Beranda / Pendekar / Pendekar Golok Naga Biru / Bab 1 Pertarungan Sengit

Share

Pendekar Golok Naga Biru
Pendekar Golok Naga Biru
Penulis: Haryadi

Bab 1 Pertarungan Sengit

Penulis: Haryadi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-30 12:27:44

Sepuluh langkah lagi melewati orang tersebut. Tiba tiba terdengar suara sember dan serak.

"Cukup sampai disitu langkahmu Tirtayasa, letakan benda yang kau bawa dan pergilah agar kau bisa meneruskan hidupmu." Orang itu tertawa kemudian berdiri.

"Benda apa yang kisanak maksud?". Jawab Tirtayasa dengan tenang.

"Jangan banyak berkilah Tirtayasa, kami diperintahkan ketua kami Kuda Hitam untuk merebut benda apa saja yang kau bawa.Sebaiknya kau letakan dan pergi dari sini" Tegas orang di depan Tirtayasa.

"Tentu saja hal itu tidak dapat aku lakukan kisanak. Apalagi aku tidak tahu barang yang kau maksud." Tirtayasa menimpali.

"Kau akan menyesal Tirtayasa telah berurusan dengan Bayangan Setan". Setelah berkata orang itu bersiul dan munculah dua orang dari balik pohon bersenjatakan tongkat yang sama dengan Bayangan Setan. Langsung menyerang Tirtayasa dibagian kaki dan kepala.

Tirtayasa yang sudah waspada sejak  awal segara mundur untuk menghindari serangan dari orang orang Bayangan Setan.Tapi dua orang itu langsung memburu dengan serangan beruntun. Tapi nampaknya dua orang itu masih jauh dibawah Tirtayasa yang merupakan Ketua Perguruan Golok Khayangan.

Sampai satu waktu Tirtayasa berhasil memukul dada salah satu dari dua orang penyerang sampai terlempar kebelakang sekitar dua tombak. Dan satu orang lagi terkena tendangan di perut hingga tersungkur dan meringis menahan sakit.

Tampak darah mengucur dari mulut mereka menandakan ada luka dalam akibat pukulan dan tendangan yang dilancarkan Tirtayasa.

"Kalian mundurlah,biar aku yang menghadapi tua bangka itu."Teriak Ketua Bayangan Setan kepada dua orang bawahan nya.

Bayangan Setan kemudian meningkatkan tenaga  dalamnya  hal ini membuat kerikil disekitar Bayangan Setan bergetar. Selain untuk meningkatkan tenaga tempur nya hal ini dimaksudkan untuk mengintimidasi lawan.

Tapi Tirtayasa bukan pendekar kemarin sore. Dia adalah ketua dari perguruan aliran putih yang paling kuat saat ini di wilayah utara tanah Pasundan.

"Apakah hanya itu kemampuanmu Bayangan Setan?" Ucap Tirtayasa sambil tersenyum.

"Diam kau tua bangka." Teriak Bayangan Setan sambil menyerang Tirtayasa. Suara tongkat kepala singa menderu menyerang ke arah kepala dan tubuh Tirtayasa.

Tirtayasa berhasil mengelak dengan kaki mundur selangkah.Tidak cukup disitu setelah berhasil menghindar serangan dari Bayangan Setan. Tirtayasa mencoba untuk menyapu kaki Bayangan Setan. Bayangan Setan langsung berjumpalitan ke belakang kemudian menggenjot kaki ketika menyentuh tanah kembali menyerang Tirtayasa.

"Jurus Tongkat Setan Menggedor Batu Karang."

Tongkat Bayangan Setan yang pada awal nya hanya satu, sekarang tampak seperti tiga tongkat yang mengarah kepala, tubuh dan kaki Tirtayasa. Inilah keunggulan jurus dari Bayangan Setan, pendekar biasa akan kesulitan menentukan tongkat mana yang asli.

"Jurus murahan Bayangan Setan. Hahaha" kata Tirtayasa sambil memutar tangan searah jarus jam.Terlihat seperti perisai keemasan menahan datangnya tongkat Bayangan Setan.

"Blarr"

Beradunya perisai dan dengan senjata Bayangan Setan mengeluarkan suara ledakan yang cukup besar. Gelombang energi seperti riak air terjadi akibat benturan itu. kerikil berhamburan menjauhi keduanya.

