Bagaimana dengan Raja Tumbal? Ia menggigil dengan wajah pucat pasi, ia mencoba meniup serulingnya, tapi seperti meniup pipa kosong tanpa isi, tanpa bisa bersuara seperti tadi. Tangannya gemetar ketika dihampiri Baraka yang menggenggam pedang maha sakti itu.
"Kuberi kesempatan padamu untuk merubah perilaku mu, Raja Tumbal! Jangan lagi bersuara merebut negeri yang bukan hakmu!" kata Baraka tak mau gegabah menggunakan pedang itu untuk membunuh lawannya.
Tetapi lawannya memang keras kepala. Ia masih menggeram, dan serulingnya yang merasa tidak berguna lagi itu dilemparkan sambil berkata, "Persetan dengan kata-kata mu, Bocah Sial! Hiih...!"
Weess...! Seruling dilemparkan melayang kewajah Baraka. Tapi dengan cepat Pedang Kayu Petir berkelebat menghantamnya.
Praakkk...! Seruling Malaikat itu hancur berkeping-keping tak berbentuk lagi.
Melihat serulingnya hancur, Raja Tumbal semakin panas hati. Ia nekat menyerang Baraka dengan satu lompatan.
"Hiaaat
Keheranan Baraka semakin besar lagi setelah melihat asap kuning yang melapisi permukaan tanah dengan ketebalan setinggi lutut itu, ternyata cepat sekali hilangnya bagaikan terserap ke dalam bumi. Hilangnya kabut kuning itu bersamaan pula hilangnya reruntuhan biara tersebut. Semua benda, baik batu, kayu, maupun mayat yang bergelimpangan tadi ternyata lenyap bagaikan ditelan bumi."Ajaib sekali!' gumam hati Pendekar Kera Sakti dengan mata tak berkedip. "Semuanya lenyap tak berbekas!Reruntuhan bekas pilar sebesar itu bisa hilang tanpa tersisa serpihannya sedikit pun! Luar biasa hebatnya sinar kuning tadi? Hampir-hampir aku tak mempercayai penglihatanku sendiri!"Memang sulit dipercaya. Tanah di mana semula terdapat reruntuhan biara yang terbakar habis bersama penghuninya itu kini menjadi rata. Rata dan berwarna coklat kehijauan, karena ada rumput-rumput yang tumbuh pendek bagaikan baru saja bersemi. Tak terlihat bekas reruntuhan sedikit pun, sehingga bagi orang ya
Bagaimana dengan Raja Tumbal? Ia menggigil dengan wajah pucat pasi, ia mencoba meniup serulingnya, tapi seperti meniup pipa kosong tanpa isi, tanpa bisa bersuara seperti tadi. Tangannya gemetar ketika dihampiri Baraka yang menggenggam pedang maha sakti itu."Kuberi kesempatan padamu untuk merubah perilaku mu, Raja Tumbal! Jangan lagi bersuara merebut negeri yang bukan hakmu!" kata Baraka tak mau gegabah menggunakan pedang itu untuk membunuh lawannya.Tetapi lawannya memang keras kepala. Ia masih menggeram, dan serulingnya yang merasa tidak berguna lagi itu dilemparkan sambil berkata, "Persetan dengan kata-kata mu, Bocah Sial! Hiih...!"Weess...! Seruling dilemparkan melayang kewajah Baraka. Tapi dengan cepat Pedang Kayu Petir berkelebat menghantamnya.Praakkk...! Seruling Malaikat itu hancur berkeping-keping tak berbentuk lagi.Melihat serulingnya hancur, Raja Tumbal semakin panas hati. Ia nekat menyerang Baraka dengan satu lompatan."Hiaaat
