Share

BAB 7

"satu lagi bajingan berkurang di dunia, Bunda Coralie!" Teriak Patrice Belval, setelah dia membawa perempuan itu kembali ke ruang duduk dan melakukan penyelidikan cepat dengan Ya-Bon. "Ingat namanya--aku menemukannya terukir di arlojinya--Mustapha Rovalaiof, nama seorang bajingan!"

Dia berbicara dengan riang, tanpa emosi dalam suaranya, dan melanjutkan, sambil berjalan mondar-mandir di ruangan itu.

"Kau dan aku, Bunda Coralie, yang telah menjadi saksi mata begitu banyak tragedi dan melihat begitu banyak rekan yang baik meninggal,tak perlu menyia-nyiakan air mata atas kematian Mustapha Rovalaiof atau pembunuhan atas dirinya yang dilakukan antek-anteknya. Bahkan pidato pemakaman juga tidak usah, bukan begitu? Ya-Bon berhasil meringkus laki-laki itu, menunggu sampai alun-alun sepi dan membawanya ke Rue Brignoles, dengan perintah untuk melemparkan laki-laki itu melewati pagar ke kebun Musee Galliera. Pagar tinggi. Tapi, tangan kanan Ya-Bon tidak mengenal hambatan. Dan begitulah, Bunda Coralie, masalah ini terkubur. Kau tidak akan disebut-sebut, dan kali ini, aku meminta ucapan terima kasih."

Dia berhenti untuk tertawa.

"Satu ucapan terima kasih, tapi bukan pujian. Demi Jupiter, aku sama sekali tidak berbakat jadi penjaga! Cara yang dipakai orang-orang itu untuk merampas tawananku sangat pintar. Mengapa aku tidak memperkirakan orang satunya yang menyerangmu, laki-laki yang memakai topi laken abu-abu, memberitahu anggota ketiga, yang menunggu di dalam mobil, setelah itu mereka berusaha menyelamatkan teman mereka? Mereka memang datang lagi. Sementara kau dan aku berbincang-bincang, mereka pasti mendobrak pintu pelayan, melewati dapur, sampai di pintu kecil antara ruang penyimpanan makanan dan aula dan mendorongnya sampai terbuka."

" Di sana, mereka langsung melihat teman mereka tergeletak di atas sofa, masih dalam keadaan pingsan dan terikat erat. Apa yang harus mereka lakukan? Mustahil mengeluarkannya dari lorong tanpa sepengetahuan Ya-Bon. Namun, kalau tidak membebaskannya, dia akan buka mulut, membocorkan komplotannya, dan menghancurkan rencana yang sudah disusun dengan hati-hati. Jadi, salah satu dari mereka pasti mencondongkan tubuhnya diam-diam, mengulurkan tangannya, melilitkan tali ke lehernya yang sudah menerima perlakuan cukup kasar dari Ya-Bon, merapatkan gesper di kedua ujungnya dan menarik, menarik, dengan tenang, sampai maut menjemput. Tanpa suara. Tanpa desahan. Seluruh tindakan itu dilakukan tanpa suara. Kami datang, kami membunuh dan kami pergi. Selamat malam. Mustahil sudah dilakukan dan teman kita tidak akan buka mulut."

Kapten Belval semakin riang.

" Teman kita tidak akan buka mulut," ulangnya, "dan polisi, ketika mereka menemukan mayatnya besok pagi di kebun yang dikelilingi pagar, sama sekali tidak akan mengerti masalahnya. Begitu juga kita, Bunda Coralie, dan kita tidak akan pernah tahu mengapa orang-orang itu mencoba menculikmu. Begitulah kenyataannya! Aku mungkin bukan sipir yang baik, tapi sebagai detektif aku lebih payah lagi!"

Dia terus mondar-mandir di ruangan. Fakta bahwa kakinya, atau lebih tepatnya betisnya, telah diamputasi tampak tidak membuatnya merasa tidak nyaman. Walaupun sendi lutut dan tulang pahanya tetap bisa bergerak, ada ritme yang hilang dari gerakan pinggul dan bahunya, sosoknya yang jangkung cenderung memperbaiki ketimpangan ini, sehingga kemudahan gerak-geriknya dan ketidakpeduliannya dalam menerima keadaan itu menutupi kekurangannya

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status