Share

1292. Part 11

last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-13 01:01:18

Keheranan Baraka semakin besar lagi setelah melihat asap kuning yang melapisi permukaan tanah dengan ketebalan setinggi lutut itu, ternyata cepat sekali hilangnya bagaikan terserap ke dalam bumi. Hilangnya kabut kuning itu bersamaan pula hilangnya reruntuhan biara tersebut. Semua benda, baik batu, kayu, maupun mayat yang bergelimpangan tadi ternyata lenyap bagaikan ditelan bumi.

"Ajaib sekali!' gumam hati Pendekar Kera Sakti dengan mata tak berkedip. "Semuanya lenyap tak berbekas!

Reruntuhan bekas pilar sebesar itu bisa hilang tanpa tersisa serpihannya sedikit pun! Luar biasa hebatnya sinar kuning tadi? Hampir-hampir aku tak mempercayai penglihatanku sendiri!"

Memang sulit dipercaya. Tanah di mana semula terdapat reruntuhan biara yang terbakar habis bersama penghuninya itu kini menjadi rata. Rata dan berwarna coklat kehijauan, karena ada rumput-rumput yang tumbuh pendek bagaikan baru saja bersemi. Tak terlihat bekas reruntuhan sedikit pun, sehingga bagi orang ya

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1294. Part 13

    "Tak perlu banyak sesumbar Lancang Puri. Yang kuinginkan hanyalah pusaka itu. Serahkan padaku dan aku tak akan mengganggumu lagi!""Pusaka apa!" Lancang Puri berkerut dahi walau bernada kesal. "Aku tak tahu arah pembicaraanmu, Urat Setan!""Jika begitu, aku harus membuatmu tahu dengan kekerasanku!""Sejak tadi sudah kutunggu tindakan jantanmu, Urat Setan. Mengapa justru kau berhenti menyerangku? Apakah kau ingin menyerangku dari belakang lagi?""Sungguh bocah dungu tak tahu dikasih ampun kau ini!" geram Urat Setan, tiba-tiba ia sentakkan kedua tangannya ke samping, membentang lebar-lebar, lalu telapak tangannya saling beradu di depan dada.Plakkk...!Dari ujung perpaduan kedua telapak tangan itu melesat sinar merah yang menerjang dada Lancang Puri.Claapp...! Selarik sinar merah itu besarnya seukuran kelingking. Gerakannya sangat cepat, walau ternyata masih kalah cepat dengan gerakan Lancang Puri yang bagai tanpa menghentakkan kaki ta

  • Pendekar Kera Sakti   1293. Part 12

    Hati Baraka berdesir cemas. Namun ternyata gerakan perempuan itu tak bisa dianggap enteng oleh lawan, ia mampu bersalto ke belakang dan menendangkan kakinya dengan tendangan tampar menggunakan telapak kaki beralas kulit itu. Tendangan tamparnya membuat kedua pisau itu bagaikan dibuang ke arah samping dan keduanya menancap di sebuah pohon kapuk randu.Jrab, jrab...!Perempuan itu terhindar lagi dari maut yang membahayakan jiwanya. Jika ia tergores sedikit saja oleh pisau terbang itu, maka tubuhnya yang putih mulus itu akan menjadi busuk, karena memang demikianlah nasib sebuah pohon yang tertancap pisau terbang yang dilemparkan pertama tadi. Pohon itu menjadi busuk sedikit demi sedikit."Racun berbahaya ada di mata pisau terbang itu," pikir Baraka sambil tak berkedip memperhatikan keadaan di tanah lapang bekas reruntuhan biara tadi. Kini yang terlihat di depannya adalah seorang perempuan cantik dan anggun, sedang berhadapan dengan seorang lelaki tokoh tua berjengg

  • Pendekar Kera Sakti   1292. Part 11

    Keheranan Baraka semakin besar lagi setelah melihat asap kuning yang melapisi permukaan tanah dengan ketebalan setinggi lutut itu, ternyata cepat sekali hilangnya bagaikan terserap ke dalam bumi. Hilangnya kabut kuning itu bersamaan pula hilangnya reruntuhan biara tersebut. Semua benda, baik batu, kayu, maupun mayat yang bergelimpangan tadi ternyata lenyap bagaikan ditelan bumi."Ajaib sekali!' gumam hati Pendekar Kera Sakti dengan mata tak berkedip. "Semuanya lenyap tak berbekas!Reruntuhan bekas pilar sebesar itu bisa hilang tanpa tersisa serpihannya sedikit pun! Luar biasa hebatnya sinar kuning tadi? Hampir-hampir aku tak mempercayai penglihatanku sendiri!"Memang sulit dipercaya. Tanah di mana semula terdapat reruntuhan biara yang terbakar habis bersama penghuninya itu kini menjadi rata. Rata dan berwarna coklat kehijauan, karena ada rumput-rumput yang tumbuh pendek bagaikan baru saja bersemi. Tak terlihat bekas reruntuhan sedikit pun, sehingga bagi orang ya

