Share

Penantian Yang Tak Kunjung Kembali
Penantian Yang Tak Kunjung Kembali
Penulis: Rey

Bab 1

Penulis: Rey
“Pak Rey, aku mau pergi pelatihan keluar negeri bulan depan. Ini surat pengunduran diriku.”

Manajer menatapku dengan heran.

“Kok tiba-tiba sekali?”

Aku pun mengeluarkan alasan yang sudah kusiapkan.

“Suamiku ada di Aussi. Aku berencana membawa anakku ke sana, biar kami bisa berkumpul kembali.”

Manajer mengangguk.

“Baguslah. Mengurus anak sendirian di sini pasti berat. Kami semua mengira kamu itu ibu tunggal.”

Aku tersenyum.

Dulu bukan… tapi sebentar lagi iya.

Begitu keluar dari ruangan, aku langsung berpapasan dengan Jeff dan Luela.

Jeff adalah bosku dan juga ayah dari anakku.

Tujuh tahun lalu, aku masih menjadi sekretaris pribadinya. Karena mabuk malam itu, kami pun punya anak.

Tahun ini adalah tahun keenam pernikahan diam-diam kami.

Dan juga tahun keenam dia melarang anak kami memanggilnya ayah.

Langkah Jeff pelan, seolah sengaja menyesuaikan diri dengan wanita di sampingnya.

Luela memegang laporan dengan satu tangan, tangan lainnya menarik ujung jas Jeff. Mereka terlihat manis, sangking manisnya sampai terasa menusuk mata.

Saat berpapasan, jantungku ikut bergetar. Aku masih tak bisa menahan diri untuk memanggil,

“Jeff….”

Langkah pria itu berhenti, ekspresinya tampak dingin.

“Bu Felicia.”

Panggil Jeff dengan penuh jarak itu seolah membawa peringatan terselubung.

Mengingatkan bahwa ini di kantor dan hubungan kami hanyalah atasan bawahan.

Aku mengerti maksudnya dan menelan kembali semua emosi yang sempat muncul tadi.

“Pak Jeff.”

Jeff hanya menjawab singkat, langkahnya tidak berhenti, seakan diriku hanyalah orang asing.

Aku tersenyum menertawakan diriku sendiri, menelan kembali niat untuk memberitahu soal pengunduran diriku.

Lagipula, dia juga tidak akan peduli.

Layar ponsel menyala, itu pesan dari jam tangan anakku.

[Ibu, ayah bakal pulang untuk merayakan ulang tahunku?]

Aku terpaku, reflek menoleh ke belakang.

Malah melihat Jeff menunduk dan berbicara lembut dengan Luela.

Saat ada orang lewat, dia spontan melindungi Luela di pelukannya. Sorot matanya penuh kelembutan.

Aku menahan rasa perih di dada, tapi tetap mengirim pesan pada Jeff.

[Hari ini ulang tahun Joel, kamu ada waktu malam ini?]

Melalui lorong, aku melihat dia mengambil ponselnya, tak sampai tiga detik, dia meletakkannya lagi. Tidak ada ekspresi apapun di wajahnya.

Melihat layar pesan yang tidak mendapat balasan, aku hanya bisa tersenyum pahit.

Felicia, kamu masih belum sadar?

Sudah tahu hatinya tak akan luluh, apa yang masih kamu harapkan?

Aku memasukkan ponsel ke saku, menarik napas panjang dan melangkah pergi.

Jeff, kamu sudah bebas sebentar lagi.

Setelah keluar dari kantor, aku langsung pergi menjemput anakku di TK.

Melihatku, hal pertama yang dia katakan adalah,

“Ibu, hari ini ulang tahunku.”

Kalimat keduanya,

“Ibu, ayah bakal datang merayakan bersama kita?”

Di tengah keramaian jalan, mataku langsung berkaca-kaca.

“Ayahmu….”

Belum sempat aku menjawab, ponsel pun berdering.

Akhirnya Jeff membalas.

[Aku ada waktu, bisa pulang.]

Seketika, hatiku terasa sangat gembira. Aku pun langsung mengangguk tanpa sadar.

“Tenang saja, Joel. Ayah bakal pulang.”

Anakku menepuk tangannya dan langsung memelukku dengan semangat.

Menikah enam tahun, ini pertama kalinya Jeff mau menemani anak kami di hari ulang tahunnya.

Malam itu, aku memasak banyak hidangan enak. Joel juga cepat-cepat menyelesaikan PR-nya.

