Share

05. Mimpi Aneh

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-06 01:01:05

Ki Seno benar-benar menyerah terhadap Mahasura yang selalu saja menjawab tegurannya dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal.seperti sekarang.

Ki Seno selalu mengajarkan hal-hal yang benar, yang membuat Mahasura sangat patuh dan rajin sejak kecil.

Namun menginjak usia remaja, Mahasura mulai sering membangkang dengan tidak mau membantu Ki Seno lagi.

Bahkan terkesan Mahasura tidak menghormatinya sama sekali, yang telah merawat anak itu hingga seperti sekarang.

Ada saja alasan pemuda pemalas ini untuk menghindari pekerjaan yang disuruh oleh Ki Seno kepadanya.

Mahasura lebih suka tidur-tiduran dan bermalas-malasan untuk mendapatkan mimpi yang indah baginya.

Namun, Mahasura mulai kena batunya dengan mengalami mimpi yang buruk dan berulang-ulang, bahkan dia bisa menyambung mimpinya yang terputus, entah karena terbangun oleh teriakan Ki Seno atau mengalami kejadian buruk yang membuatnya ketakutan sehingga terbangun dari tidurnya.

Mahasura yang tertidur lelap setelah ditinggalkan Ki Seno, mulai bermimpi yang sangat aneh.

Mimpi yang dirasakan Mahasura sekarang ini sangat berbeda dengan mimpi yang dialaminya sebelumnya, karena dia merasa dirinya sendiri seakan berada di dalam mimpi tersebut.

Tidak pernah Mahasura merasakan mimpi yang begitu nyata baginya, seakan dia memang berada di alam mimpi tersebut seperti di kehidupan nyata.

Mahasura bahkan sudah tidak bisa membedakan antara dia sedang bermimpi atau tidak.

Pemuda pemalas ini dalam mimpinya, sedang tertidur dalam sebuah kapal nelayan yang sedang merapat di pelabuhan.

Tanpa disadari oleh Mahasura, nelayan ini pergi ke tengah samudra Naga untuk menangkap ikan dengan membawa Mahasura bersamanya.

Dalam mimpinya ini ada suara yang terus menerus memanggil namanya.

"Mahasura .... Mahasura ... saatnya memenuhi takdirmu! Jangan lari dari takdir, Mahasura!"

Suara tersebut lama kelamaan menjadi semakin kencang hingga memekakkan telinga.

Mahasura sampai terbangun oleh suara keras ini dalam mimpinya.

"Siapa yang melawan takdir? Aku saja tidak tahu apa takdirku sesungguhnya!" gumam Mahasura. "Aku ada di mana ya sekarang?"

Mahasura yang terbangun berusaha melihat sekelilingnya.

Ternyata dia masih berada di kios pasar tempatnya tidur tadi.

Kakeknya sudah hilang dari hadapannya. Mungkin sedang berjualan di pasar tanpa dibantu oleh cucunya yang sangat pemalas ini, atau mungkin juga sudah pulang ke rumah.

"Mimpi yang aneh .... kenapa aku terus mengalami mimpi yang tidak masuk akal ini? Siapa yang terus menerus memanggil namaku ini!" katanya dalam hati.

Belum sempat lama berpikir, otaknya menjadi lelah membuat pemuda pemalas ini tertidur kembali.

Mimpinya berlanjut lagi di atas kapal nelayan yang berlayar di tengah Samudra Naga.

"Kok aku tetap berada di mimpi yang sama? Ada yang tidak beres ini!" ujarnya dalam hati.

Mahasura Arya berada di atas kapal nelayan yang cukup besar yang memang diperuntukkan untuk menangkap ikan yang lebih besar di tengah Samudra Naga .

Seorang nelayan yang sudah setengah baya tampak tidak mempedulikan Mahasura yang sedang tertidur di kapalnya. Inilah yang membuat Mahasura heran, karena dia tidak mengenali nelayan yang sedang menangkap ikan di Samudra Naga ini.

"Paman ... apa paman tidak takut akan muncul Naga Samudra?" tanya Mahasura kepada nelayan ini.

Nelayan setengah baya ini memandang Mahasura dengan heran, seakan pertanyaan Mahasura ini tidak masuk akal baginya.

"Kami belum pernah bertemu Naga Samudra yang dikabarkan menghuni dasar Samudra Naga ini!" jawab nelayan ini dengan santai tanpa rasa takut.

"Berarti hanya rumor ya paman? Naga Samudra ini sebenarnya tidak ada!" ujar Mahasura.

"Aku tidak tahu! tapi aku tidak ingin bertemu Naga Samudra kalaupun naga ini ada dan berada di dasar Samudra Naga."

