Share

Xiao Ling'er

Author: Wang Yuxiu
last update Last Updated: 2025-06-30 15:33:44

"Senior Ling'er! Apakah anda mempunyai urusan denganku?" tanya Chen Xuan.

Angin berembus lebih kencang, menerbangkan rambut hitam panjang Xiao Ling'er. Matahari bersinar terik, membakar kulit siapapun yang berdiri di bawahnya.

Xiao Ling'er tersenyum tipis. "Ahh, tidak. Aku hanya sedikit kagum dengan pertarunganmu, Xuan."

Chen Xuan menunduk sopan, bibirnya melengkung ringan. "Terima kasih, Senior."

Xiao Ling'er merogoh saku jubahnya, lalu mengulurkan sesuatu. Sebuah manisan labu.

"Ambillah," katanya lembut.

Chen Xuan menatap manisan itu sejenak, lalu menerimanya dengan kedua tangan. Ia kembali tersenyum, seolah sejenak melupakan keluh-kesah yang menyesaki dadanya.

"Terima kasih, senior." Suara Chen Xuan terdengar tulus.

"Hm, bukan apa-apa. Oh ya, bisakah kamu menemaniku sebentar saja?" tanya Xiao Ling'er.

Xiao Ling'er dikenal sebagai wanita dingin tanpa ekspresi. Namun kali ini, tubuhnya condong ke depan, tangan di belakang punggung, manisan labu di genggaman. Ia menatap Chen Xuan dari bawah, wajahnya lembut dan bersinar.

"A-aku ...." Chen Xuan tampak ragu menatap Xiao Ling'er.

Namun sebelum selesai bicara, Xiao Ling'er menggenggam tangannya dan menariknya pergi. Chen Xuan yang tak siap nyaris tersandung.

"Senior Ling'er, kita mau ke mana?" tanya Chen Xuan dengan wajah memerah.

Banyak pasang mata para murid di halaman Sekte Awan Biru memperhatikan mereka. Langkah kaki mereka diikuti dengan bisikan pelan dari beberapa orang di sana.

"Apakah itu Xiao Ling'er?" tanya Bai Shan tak percaya.

"Ya, itu dia. Gadis tanpa ekspresi dari Puncak Petir!" sahut Wu Ling, tak kalah terkejut dengan Bai Shan.

Hua Yun hanya bisa menggertakkan gigi. 'Sejak kapan mereka sedekat itu?!'

Di bagian belakang Sekte, terdapat area hiburan bagi para murid. Pasar kecil yang menjual makanan, senjata, pakaian, pil, bahkan tempat pemandian dan hiburan lainnya.

Xiao Ling'er menggandeng Chen Xuan ke sana. Keduanya melangkah bersisihan dengan wajah Xiao Ling'er yang terlihat ceria. Sedangkan Chen Xuan masih terlihat bingung.

"Nah, kita sudah sampai!" serunya riang.

Keramaian menyambut mereka. Tawa, musik, dan aroma makanan memenuhi udara. Keduanya memperhatikan sekitar dengan senyum senang.

"Ayo kita ke sana!" Xiao Ling'er menarik Chen Xuan ke sebuah arena permainan panah.

Chen Xuan tak menolak. Mereka mencoba permainan memanah, dan Chen Xuan berhasil memenangkan sebuah boneka kecil berbentuk kelinci giok.

"Hore! Aku pasti menyimpannya dengan baik!" kata Xiao Ling'er, melompat kecil penuh bahagia. Dia memeluk boneka tersebut dengan erat.

"Jangan sampai rusak, ya! Boneka itu sebagai kenang-kenangan kita!" Chen Xuan menatap gadis di depannya dengan senyum menggoda.

Keduanya tertawa bersama, menikmati suasana yang terasa seperti dunia hanya milik mereka. Mereka mencicipi makanan ringan, makan malam bersama di kedai kecil, dan bahkan iseng mengikuti lomba melukis.

