Share

Bab 5_ Dua Mayat Buronan

Teriakan dari Li Min sudah barang tentu mengejutkan Xiu Zhangjian. Bocah itu pun langsung berdiri dan turut memutar badannya. Mata coklat tuanya menangkap sesosok lelaki yang seluruh rambutnya ditumbuhi uban. "Paman Feng!" Tanpa pikir panjang Xiu Zhangjian berlari menghampiri dan memeluk lelaki paruh baya yang hanya berdiri terpaku.

Lelaki itu adalah Feng Yin, ketua dari Sekte Harimau Putih, yang tidak lain adalah sahabat karib dari Xiu Jian. Setiap pagi pascamalam berdarah di Boushan, Feng Yin selalu datang ke desa itu untuk mengenang sahabatnya. Siapa mengira jika hari ini ia melihat putra dan murid kesayangan Xiu Jian masih hidup?

Feng Yin yang semula berdiri, kini berlutut agar bisa sejajar dengan Xiu Zhangjian. Ia mendekap tubuh kecil itu erat seolah tidak akan melepaskannya lagi. "Ka-kau masih hidup," lirihnya sembari mengusap rambut Xiu Zhangjian dengan tangan bergetar.

Melihat hal itu, Li Min mengembuskan napas panjang hingga pundaknya sedikit turun. Ia mendekat dan membungkukkan badan. "Aku memberi hormat pada Tuan Feng."

"Li Min ... bagaimana kalian bisa selamat?" Feng Yin masih tidak percaya pada penglihatannya. Ia bahkan sempat mengira bahwa dirinya sedang berhalusinasi karena terlalu memikirkan kematian Xiu Jian.

"Saat itu kami-"

Belum sampai Li Min menyelesaikan kalimatnya, Feng Yin yang tatapannya menjadi dingin berkata, "Kalian harus ikut denganku sekarang juga!" Ia menoleh ke kanan dan kiri sesaat, lalu menggendong Xiu Zhangjian dan membawanya pergi tanpa menjelaskan apa-apa. Li Min pun mengikutinya tanpa bertanya.

Setelah beberapa saat Feng Yin menghentikan langkahnya di depan sebuah bangunan besar dengan dinding menjulang tinggi. Pada bagian depan tak jauh dari pintu gerbang, terdapat papan nama besar bertuliskan 'Markas Sekte Harimau Putih'.

Tepat sekali, Feng Yin memang mengajak Xiu Zhangjian dan Li Min ke markas sektenya. Namun, ketika Feng Yin mendorong pintu gerbang, mata Li Min terbelalak melihat apa yang ada di dalamnya.

Xiu Zhangjian memejamkan matanya erat-erat mendapati puluhan mayat tergeletak di mana-mana. Di usianya yang masih belia, manik coklat tuanya berkali-kali lmenyaksikan kekejian yang tidak semestinya dilihat. 

Feng Yin dengan sigap membenamkan wajah Xiu Zhangjian di pundaknya selagi ia berjalan melewati mayat-mayat itu. "Tetap tutup matamu sampai aku menurunkanmu," bisiknya.

Feng Yin memasuki sebuah ruangan diikuti Li Min yang tetap diam. Ketua Sekte Harimau Putih itu mendudukkan Xiu Zhangjian di atas kursi. "Aliansi Gongliao menyerang semua sekte aliran putih yang memiliki kedekatan dengan sekte kalian," ucapnya sembari menatap Xiu Zhangjian dan Li Min secara bergantian. Ia lantas mencondongkan badannya dan berbisik, "Mereka mencari pencuri kepala Xiu Jian."

Li Min menelan ludah dan menoleh ke arah Xiu Zhangjian yang juga menoleh padanya. Ia tahu bahwa tindakannya mengambil kepala sang guru akan membuat Aliansi Gongliao marah. Namun, ia tidak pernah menduga jika mereka akan semurka itu hingga nekat menyerang sekte aliran putih lain.

"Mereka memberi waktu pada kami hingga petang nanti. Jika dua pencuri yang diketahui terdiri dari bocah laki-laki dan seorang pemuda itu tidak kunjung ditemukan, mereka akan kembali menyerang. Tanpa ampun!"

"Tu-tuan Feng, sebenarnya yang mencuri kepala itu adalah-"

"Kalian." Sebuah napas kabur dari mulut Feng Yin usai memotong ucapan Li Min. "Sudah sepantasnya kalian melakukan itu. Sekarang, kita harus menyelesaikan semuanya."

***

Seorang lelaki bertubuh kekar tampak semakin berwibawa di atas kursi singgasananya. Rahangnya mengeras selagi matanya menatap lekat ke arah pintu. Beberapa orang yang ada di sana hanya diam dengan wajah menyimpan cemas.

"Mereka sudah datang, Yang Mulia," lapor seorang kasim dengan tubuh bergetar. Tidak ada tanggapan apa pun. Lelaki dengan mahkota keemasan di kepalanya hanya mengetuk-ngetukkan kuku pada pegangan kursinya.

Sesaat kemudian, seorang lelaki berambut putih sempurna memasuki ruangan dengan menggandeng bocah lelaki. Di belakangnya ada dua lelaki dengan beberapa bekas luka sayat di wajahnya. "Feng Yin memberi hormat pada Kaisar Huang."

"Bangunlah! Tunjukkan padaku mayat mereka!" perintah Kaisar Huang tanpa basa-basi. Sejak mendengar laporan bahwa dua buronan yang ia inginkan telah tertangkap dan mati, Huang Fu masih tidak percaya sebelum melihat sendiri mayat keduanya.

Feng Yin pun memberi isyarat pada dua anggotanya untuk membawa masuk apa yang diinginkan Huang Fu. Tidak butuh waktu lama, dua mayat lelaki sudah ada di tengah-tengah ruangan. "Mereka adalah murid dan putra dari Ketua Xiu Jian, pelaku pencurian kepala yang Yang Mulia cari. Aku menemukan mereka bersembunyi di Boushan," jelas Feng Yin membuat Xiu Zhangjian mendongakkan kepala, menatapnya.

Perkataan Feng Yin membuat ruangan itu menjadi sedikit gaduh sebab para anggota Aliansi Gongliao mulai berbicara satu sama lain. Tidak mau membuang kesempatan, Feng Yin membalas tatapan Xiu Zhangjian. Dengan suara rendah ia berbisik, "Tatap dan ingat wajah mereka semua, terutama lelaki yang memakai mahkota itu! Dialah orang yang membunuh ayahmu!"

"Lelaki itu ... pembunuh Ayah ..." batin Zhangjian dengan tangan mengepal. Binar di matanya digantikan dengan kilatan emosi membunuh yang kental. Dalam hati Zhangjian bersumpah, "Suatu hari nanti ... aku akan menggantung kepalanya di gerbang ibu kota!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status