Share

840. Part 12

last update Last Updated: 2025-01-01 01:02:37

Ki Candak Sedo melangkahkan kaki sampai di depan gubuk persinggahannya, kemudian dari sana dia berkata sambil palingkan wajah kepada Karang Wesi, "Hanya akulah yang tahu letak gua itu! Sebab dulu guruku pernah bertapa di depan pintu gua itu, dan aku pernah diajaknya ke sana! Karena itu aku memilih tempat persinggahan di hutan ini, supaya jika saatnya tiba, pintu gua terbuka, jarakku dengan gua itu tidaklah jauh!"

Karang Wesi bangkit dengan wajah ceria, lalu ucapkan kata, "Kalau begitu kita berangkat sekarang ke sana, Guru! Saya akan dampingi Guru, sampai mendapatkan Darah Sabda Dewa itu, Guru!"

Ki Candak Sedo kembali sunggingkan senyum bangga terhadap kesetiaan muridnya, kemudian ia ucapkan kata sambil mendekati Karang Wesi, "Kesetiaan dan kepatuhanmu selama ini adalah sesuatu yang menghibur hati tuaku, Karang Wesi! Ternyata aku tak salah pilih murid!" sambil pundak Karang Wesi ditepuk-tepuknya.

"Guru, jangan sanjung saya nanti bisa lupa diri!"

Tawa tua d

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1356. Part 11

    Manggut-manggutnya kian jelas lagi."Kebimbanganku semakin jelas. Tapi sulit dipercaya oleh pihak lain”“Memang. Karenanya saya sengaja tidak banyak membantah kepada Dewi Angora. Perbantahan saya tadi sempat menggunakan alasan akar keramat yang terlangkahi, saya lupa segalanya. Padahal saya tidak melangkahi akar itu,""Sebenarnya aku ingin mempercayainya, tapi sulit percaya sepenuh hati,” kata Batuk Maragam, dan iapun Batuk kembali, “Uhuk, uhuk, uhuk, uhuk...!"Hilangnya suara batuk berganti suara tangis mengisak yang terdengar. Baraka segera berpaling ke arah Dewi Angora, Batuk Maragam juga berpaling kesana, Keduanya segera dekati Dewi Angora yang menangis dalam keadaan berdiri dan tundukkan kepala, satu tangannya digunakan untuk menutup wajah, satu lagi masih bersedekap di dada.Batuk Maragam tampak sayang kepada keponakannya itu, sehingga diraihnya gadis itu ke dalam pelukannya, didekapnya erat-erat bagai dilindungi jiwa

  • Pendekar Kera Sakti   1355. Part 10

    Tentu saja Baraka terkejut dituduh membawa lari istri Adipati. Dewi Angora sendiri sampai terbelaiak dan terperangah mulutnya mendengar kata-kata Yosodigdaya. Batuk Maragam pandangi Baraka dengan dahi sedikit berkerut karena bimbang hatinya."Kau memfitnahku, Yosodigdaya!" kata Baraka Sintng dengan menahan kemarahan. "Tipu daya apa yang membuat mu harus memfitnahku begini? Aku benar-benar belum pernah bertemu denganmu, belum pernah datang ke Kadipaten, apalagi sembuhkan Gusti Permeswari, sama sekali belum pernah!""Persetan dengan pengakuanmu! Tiga bulan lamanya kami mencarimu, baru sekarang berhasil jumpa denganmu! Perintah sang Adipati adaiah membawa pulang dirimu untuk diadili dan menemukan kembali Gusti Permeswari!""Tidak bisa!" sahut Batuk Maragam, "Aku menghalangi pihakmu. Jika kau bermaksud membawa Baraka sebagai tawanan!""Apa alasanmu, Batuk Maragam/?!" sentak Yosodidaya."Baraka akan menikah dengan keponakanku Dewi Angora!" Batuk Maragam