Dua orang pembantu Bayangan Setan yang berada sekitar tempat pertarungan itu terkena imbas dari gelombang energi itu, bagaimana tidak tenaga dalam mereka masih belum cukup besar untuk bertahan dan mengakibatkan tubuh mereka ikut terdorong kebelakang dan berhenti setelah membentur pohon yang cukup besar.

"Tak kusangka tua bangka ini berada sekitar dua  tingkat diatasku. " guman Bayangan Setan seraya menarik tongkatnya yang tadi berbenturan dengan perisai emas milik Tirtayasa.

"Jangan dulu besar kepala Tirtayasa karena kau berhasil menahan jurusku. Rasakan ini. Hiyaaa!!"  Bayangan Setan melesat dengan kecepatan luar biasa.

Tiba tiba Bayangan Setan berada di belakang Tirtayasa. Hal ini tentu saja tidak luput dari penglihatan Tiryasaya yang memang kemampuan diatas Bayangan Setan.

Ketika tongkat hampir mengenai punggungnya. Dalam sekejap Tirtayasa berbalik dan berhasil memegang kepala tongkat. Bayangan Setan kaget tidak menyangka bahwa serangannya akan dengan mudah dimentahkan oleh Tirtayasa. Dia mencoba menarik tongkatnya tapi tidak bisa seakan akan tertancap di batu.

Tirtayasa menyeringai.

"Cukup  Bayangan Setan. Aku tidak cukup banyak waktu untuk bermain main."  Ucap Tirtayasa kemudian menarik tongkat Bayangan Setan sehingga dia ikut tertarik.

"Bukk". "Aakhh."

Suara tendangan kaki Tirtayasa yang disertai tenaga dalam mengenai dada Bayangan Setan kemudian disertai teriakan nya tubuhnya ikut terlempar empat tombak kebelakang. Napasnya terasa sesak dan pandangan nya sedikit nanar. Dua bawahan Bayangan Setan pun cukup kaget yang sedari tadi melihat kejadian itu dan hanya bisa menelan ludah saja.

"Kalian berdua jangan bengong saja, bodoh. Bantu aku menghabisi tua bangka ini. Gunakan Jurus Setan Menggempur. Bayangan Setan beserta kedua anak buahnya segera mengepung Tirtayasa dari ketiga arah. Inilah jurus yang diciptakan oleh Bayangan Setan. Jurus ini memusatkan lawan berada ditengah-tengah  agar tidak dapat melarikan diri pada saat diserang.

Hiyyaa!

Orang sebelah kanan menyerang kaki Tirtayasa dapat dielakan dengan mudah, kemudian disusul serangan bawahan Bayangan Setan sebelah kiri mengarah kepala Tirtayasa.

Tidak sampai disitu Bayangan Setan pun menyerang dari depan. Jual beli serangan pun terjadi tapi  tidak ada serangan dari Bayangan Setan dan bawahanya yang mengenai Tirtayasa.

"Cukup sampai disini Bayangan Setan" berkata Tirtayasa. Kemudian dia melenting keatas kemudian bersalto dan menukik bermaksud mengeluarkan Jurus  Naga Biru Menggetarkan Bumi.

Dengan telapak  tangan kanannya kebawah dan mengerahkan setengah dari tenaga dalam nya membuat ketiga lawan tidak bisa bergerak sama sekali seperti ditahan dengan himpitan tenaga yang besar.

"Kenapa aku tidak bisa bergerak" Berkata Bayangan Setan dalam hati. Dengan wajah pucat ketiga nya hanya pasrah menerima Ajian yang dikeluarkan oleh Tirtayasa.

Ketika tangan kanan Tirtayasa sejengkal lagi mengenai tanah. Tanah di sekitar nya terasa bergetar dan gelombang energi keluar dari tubuh Tirtayasa mengarah pada ketiga lawannya.

Akh!

Ketiga lawannya terlempar kebelakang sejauh sepuluh tombak dan tergeletak diatas tanah. Nampak hanya Bayangan Setan yang masih bernapas tersengal sengal. Dua bawahannya nampak tak bergerak mati terkena gelombang energi yang dilepaskan Tirtayasa.

Uhukk!

Darah segar keluar dari mulut Bayangan Setan. Dengan samar dia melihat Tirtayasa melangkah mendekatinya.

"Bunuh saja aku Tirtayasa" Berkata Bayangan Setan.