Tiba-tiba Mahasura merasakan adanya tarikan tenaga yang kuat yang berasal dari dasar samudra tepat di bawah kapal nelayan ini.

Tarikan ini semakin lama semakin kuat terhadap diri Mahasura, yang membuat pemuda pemalas sedikit khawatir dan ketakutan.

"Kok rasanya tubuhku terus ditarik-tarik ke dasar Samudra Naga ini ya ... serem banget!" ujar Mahasura dalam hati.

"Kenapa anak muda? Kamu takut dengan Naga Samudra?" tanya nelayan tadi lagi.

"Aku tidak takut, paman! Aku juga tidak percaya kalau Naga Samudra itu nyata!" jawab Mahasura di dalam mimpinya ini.

Mahasura mulai merasakan keanehan antara mimpi dan kenyataan yang sekarang berbeda sangat tipis.

"Terus kenapa kamu melihat ke arah bawah samudra ini terus?" tanya paman nelayan.

Mahasura tidak menceritakan tentang energi yang ingin menariknya untuk turun ke dasar Samudra Naga.

"Ini mimpi apa nyata sih? Kok rasanya nyata sekali!" gumam Mahasura dalam hati.

Mahasura mulai merasakan ketakutan dengan mipinya sendiri. Mimpi yang awalnya indah baginya untuk pengantar tidur, kini menjadi menyeramkan buatnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pendekar Dewa Naga   ENDING

    Pemuda Hilang Ingatan Sinar matahari pagi menerpa wajah pemuda yang tampak sangat berantakan dengan wajah kotor penuh jelaga serta pakaiannya yang agak hancur berantakan. Samar-samar matanya melihat ada dua matahari di atas langit, tapi sinar matahari yang menerpa wajah dan tubuhnya ini terasa hangat dan nayaman. Pemuda ini juga berbaring di tengah tanaman bunga warna warni yang harum semerbak. Tampak olehnya makhluk-makhluk kecil yang lucu berlarian di sekitar dirinya tanpa merasa ketakutan sama sekali terhadap dirinya. "Aku ada di mana ya?' tanya pemuda ini dalam hati. Perlahan pemuda ini bangkit dan melihat sekellilingnya. Dia berada di tengah padang bunga yang luas dengan bunga beraneka warna. Sedangkan di hadapannya terdapat pegunungan yang masih asing bagi dirinya. Salah satu makhluk lucu ini menarik pakaiannya sambil menunjuk ke arah langit. Pemuda ini terpana melihat pemandangan indah di atas langit. Ratusan naga berwarna warni dari naga kecil sampai naga yang besa

  • Pendekar Dewa Naga   262. Akhir Pendekar Dewa Naga?

    Kekuatan Jurus Dewa Phoenix Penghancur Semesta yang dikeluarkan Kaisar Dewa Naga bagaikan kekuatan nuklir yang meledak dengan kerasnya di angkasa.Semua tidak menyangka kalau Pendekar Dewa Naga yang melesat menyerupai Phoenix api ke angkasa ini akan menabrakan dirinya ke lubang dimensi yang menimbulkan ledakan yang sangat mengguncang Benua Selatan ini.Bahkan getarannya juga dirasakan oleh penduduk Benua Selatan yang menyaksikan kehancuran Kekuatan Tertinggi yang semula tidak terkalahkan ini.Dahayu, Qirani, Nivriti, dan Ratu Nareswari yang paling terkejut dengan tindakan yang dilakukan oleh Mahasura ini tanpa sempat dicegah oleh mereka."Kenapa kamu lakukan ini, Kanda?" ucap Dahayu yang tidak kuasa menahan tangisnya."Seharusnya aku sudah bisa menebak tindakanmu ono, Mahasura! Kenapa kamu harus berkorban sedemikian besar terhadap rakyat Benua Selatan?" gumam Qirani.Nivriti tidak kuasa menahan kesedihannya dan menyuruh Naga Tantrama membawanya ke daratan.Ratu Nareswari masih berusah

  • Pendekar Dewa Naga   261. Kehebatan Kaisar Dewa Naga

    "Tidak ada jalan lain lagi, Shankara! Aku tidak ingin Benua Selatan jatuh ke tangan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab seperti Kekuatan Tertinggi ini!"Mahasura tetap bertekad untuk membuat ledaka besar di lubang dimensi di atas langit tempat pasukan Kekuatan Tertinggi ini muncul."Paling tidak kamu pamit dahulu kepada Dahayu dan Aksanti! Aku lihat dua gadis ini yang sangat mencintaimu, Mahasura! Aku yakin kalau kamu juga sangat mencintau Dahayu dan Aksanti terlepas masih banyak gadis lainnya yang juga menyukaimu! Kadang aku iri terhadapmu, Mahasura!" ujar Shankara."Mereka pasti tidak mengijinkanku melakukannya, Shankara! Aku harap kamu merahasiakannya dari mereka tentang Phoenix Pengjancur Semesta ini, Shankara! Aku tidak akan memaafkanmu apabila mereka sampai tahu rencanaku ini!:"Baiklah, Mahasura! Kalau memang ini sudah keputusanmu! Aku pasti mendukungmu! Jangan khawatir, tidak ada yang akan tahu rencanamu ini selain diriku! Kita hany abilang kepada mereka kalau kamu hendak

