Share

BAB 6

Author: HADES ART
last update Last Updated: 2021-08-13 23:22:37

Kapten diam sejenak, lalu melanjutkan, "Kalau begitu, satu-satunya harapan kita mengetahui permasalahan ini hanyalah dengan menanyai tawanan kita. Kalau dia menolak menjawab, aku akan menyerahkannya kepada polisi, mereka pasti tahu bagaimana cara menyelesaikan urusan ini sampai ke akar-akarnya."

Coralie terkejut,"Polisi?"

"Nah, tentu saja. Memangnya kau mau kuapakan orang itu? Dia bukan milikku. Dia milik polisi."

"Tidak, tidak, tidak!" seru Coralie dengan khawatir. "Sama sekali tidak! Apa jadinya nanti...? Harus menghadap hakim...? Namaku terlibat dalam semua ini...?"

"Tapi, Bunda Coralie, tidak bisa..."

"Oh, kumohon, aku memohon dengan sangat kepadamu, sebagai temanku, carilah jalan keluar dari masalah ini, tapi jangan biarkan aku dibicarakan orang! Aku tidak mau dibicarakan orang!"

Kapten menatap Coralie, agak terkejut melihatnya gelisah seperti itu, dan berkata, "Kau tidak akan jadi bahan pembicaraan orang, Bunda Coralie, aku janji."

"Kalau begitu mau kau apakan laki-laki itu?"

"Yah," sahut Belval sambil tertawa, "aku akan memulai dengan bertanya secara sopan apakah dia berkenan menjawab pertanyaanku, lalu berterima kasih atas tingkah lakunya yang sopan terhadapmu, dan terakhir memohon kepadanya agar berbaik hati untuk pergi."

Dia berdiri, "Apa kau ingin melihatnya, Bunda Coralie?"

"Tidak," jawab Coralie, "aku sangat lelah! Kalau kau sudah tidak memerlukan aku, tanyai dia sendiri saja. Kau bisa memberitahuku sesudahnya..."

Coralie tampak sangat kelelahan akibat kekhawatiran dan ketegangan yang baru saja terjadi, ditambah hal lain yang sudah membuat hidupnya sebagai perawat sangat berat. Kapten tidak mendesak dan pergi keluar, lalu menutup pintu ruang duduk.

Coralie mendengar lelaki itu berkata, "Nah, Ya-Bon, kau menjaga dengan baik! Tak ada kabar? Dan bagaimana kabar tawananmu? Ah, di sana kau rupanya, temanku yang baik! Apa kau sudah bisa bernapas lagi? Oh, aku tahu tangan Ya-Bon itu sedikit keras! Apa ini? Tidak mau menjawab? Astaga, apa yang terjadi? Celakalah aku kalau kupikir..."

Sebuah teriakan terlontar darinya. Coralie berlari ke aula. Dia hadang Kapten.

"Jangan mendekat," kata Belval, dengan sangat gelisah. "Tak ada gunanya!"

" Tapi, kau terluka!" seru Coralie.

"Aku"

"Ada darah di manset kemejamu."

"Memang, tapi ini bukan apa-apa, ini pasti darah orang itu."

"Kalau begitu dia terluka?"

"Ya, atau setidaknya mulutnya berdarah. Ada pembuluh darah..."

"Ada apa? Ya-Bon tidak mencengkramnya sekeras itu, bukan?"

"Ini bukan ulah Ya-Bon."

"Kalau begitu, ulah siapa?"

"Kaki tangannya."

"Apa mereka datang lagi?"

"Ya dan mereka mencekiknya."

"Tapi, mustahil!"

Coralie mendesak maju dan menghampiri si tawanan. Laki-laki itu tak bergerak. Wajahnya pucat seperti mayat. Di seputar lehernya ada tali sutra merah, dipelintir sangat tipis dan dengan gesper di kedua ujungnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pencuri Yang Merangkap Detektif   BAB 10

    "Di dalam wujud baru kemanusiaan yang tengah dipersiapkan untuk masa depan, akan ada laki-laki dengan dua tangan dan laki-laki dengan satu tangan saja, sebagaimana halnya ada laki-laki berkulit putih dan gelap, laki-laki berjanggut dan bercukur licin. Dan semua itu akan tampak sangat alami. Setiap orang akan menjalani hidup yang dikehendakinya, tanpa merasa perlu memiliki anggota tubuh yang lengkap. Dan, karena hidupku terpusat kepadamu, Bunda Coralie, dan karena kebahagiaanku tergantung kepadamu, kupikir aku tak perlu menunda lagi menyampaikan pidato kecilku kepadamu. Nah! Sudah selesai! Masih banyak yang ingin kukatakan tentang topik ini, tapi semua itu tidak bisa dikatakan dalam satu hari, bukan?"Dia berhenti, terpecah konsentrasinya oleh kebisuan Coralie. Perempuan itu tidak bergerak sejak kata pertama tentang cinta diutarakan. Tangannya meraba kening dan pundaknya agak gemetar.Belval membungkuk, dan dengan sangat lembut, menyingkirkan jemari lentik itu, membuat