Satu jam ….

Dua jam….

Tiga jam berlalu….

Aku terus mengirim pesan padanya.

Seperti biasa, aku tak mendapat balasan.

Sepertinya Joel menyadarinya. Dia pun menatapku dengan tatapan penuh kehati-hatian.

“Ibu, ayah sangat sibuk, ya?”

Dadaku terasa sakit. Ingin menjelaskan, tapi tak ada satu pun kata pembelaan yang bisa keluar.

Akhirnya, hanya berubah menjadi,

“Nggak apa-apa, ibu akan selalu menemanimu.”

Joel pun tak bertanya lagi. Dia mengambil topi ulang tahunnya.

“Ibu, tolong pakaikan untukku.”

Aku mengangguk.

Saat hendak memakaikannya, mataku tak sengaja melihat postingan baru Luela.

[Hari ini sangat luar biasa. Aku sangat menyukai hari ini.]
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Penantian Yang Tak Kunjung Kembali   Bab 8

    Aku menghabiskan lima tahun untuk bisa berada di sisi Jeff, tapi hanya satu malam baginya untuk menghancurkan semua usahaku.Aku menajamkan sudut bibir, tetap berusaha menjaga harga diri sebagai orang dewasa.Aku membuka pintu tanpa menoleh, “Masuk dan duduklah.”Mata Jeff langsung berbinar, dia segera mengikuti langkahku.“Dua gula, tanpa susu.”Aku menuangkan secangkir kopi dan meletakkannya di depan Jeff, lalu duduk di sofa seberang.Suara Jeff terdengar serak, “Kamu masih ingat.”Aku tersenyum, tidak menanggapi.“Kamu datang mencariku, artinya kamu juga sudah melihat surat cerainya, ‘kan?”“Aku tak ingin setengah hartamu, aku hanya mau hak asuh Joel.”Tarikan napas Jeff terhenti, dia mendongak dan menatapku.“Felicia, aku gak setuju untuk cerai.”Aku mengangguk pelan, sudah menduganya sejak awal.“Nggak apa-apa, aku bisa menunggu. Tiga tahun berpisah rumah juga sudah bisa bercerai.”Jeff meletakkan cangkirnya dengan keras, menghasilkan suara berat yang memecah keheningan.“Felici

  • Penantian Yang Tak Kunjung Kembali   Bab 7

    Malam itu, Jeff duduk di lantai dapur sepanjang malam.Ini pertama kalinya dia begitu menyedihkan.Dulu, tidak peduli seberapa larut dia pulang, selalu ada lampu yang dinyalakan untuknya.Selalu ada orang yang duduk di sofa, menunggu dia pulang dengan tenang.Sekarang, semuanya sudah tiada.Hanya tersisa dirinya seorang di vila yang begitu besar, menunggu fajar dalam kesepian.Keesokan harinya, Jeff bahkan tidak mengganti pakaian. Dia langsung pergi ke kantor.Saat membuka pintu kantor, meja kerjaku sudah dibereskan rapi.Sangking bersihnya, sampai terasa menusuk mata.Di meja, ada satu berkas tipis yang tergeletak di sana.Seperti kotak pandora yang menunggu untuk dibuka.Dengan tangan gemetar, dia membuka lembar kertas itu. Sebaris tulisan besar pun langsung terpampang di depan matanya.[Karena perbedaan karakter, hubungan suami istri pun sudah retak dan tak mungkin bisa diperbaiki.][Setelah melalui kesepakatan bersama, kedua pihak sepakat untuk bercerai dan menandatangani perjanjia

  • Penantian Yang Tak Kunjung Kembali   Bab 6

    Setelah susah payah menunggu hingga jamuan selesai dan berpamitan dengan pihak penyelenggara, Jeff langsung pergi seolah melarikan diri.Begitu tiba di rumah, rasa mabuknya mulai naik.Dia memegang kepalanya, melangkah terhuyung sambil mendorong pintu rumah.“Felicia, ambilkan air.”Usai dia bicara, seluruh ruangan sunyi.Jeff mendongak, menatap ruang tamu yang gelap, barulah dia tersadar….Aku dan Joel sudah pergi kemarin.Dia menyalakan lampu, lalu berjalan ke dapur.Mengambil sekaleng soda dari kulkas dan saat menutup pintunya, dia baru menyadari entah sejak kapan, pintu kulkas itu dipenuhi stiker kecil dan besar.Kebanyakan adalah karakter anime yang disukai anak-anak.Melihat gambar-gambar yang biasanya dia anggap kekanak-kanakan itu, Jeff malah tiba-tiba tersenyum.Dia seolah kembali melihat Joel berjalan pelan memasuki ruang kerjanya.Dengan membawa buku cerita, mendekat dengan hati-hati, sambil berkata, “Ayah, bisa temani aku baca buku?”Lalu apa jawabannya saat itu?Gerakan t

