Home / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Bab 3: Diminta Simpan Kalung Ki Palung

Share

Bab 3: Diminta Simpan Kalung Ki Palung

Author: mrd_bb
last update Last Updated: 2024-06-24 11:06:17

Dengan polosnya Japra pun mengangguk, dia bahkan tak ragu sebutkan isi sumpah tersebut. Hingga Ki Boka dan dua orang tadi saling pandang, takjub sekaligus keheranan.

“Ini sumpah rahasia padepokan kita, agaknya anak kecil ini tak bohong Ki Boka,” bisik pria yang bernama Agur ini. 

Ki Boka menganggukan kepala sambil menaksir-naksir tubuh Japra.

Tapi…tanpa setahu ke 3 orang ini, Japra sengaja tak ceritakan soal peta Pusaka Bukit Meratus!

Ki Boka lagi-lagi bikin nyali Japra hampir menciut, orang yang menjadi wakil Ki Palung ini tak kalah seramnya dengan Ki Palung dan kedua orang yang membawanya ke sini.

Wajah brewokan, tubuh Ki Boka tinggi kokoh dengan urat-urat kekar menonjol di kedua lengannya, ditambah golok yang lumayan besar di pinggangnya, lebih besar dari golok Agur dan Icok.

Kini dia menatap tajam wajah Japra, kisah yang baru Japra sampaikan membuat wajahnya terlihat keruh, ada kemarahan serta dendam kesumat terlihat di sana. 

“Hmm…jadi ketua kami, Ki Palung sudah tewas di tangan 3 Pendekar Golok Putih? Dan kamu Japra, tak sengaja bertemu dengannya dan sudah lakukan sumpah…?”

Ki Boka menatap tajam wajah Japra…!

“Japra, kamu simpan kalung ini, kamu jaga dengan nyawamu, ini warisan Ki Palung buatmu. Dan mulai kini kamu sudah jadi bagian dari padepokan Ular Hitam dan wajib taati semua peraturan di sini."

"Kelak kamu harus tunaikan sumpah itu untuk membunuh 3 Pendekar Golok Putih, yang sudah membunuh ketua kita, Ki Palung dan jadi musuh bebuyutan padepokan kita ini."

"Agur kembalikan kalung itu pada si Japra, ini amanah Ki Palung dan kita tak boleh melawannya.”

Perintah Ki Boka dan ditaati Agur tanpa bertanya, Japra kembali pasang kalung ini dan menutupinya dengan baju di bagian dada. 

Kini Japra di berikan pakaian yang lebih layak, pakaian warna hitam dan ikat kepala abu-abu dan ada sulaman kecil warna merah di pakaian dada kiri bergambar ular kobra, ciri khas padepokan Ular Hitam ini.

Tugas Japra jadi ‘jongos’ di padepokan kelompok golongan hitam ini.  Dia belum di angkat sebagai murid!

Japra yang terbiasa kerja keras tak keberatan, dia malah senang, makan dan minum bebas, ditambah lagi di beri pakaian bagus dan layak.

“Daripada di rumah ayah dan ibu, kena damprat ayah saban hari. Juga dipukuli dan makan pun seadanya, mending aku tinggal di sini,” pikir Japra lugu, tanpa sadar perbuatannya bikin ibunya khawatir bukan kepalang.

Namun Japra harus menahan hati, ada seorang anak sebayanya yang suka berpakaian mewah selalu bertindak kasar. Anak ini sangat di hormati sekaligus ditakuti teman-teman sebayanya.

Tangan serta kakinya yang terlatih baik gampang sekali menendang Japra. Padahal Japra tak pernah malas bekerja apapun. Apalagi membantah saat di suruh-suruh siapapun, termasuk anak yang suka bersikap kasar ini.

Tapi hebatnya, Japra tak pernah mengeluh ataupun minta ampun. Wajahnya hanya menatap dingin ke anak manja yang bernama Sawon ini.

Belakangan Japra baru tahu, kalau Sawon anak laki-laki Ki Boka.