"Tidak, aku tidak mempunyai urusan apapun denganmu Bayangan Setan" Tirtayasa menimpali sambil berdiri di samping Bayangan Setan.

"Tolong bunuh saja aku, Ketua Kuda Hitam tidak akan membiarkan aku hidup setelah kegagalan ini. Dia senang menyiksa anak buahnya ketika gagal menjalankan tugas yang dia berikan. uhhukk!"

Tirtayasa kemudian berbalik dan melesat meninggalkan Bayangan Setan yang terbaring di tanah dengan darah yang keluar dari mulutnya. Dia tahu lambat laun orang itu akan mati, entah diserang binatang buas atau mati dibunuh anak buah Kuda Hitam yang tersebar di segala penjuru.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pendekar Golok Naga Biru   Bab 12 Pertandingan Di Kotaraja 3

    "Apakah kalian tahu siapa orang orang bertopeng naga itu kawan?tanya Sena sambil berlari kecil."Aku bahkan baru melihat mereka hari ini Sena."balas Dipa dari arah belakang."Ayo percepat lari kita mungkin kelompok kita sudah tertinggal jauh dari kelompok yang lain."Ucap Dirga."Tidak mungkin Dirga. Kita ini menempuh jalur sama dengan kelompok yang lain. Dari awal kita ini yang pertama berlari."Tidak sia sia kita selalu latihan tiap hari di belakang barak, badan kita ikut menjadi kuat juga." Kata Denta."Dan terlebih lagi formasi bertarung yang kita ciptakan bisa mengalahkan salah satu orang itu." Kata Dirga dengan bangga."Bukan..bukan karena formasi bertarung kita kawan. Tapi pukulan Dipa yang jauh lebih kuat dari kita. Kau lihat sekali pukul dia bisa mematahkan hidung lawan." Balas Sena."Sudahlah tidak perlu dibahas, kita harus sampai dilapangan tengah hari nanti." Ucap Dipa.Tepat tengah hari mereka sampai dilapangan. Setelah minum mereka melanjutkan ke arah puncak bukit dimana

  • Pendekar Golok Naga Biru   Bab 11 Pertandingan Di Kotaraja 2

    Empat orang anak berumur sekitar 10 sampai 12 tahun membelah hutan dengan berlari lebih cepat dari biasanya. Terdorong oleh keinginan sampai di lapangan bukit tepat tengah hari nanti. Disusul dengan yang lainnya dengan lari yang terseok seok.Tiba tiba Dipa merasakan bahaya."beberapa orang sedang menuju ke hutan ini dengan cepat." batin Dipa. Secara tidak sengaja sinar biru tipis mulai merambat menutup seluruh tubuh Dipa Anggara.Betul saja yang dirasakan oleh Dipa. Munding Seta beserta kelompoknya sedang menuju hutan itu untuk melancarkan gerakannya nanti malam. Rencananya sedikit berubah karena Munding Seta merasa rencana yang disusun sudah bocor akibat ada penyusup yang dia rasakan tadi pagi.Melihat keempat anak itu dari kejauhan Munding Seta menyunggingkan senyuman."Wedeng, tangkap keempat anak itu jadikan mereka sebagai tukar dengan anak yang diinginkan ketua." Perintah Munding Seta."Siap Kang." Jawab Wedeng.Dia pun melesat mengejar Dipa dan yang lainnya. Larinya anak anak

  • Pendekar Golok Naga Biru   Bab 10 Pertandingan Di Kotaraja

    Kembali ke perguruan Golok Khayangan.Keesokan harinya setelah pertandingan antar murid dilakukan. Pagi hari murid berkumpul di depan papan pengumuman untuk melihat hasil dari pertandingan.Dari murid tingkat tinggi Abimanyu, Abiyaksan dan Sugi memenangkan pertandingan ini. Untuk murid tingkat menengah Ratna,Sari dan Galih berhasil mencapai 3 orang terbaik.Untuk murid tingkat dasar dimana Dipa saat ini berada dipilih 3 barak terbaik. Barak yang mendapatkan 3 besar adalah barak no 3,4 dan 7. Dipa dan ketiga temannya Sena,Denta dan Dirga kegirangan setelah mareka masuk 3 besar hasil murid dasar.Para pemenang dikumpulkan di aula perguruan guna menentukan latihan apa saja yang harus mereka lakukan karena dalam 6 bulan mendatang akan datang pertandingan antara perguruan yang diadakan di kotaraja.Pertandingan ini dimaksudkan untuk mendorong setiap perguruan yang ada di wilayah Kerajaan Kerta Wijaya selalu menghasilkan murid murid terbaik yang nantinya dapat mengabdi untuk kerajaan.Tida