  • Pendekar Kera Sakti   1354. Part 9

    Sebab itu Batuk Maragam berkata, "Mengapa baru sekarang aku melihat pangkatmu yang tinggi itu, Pendekar Kera Sakti?!""Ada baiknya kalau kita bicara dirumah Paman Batuk Maragam saja" kata Baraka menutupi rasa kikuknya karena melihat Dewi Angora terheran-heran.Gadis itu segera berkata, "Aku mau kerumah Paman, tapi aku tidak dijebak dan dikawinkan dengan Tuanku Nanpongoh!"Batuk Maragam berkata, "Kau punya Manggala Yudha. Kenapa takut?"Baru saja mereka mau bergegas pergi, tiba-tiba terdengar deras suara kaki kuda menuju ketempat mereka berdua. Dari atas tanggul muncul tiga penunggang kuda bersenjatakan panah. Mereka ada ditaanggul Seberang sungai. Panah mereka direntangkan dan terarah kepada Pendekar Kera Sakti.Empat orang penunggang kuda dari tanggul yang akan dilalui Baraka juga muncul secara mengejutkan dengan anak panah terarah kepada Pendekar Kera Sakti. Disebelahnya muncul pula enam orang bersenjatakan tombak yang siap melemparkan tombak itu

  • Pendekar Kera Sakti   1353. Part 8

    Dewi Angora berada dibelakang Baraka, seakan berlindung di sana. Matanya masih menegang kala ia pandangi wajah pamannya. Sorot mata tokoh tua itu penuh getaran yang menyentuh hati dan jiwa bagi orang yang tak berilmu tinggi. Kalem, berkesan ramah tapi karismanya tinggi.“Mereka sudah kusuruh Pulang, walau harus membuat si Mulut Petir luka di bagian dadanya," kata tokoh yang dikenal dengan nama Batuk Maragam."Lalu untuk apa Paman menyusulku kemari?" kata Dewi Angora dengan cemberut manja yang membuat sang Paman tersenyum lebar."Dekatlah sini padaku, Dewi" ia melambaikan tangannya penuh keramahan. Tapi Dewi Angora semakin menjauhkan diri ke belakang Baraka."Tidak! Aku tidak mau. Paman pasti akan membawaku pulang!""He, he, he...!" tokoh tua itu terkekeh, akhirnya batuk lagi, uhuk, uhuk, uhuk, uhuuwuuk...!Baraka merasa iba melihat begitu tuanya tubuh itu, sehingga batuk pun sampai terbungkuk-bungkuk. Napasnya terengah-engah ketika tub

  • Pendekar Kera Sakti   1352. Part 7

    "Wah, kacau kalau begini!" gerutu Baraka dengan hati memendam kesal. Hati itu masih membatin, "Mimpi apa aku semalam sampai menemui masalah seperti ini. Tahu-tahu ada gadis mengaku kekasihku, mengaku hamil denganku dan menuntut kawin lari. Amit-amit jabang bayi... makanan apa yang sudah kutelan sejak kemarin sampai aku dianggap telah berbuat tak senonoh dengannya. Wah, kalau calon istriku; Hyun Jelita mendengar berita ini, bisa mengamuk habis-habisan padaku!"Dengan sabar dan hati-hati, akhirnya Baraka berhasil membujuk tangis itu hingga menjadi diam. Itupun dilakukan Baraka dengan cara memeluk Dewi Angora dan mengusap-usap kepalanya. Kepala itu bagaikan makin dibenamkan di dada Baraka. Sang gadis rasakan begitu damai hatinya, sehingga tangis pun bisa dihentikan."Apakah kau sudah bosan padaku, Baraka?"Baraka diam saja. Bosan dan tidak, belum pernah dirasakan olehnya, jadi dia bingung menjawabnya. Tetapi untuk mengalihkan percakapan yang akan mendesaknya lagi,

  • Pendekar Kera Sakti   1351. Part 6

    Baraka tersenyum, Hatinya berkata, “Benar dugaanku. Dia pasti tidak percaya dan akan ngotot. Agaknya selama aku berlatih ilmu "Kelana Indra" telah terjadi aesuatu yang aneh di tanah ini."Gadis berbibir ranum itu bangkit dan dekati Baraka dengan pandangannya yang lembut dan bening. Mata Pendekar Kera Sakti sempat menatapnya pula, hatinya berdesir dipandangi oleh gadis secantik Dewi Angora. Desiran hati akan berubah menjadi debar-debar yang menggelisahkan jika Baraka tidak segera buang pandangan ke arah bebatuan ditengah sungai itu."Apa yang terjadi pada dirimu sehingga kau lupa segalanya?"Sulit menjelaskannya bagi Baraka, akhirnya ia hanya berkata, "Aku melangkahi akar keramat, dan aku jadi lupa segalanya!"Dewi Angora manggut-manggut, agaknya ia mau mempercayai kata-kata itu dengan sangat terpaksa, lalu, Dewi Angora berkata, "Suara batuk itu adalah suara batuknya pamanku! Dia orang berilmu tinggi. Dia kakak sulung ayahku, dia sangat saya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status