Ia pun makin segan dengan Sawon cs, sedapat mungkin selalu menghindari, kalau melihat anak kecil sok jagoan serta ringan tangan ini.   

Otomatis Ki Boka sejak hari itu di daulat sebagai Kepala Padepokan Ular hitam yang baru, pengganti Ki Palung.

Setelah tinggal di sini dan diberi pakaian yang dianggap Japra sangat bagus dan mewah. Tak sadar dia sangat bangga memakainya. 

Awalnya Japra heran, padepokan yang terletak jauh dari pusat keramaian, kenapa makanan ‘mewah’ tak pernah habis..?

Japra juga sering merasa jengah sendiri, kehidupan di sini terlalu bebas. Kesusilaan seakan tak ada sama sekali.

Anak buah Ki Boka bebas saja memeluk dan menciumi para wanita yang diperbantukan di padepokan tersebut.

Tak sekali dua kali dia mendengar suara-suara rintihan aneh di sebuah kamar, juga suara tangisan. Ditambah suara kasar anak buah Ki Boka yang sedang mabuk arak.

Tanpa Japra sadari, ia sudah masuk menjadi bagian dari kelompok golongan hitam.

Namun semuanya berubah, ketika suatu hari Japra tak sengaja menyaksikan murid-murid padepokan ini berlatih silat…!!

Japra diam-diam suka sekali melihat Ki Boka dan anak buahnya ketika melatih 30 an orang anak seumuran dengannya, pria dan wanita yang juga jadi murid padepokan ini.

Dengan sembunyi-sembunyi Japra mengintip saat murid-murid seumuranya di padepokan Ular Hitam ini berlatih. Semua pelajaran silat itu muda sekali di ingatnya.

Ki Boka kini disebut sebagai 'Mahaguru' oleh anak-anak itu. Ayah mereka para perampok, anak buah Ki Boka sendiri.

Ki Boka tentu saja senang di panggil Mahaguru, seolah-olah dia seorang pendekar hebat tanpa tanding. Sebagai kepala rampok, kesombongan dan keangkuhan jadi ciri khasnya.

Tanpa setahu siapapun, bila ada waktu, Japra pergi ke tempat yang sepi dan berlatih seorang diri jurus-jurus silat, yang dia saksikan secara sembunyi-sembunyi tersebut.

Semua pelajaran silat yang Ki Boka dan anak buahnya ajarkan pada murid-murid itu mampu dipraktikan Japra dengan baik.

Justru gerakannya lebih luwes dan antep dibandingkan murid-murid itu. Padahal mereka sudah berlatih sejak 2 tahunan lalu...!

Japra seolah sudah berlatih lama. Apalagi aslinya Japra belum terlalu lama mengintip dan ikut mengulang diam-diam semua pelajaran silat yang ia saksikan tersebut.

Saking tekunnya melatih seorang diri, kalau ada yang melihat akan melongo. Gerakan silat Japra dari hari ke hari semakin terasah dengan baik, Japra seolah-olah sudah berlatih lama jurus-jurus kanuragan itu.

6 buan kemudian…!

Setelah semua pekerjaannya beres, Japra seperti biasa ia pergi ke tempat yang sepi, di belakang padepokan ini.

Japra pun diam sejenak, mengingat pelajaran silat yang kemarin sore dia intip, saat Ki Boka melatih langsung murid-muridnya.

Tubuh kurus Japra bergerak cepat dan tangan serta kakinya lincah bergerak. Mengulang pelajaran silat yang dia saksikan saat latihan tersebut.

Tanpa Japra sadari, Sawon dan 3 anak buahnya yang baru pulang memancing ikan di sebuah sungai di hutan. Tak sengaja melihat kelakuan Japra di belakang padepokan yang sepi ini.

"Sawon, lihat si jongos lagi ngapain...?" tanya anak buahnya keheranan.

Sawon yang kaget pun mendekati Japra diikuti cs nya ini. Kemarahan terlihat di wajahnya..!

