Kioda tidak bisa lagi menghindar dari pertarungan ini karena Zero yang dengan gegabah langsung maju dan menyerang kawanan Bandit itu.
"Jurus Pertama...!" teriak Zero.Tapi kali ini Kioda benar-benar terperangah ketika melihat Zero yang meliuk-liukkan tubuhnya dan terlihat seperti sedang menari dengan pedang. Gerakan yang Zero lakukan bukanlah seperti gerakan seorang pemula. Di setiap gerakan yang Zero lakukan itu, terlihat layaknya Master Pedang. Dan ternyata, Zero benar-benar berhasil mengalahkan lima orang sekaligus."Aku juga bisa!" Vivi tidak mau kalah dan ia pun ikut maju."Baiklah, kalian berhati-hatilah...!" Dengan pasrah, Kioda akhirnya ikut menyerang juga."Rasakan ini! Jurus Pertama!" Lagi-lagi Zero menggunakan jurus pertama yang benar-benar telah ia kuasai.Namun yang tak disangka oleh Zero bahwa ada seseorang yang mampu menahan serangan jurus pertamanya. Sejauh ini, baru kali ini Zero mendapati ada orang yang mampu menahan serangan jurus pertamanya.Pria yang mampu menahan serangan Zero itu kemudian langsung memfokuskan perhatiannya kepada Zero. Pria itu penasaran dengan Zero yang masih berusia sepuluh tahun, tapi sudah mampu mempraktekkan teknik pedang Jurus Pertama."Bocah, siapa namamu?" tanya pria itu yang tiba-tiba langsung berada di hadapan Zero."Hah?! A-aku, namaku adalah Zero! Iya, aku adalah Koziki Zero!" Walaupun ada rasa cemas dan takut, Zero sekuat mungkin menguatkan dirinya agar dapat berbicara dengan lancar. Namun hal itu sangat sulit dilakukan, sebab saat berada di dekat Pria itu, tubuh Zero langsung merasakan tekanan aura yang sangat kuat."Apa...?! Koziki Zero?! Berarti kau adalah anak dari Master Pedang sialan itu ya?! Cih! Ke mana perginya Ayahmu itu?!" Sepertinya dendam yang ada pada bandit ini sangat besar."Manakutahu? Aku saja sedang mencari keberadaannya!" jawab Zero dengan tegas. Rasa takut dan cemas itu hilang seketika saat Zero mendengar nama ayahnya yang dihina."Nampaknya Master Pedang Pecundang itu menelantarkan Anak Istrinya juga, hahahaha...!" Sang Bandit tertawa terbahak bertujuan untuk menghina Koziki Odin yang tak lain adalah ayah kandung Zero.Zero sangat marah ketika mendengar ada orang yang menghina ayahnya. Dengan cepat akhirnya Zero menyerang bandit yang ada di hadapannya ini.'Jurus kedua!' gumam Zero.Gerakan Zero yang kali ini terlihat berbeda dari yang sebelumnya.Akhirnya Zero menemukan orang yang tepat untuk menguji kekuatan berpedangnya. Zero kali ini langsung menggunakan jurus kedua yang ia pelajari dari kitabnya. Jurus kedua ini sangat berbeda dari jurus yang pertama. Pada jurus yang kedua ini gerakan Zero harus menggunakan dua pedang.Ternyata Bandit yang bernama Gogon itu juga terkesima melihat Zero yang menyerangnya dengan jurus dua pedang yang hebat. Untung saja pedang yang Zero gunakan hanyalah pedang kayu. Kalau itu pedang sungguhan, jelas saja pasti Gogon akan terluka parah jika terkena serangan itu."Sepertinya kau memang memiliki kemampuan untuk berpedang. Tapi sayang, kau bertemu denganku lebih cepat. Aku tidak akan membiarkan Anak Master pedang sepertimu tumbuh kembang dan nanti akan menjadi seperti Ayahmu!" Nampaknya Gogon akan melakukan hal yang buruk terhadap Zero."Sebenarnya apa yang telah Ayahku lakukan padamu?" Tanya Zero yang merasa penasaran.Zero bergerak ke sana kemari menghindari serangan dari Gogon. Sedangkan Gogon, ia terlihat sangat serius untuk menghadapi Zero."Kau hanya Anak kecil, tidak akan mengerti jika aku jelaskan! Yang jelas, Ayahmu telah membunuh banyak orang! Sama seperti kami para