  • Pendekar Kera Sakti   1291. Part 10

    Bagaimana dengan Raja Tumbal? Ia menggigil dengan wajah pucat pasi, ia mencoba meniup serulingnya, tapi seperti meniup pipa kosong tanpa isi, tanpa bisa bersuara seperti tadi. Tangannya gemetar ketika dihampiri Baraka yang menggenggam pedang maha sakti itu."Kuberi kesempatan padamu untuk merubah perilaku mu, Raja Tumbal! Jangan lagi bersuara merebut negeri yang bukan hakmu!" kata Baraka tak mau gegabah menggunakan pedang itu untuk membunuh lawannya.Tetapi lawannya memang keras kepala. Ia masih menggeram, dan serulingnya yang merasa tidak berguna lagi itu dilemparkan sambil berkata, "Persetan dengan kata-kata mu, Bocah Sial! Hiih...!"Weess...! Seruling dilemparkan melayang kewajah Baraka. Tapi dengan cepat Pedang Kayu Petir berkelebat menghantamnya.Praakkk...! Seruling Malaikat itu hancur berkeping-keping tak berbentuk lagi.Melihat serulingnya hancur, Raja Tumbal semakin panas hati. Ia nekat menyerang Baraka dengan satu lompatan."Hiaaat

  • Pendekar Kera Sakti   1290. Part 9

    "Bocah kemarin sore sok menjadi pahlawan kau! Hiaaah....!"Satu telapak tangan disentakkan kedepan. Telapak tangan kiri itu segera diadu dengan telapak tangan kanan Baraka.Plaakkk...! Blaaarrr...!Memercik warna sinar merah terang bersama ledakan yang menggelegar. Gelombang ledakan itu membuat Raja Tumbal tersentak mundur tiga tindak, tapi membuat Baraka terpental hampir membentur pintu gerbang."Gila! Tenaga yang keluar dari tangannya besar sekali!" pikir Baraka sambil cepat-cepat berdiri."Kuhancurkan kau, Bocah Lancang!" sentak Raja Tumbal. Ia siap-siap meniup Seruling Malaikat. Tapi Baraka segera pergunakan Gerak Kilat Dewa Kayangannya yang mampu berlari melebihi kecepatan anak panah itu.Zlaapp...! Bruuss...!Tubuh Raja Tumbal diterjangnya.Plaakk...!Seruling Malaikat terpental dari tangan RajaTumbal, jatuh ketanah. Baraka melihat kesempatan emas itu ada didepan matanya. Ia segera berkelebat menyambar seruling itu. Tapi seseorang telah mendahuluinya.Wuutt...! Seruling itu suda

  • Pendekar Kera Sakti   1289. Part 8

    "Dia sudah datang menuju kemari!"Baraka masih diam ditempat. Sumbaruni tampak tegang, walaupun napasnya tetap teratur. Pandangan matanya tertuju pada arah datangnya si prajurit kelas rendah itu.Batu Sampang melangkah tegap dan cepat, menghampiri Baraka dibawah beringin kurung itu. Ia juga memberitahukan hal yang sama dengan maksud yang sama pula dengan pemberitahuan Kelana Cinta tadi. Bahkan ia menambahkan kata, "Apa yang harus kulakukan, Baraka?""Ambil seorang anak buahmu. Kau dan dia menjaga Ratu Galuh Puspanagari dan Purnama Laras. Aku akan menghadapinya. Jika aku hancur, cepat larikan Ratu dan Purnama Laras tanpa banyak berunding. Totok mereka lalu bawa lari lewat tempat yang aman jauh dari pandangan mata Raja Tumbal!""Baik, akan kulakukan!" kata Batu Sampang.Sebelum pergi, ia mendengar suara Baraka berkata, "Suruh yang lain berjaga-jaga. Nyai Paras Murai, Hantu Tari dan yang lainnya suruh berjaga-jaga. Jangan ada yang lakukan penyerangan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status