  • Penantian Yang Tak Kunjung Kembali   Bab 5

    Bayangan tentang aku dan Joel yang pergi tanpa menoleh kembali muncul di depan mata Jeff, membuat detak jantungnya semakin cepat.Mungkin… dirinya harus berhenti bersikap kekanak-kanakan.Mungkin… setelah bertahun-tahun, aku sudah berubah.Mungkin….Pukul enam sore, Jeff membawa Luela menghadiri jamuan makan yang diadakan mitra kerja sama.Sudah seharian tidak melihatku, membuatnya memegang gelas alkohol dengan pikiran berantakan.Apakah dirinya sudah keterlaluan kali ini?Kalimat itu tiba-tiba terlintas di benaknya.Jeff mengatupkan bibirnya, meneguk habis alkohol di gelasnya.Dia mengeluarkan ponsel, berniat mengirim pesan padaku. Tapi, langkahnya terhenti saat pihak mitra tiba-tiba menghampirinya.“Pak Jeff, soal proposal kemarin….”Jeff sempat terdiam, tapi segera menyingkirkan pikiran lain dan masuk ke mode kerjanya.Saat percakapan mulai berjalan lancar, tiba-tiba sebuah suara yang tidak nyambung menyela.“Pak Jeff, kue ini enak sekali.”Luela membawa cupcake cokelat, matanya sep

  • Penantian Yang Tak Kunjung Kembali   Bab 4

    Saat melihat tiga kata di judul email itu, tiba-tiba Jeff merasakan firasat buruk.Saat hendak membukanya, Luela berjalan masuk dengan langkah menggoda.“Pak Jeff, ini laporan yang kemarin.”Luela meletakkan berkas itu di meja, lalu dengan terbiasa mendekati ke samping Jeff, satu tangannya merangkul di bahunya.Dulu, ini adalah kemesraan mereka berdua.Sekarang, Jeff malah merasa tidak nyaman.Dia duduk tegak, membuka berkas tersebut. Baru melihat halaman pertama, dia langsung mengernyitkan kening.Satu halaman penuh itu, selain formatnya, hampir tidak ada yang benar.Bahkan nama divisi juga salah ketik.Dengan keras, Jeff membanting berkas itu ke atas meja, lalu berkata dengan suara sedingin es,“Siapa yang buat laporan ini? Kemampuan kerja dasar saja nggak punya?”“Panggil Pak Rey ke sini! Kok bisa bagian HR merekrut orang seperti ini?!”Seketika, raut wajah Luela langsung berubah.“Pak Jeff, aku yang buat.”Semua amarah Jeff pun padam.Dia menatap Luela yang tampak ketakutan. Untuk

  • Penantian Yang Tak Kunjung Kembali   Bab 3

    Luela terkejut dan bertanya, “Bu Felicia, kok kamu ada di rumah Pak Jeff?”Mendengar itu, aku langsung reflek menarik anakku ke belakang, menutupi pandangannya.“Aku….”“Mereka saudaraku, menumpang sementara di sini.”Belum sempat aku menjelaskan, Jeff sudah memotong ucapanku.Tangannya yang memegang koper semakin mengencang.Meskipun ini bukan pertama kalinya….Tapi, setiap kali mendengarnya, dadaku tetap terasa tertusuk.Baru saja aku hendak bicara, Joel sudah lebih dulu berkata, “Halo, om.”Aku menoleh tak percaya, tapi malah melihat mata Joel yang sudah berkaca-kaca.“Ibu, ayo kita pergi.”Semua kata-kataku pun seperti tersangkut di tenggorokan. Aku pun tersenyum canggung dan menjawab, “Iya.”Saat kami berpapasan, tiba-tiba Jeff menarikku.Dia menatapku dengan tak percaya.“Joel… panggil aku apa?”Aku tersenyum, rasanya begitu menyakitkan.“Bukannya ini yang selalu kamu inginkan, Pak Jeff?”Enam tahun menjalani pernikahan diam-diam, Jeff bukan hanya tidak pernah mengakui status

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status