*****

BERSAMBUNG

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Bobby deck
mantul sekali kisanak
goodnovel comment avatar
Iwan “mr” Cx
sangat seru sekali
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 581: Akhirnya Bersatu Lagi

    Putri Melania yang memang menyamar sebagai nenek-nenek ini tersenyum manis sekali dan dia kaget saat tubuhnya tiba-tiba di raih Bafin dan di lemparnya ke atas, lalu di sambut dengan pelukan dan ciuman bertubi-tubi.“Sayangggkuuu istrikuuuu…ya Tuhan, kenapa kamu sampai nyamar jadi nenek-nenek sih,” seru Bafin dengan wajah berseri-seri.Tak lama kemudian terdengar suara anak kecil memanggil ibu, yang berlari dan di iringi 5 wanita cantik, selir-selir Bafin.“Kalian…syukurlah kalian tak apa-apa, eh itu siapa anak kecil itu?” seru Bafin sambil lepaskan pelukannya dari tubuh harum Putri Melania.Kini ia menatap anak kecil yang usianya antara 2-3 tahunan ini, wajahnya sangat tampan dan mirip anak perempuan, saking tampangnya.“Pangeran Bome, cepat beri hormat pada ayah kandungmu, dialah ayah yang selama ini kamu cari-cari!” tegur Putri Melania ke si anak kecil ini.Si anak kecil yang di panggil Pangeran Bome ini awalnya kaget, lalu dengan cepat bersimpuh dan beri hormat pada Bafin dengan sik

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 580: Ketika Sang Permaisuri Marah

    Pendekar Tanpa Bayangan ini tentu saja kaget bukan kepalang, serangan ini tidak bercanda. Mau tak mau dia pun langsung bergerak dengan gunakan jurus kaki ajaibnya.Sehingga serangan pertama ini luput, si nenek tak di kenal ini kembali lakukan serangan lebih dahsyat dari tadi.“Pantas saja ke 5 selirku tak mampu ladeni si nenek ini, pukulan-pukulannya sangat dahsyat,” batin Bafin, yang sengaja belum membalas, kecuali bergerak lincah dan selalu menghindar.Ia tak ingin menyakiti si nenek ini, apalagi belum tahu apa motifnya menculik ke 5 selirnya tersebut.“Nek, sabar dulu, aku mau tanya kamu apakan selir-selirku itu dan di mana mereka kamu tawan?” sambil menghindar Bafin sengaja bertanya.Tapi si nenek ini tak menggubris pertanyaan Bafin, dia malah makin lama makin beringas menyerang Bafin.Bahkan sudah 50 jurus, jangankan mampu taklukan Bafin, mengenai tubuh pemuda sakti ini saja tidak. Makin murkalah si nenek berbody aduhai ini.Tapi ada yang aneh, dari tubuh si nenek yang terlihat p

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 579: 5 Selir di Culik

    Bafin baru saja pulang dari Kerajaan Hilir Sungai, untuk menemui kakeknya Prabu Harman, sekaligus minta izin menempati Istana Lembah Iblis dan kakeknya ini tak keberatan, bahkan janji kelak akan berkunjung ke sana.“Bagus cucuku, sayang bangunan istana itu dibiarkan terbengkalai, nanti aku akan kirim tukang-tukang bangunan Istana buat percantik istana itu,” janji Prabu Harman dan Bafin banyak bawa pulang hadiah-hadiah waah dari Maharaja ini.Namun, setelah dua seminggu dan tiba kembali ke sini, Bafin merasa aneh sendiri.Istana-nya yang biasanya ramai dengan celotehan ke 5 selirnya hari ini sunyi. Bafin memang tak khawatir tinggalkan selir-selirnya sementara, sebab ke 5 nya sudah miliki kesaktian tinggi, biarpun saat ini ke limanya kompak sedang hamil muda dan kini sudah jalan 3,5 bulanan.Di tambah lagi tempat ini tak lagi seperti dulu, sudah ramai dan menjadi sebuah perkampungan yang mulai padat warganya.Bahkan anak-anak kecil pun sering jadikan halaman istana yang luas ini jadi t