"Tidak, jangan mendekat!" seru Xiao Ling'er dengan wajah tegang. Saat Chen Xuan mengacungkan kuas cat padanya.

Chen Xuan tertawa puas melihat ekspresi gadis itu. "Ling'er, kalau aku pasangkan gambar kura-kura kecil pada pipimu pasti terlihat lucu!"

"Tidak mau!" jerit Xiao Ling'er, berlari menghindar. Chen Xuan mengejarnya sambil tertawa.

Hari itu terasa sempurna. Keduanya menghabiskan waktu bersama cukup lama dengan bahagia. Seolah mereka merupakan sepasang sahabat yang begitu dekat.

Matahari terbenam mulai menghilang di bawah garis cakrawala di sebelah barat. Dari atas Puncak Awan, puncak bukit tertinggi di Gunung Nirwana. Tempat di mana Sekte Awan Biru berdiri. Laut di sebelah barat terlihat samar, hingga sinar matahari pun benar-benar menghilang. Tergantikan oleh kegelapan malam yang ditaburi oleh berbintang.

"Tidak disangka waktu berjalan begitu cepat," gumam Xiao Ling'er.

Mereka duduk di bangku taman yang dipenuhi bunga. Kepala mereka menengadah menatap bintang-bintang yang mulai bermunculan. Kelelahan menghiasi wajah keduanya.

"Kenapa kamu tiba-tiba mengajaku untuk bersenang-senang, Senior Ling'er?" tanya Chen Xuan, menatap langit.

Xiao Ling'er memalingkan pandangan ke arah Chen Xuan. "A-aku juga tidak tahu."

Chen Xuan tertawa kecil. "Padahal kita tak saling kenal sebelumnya. Siang tadi pertama kalinya kita berinteraksi!"

"Tapi terima kasih. Aku benar-benar menikmati hari ini," lanjutnya dengan perasaan senang.

Xiao Ling'er berhasil membuat dirinya melupakan kejadian siang tadi. Di mana dirinya melihat Hua Yun dengan bercumbu mesra bersama Luo Tian.

Xiao Ling'er kembali bersandar, matanya menerawang langit malam. "Oh ya, Xuan. Besok aku adalah lawanmu di kompetisi Puncak Gunung."

Chen Xuan terkejut, wajahnya kaku seketika. Dia menoleh pada gadis di sampingnya. "Sepertinya aku akan tersingkir cepat dari kompetisi."

"Bagaimana kalau kita makan malam bersama dulu malam ini?" tawar Xiao Ling'er, dia mengabaikan ucapan Chen Xuan.

"Itu ide yang bagus," sahut Chen Xuan, dengan antusias.

Xiao Ling'er berdiri, menarik tangannya. "Ayo! Aku tahu tempat makan yang enak."

Mereka sampai di restoran megah, ramai di lantai pertama. Xiao Ling'er memesan ruang khusus di lantai lima, tempat eksklusif untuk murid-murid elite.

Suasana di lantai lima sangat tenang. Mereka memasuki ruangan yang hangat dan tertutup tirai bambu. Beberapa murid tampak makan dalam diam.

"Wah, dari sini kita bisa melihat halaman Sekte ketika malam hari," ujar Chen Xuan, dengan takjub.

Namun sebelum Xiao Ling'er sempat menanggapi, ekspresinya berubah kaku. Ia merasakan aura menakutkan dari ruangan sebelah.

"Chen Xuan, apa kau merasakan hal aneh?"

