Share

BAB 6

Kapten diam sejenak, lalu melanjutkan, "Kalau begitu, satu-satunya harapan kita mengetahui permasalahan ini hanyalah dengan menanyai tawanan kita. Kalau dia menolak menjawab, aku akan menyerahkannya kepada polisi, mereka pasti tahu bagaimana cara menyelesaikan urusan ini sampai ke akar-akarnya."

Coralie terkejut,"Polisi?"

"Nah, tentu saja. Memangnya kau mau kuapakan orang itu? Dia bukan milikku. Dia milik polisi."

"Tidak, tidak, tidak!" seru Coralie dengan khawatir. "Sama sekali tidak! Apa jadinya nanti...? Harus menghadap hakim...? Namaku terlibat dalam semua ini...?"

"Tapi, Bunda Coralie, tidak bisa..."

"Oh, kumohon, aku memohon dengan sangat kepadamu, sebagai temanku, carilah jalan keluar dari masalah ini, tapi jangan biarkan aku dibicarakan orang! Aku tidak mau dibicarakan orang!"

Kapten menatap Coralie, agak terkejut melihatnya gelisah seperti itu, dan berkata, "Kau tidak akan jadi bahan pembicaraan orang, Bunda Coralie, aku janji."

"Kalau begitu mau kau apakan laki-laki itu?"

"Yah," sahut Belval sambil tertawa, "aku akan memulai dengan bertanya secara sopan apakah dia berkenan menjawab pertanyaanku, lalu berterima kasih atas tingkah lakunya yang sopan terhadapmu, dan terakhir memohon kepadanya agar berbaik hati untuk pergi."

Dia berdiri, "Apa kau ingin melihatnya, Bunda Coralie?"

"Tidak," jawab Coralie, "aku sangat lelah! Kalau kau sudah tidak memerlukan aku, tanyai dia sendiri saja. Kau bisa memberitahuku sesudahnya..."

Coralie tampak sangat kelelahan akibat kekhawatiran dan ketegangan yang baru saja terjadi, ditambah hal lain yang sudah membuat hidupnya sebagai perawat sangat berat. Kapten tidak mendesak dan pergi keluar, lalu menutup pintu ruang duduk.

Coralie mendengar lelaki itu berkata, "Nah, Ya-Bon, kau menjaga dengan baik! Tak ada kabar? Dan bagaimana kabar tawananmu? Ah, di sana kau rupanya, temanku yang baik! Apa kau sudah bisa bernapas lagi? Oh, aku tahu tangan Ya-Bon itu sedikit keras! Apa ini? Tidak mau menjawab? Astaga, apa yang terjadi? Celakalah aku kalau kupikir..."

Sebuah teriakan terlontar darinya. Coralie berlari ke aula. Dia hadang Kapten.

"Jangan mendekat," kata Belval, dengan sangat gelisah. "Tak ada gunanya!"

" Tapi, kau terluka!" seru Coralie.

"Aku"

"Ada darah di manset kemejamu."

"Memang, tapi ini bukan apa-apa, ini pasti darah orang itu."

"Kalau begitu dia terluka?"

"Ya, atau setidaknya mulutnya berdarah. Ada pembuluh darah..."

"Ada apa? Ya-Bon tidak mencengkramnya sekeras itu, bukan?"

"Ini bukan ulah Ya-Bon."

"Kalau begitu, ulah siapa?"

"Kaki tangannya."

"Apa mereka datang lagi?"

"Ya dan mereka mencekiknya."

"Tapi, mustahil!"

Coralie mendesak maju dan menghampiri si tawanan. Laki-laki itu tak bergerak. Wajahnya pucat seperti mayat. Di seputar lehernya ada tali sutra merah, dipelintir sangat tipis dan dengan gesper di kedua ujungnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status