkat, matanya tidak lepas mengawasi pusaran.Di sekitar mereka, puluhan perahu kembali