Home / Fantasi / Pendekar Dewa Naga / 04. Pemuda Malas

Share

04. Pemuda Malas

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2023-02-06 01:00:58

Tetap tidak ada sahutan dari Mahasura, yang terus menerus dipanggil oleh kakek ini.

Mungkin saja Mahasura memang tidak berada di tempat yang dilrewati kakek ini, tapi mungkin juga Mahasura sengaja tidak membalas panggilan kakek ini.

Terik matahari tidak menghalangi langkah kakek yang masih kuat di masa usianya ini. Bahkan dengan penuh semangat, kakek ini terus mendorong gerobak sayurnya tanpa henti.

Tidak terlihat juga rasa lelah yang menghinggapi kakek ini.

Hanya saja Mahasura yang sedang dipanggil oleh kakek ini tidak kelihatan batang hidungnya.

"Kemana ya anak itu ... kerjanya menghilang dan tidur melulu!" gerutu kakek ini.

"Ki Seno mencari Mahasura?" tanya salah satu pemuda setempat bernama Satria yang kebetulan lewat di depan kakek bernama Ki Seno ini.

"Kamu lihat Mahasura?" tanya Ki Seno.

"Tadi aku lihat dia lagi tiduran di gubuk kecil dekat pasar, Ki!" jawab Satria.

"Terima kasih ya Nak!" kata Ki Seno sambil mendorong gerobak sayurnya lagi menuju tempat yang dikatakan Satria.

Ki Seno sudah sejak kecil merawat Mahasura. Orang tua Mahasura sudah tiada sejak Mahasura kecil. Ki Seno yang merawat Mahasura, berharap kelak Mahasura akan seperti orang tuanya. namun harapan Ki Seno menjadi buyar sejak Mahasura mulai sering bermalas-malasan, tanpa membantunya sama sekali.

Kakek ini tidak mengetahui penyebab Mahasura mulai sering bermalas-malasan, padahal sewaktu kecil, Mahasura sangat cerdas dan rajin.

"Kemana ya anak itu? Kenapa kerjanya bermalas-malasan terus sepanjang hari," gumam Ki Seno sambil matanya melihat ke kiri dan kanan, berharap menemukan Mahasura.

Pemuda yang sedang dicari Ki Seno ini akhirnya terlihat sedang tidur dengan lelapnya padahal cuaca cukup terik dan panas. tapi situasi itu tidak menganggu Mahasura sama sekali untuk berpetualang di alam mimpi.

"Mahasura Arya!!!" 

Teriakan Ki Seno membuat Mahasura langsung terlompat dari tidurnya dengan perasaan terkejut yang luar biasa, yang membuatnya terjatuh dari atas kios kosong.

"Kenapa Kek? Kok ganggu tidur Arya sih?" tanya Mahasura kesal dan tanpa rasa bersalah sama sekali.

"Kenapa kamu tidak menbantu kakek membawa sayur mayur ini ke pasar, malahan kamu tiduran dan bermalas-malasan di sini!" kata Ki Seno menegur Mahasura.

"Aku lagi kumpulin tenaga kek ... kalau sudah penuh pasti aku akan membantu kakek mendorong gerobak sayur ini!' kata pemuda berumur 17 tahun ini memberikan alasan yang masuk akal bagi kakeknya.

"Tenaga dari mana! Kalau kerjanya tidur terus, mana ada tenaganya! Sekali sekali bantu kakek membawa sayur ini ke pasar untuk dijual!' ujar Ki Seno.

"Aku tidak cocok untuk jadi pedagang sayur kek ... aku punya keinginan untuk kerja di istana dan mendapatkan harta yang banyak!" ujar Mahasura.

"Siapa yang mau mempekerjakan pemuda malas sepertimu! Bersikap rajin sedikit biar ada yang berminat memberimu pekerjaan, jadi kamu tidak perlu membantu kakek berjualan sayur lagi!" ucap Ki Seno yang mulai kesal terhadap kemalasan Mahasura.

"Aku bukannya tidak mau membantu kakek berjualan sayur ... aku hanya tidak ingin menjadi pedagang sayur selamanya, Kek!" ujar Mahasura.

"Apa bedanya kalau kamu saja sekarang kerjanya bermalas-malasan dan tidur di mana saja! Kakek sudah menyerah dengan kelakuanmu ini, Mahasura!" seru Ki Seno yang mulai gerah dengan kelakuan Mahasura yang tidak pernah berubah.