"Bocah kemarin sore sok menjadi pahlawan kau! Hiaaah....!"Satu telapak tangan disentakkan kedepan. Telapak tangan kiri itu segera diadu dengan telapak tangan kanan Baraka.Plaakkk...! Blaaarrr...!Memercik warna sinar merah terang bersama ledakan yang menggelegar. Gelombang ledakan itu membuat Raja Tumbal tersentak mundur tiga tindak, tapi membuat Baraka terpental hampir membentur pintu gerbang."Gila! Tenaga yang keluar dari tangannya besar sekali!" pikir Baraka sambil cepat-cepat berdiri."Kuhancurkan kau, Bocah Lancang!" sentak Raja Tumbal. Ia siap-siap meniup Seruling Malaikat. Tapi Baraka segera pergunakan Gerak Kilat Dewa Kayangannya yang mampu berlari melebihi kecepatan anak panah itu.Zlaapp...! Bruuss...!Tubuh Raja Tumbal diterjangnya.Plaakk...!Seruling Malaikat terpental dari tangan RajaTumbal, jatuh ketanah. Baraka melihat kesempatan emas itu ada didepan matanya. Ia segera berkelebat menyambar seruling itu. Tapi seseorang telah mendahuluinya.Wuutt...! Seruling itu suda
"Dia sudah datang menuju kemari!"Baraka masih diam ditempat. Sumbaruni tampak tegang, walaupun napasnya tetap teratur. Pandangan matanya tertuju pada arah datangnya si prajurit kelas rendah itu.Batu Sampang melangkah tegap dan cepat, menghampiri Baraka dibawah beringin kurung itu. Ia juga memberitahukan hal yang sama dengan maksud yang sama pula dengan pemberitahuan Kelana Cinta tadi. Bahkan ia menambahkan kata, "Apa yang harus kulakukan, Baraka?""Ambil seorang anak buahmu. Kau dan dia menjaga Ratu Galuh Puspanagari dan Purnama Laras. Aku akan menghadapinya. Jika aku hancur, cepat larikan Ratu dan Purnama Laras tanpa banyak berunding. Totok mereka lalu bawa lari lewat tempat yang aman jauh dari pandangan mata Raja Tumbal!""Baik, akan kulakukan!" kata Batu Sampang.Sebelum pergi, ia mendengar suara Baraka berkata, "Suruh yang lain berjaga-jaga. Nyai Paras Murai, Hantu Tari dan yang lainnya suruh berjaga-jaga. Jangan ada yang lakukan penyerangan
"Apakah kau mampu kalahkan Seruling Malaikatnya?!""Tergantung kesempatan yang kudapatkan pada saat berhadapan dengannya.""Tapi kau nyaris mati ketika melawan Nila Cendani, Ratu Tanpa Tapak itu. Apalagi melawan Raja Tumbal dengan Seruling Malaikatnya!"Sumbaruni diam sesaat, dia mengakui Kekalahannya saat melawan Ratu Tanpa Tapak. Ia juga mengakui bahwa Ratu Tanpa Tapak masih belum ada apa-apanya dibandingkan ilmu yang tersimpan pada diri Raja Tumbal. Namun sebisa mungkin Sumbaruni harus gagalkan niat Baraka yang ingin melawan Raja Tumbal."Apapun alasanmu, kusarankan gagalkan niatmu itu! Belum saatnya kau melawan Raja Tumbal dalam keadaan ia memiliki pusaka Seruling Malaikat. Seandainya ia tidak memiliki pusaka itu, mungkin aku tak mencemaskan dirimu, Baraka. Tapi aku tahu kekuatan dan keganasan pusaka tersebut. Suling Mustikamu tidak akan bisa diandalkan untuk mengalahkan kesaktian Seruling Malaikat.""Dari mana kau tahu?""Gurumu telah b
"Bodoh sekali dia!" geram Baraka. "Lalu apa yang dilakukannya?""Menyamar sebagai juru masak istana!"Pendekar Kera Sakti hembuskan napas, tertawa pendek sekali. "Yang lain bagaimana?""Tetap tak ada yang mau tinggalkan Ratu. Mereka juga menyamar sebagai pegawai istana, termasuk Nyai Paras Murai!"Kelana Cinta hanya diam saja, tapi mengikuti percakapan itu. Otaknya pun ikut berpikir mempertimbangkan beberapa kemungkinan yang melemahkan pihak Ratu. Sesaat kemudian Baraka berkata kepada Batu Sampang."Dari mana kau tahu aku berada disini?!""Seorang anak buahku menjagamu terus dikejauhan sana. Ia punya tanda khusus yang ku kenali. Jadi aku mudah mencarimu. Tapi kurasa itu tak penting, ada yang lebih penting lagi.""Tentang apa?!""Seorang wanita cantik hendak mengamuk didepan istana. Ia ingin bertemu denganmu!"Baraka dan Kelana Cinta terperanjat dan saling pandang. Lalu Baraka bertanya, "Siapa nama wanita itu?!""P