  • Pendekar Golok Naga Biru   Bab 9 Golok Naga Biru

    Setelah Mpu Baryana meninggalkan kediamannya. Menuruni Gunung Bukit Tunggul setapak demi setapak. Tujuan nya adalah lereng yang ada di sebelah selatan gunung itu. Terdapat goa tersembunyi ditengah dinding jurang yang sampai saat ini hanya Mpu Baryana lah yang mengetahuinya.Mpu Baryana berdiri di bibir jurang. Kemudian dengan ilmu meringankan tubuh menuruni dinding dan berhenti di cekungan seukuran kerbau yang terhalang oleh tanaman rambat. Sejenak Mpu Baryana membaca mantra untuk membuka dinding goa tersebut.Reettt!Dinding cekungan itu bergerak dan hawa panas keluar dari goa setelah pintu terbuka. Mpu Baryana melangkahkan kaki masuk kedalam goa dan pintu goa tertutup seperti sedia kala.Dalam kondisi goa yang gelap gulita Mpu Baryana menekan batu yang berada di dinding sebelah kanan. Dia membaca mantra lagi dan menekan batu dengan mengeluarkan tenaga dalam.Batu berwarna terang yang menempel di dinding dinding mulai mengeluarkan cahaya sehingga tampaklah jalan setapak mengarah ked

  • Pendekar Golok Naga Biru   Bab 8 Batu Langit

    Kilas balik. Beberapa hari sebelum Tirtayasa bertemu dengan Dipa Anggara.Saat itu hujan lebat disertai dengan kilat petir menerpa Gunung Guntur. Nampak satu bayangan berkelebat dibawah guyuran hujan menembus hutan Gunung Guntur."Aku harus tiba di puncak Gunung Guntur tengah malam nanti sesuai pesan Eyang Guru dalam semediku. Semoga aku tidak terlambat."Batin orang itu yang tidak lain adalah Tirtayasa.7 hari sebelum berangkat ke Gunung Guntur dalam semedinya Tirtayasa kedatangan dari sesepuh perguruan Golok Khayangan, Indrasakti.Indrasakti yang sudah mundur dari dunia persilatan dan sedang bertapa disuatu tempat tersembunyi untuk mencapai moksa."Salam bakti dan hormat Eyang Guru." Kata Tirtayasa dalam alam semedinya ketika bertemu dengan Indrasakti."Bakti dan hormat mu aku terima Tirtayasa." Jawab Indrasakti penuh dengan wibawa."Maafkan aku menggangu semedimu, tadi malam dialam pertapaan aku mendapatkan penglihatan bahwa 7 hari dari sekarang akan ada sesuatu yang berharga jatuh

  • Pendekar Golok Naga Biru   Bab 7 Hari Pertandingan

    Hari Pertandingan pun tiba. Dipa dan ketiga temannya berkumpul dilapangan tempat pertandingan akan diadakan.Ditengah lapangan disediakan panggung persegi empat yang sudah disiapkan oleh para guru. Tampak di sebelah kanan panggung Tirtayasa dan keempat tetua lainnya. Hanjaya, Rangkuti, Wicaksana dan Lestari. Lestari khusus menangani murid putri saja."Hari ini kita akan memulai pertandingan antar barak, dari mulai tingkat dasar 1 dan 2, tingkat menengah 3 dan 4, dan tingkat tinggi 5. Pertandingan ini hanya untuk mengukur sampai dimana pemahaman mengenai jurus jurus dari perguruan kita. Dan lakukan semua dengan jujur tidak perlu ada kecurangan seyogyanya pertandingan ini adalah untuk mempererat rasa persaudaraan kita." Ucap Tirtayasa setelah berdiri.Setelah Tirtayasa berbicara mengenai tujuan pertandingan dan nasihat kepada para murid dilanjutkan dengan Rangkuti menjelaskan tentang aturan pertandingan. Semua murid mendengarkan dengan seksama.Dipa dan ketiga temannya mendapatkan uruta

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status