LOGINHari dimana ketika mertuaku diculik, suamiku sedang memasak untuk cinta pertamanya. Aku tak menghalanginya untuk membantu orang lain, tapi setelah berbalik, aku melaporkannya ke polisi dengan niat baik. Karena aku telah bereinkarnasi. Sebelum aku bereinkarnasi, aku melarang suamiku pergi merawat si cinta pertamanya. Dia menghentikan ayah dan ibu mertuaku yang hendak keluar rumah, mencegah tragedi penyerangan menimpa mereka. Namun, si cinta pertamanya justru harus diamputasi karena luka di tangannya yang terinfeksi. Setelah kejadian itu, suamiku sama sekali tidak menyalahkan aku. Hingga setahun kemudian, saat aku hamil dan hampir melahirkan, dia membawaku ke tebing yang terpencil dan dengan tega mendorongku jatuh. "Kalau saja malam itu kau nggak menghalangiku untuk mencari Jessi, dia nggak akan mengalami hal ini. Semua yang terjadi, itu semua salahmu!" "Kenapa yang harus diamputasi itu Jessi? Seharusnya kau yang mati! Dasar kau wanita jahat!" Aku terguling di tebing bersama anaknya diperutku, mati tanpa bisa menutup mata dengan tenang. Kali ini, suamiku akhirnya keluar untuk merawat cinta pertamanya, tapi setibanya di rumah, dia malah jatuh berlutut, tubuhnya tampak lebih tua sepuluh tahun lebih tua dari sebelumnya.
View MoreSetelah menyelesaikan urusan pribadiku, aku kembali ke rumah untuk beristirahat selama beberapa hari.Ayah dan Ibu tidak menyalahkanku karena bercerai dengan Fandi. Mereka hanya peduli apakah aku pernah diperlakukan buruk selama bertahun-tahun ini.Hatiku terasa hangat, tapi sekaligus menyesali mengapa dulu aku begitu gegabah menikah dengan Fandi? Aku punya orang tua yang mencintaiku, karier dan pendidikan yang kubangun sendiri. Hidupku seharusnya cukup memuaskan dan bahagia, tapi aku malah memilih terjun ke dalam "kekacauan" yang bernama pernikahan.Aku tersenyum sambil berkata kepada ayah dan ibu, “Hidupku baru benar-benar dimulai sekarang. Aku tak akan lagi hidup demi orang lain.”Beberapa hari kemudian, aku menerima telepon dari kantor polisi.Fandi telah membunuh seseorang dan kini ditahan di penjara.Aku bertanya dengan malas kepada polisi, “Maaf, apa hubungannya ini denganku?”“Nona Giselle, pelaku secara khusus meminta untuk bertemu dengan Anda. Jika dia tidak bisa bertemu Anda
Keputusan yang tak diambil oleh Fandi, aku yang mengambilnya untuknya.Selama bertahun-tahun aku membangun usaha sendiri, kini aku memiliki perusahaan yang cukup besar. Meskipun mertuaku mewariskan harta kepada aku, namun aku tidak tertarik untuk merebutnya darinya.Ayah dan ibunya sudah tiada, sungguh menyedihkan.Aku punya hak apa untuk merebut sesuatu dari seorang yatim piatu?Aku memilih untuk pergi tanpa membawa apa-apa dan dalam beberapa hari ke depan aku akan berkoordinasi dengan pengacara.Langkah terakhir adalah meminta persetujuan dari Fandi.Aku tiba di rumah duka, di dalamnya udara dipenuhi dengan bau asap yang menyengat.Seperti sudah tua puluhan tahun dalam semalam, pamannya Fandi terlihat pucat, matanya membengkak, dan ketika melihatku, dia seolah-olah melihat secercah harapan dan langsung menerobos ke arahku.“Giselle, aku tahu kau tak akan pernah meninggalkan Fandi! Dia ada di dalam, cepatlah bujuk dia…”Aku merasakan firasat buruk, segera berjalan cepat menuju ruang p
Aku meletakkan surat cerai di hadapan Fandi dan dengan suara lembut ku berkata,“Aku lelah. Ayo kita bercerai.”Wajah Fandi menjadi dingin. Ia menyeringai dengan nada sinis.“Kau serius dengan ucapanmu?”Aku menjawab, “Aku serius.”Dia mengambil pena dengan santai, suaranya terdengar ringan.“Tentu saja aku setuju. Tapi jangan menyesal nanti. Jangan setelah cerai malah setiap hari datang menangis di rumahku, benar-benar menyebalkan.”Aku tersenyum tipis.“Sudah pasti nggak akan.”Fandi pun mengangkat pena dan menuliskan tanda tangannya di atas kertas putih dengan tinta hitam.“Tunggu sebentar!!!”Jessi hanya melirik sekilas dokumen perjanjian tersebut, lalu wajahnya langsung berubah drastis. Dia menjerit, “Fandi! Cepat lihat pembagian harta warisan di perjanjian ini! Wanita jalang ini ternyata ingin mengambil seluruh warisan Ayah dan Ibumu. Nggak akan kubiarkan!!!”Fandi langsung meraih kertas itu dan menghempakannya ke meja, menatapku dengan tatapan terkejut.“Giselle, aku benar-bena
Setelah selesai membuat laporan di kantor polisi, aku hendak pergi, namun bertemu dengan paman dari Fandi. Tampaknya polisi sudah memberitahunya.Melihat diriku, dia tak bisa menahan diri untuk mencibir dan berkata, "Seru sekali, ya? Bermain drama sampai sejauh ini, bahkan mengeluarkan uang untuk menyewa polisi untuk berakting dan menipu aku?"Aku menundukkan pandanganku, tak lagi menatapnya."Om kira aku punya kemampuan sebanyak itu untuk menyuap polisi dan berakting? Jenazah mertuaku sudah dibawa ke rumah duka. Sekarang pergi beri tahu Fandi dan suruh dia segera ke sana."Melihat ekspresi serius dari polisi di sampingku, wajah pamanku tiba-tiba berubah serius.“Kau... jangan bercanda, lelucon begini sama sekali nggak lucu.”“Giselle, katakan pada Om kalau kau sedang berakting! Kalau kau sedang menipuku, katakan sekarang! Katakan kalau kau hanya bercanda, Om pasti nggak akan marah!”Aku menatap pria di depanku yang semakin kehilangan akal sehatnya, lalu menghela napas dalam-dalam.Ak


















Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.