Share

219. Maafkan Aku, Bapak!

Lelaki yang membawa kapak mengangguk. Dia berubah wujud menjadi seekor kera dengan kepala manusia. Berbeda dengan kembarannya, Nanang memiliki lebih hitam pekat dari pada Ganang.

Dua siluman kera itu meloncat dari satu pohon ke pohon lain, lalu menghilang di rimbunan daun di balik pohon beringin. Mereka merencanakan sesuatu agar membuat Asoka tunduk.

Setelah berlari agak jauh dan tidak lagi merasakan aura atau kekuatan yang membuntutinya, Asoka menyempatkan diri beristirahat di dekat sebuah gubuk terbengkalai.

Dia memperhatikan betul wejangan Ando dan Arka bahwasanya setiap barang atau peninggalan manusia yang ada di gunung Arjuno dilarang untuk disentuh.

Hari sudah beranjak siang, artinya sisa enam jam lagi waktu Asoka harus mencapai puncak. Dia kembali terngiang pesan terakhir lurah Ando saat mencegatnya di perbatasan hutan dan desa.

“Ingat, Le, kemungkinanmu selamat hanya sepersekian persen. Maksudku, penduduk Alas Jiwo pasti mencarimu kal

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status