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 578: Barengan Hamil

    “Kalian memang hebat, kini aku lega, semua ilmu silat yang aku ajarkan sudah sempurna kallian kuasai, tinggal di matangkan lagi,” Bafin tanpa ragu menciumi ke 5 nya satu persatu.Kelakuan Bafin sudah tak aneh bagi mereka dan pastinya langsung paham, dan kini mereka pun ‘pesta’ kecil-kecilan di sebuah ruangan istana ini.Dan pastinya di akhiri dengan membuka paha masing-masing, untuk di lumat bibir Bafin dan kemudian dimasuki pelatuk perkasa si pendekar flamboyan ini.Anehnya, energy bercinta Bafin makin lama makin hebat saja. Sehingga ke 5 selirnya kadang berseloroh, Bafin harus nambah selir lagi untuk layani keperkasaan pendekar flamboyan ini.Demikian lah sejak saat itu nama 5 Bidadari Lembah Iblis langsung menggema ke mana-mana, terlebih saat itu juga orang-orang menyebut kalau ke 5 wanita yang memang cantik jelita adalah selir dari Pendekar Tanpa Bayangan. Tak berhenti sampai di sana, sepak terjang 5 Bidadari Lembah Iblis dan sesekali Bafin turun tangan, juga membasmi banyak penja

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 577: Hukuman Buat 10 Pendekar Golok Setan

    Salah satu kawanan 10 Pendekar Setan yang bertubuh agak gemuk tiba-tiba mulai lakukan serangan ke arah Nyai Laras dengan goloknya.Serangan sangat mematikan, karenadi sertai dengan tenaga dalam yang kuat. Namun si cantik ini dengan amat lincahnya mengelak, si gendut tak dapat mengendalikan dirinya lagi dan diapun terdorong oleh tenaganya sendiri, tanpa kakinya dapat mengatur keseimbangan badan lagi, tubuhnya tersungkur ke depan.Pada saat itu, kaki Nyai Laras melayang dan kali ini ‘menciumnya’, tapi bukan mencium mulut, namun dada sebelah kiri yang jadi sasaran.”Ngekk...!" Si gendut terpelanting dan tahu-tahu goloknya telah terampas oleh Nyai Laras.Sambil tersenyum, Nyai Laras menggerakkan golok rampasan ke arah si gendut yang memandang terbelalak dan wajahnya pucat sekali, karena dia tahu bahwa maut telah siap menerkamnya.Tiba-tiba golok itu dilepas oleh si Nyai Laras dan meluncur ke bawah, tapi gagangnya di depan dan menyambar ke arah si gendut.Nyai Laras ternyata tidak langsun

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 576: 5 Bidadari Lembah Iblis

    Kemudian...Bafin kembali gauli mereka bergantian kali ini giliran Nyai Larasyag dapat tumpahanlahar panasnya.Percumbuan ini lanjut di kamar istana dan berturut-turut mereka menerima limpahan lahar si pejantan beruntung ini.Andai Bafin tak memiliki tenaga dalam yang hebat, dia tentu akan kewalahan meladeni selir-selir jelitanya ini, yang makin lama makin candu dengan cumbuan yang ia berikan.Uniknya mereka tak pernah berebutan di layani Bafin, semuanya dengan sabar menunggu giiliran, dan semuanya juga selalu puas tak terkira.Bafin kini benar-benar menikmati menjadi seorang pangeran, siang malam ke 5 nya menerima lahar panas dari si pendekar tampan ini.Namun mereka tak melulu bercinta saja, Bafin pun tetap latih mereka ilmu silat sangat serius dan kadang keras, sehingga makin lama ke 5 selirnya ini makin sakti saja.Lama-lama mereka pun sepakat mengatur waktu, kapan bercinta dan kapan giat berlatih silat. Bafin juga lega, ke limanya ternyata berbakat sekali dengan jurus-jurus yang ia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status