  • Pendekar Dewa Naga   260. Phoenix Penghancur Semesta

    Pendekar Cakar Iblis dan Kultivator Dewa Immortal menyerah begitu saja di hadapan Pendekar Dewa Naga hanya karena Mahasura memiliki Naga Vikrama yang bisa membakar mereka hidup-hidup apabila bersikeras melawan Pendekar Dewa Naga.Sayangnya kedua ahli bela diri ini tutup mulut mengenai Lord Agung yang merupakan pemimpin Kekuatan Tertinggi."Kita tidak bisa memenangkan pertempuran ini kalau hanya mengandalkan kekuatan kita semata, Shankara! Aku melihat kalau Kekuatan Tertinggi muncul dari portal dimensi yang berada di atas langit kita ... apa kamu ada akal untuk menutup portal dimensi ini agar pasukan Kekuatan Tertinggi tidak bisa masuk lagi ke dunia kita?" tanya Mahasura."Kamu juga melihat portal dimensi ini? Aku sudah memikirkannya lama sejak awal pertempuran, tapi belum menemukan cara menutup portal dimensi ini.""Bagaimana kalau aku bisa menemukan cara menutup portal dimensi ini?" Ucapan Mahasura ini membuat Shankara semangat kembali. "Kamu bisa melakukannya?" Rasa terkejut dan ti

  • Pendekar Dewa Naga   259. Pendekar Cakar Iblis dan Kultivator Dewa Immortal

    Perlawanan yang Pertempuran terus berlangsung antara Kekuatan Tertinggi melawan Aliansi Benua Selatan yang merupakan gabungan dari 6 Kerajaan di Benua Selatan.diberikan oleh Aliansi Benua selatan membuat Kekuatan Tertinggi kewalahan menghadapinya walaupun mereka memiliki pasukan yang kemampuannya jauh melampaui pasukan Aliansi Benua Selatan. Bantuan yang terus berdatangan dari segala penjuru kerajaan, membuat keadaan mulai berbalik untuk Kekuatan Tertinggi. Untuk pertama kalinya, Aliansi Benua Selatan berhasil menghancurkan seluruh pasukan yang dikirim oleh Kekuatan Tertinggi. Kehebatan Pendekar Dewa Naga yang memimpin Aliansi Benua Selatan membuat pimpinan Kekuatan Tertinggi marah besar. Apalagi putrinya Qirani dan Dahayu memutuskan berada di pihak Pendekar Dewa Naga untuk menentangnya. "Kirim Pendekar Cakar Iblis dan Kultivator Dewa Immortal untuk menghabisi Pendekar Dewa Naga ini! Kalau pendekar ini binasa, kita akan lebih cepat menguasai Benua Selatan untuk kekayaan alam naga

  • Pendekar Dewa Naga   258. Membuktikan Ramalan

    Tidak terasa pertempuran dengan Kekuatan Tertinggi sudah berlangsung selama 7 hari 7 malam.Pertanyaan Mahasura belum dijawab oleh Shankara mengenai kemungkinan Kekuatan Tertinggi ini bukan manusia.Shankara beralasan tidak boleh membocorkan rahasia di masa depan yang dapat membahayakan mereka di masa ini.Kekuatan Tertinggi kembali menyusun kekuatan lagi setelah pertempuran yang telah berlangsung 7 hari ini sehingga memberi waktu juga bagi Mahasura dan pendekar lainnya untuk beristirahat."Kamu percaya ramalan, Mahasura?" tanya Shankara."Ramalan seperti apa?" tanya Mahasura."Benua Selatan akan diselamatkan oleh pendekar pemalas yang kerjanya tidur saja!' sahut Shankara.Mahasura menganggap Shankara bergurau dengannya yang memang dulu sangat malas dan kerjanya tidur saja."Mana mungkin pemalas bisa jadi pendekar? Kamu ada-ada saja, Shankara!" ujar Mahasura."Mungkin saja! Semua itu mungkin, Mahasura! Kalau kita mempercayainya maka kemungkinan itu akan menjadi kenyataan!" sahut Shank

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status