Chen Xuan terdiam seolah-olah ia tidak mendengar ucapan gadis di depannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin menarik
goodnovel comment avatar
Xiao Yi Xian
Ummmm, sepertinya Xiao Ling'er ngebet sama xuan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pendekar Pedang Darah   Chapter 72

    Wanita cantik berparas dingin menatapnya dalam diam. Tetapi dari sorot matanya memancarkan niat membunuh yang begitu besar, seolah-olah ribuan pedang telah siap untuk menyerangnya. Dalam penuh rasa kebingungan, Chen Xuan pun bangkit dari tempat duduknya yang saat itu tengah duduk di tempat tidur, tetapi pandangannya tak pernah terlepas menatap wanita di hadapannya dengan tatapan waspada. "Di mana gadis itu?" tanya Chen Xuan dengan nadanya yang dingin dan sangat waspada. Tatapannya semakin tajam, bahkan ia pun segera mengeluarkan pedangnya. Tanpa sedikitpun tanda-tanda. Sebuah angin tiba-tiba menghantam pergelangan tangan Chen Xuan, membuat pedangnya pun seketika terlepas dari tangannya dan terjatuh. Saking terkejutnya, pandangannya dengan cepat melihat pedang yang tergelatak di atas lantai keramik hitam, tetapi ia segera kembali memusatkan perhatiannya kepada wanita di depannya. Entah kapan dia bergerak. Wanita itu tiba-tiba telah berada di depan Chen Xuan, bahkan jarak antara

  • Pendekar Pedang Darah   Chapter 71

    Saat itu, entah apa yang sebenarnya terjadi, Chen Xuan baru saja terbangun, ia pun bangkit kemudian duduk. Tetapi yang anehnya, saat itu ia berada di ruangan yang sangat begitu megah. Duduk di atas tempat tidur dengan kain keemasan, tirai merah emas terdorong ke samping kiri dan kanan, benar-benar seperti tempat tidur seorang ratu. Di dalam ruangan, semuanya tertata rapih, pernak-pernik barang-barang memenuhi setiap dinding kamar yang terbuat dari lapisan batu giok berelemen api. Di tengah ruangan, lampu kristal cukup besar, mengeluarkan cahaya yang sangat terang menerangi seisi ruangan. "Di— di mana ini?" ujar Chen Xuan, sebelah tangannya memegangi kepalanya yang terasa sakit, tetapi kedua bola matanya seketika membola bulat, sangat begitu khawatir di saat ia menyadari Xiao Ling'er yang tak ada di sisinya, "Oh, tidak! Ling'er!" kata Chen Xuan, panik. Krekk! Baru saja Chen Xuan bangkit berdiri dari tempat tidurnya, tiba-tiba pintu kamar terbuka perlahan. Diiringi dengan gaun m

  • Pendekar Pedang Darah   Chapter 70 Siluman ular

    Raungan! Chen Xuan bersama Xiao Ling'er pun tiba di sebuah hutan yang gelap, di dalam gunung hitam yang kelabu. Namun, mereka harus segera turun dari ketinggian, di saat suara raungan yang menggetarkan hutan terdengar. "Tempat ini tidak sederhana!" kata Chen Xuan, "Berhati-hatilah, Ling'er! Jangan jauh-jauh dariku!" sambung Chen Xuan, ia pun segera menarik tangan Xiao Ling'er. Xiao Ling'er tak berkata sepatah katapun, ia hanya tersenyum sembari menganggukkan kepalanya. Tidak ada kata lain yang dapat menjelaskan Xiao Ling'er saat itu, dalam hatinya, ia hanya merasa bahagia. Tidak perduli suasana apapun yang tengah terjadi, selama ia bersama dengan Chen Xuan, hanya kebahagiaan dan rasa senang yang dapat menggambarkan perasaannya. Seolah-olah, rasa takut, cemas, itu telah lama mati. Chen Xuan pun berjalan memegang tangan Xiao Ling'er yang berjalan di belakangnya. Mereka pun menyusuri hutan, langkah mereka sangat begitu berhati-hati, pandangan Chen Xuan dan juga Xiao Ling'er tidak

