Share

718. Part 7

last update Last Updated: 2024-12-02 01:01:00

"Iiyyy... iya, iya... aku ingat!" jawab Dewa Racun dengan bersemangat. "Sugali itu nama asli Singo Bodong, dan... dan... dan dia bilang ibunya sering sebut-sebut nama Arjuna sebagai ayah Singo Bodong, dan dijuluki Siluman oleh ibunya Singo Bodong, karena sang Arjuna itu tak pernah punya waktu tetap untuk menjenguk ibu Singo Bodong yang bekas... beka... bekas sinden zaman dulu!"

"Kalau begitu, Singo Bodong itu kakak beradik dengan Dadung Amuk, hanya lain ibu tapi satu bapak!" ujar Baraka menyimpulkan keterangan itu.

"Tap.... tapi mereka seperti anak kembar saja?" kata Dewa Racun.

Hantu Laut segera menyahut, "Menurut keterangan Begawan Sangga Mega, Rawana Baka adalah anak kembar. Ia mempunyai kakak yang namanya aku tak ingat, tapi yang jelas dia sendiri yang bunuh kakaknya! Dia tak mau ada orang yang menyamainya, baik ilmunya maupun ketampanannya."

"O, bisa jadi darah keturunan kembarnya ada di wajah Singo Bodong dan Dadung Amuk!" kata Pendekar Kera Sakti.<

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1344. Part 19

    Dalam hati Angin Betina kagum dengan kecerdasan Baraka. "Biar sinting tapi otaknya encer juga!" katanya membatin sambil ia duduk di atas pohon berdaun rindang.Sementara itu Baraka sedang memancing Perawan Tanpa Tanding agar memasuki gua tersebut. Angin Betina masih bisa pandangi pertemuan Baraka dengan Perawan Tanpa Tanding di lembah, karena pohon tempatnya bersembunyi tak jauh dari gua tersebut. Di sana, Baraka kembali mekarkan senyum pemikatnya. Hati Perawan Tanpa Sakti kian berbunga-bunga. Senyum gadis itu menampakkan kegirangan hati yang sepertinya baru kali ini dialami dan dirasakannya."Kusangka kau tak akan kembali lagi.""Kau pikir aku lelaki yang bodoh! Mana mungkin akan kubiarkan gadis secantik kau duduk sendirian di sini sampai petang tiba?"Mereka berhadap-hadapan, jaraknya sangat dekat. Tangan Perawan Tanpa Tanding sempat berbuat nakal, mencubit pipi Baraka, mengusap rambut panjangnya, dan semua itu membuat Angin Betina di atas pohon salah t

  • Pendekar Kera Sakti   1343. Part 18

    "Iblis kau, Baraka! Peri hamil busung kau!""Hei, hei... kenapa kau marah begitu? Masuklah! Lekas masuk, kita bicaral"Baraka menarik lengan Angin Betina untuk dibawa masuk ke gua. Angin Betina sentakkan lengannya dengan kasar hingga terlepas dari genggaman Baraka."Jangan sentuh diriku lagi! Kau telah puas memeluknya!""Angin Betina, ini siasat! Hanya siasat semata!""Siasat untuk menutupi kerakusanmu! Siasat untuk memuaskan hasratmu? Iya!"Angin Betina angkat pedangnya untuk ditebaskan, Baraka hanya merunduk dan menyilangkan tangannya seakan ingin menangkis pedang itu dengan tangan."Tunggu dulu. Kujelaskan dulu rencanaku!"Angin Betina hempaskan napas dengan dongkol sekali. Ia tak suka melihat Baraka berpelukan dengan wanita lain, tapi ia harus menahan rasa tak suka itu untuk dengarkan penjelasan dari Pendekar Kera Sakti."Kau menyingkirlah dulu. Pindah di tempat lain yang tersembunyi!""Apa...! Kau menyuruhku

  • Pendekar Kera Sakti   1342. Part 17

    Perawan Tanpa Tanding semakin berdebar-debar indah mendengar ucapan itu. Sangkanya hati Baraka benar-benar tulus mengucapkan perasaan sebenarnya. Padahal kata-kata itu adalah seonggok gombal yang sudah lama tak pernah digunakan oleh Baraka . Kali ini ia terpaksa menggunakannya demi runtuhkan kedua ilmu berbahaya itu.Katanya lagi seraya mendekat dan mengusap pipi gadis itu dengan punggang telapak tangannya, "Ilmu setinggi apa pun bisa kucari dan kupelajari. Tapi kecantikan seperti ini hanya ada satu di dunia, yaitu hanya kau pemiliknya.""Jangan merayuku," ucapnya lirih sekali, hampir tak terdengar. Pandangan matanya semakin sayu karena terbuai keindahan dalam hatinya."Kalau kata-kataku ini kau anggap rayuan, izinkan aku merayumu beberapa saat sebelum akhirnya kita harus bertarung. Tapi sesungguhnya apa yang kukatakan adalah curahan hatiku yang sukar kubendung sejak aku harus berhadapan denganmu. Mestinya aku tak ingin temui kau lagi, karena kau mempunyai ilmu