Bandit, hahahahahaha...!"Ucapan bandit itu benar-benar menusuk ke dalam hati Zero."Ayahku tidak sama dengan kalian!!" Teriak Zero kesal. Zero tidak terima ayahnya disebut pembunuh."Hahaha...! Apanya yang tidak sama? Bukankah Ayahmu adalah Pemburu Bandit? Jelas saja dia akan menjadi pembunuh, dia akan membunuh kami jika bertemu di manapun, hahahaha...! Terima saja kenyataan bahwa Ayahmu adalah seorang pembunuh!" Gogon terus mengucapkan kata-kata yang sangat menusuk hati Zero, sebab Zero sering mendengar cerita dari ibunya bahwa ayahnya adalah salah satu Master Pedang Terhebat yang dikenal sangat baik hati dan memiliki sopan santun yang bagus. Sangat berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Bandit ini.Setelah itu Zero langsung mengambil kedua pedangnya dan maju untuk menyerang para Bandit. Tebasan pedang kayu Zero ternyata mengeluarkan aura kekuatan. Ada aliran energi positif ketika dua pedang kayu milik Zero diayunkan.Brak...!Satu tebasan yang Zero lakukan mampu menebas sebatang pohon yang cukup besar.'Luar biasa! Aku sangat yakin kalau suatu saat nanti, Zero pasti jauh lebih hebat dari Ayahnya. Iya benar, aku sangat yakin,' gumam Kioda.Melihat hal itu, Kioda semakin memantapkan hatinya untuk benar-benar melatih Zero. Kioda memiliki firasat bahwa Zero dan Vivi pasti akan cocok untuk di masa depan.Bukan hanya Kioda, Vivi juga merasa kagum saat melihat Zero menggunakan Jurus Pertamanya yang ia peroleh secara mandiri dari kitab langka miliknya itu berhasil mengalahkan lawannya.Nampaknya, Gogon yang membenci ayah Zero merasa sangat terkejut saat mengetahui bahwa Zero yang masih menginjak usia sekitar sepuluh tahun seperti ini saja sudah mampu menguasai teknik pedang yang langka. Gogon tahu dengan jurus itu karena dulu ia pernah bertarung dengan ayah Zero."Aku tarik kata-kataku tadi! Cih! Melihat kemampuanmu yang memang terlihat mahir, aku tidak akan membiarkanmu berkembang! Cukup sampai di sini saja perjalanan hidupmu!" Gogon masih dengan gaya angkuhnya meremehkan Zero."Zero..., ambil ini...!" Kioda melemparkan pedangnya ke arah Zero."Guru! Apakah aku-" Belum juga Zero sempat menyelesaikan ucapannya, Kioda langsung memotong ucapannya itu."Sudah, jangan banyak bicara, gunakan saja satu pedang sungguhan dan satu pedang kayu. Kalau kau memang ingin menjadi Master Pedang, maka gunakanlah pedang itu untuk mengalahkan lawanmu!" Sambil bertarung dengan beberapa orang, Kioda juga berusaha berteriak agar suaranya terdengar oleh Zero."Siap, Guru!" Zero akhirnya merasakan bagaimana rasanya menggunakan pedang yang sesungguhnya. Padahal pedang itu cukup berat, namun ternyata ketika Zero mengayunkannya terlihat seperti sangat ringan.Zero memusatkan pikirannya untuk fokus menyerang Gogon. Karena jika Gogon kalah, sudah pasti semua anak buahnya akan takut kepada orang yang mengalahkannya.'Jurus Kedua...!' gumam Zero.Gogon yang tadi dapat menahan serangan pertama Zero, kali ini ia merasa terkejut.'Jurus apa lagi ini? Gila! Aku harus benar-benar membunuh Bocah ini! Pasti akan sangat merepotkan kalau ia sudah tumbuh dewasa! Cih!' gumam Gogon.Zero terus menyerang Gogon menggunakan kedua pedangnya. Dan yang tak disangka lagi oleh Gogon ketika ia melihat ternyata tangannya ada beberapa bekas luka sayatan pedang."Kurang ajar! Anak ini memang harus dimusnahkan sekarang juga!" Dengan ada rasa sedikit malu, Gogon tetap kembali maju untuk menyerang Zero.Namun rasa malu itu berubah menjadi amarah karena Gogon tidak berhasil menyerang Zero. Gogon kembali mengayunkan pedangnya beberapa kali lalu ia