  • Pendekar Pedang Darah   Chapter 69

    Sangkar bunga kristal perlahan memudar. Terlihat Xiao Ling'er yang masih tertidur di atas tubuh Chen Xuan, tetapi pakaiannya masih berantakan. Setelah satu malam mereka melakukan itu, akhirnya pagi hari pun tiba. Chen Xuan nampak tengah mengelus-elus halus rambut hitam Xiao Ling'er yang lurus. "Dasar gadis bodoh!" kata Chen Xuan, tetapi ekspresi wajahnya terlihat bahagia. Ternyata, Xiao Ling'er juga telah bangun. Tetapi ia tidak ingin melepaskan dekapannya terhadap Chen Xuan, bahkan sedikitpun tidak ingin. Ia terus memejamkan matanya, kedua tangannya melilit tubuh Chen Xuan seperti ular. Tapi yang lebih menggodanya, kedua belahan puncak kembarnya yang tertekan di antara dada Chen Xuan. itu benar-benar sempurna. "Ling'er! Bangunlah! Kita harus melanjutkan perjalanan! ucap Chen Xuan, berbisik di telinganya. Akhirnya Xiao Ling'er pun terbangun. Ia pun tersenyum ketika kedua matanya perlahan terbuka, ia menyaksikan Chen Xuan yang nampak sangat senang saat itu. Saat itu, di pagi

  • Pendekar Pedang Darah   Chapter 68 - Aku tidak peduli

    Saat itu, Chen Xuan bersama Xiao Ling'er pun tiba di tepi sungai. Tetapi seluruh air di sungai sangat begitu aneh, di mana air itu berwarna merah seperti darah. Beberapa kali Xiao Ling'er memastikannya, tetapi di saat ia mencelupkan sebelah tangannya ke dalam air, itu benar-benar darah, bahkan bau amis darah segar masih begitu pekat. "Ini benar-benar darah!" kata Xiao Ling'er, rendah. "Berhati-hatilah, kita harus selalu waspada, Ling'er. Biar bagaimanapun, tempat ini adalah Medan Perang Kuno!" ujar Chen Xuan. Di saat ia berbicara, ia berjalan ke depan, melihat sebuah bukit kelabu di kejauhan. "Ling'er! Bagaimana kondisimu?" Chen Xuan bertanya, tetapi ia tak berani menatap Xiao Ling'er, melainkan berdiri di depannya dengan tubuh yang membelakangi Xiao Ling'er. Xiao Ling'er pun berjalan anggun, hingga ia pun berdiri bersisian di samping Chen Xuan. Dengan cepat Xiao Ling'er pun menggandeng tangan Chen Xuan. Dan ia pun berbicara. "Lumayan, hanya perlu sedikit waktu lagi untuk mem

  • Pendekar Pedang Darah   Chapter 67 Tebasan Pedang Kerinduan

    "Ternyata wanita itu seorang praktisi Raja Tempur bintang 5," Ucap Lan Huo, terkejut. Kedua matanya terbelalak menatap Xiao Ling'er yang tengah berjalan ke depan dengan perlahan. "Li— Ling'er!" panggil Chen Xuan. Sebelah tangannya terangkat, tak ingin Xiao Ling'er mengambil langkah itu. Namun Xiao Ling'er sedikit memalingkan wajah, menoleh ke arah Chen Xuan, ia pun tersenyum tipis lalu berkata, "Tenang saja! Kekasihmu ini bukanlah wanita yang lemah!" ucap Xiao Ling'er, segaris senyuman masih menggantung. Tanpa sadar, Chen Xuan melupakan bara dendam yang membakar dada. Dia menghela nafas panjang, kemudian berbicara, "Selesaikan dengan cepat, Ling'er!" Mendengar ucapan yang keluar dari mulut Chen Xuan, seolah-olah semangat api pertempuran tiba-tiba berkobar begitu hebat. Xiao Ling'er yang diliputi oleh semangat pertarungan, ia pun segera mengibaskan pedangnya. Dari kibasan pedang itu, membuat duri, duri, kristal es bermunculan, mengeluarkan suara, "Krak! Krak! Krak!" Segera Xiao Li

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status