"Sudah aku bilang Kek, kalau aku tidak sedang bermalas-malasan. Aku sedang mencari inspirasi untuk masa depanku yang lebih baik Kek! Kan nanti juga kakek yang senang kalau aku sukses, jadi kakek tidak perlu mendorong-dorong gerobak sayur lagi Kek!" ujar Mahasura memberikan alasannya.

"Kakek senang dengan pekerjaan kakek sekarang! Kalau kamu sukses, itu untuk dirimu sendiri saja, Mahasura!" ujar Ki Seno. "Kakek hanya mencemaskan masa depanmu! Itu yang selalu kakek pikirkan karena tanggung jawab kakek agar kamu sukses, Mahasura!"

"Aku pasti sukses, Kek! Tidak perlu mencemaskan diriku!" kata Mahasura tanpa niat sekalipun untuk segera membantu kakeknya.

"Kakek tidak mungkin membiarkanmu begitu saja, Mahasura! Kalau kamu peduli sam kakek, sesekali bantu kakek memetik sayuran dan bawa ke pasar untuk kita jual!"

"Ya sudah Kek, lain kali Arya bantu ... Arya tidur lagi ya ...!" ujar Mahasura tanpa rasa bersalah, dan tidak peduli sama sekali dengan nasehat Ki Seno.

"Sudah hampir dewasa tapi masih malas-malasan ... mau jadi apa kamu nanti Mahasura!" kata Ki Seno geleng-geleng kepala melihat Mahasura yang tertidur kembali.

"Aku ingin jadi pendekar, Kek!" jawab Mahasura tanpa sadar sebelum tertidur kembali.

Ki Seno tidak ingin mengusik Mahasura lagi, karena menurutnya percuma menasehati anak itu sekarang.

Mahasura sama sekali tidak menuruti nasehat dari Ki Seno, padahal Ki Seno sangat menyayanginya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pendekar Dewa Naga   ENDING

    Pemuda Hilang Ingatan Sinar matahari pagi menerpa wajah pemuda yang tampak sangat berantakan dengan wajah kotor penuh jelaga serta pakaiannya yang agak hancur berantakan. Samar-samar matanya melihat ada dua matahari di atas langit, tapi sinar matahari yang menerpa wajah dan tubuhnya ini terasa hangat dan nayaman. Pemuda ini juga berbaring di tengah tanaman bunga warna warni yang harum semerbak. Tampak olehnya makhluk-makhluk kecil yang lucu berlarian di sekitar dirinya tanpa merasa ketakutan sama sekali terhadap dirinya. "Aku ada di mana ya?' tanya pemuda ini dalam hati. Perlahan pemuda ini bangkit dan melihat sekellilingnya. Dia berada di tengah padang bunga yang luas dengan bunga beraneka warna. Sedangkan di hadapannya terdapat pegunungan yang masih asing bagi dirinya. Salah satu makhluk lucu ini menarik pakaiannya sambil menunjuk ke arah langit. Pemuda ini terpana melihat pemandangan indah di atas langit. Ratusan naga berwarna warni dari naga kecil sampai naga yang besa

  • Pendekar Dewa Naga   262. Akhir Pendekar Dewa Naga?

    Kekuatan Jurus Dewa Phoenix Penghancur Semesta yang dikeluarkan Kaisar Dewa Naga bagaikan kekuatan nuklir yang meledak dengan kerasnya di angkasa.Semua tidak menyangka kalau Pendekar Dewa Naga yang melesat menyerupai Phoenix api ke angkasa ini akan menabrakan dirinya ke lubang dimensi yang menimbulkan ledakan yang sangat mengguncang Benua Selatan ini.Bahkan getarannya juga dirasakan oleh penduduk Benua Selatan yang menyaksikan kehancuran Kekuatan Tertinggi yang semula tidak terkalahkan ini.Dahayu, Qirani, Nivriti, dan Ratu Nareswari yang paling terkejut dengan tindakan yang dilakukan oleh Mahasura ini tanpa sempat dicegah oleh mereka."Kenapa kamu lakukan ini, Kanda?" ucap Dahayu yang tidak kuasa menahan tangisnya."Seharusnya aku sudah bisa menebak tindakanmu ono, Mahasura! Kenapa kamu harus berkorban sedemikian besar terhadap rakyat Benua Selatan?" gumam Qirani.Nivriti tidak kuasa menahan kesedihannya dan menyuruh Naga Tantrama membawanya ke daratan.Ratu Nareswari masih berusah