  • Pencuri Yang Merangkap Detektif   BAB 9

    Dia berhenti, seolah-olah untuk mengambil napas, dan kemudian, sambil bangkit, melanjutkan, "Dan memang harus begitu. Orang harus mengerti bahwa mereka yang menjadi dalam perang ini tidak menganggap diri mereka sebagai orang terbuang, bebek timpang, atau penderita kusta, melainkan sebagai manusia yang benar-benar normal. Ya, normal! Kekurangan satu kaki? Mengapa memangnya? Apa itu membuat seorang laki-laki terampas otak atau hatinya? Lagi pula, apakah karena perang telah mengambil satu kaki dariku, atau satu tangan, atau bahkan kedua kaki atau kedua tangan, aku tidak punya hak lagi untuk mencintai seorang perempuan, kecuali dengan risiko mengalami penolakan atau membayangkan dia mengasihaniku? Mengasihani!""Tapi, kami tidak mau dikasihani perempuan, atau terpaksa dicintai perempuan, atau bahkan berpikir bahwa dia sedang beramal karena memperlakukan kami dengan ramah. Apa yang kami inginkan, dari perempuan dan dari dunia pada umumnya, dari mereka yang kami jumpa

  • Pencuri Yang Merangkap Detektif   BAB 8

    Air muka Belval terbuka, warna kulitnya agak gelap, terbakar matahari dan kecoklatan karena cuaca, dengan ekspresi yang tulus, ceria, dan kocak. Usianya dua puluh delapan sampai tiga puluh tahun. Sikapnya menunjukkan perilaku para perwira dari kekaisaran Pertama, yang menunjukkan kekhasan kehidupan mereka di kamp yang pantas dibawa kedalam ruang duduk perempuan.Dia berhenti untuk memandang Coralie, yang sosok rupawannya tampak menonjol diterpa sinar perapian. Dia lalu duduk di samping perempuan itu."Aku tidak tahu apa-apa tentang dirimu," desahnya. "Di rumah sakit para dokter dan perawat memanggilmu Madame Coralie. Para pasienmu lebih suka memanggilmu Bunda. Siapa nama pemberian suami atau nama gadismu? Apa kau punya suami atau sudah janda? Di mana kau tinggal? Tidak ada yang tahu. Kau datang setiap hari pada jam yang sama dan pulang melewati jalan yang sama. Terkadang seorang pelayan tua, berambut kelabu panjang dan janggut jabrik, dengan

  • Pencuri Yang Merangkap Detektif   BAB 7

    "satu lagi bajingan berkurang di dunia, Bunda Coralie!" Teriak Patrice Belval, setelah dia membawa perempuan itu kembali ke ruang duduk dan melakukan penyelidikan cepat dengan Ya-Bon. "Ingat namanya--aku menemukannya terukir di arlojinya--Mustapha Rovalaiof, nama seorang bajingan!"Dia berbicara dengan riang, tanpa emosi dalam suaranya, dan melanjutkan, sambil berjalan mondar-mandir di ruangan itu."Kau dan aku, Bunda Coralie, yang telah menjadi saksi mata begitu banyak tragedi dan melihat begitu banyak rekan yang baik meninggal,tak perlu menyia-nyiakan air mata atas kematian Mustapha Rovalaiof atau pembunuhan atas dirinya yang dilakukan antek-anteknya. Bahkan pidato pemakaman juga tidak usah, bukan begitu? Ya-Bon berhasil meringkus laki-laki itu, menunggu sampai alun-alun sepi dan membawanya ke Rue Brignoles, dengan perintah untuk melemparkan laki-laki itu melewati pagar ke kebun Musee Galliera. Pagar tinggi. Tapi, tangan kanan Ya-Bon tidak

  • Pencuri Yang Merangkap Detektif   BAB 6

    Kapten diam sejenak, lalu melanjutkan, "Kalau begitu, satu-satunya harapan kita mengetahui permasalahan ini hanyalah dengan menanyai tawanan kita. Kalau dia menolak menjawab, aku akan menyerahkannya kepada polisi, mereka pasti tahu bagaimana cara menyelesaikan urusan ini sampai ke akar-akarnya."Coralie terkejut,"Polisi?""Nah, tentu saja. Memangnya kau mau kuapakan orang itu? Dia bukan milikku. Dia milik polisi.""Tidak, tidak, tidak!" seru Coralie dengan khawatir. "Sama sekali tidak! Apa jadinya nanti...? Harus menghadap hakim...? Namaku terlibat dalam semua ini...?""Tapi, Bunda Coralie, tidak bisa...""Oh, kumohon, aku memohon dengan sangat kepadamu, sebagai temanku, carilah jalan keluar dari masalah ini, tapi jangan biarkan aku dibicarakan orang! Aku tidak mau dibicarakan orang!"Kapten menatap Coralie, agak terkejut melihatnya gelisah seperti itu, dan b

  • Pencuri Yang Merangkap Detektif   BAB 5

    Dia mengeluarkan buku catatan dari saku dan melanjutkan, "Kalimat-kalimat yang menarik perhatianku ini, alasannya akan segera kau mengerti, didahului oleh Kalimat-kalimat lain yang membicarakan tentang bunga api, hujan bunga api yang telah terjadi dua kali sebelum perang, semacam sinyal malam hari yang kemungkinan akan terulang dan rencananya akan mereka lihat, agar dapat segera mengambil tindakan begitu bunga api itu muncul. Apakah semua ini ada artinya bagimu?""Tidak. Mengapa?"Nanti kau akan mengetahuinya. Omong-omong, aku lupa mengatakan kepadamu bahwa kedua orang itu berbicara dalam bahasa Inggris, dengan cukup baik, tapi dengan aksen yang membuatku yakin mereka bukan orang Inggris. Inilah yang mereka bincangkan, setelah di terjemahkan, 'Jadi, kesimpulannya,' kata yang satu,' semuanya sudah diputuskan. Kau dan dia akan berada di tempat yang telah ditetapkan malam ini sebelum pukul tujuh.' 'Kami akan berada di sana, Kolonel. Kami sudah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status