tebaskan ke arah Zero."Jurus Pedang Sakti...!" teriak Gogon.Ketika pedang milik Gogon ditebaskan, ada aura berwarna putih yang menyelubunginya dan tebasan itu melesat ke arah Zero."Jurus Kedua!" Zero dengan tenang menahan serangan Gogon.Boom, boom!Kedua serangan itu beradu dan menghasilkan suara dentuman. Padahal mereka hanya menebaskan pedang, tapi kenapa sampai menghasilkan suara dentuman? Itulah hebatnya Master Pedang.Sampai sepuluh menit kemudian barulah terlihat siapa yang lebih unggul. Ternyata Zero lah yang lebih unggul. Sejak tadi Zero tiada hentinya menyerang Gogon menggunakan Jurus Keduanya. Entah kenapa, rasanya Zero sangat yakin kalau ia mampu mengalahkan Gogon dengan Jurus Keduanya itu.Brak...!Zero berhasil memukul lengan Gogon sehingga pedang yang Gogon pegang terlepas dari genggamannya .Zero langsung bergerak mengambil pedang milik Gogon yang terlepas itu. Nampaknya Zero justru tertarik dengan pedang milik Gogon."Nah, kalau begini, aku jadi memiliki dua pedang."Dengan memusatkan kekuatannya pada telapak tangan, Orion mengumpulkan energinya kemudian ia langsung melancarkan serangan terkuatnya ke arah Thanos. Saat tubuh Thanos yang terkena serangan Orion, tubuhnya langsung hilang menjadi serpihan debu."Sepertinya aku hanya bisa melakukan sebatas ini saja, Zero. Kalau begitu aku akan kembali beristirahat." Orion kemudian kembali masuk ke dalam pedang.Akan tetapi, baru saja Zero merasa senang bahwa satu musuhnya telah berhasil dikalahkan oleh Orion, Raja Kegelapan akhirnya muncul!Suasana jadi terasa lebih mencekam saat sosok Raja Kegelapan hadir di tempat itu. Bahkan, kedua kaki Zero terasa seperti ada tekanan yang beratnya seperti gunung saat merasakan tekanan yang sangat kuat yang sengaja dipancarkan oleh Raja Kegelapan."A-apa ini?" tanya Zero pada dirinya sendiri, dengan posisi wajahnya saat ini menatap ke lantai.Beberapa detik kemudian terdengarlah suara tawa Raja Kegelapan yang menggema. Mendengar suara tawa dari Raja Kegelapan, membuat
Saat situasi semakin sulit dan Nino serta Ratu Vivi terluka parah, Zero merasa perlu untuk mengambil tindakan yang tepat untuk menyelamatkan mereka. Setelah mempertimbangkan beberapa opsi, dia memutuskan untuk membawa Nino dan Ratu Vivi ke dalam dimensi lain yang ada pada pedangnya.Dalam dimensi tersebut, Zero dapat memberikan perawatan medis yang lebih baik dan memastikan bahwa Nino dan Ratu Vivi pulih sepenuhnya dari luka-luka mereka. Meskipun memasukkan teman-temannya ke dalam dimensi tersebut memerlukan kekuatan dan energi yang besar, Zero yakin bahwa itu adalah keputusan yang tepat untuk menyelamatkan nyawa mereka. Ketika tinggal Zero dan Panglima perang kegelapan dalam pertempuran, Zero menatap musuhnya dengan tajam dan penuh kemarahan. Dia merasa sangat marah besar karena teman-temannya telah terluka dan musuhnya telah mengancam nyawa Vivi.Zero mengeluarkan suara yang tegas dan penuh keberanian, dia mengatakan, "Kau telah melakukan kesalahan besar dengan mengancam nyawa Istri
Pertarungan antara Zero, Ratu Vivi, Nino, dan para Orge yang dihidupkan kembali sangat sengit. Para Orge terus menerus menyerang dengan kekuatan dan kecepatan yang luar biasa, membuat pertempuran semakin sulit.Zero menggunakan pedangnya untuk melawan Orge yang menyerang dari jarak dekat, sedangkan Ratu Vivi menggunakan sihirnya untuk memanipulasi elemen dan menyerang dari jarak jauh. Nino juga menggunakan kekuatan Kutukan Klan Kupu-kupu Surga untuk memberikan perlindungan dan kekuatan tambahan kepada teman-temannya.Namun, mereka tidak hanya berjuang melawan para Orge. Mereka juga harus menghadapi Necromancer yang berbahaya. Necromancer itu menggunakan sihir hitam untuk menyerang dan mencoba mengendalikan pikiran mereka.Setelah bertarung dengan gigih, akhirnya mereka berhasil mendekati Necromancer. Akan tetapi, tiba-tiba mereka diserang dari arah lain oleh pasukan kegelapan yang dipimpin oleh seorang panglima perang yang nampak sangat kuat. Terlihat jelas bahwa Panglima perang itu m