  • Pendekar Dewa Naga   261. Kehebatan Kaisar Dewa Naga

    "Tidak ada jalan lain lagi, Shankara! Aku tidak ingin Benua Selatan jatuh ke tangan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab seperti Kekuatan Tertinggi ini!"Mahasura tetap bertekad untuk membuat ledaka besar di lubang dimensi di atas langit tempat pasukan Kekuatan Tertinggi ini muncul."Paling tidak kamu pamit dahulu kepada Dahayu dan Aksanti! Aku lihat dua gadis ini yang sangat mencintaimu, Mahasura! Aku yakin kalau kamu juga sangat mencintau Dahayu dan Aksanti terlepas masih banyak gadis lainnya yang juga menyukaimu! Kadang aku iri terhadapmu, Mahasura!" ujar Shankara."Mereka pasti tidak mengijinkanku melakukannya, Shankara! Aku harap kamu merahasiakannya dari mereka tentang Phoenix Pengjancur Semesta ini, Shankara! Aku tidak akan memaafkanmu apabila mereka sampai tahu rencanaku ini!:"Baiklah, Mahasura! Kalau memang ini sudah keputusanmu! Aku pasti mendukungmu! Jangan khawatir, tidak ada yang akan tahu rencanamu ini selain diriku! Kita hany abilang kepada mereka kalau kamu hendak

  • Pendekar Dewa Naga   260. Phoenix Penghancur Semesta

    Pendekar Cakar Iblis dan Kultivator Dewa Immortal menyerah begitu saja di hadapan Pendekar Dewa Naga hanya karena Mahasura memiliki Naga Vikrama yang bisa membakar mereka hidup-hidup apabila bersikeras melawan Pendekar Dewa Naga.Sayangnya kedua ahli bela diri ini tutup mulut mengenai Lord Agung yang merupakan pemimpin Kekuatan Tertinggi."Kita tidak bisa memenangkan pertempuran ini kalau hanya mengandalkan kekuatan kita semata, Shankara! Aku melihat kalau Kekuatan Tertinggi muncul dari portal dimensi yang berada di atas langit kita ... apa kamu ada akal untuk menutup portal dimensi ini agar pasukan Kekuatan Tertinggi tidak bisa masuk lagi ke dunia kita?" tanya Mahasura."Kamu juga melihat portal dimensi ini? Aku sudah memikirkannya lama sejak awal pertempuran, tapi belum menemukan cara menutup portal dimensi ini.""Bagaimana kalau aku bisa menemukan cara menutup portal dimensi ini?" Ucapan Mahasura ini membuat Shankara semangat kembali. "Kamu bisa melakukannya?" Rasa terkejut dan ti

  • Pendekar Dewa Naga   259. Pendekar Cakar Iblis dan Kultivator Dewa Immortal

    Perlawanan yang Pertempuran terus berlangsung antara Kekuatan Tertinggi melawan Aliansi Benua Selatan yang merupakan gabungan dari 6 Kerajaan di Benua Selatan.diberikan oleh Aliansi Benua selatan membuat Kekuatan Tertinggi kewalahan menghadapinya walaupun mereka memiliki pasukan yang kemampuannya jauh melampaui pasukan Aliansi Benua Selatan. Bantuan yang terus berdatangan dari segala penjuru kerajaan, membuat keadaan mulai berbalik untuk Kekuatan Tertinggi. Untuk pertama kalinya, Aliansi Benua Selatan berhasil menghancurkan seluruh pasukan yang dikirim oleh Kekuatan Tertinggi. Kehebatan Pendekar Dewa Naga yang memimpin Aliansi Benua Selatan membuat pimpinan Kekuatan Tertinggi marah besar. Apalagi putrinya Qirani dan Dahayu memutuskan berada di pihak Pendekar Dewa Naga untuk menentangnya. "Kirim Pendekar Cakar Iblis dan Kultivator Dewa Immortal untuk menghabisi Pendekar Dewa Naga ini! Kalau pendekar ini binasa, kita akan lebih cepat menguasai Benua Selatan untuk kekayaan alam naga

  • Pendekar Dewa Naga   258. Membuktikan Ramalan

    Tidak terasa pertempuran dengan Kekuatan Tertinggi sudah berlangsung selama 7 hari 7 malam.Pertanyaan Mahasura belum dijawab oleh Shankara mengenai kemungkinan Kekuatan Tertinggi ini bukan manusia.Shankara beralasan tidak boleh membocorkan rahasia di masa depan yang dapat membahayakan mereka di masa ini.Kekuatan Tertinggi kembali menyusun kekuatan lagi setelah pertempuran yang telah berlangsung 7 hari ini sehingga memberi waktu juga bagi Mahasura dan pendekar lainnya untuk beristirahat."Kamu percaya ramalan, Mahasura?" tanya Shankara."Ramalan seperti apa?" tanya Mahasura."Benua Selatan akan diselamatkan oleh pendekar pemalas yang kerjanya tidur saja!' sahut Shankara.Mahasura menganggap Shankara bergurau dengannya yang memang dulu sangat malas dan kerjanya tidur saja."Mana mungkin pemalas bisa jadi pendekar? Kamu ada-ada saja, Shankara!" ujar Mahasura."Mungkin saja! Semua itu mungkin, Mahasura! Kalau kita mempercayainya maka kemungkinan itu akan menjadi kenyataan!" sahut Shank