  • Pendekar Kera Sakti   1341. Part 16

    Beberapa saat setelah Baraka berpikir demikian, tiba-tiba ia rasakan dirinya tertegun mematung.Laaap...!Jantung bagaikan berhenti, semuanya terasa mati. Ternyata saat itulah Perawan Tanpa Tanding lepaskan jurus 'Bias Dewa'-nya yang menghantam leher Kucing Terbang.Dees...! Akibatnya bisa dibayangkan sendiri; nasib Kucing Terbang seperti nasib Kapak Iblis dan Setan Akhirat. Ia tumbang dan segera dikerumuni belatung dalam waktu beberapa saat saja. Baraka yang mulai sadar kembali setelah nyala sinar merah dari telunjuk gadis itu padam, segera memandang ke arah pertarungan dengan wajah sedikit tegang. Matanya lebih tertuju pada mayat Kucing Terbang. Ia hanya geleng-gelengkan kepala merasa prihatin melihat nasib korban jurus maut Itu.Perawan Tanpa Tanding bermaksud tinggalkan tempat. Baraka bergegas keluar dari persembunyiannya, langsung melompat dalam gerakan salto beberapa kali. Sampai akhirnya ia tapakkan kakinya di tanah belakang gadis itu tanpa terdeng

  • Pendekar Kera Sakti   1340. Part 15

    "Mungkin pertarungannya agak berbeda dengan pertarungan yang kau bayangkan.""Kau akan menghantam Perawan Tanpa Tanding dari belakang saat ia bertarung melawan Dewa Rayu?""Tidak. Seingatku, Guru pernah berpesan padaku: 'Jika kau tak bisa atasi lawanmu dengan ilmu, atasi lawanmu dengan kecerdasan otak'. Berarti aku harus gunakan siasat untuk mengalahkan Perawan Tanpa Tanding.""Siasat yang bagaimana?"Baraka sunggingkan senyum, seakan telah terbayang kemenangan di tangannya. Tapi ia tidak jelaskan siasatnya itu. Ia hanya berkata, "Carikan sebuah tempat untuk menyembunyikan pemuda itu!"Angin Betina mendesah malas. Baraka membujuk sampai akhirnya Angin Betina memandang ke sana-sini, lalu berkata, "Seingatku di sebelah barat bukit ini ada gua yang biasa digunakan bermalam para pengelana. Entah gua itu masih ada atau sudah tertutup, aku kurang bisa memastikan. Tapi ada baiknya kalau kita periksa dulu ke sana!"Ternyata gua yang dimaksud Angin B

  • Pendekar Kera Sakti   1339. Part 14

    Dewa Rayu tundukkan kepala sebentar, lalu berucap dengan memandang Baraka. "Aku telah membunuh Lancang Puri, keponakannya.""Oh...!" Baraka dan Angin Betina sama-sama terperanjat."Bagaimana kau bisa membunuh Lancang Puri, sedangkan setahuku Lancang Puri berilmu tinggi,"Angin Betina bernada kurang percaya.Dewa Rayu jelaskan, "Lancang Puri memaksaku bercumbu tanpa setahu Nyai Gandrik. Kulayani dia, tapi aku juga ingat dengan 'Racun Edan Cumbu'-nya yang membuatku akhirnya jadi begini. Maka ketika ia sedang menikmati asmaranya, kutancapkan pisau di punggungnya sebagai pembalasan atas dendam kekalahanku! Lalu... aku melarikan diri dari Pulau Lanang."Rupanya kejadian itu terjadi saat Lancang Puri berkunjung ke Pulau Lanang yang dikuasai oleh bibinya itu. Pada awalnya, Lancang Puri memang tidak bergairah kepada Dewa Rayu, mungkin karena masih dalam keadaan memusatkan pikiran ke masalah Kitab Lorong Waktu. Tetapi lama kelamaan, seringnya Lancang Puri m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status