Setelah pertempuran yang sengit, Zero, Ratu Vivi, dan Nino berhasil mengalahkan semua musuh yang dikirim oleh Thanos. Namun, ketika mereka sedang bernapas lega dan mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan mereka, tiba-tiba tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga di tubuh Nino memancarkan cahaya yang sangat terang.Cahaya ini memenuhi seluruh area sekitar dan membuat semua musuh yang tersisa langsung lenyap tanpa bekas. Zero, Ratu Vivi, dan Nino terkejut dengan apa yang terjadi dan terus memandang ke arah cahaya itu.Setelah cahaya redup, Nino berkata, "Apa yang terjadi? Apa itu yang baru saja terjadi?"Zero dan Ratu Vivi melihat ke arah Nino, dan mereka terkejut melihat bahwa tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga telah mengeluarkan kekuatan yang sangat besar dan mematikan.Ratu Vivi berkata, "Itu adalah kekuatan yang luar biasa. Tanda kutukanmu telah memberikan kita perlindungan dan kekuatan yang luar biasa selama perjalanan kita, Nino. Terima kasih."Zero menambahkan, "Tapi kita tetap
Nino, yang awalnya merasa terbebani oleh tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga, kini mulai melihatnya sebagai anugrah. Dia menyadari meskipun kutukan ini mungkin memiliki sisi negatif, kekuatan dan bantuan yang telah diberikan oleh kutukan ini telah menjadi berkat bagi mereka semua dalam perjalanan mereka.Dengan senyum di wajahnya, Nino berkata, "Kau benar, Zero. Aku tidak pernah menyangka bahwa kutukan ini akan membantu kita sebanyak ini. Aku merasa bersyukur bahwa kita bisa menggunakannya untuk kebaikan."Ratu Vivi, yang juga merasa terharu oleh perubahan sikap Nino, menambahkan, "Kadang-kadang, kekuatan sejati kita terletak pada kemampuan kita untuk mengatasi rintangan dan menggunakan semua sumber daya yang kita miliki, bahkan jika itu berasal dari tempat yang tidak terduga. Nino, kutukanmu telah membantu kita dalam banyak cara, dan aku yakin kita akan berhasil."Dengan dukungan dan kepercayaan dari Zero dan Ratu Vivi, Nino merasa lebih kuat dan lebih termotivasi untuk melanjutkan pe
Saat mereka dalam perjalanan, Nino tiba-tiba merasa sakit dan jatuh ke tanah. Zero dan Ratu Vivi bergegas ke sampingnya, melihat bahwa tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga di tubuh Nino mulai memancarkan cahaya yang kuat dan tampaknya menyakitinya.Zero, yang tahu sedikit tentang kutukan Klan Kupu-kupu Surga, memahami bahwa ini adalah tanda bahwa kutukan itu mulai aktif. Dia tahu bahwa kutukan ini bisa sangat berbahaya dan mereka harus segera mencari bantuan.Ratu Vivi, yang merasa khawatir tentang keadaan Nino, segera bergegas untuk mencari penyembuh terdekat. Sementara itu, Zero mencoba menenangkan Nino dan meyakinkannya bahwa mereka akan menemukan cara untuk membantu dia.Saat menunggu penyembuh tiba, Zero berusaha sebaik mungkin untuk merawat Nino dan meringankan rasa sakitnya. Ia berdoa dan berharap bahwa Nino akan pulih dan bisa melanjutkan perjalanan mereka.Ketika obat penyembuh tiba, Vivi segera memeriksa Nino dan memastikan bahwa dia bisa mengatasi kutukan Klan Kupu-kupu Surga