  • Pendekar Dewa Naga   257. Pertempuran Lanjutan

    Kekuatan Tertinggi tidak main-main untuk menguasai Nagarium di Benua Selatan setelah berhasil menguasai Dragon Village yang kaya akan nagarium yang langka."Apa katamu? Dragon Village telah dikuasai oleh Kekuatan Tertinggi?" tanya Dahayu yang merasa baru mendengar kabar ini padahal informasi ini sudah pernah disampaikan sebelumnya."Benar, Dahayu! Aku mendapat informasi mengenai serangan terhadap Dragon Village, makanya aku mempersiapkan diri untuk menghadapi Kekuatan Tertinggi ini!" ujar Shankara."Bagaimana cara kita mengalahkan pasukan yang tiada habisnya ini?" tanya Mahasura."Mereka masih memiliki pasukan khusus yaitu para pendekar dan kultivator yang belum mereka turunkan untuk melawan kita. Kekuatan Tertinggi juga memiliki pasukan naga, lengkap dengan Ryder di atasnya.""Mereka memilikinya?" tanya Dahayu. "Bagaimana kita bisa memenangkan pertempuran dengan kekuatan sehebat itu?" "Kamu tahu dari mana kalau mereka juga memiliki pasukan bela diri yang sama dengan kita?" tanya Mah

  • Pendekar Dewa Naga   256. Siapa Sebenarnya Kekuatan Tertinggi?

    "Siapa sebenarnya Kekuatan Tertinggi ini, Shankara?" tanya Mahasura yang semakin penasaran dengan musuh yang hebat ini.'"Kamu tidak akan percaya apabila kukatakan yang sebenarnya!" ujar Shankara.Pertempuran berhenti sejenak karena masing-masing pihak sibuk mempersiapkan strategi selanjutnya."Kamu selalu merahasiakannya dariku! Siapa sebenarnya orangtua Dahayu?" tanya Mahasura."Bukan siapa, tapi dari mana Mahasura!" sambung Shankara."Apa tujuan mereka menguasai Benua Selatan ini? Kenapa mereka sangat menginginkan Qirani dan Dahayu?" tanya Mahasura."Qirani dan Dahayu bersaudara, Mahasura! Demikian juga dengan Qirana! Sejak bayi Dahayu ditempatkan di Dragon Village yang kaya akan nagarium agar suatu hari Kekuatan Tertinggi bisa menguasai Dragon Village. Hal yang sama juga dilakukan terhadap Qirani dan Qirana, tapi saudara kembar ini justru lahir dari Pendekar Lembah Iblis yang merupakan keturunan langsung dari pemimpin Kekuatan Tertinggi!""Aku lihat Kekuatan Tertinggi tidak terlal

  • Pendekar Dewa Naga   255. Serangan Darat

    Kekuatan Tertinggi bukan hanya memiliki burung besi yang hebat, tapi mereka juga memiliki kereta yang terbuat dari besi padat, yang tidak bisa ditembus pedang apapun. Kereta besi ini bisa menembakkan meriam yang sanggup menghancurkan beberapa bangunan sekaligus.Pasukan berkuda Kerajaan Naga Samudra dan penyamun padang pasir tidak kuasa menjatuhkan kereta besi yang pelan tapi pasti melindas apapun di depannya."Mundur!" seru Aksanti terhadap pasukan Penyamun Padang Pasir yang menggunakan kuda."Biar aku yang atasi!" seru Shankara yang memegang pedang pusaka di tangannya.Kereta besi ini boleh kuat terhadap serangan pedang lainnya, tapi tidak dengan Shankara yang memiliki pedang pusaka legenda,Hanya sekali tebas saja, Shankara berhasil membelah kereta besi ini menjadi dua bagian."Shankara! Hebat sekali!" seru Mahasura yang baru saja turun dari Naga Vikrama kemudian menggunakan Pedang Dewa Naga untuk menghancurkan semua kereta besi yang ada."Wah! Pendekar Dewa Naga tidak kalah hebatn

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status