Beranda / Pendekar / Pendekar Romantis / Bab 6: Mengobati Ki Jarong

Share

Bab 6: Mengobati Ki Jarong

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-02 16:20:07

Raja Kerta sendiri yang mendengar hal ini tidak mempersoalkan, baginya itu lebih baik, daripada nanti dua anak kembarnya sama-sama dewasa dan berakibat fatal bagi kerajaaanya kelak.

Sejak saat itu, hilanglah kisah soal Bik Selai dan bayi yang hilang misterius, tapi bagi Permaisuri Kirna, sampai detik ini dia tetap beranggapan salah satu bayi kembarnya itu masih hidup.

Diam-diam dia menemui Panglima Perang Ki Parong yang merupakan kerabat dekat sekaligus orang yang sangat di percayanya, dia minta sang panglima menyelidiki kemana lenyapnya salah satu bayi kembarnya itu.

Panglima pun bergerak dengan mengutus dua pengawalnya yang sangat dia percayai, yakni Ki Surai dan Ki Bidu. Tapi bertahun-tahun mencari, bayi itu tetap tak diketahui di mana berada alias hilang misterius. 

Ki Surai dan Ki Bidu sampai harus berkelana ke kerajaan tetangga, saking penasarannya kenapa satu bayi itu bisa lenyap begitu saja.

Namun usaha itu tetap sia-sia, Panglima Ki Parong pun akhirnya memutuskan menyetop pencarian dan meminta kedua orang kepercayaannya itu kembali ke kerajaan, lalu sang Panglima ini melaporkan hasilnya ke permaisuri.Walaupun sangat kecewa, namun permaisuri tak bisa berbuat apa-apa, apalagi dia khawatir kalau sampai yang Raja tahu soal ini, maka akan menjadi masalah besar kelak.

Permaisuri yang kini sudah mulai renta ini terus menyimpan rahasia besar ini, bahkan sampai akhirnya sang Prabu Kerta mangkat, rahasia itu tetap tak pernah bocor.

Saat melihat salah satu putera kembarnya, yakni Raja Dipa, permaisuri ini membatin pasti saudara kembar sang raja berusia sama.

“Tapi dimana anak itu sekarang…kalau dia masih hidup, paling tidak dia pasti sudah memiliki anak dan istri!” guman permaisuri kalau lagi termenung seorang diri di istananya yang merupakan hadiah dari mendiang suaminya Raja Kerta.

Semenjak sang prabu mangkat, sang permaisuri yang sudah berubah jadi ibu suri hanya berdiam diri saja di Istana nya, jarang mau terlibat lagi urusan kerajaan, kecuali anaknya yang kini sudah jadi raja memintanya.

Itupun tak mau lama-lama, begitu acara utama selesai di lanjutkan hiburan-hiburan, berupa tarian-tarian, sang Ibu Suri pun permisi dengan Raja Dipa dan beralasan sudah tua dan tak bisa lagi berlama-lama ikut acara kerajaan.

Demikian sekilas kondisi kerajaan Hulu Sungai saat ini…!

*****

Perjalanan Pendekar Pekok dan Dusman serta Nalini berjalan lancar, tak ada kendala berarti, selain cepat karena menggunakan kuda, mereka jarang beristirahat lama. Kadang kalau terang bulan, malam pun mereka tetap meneruskan perjalanan.

Setelah 10 harian, akhirnya mereka tiba di padepokan Ki Jarong yang terdapat di lereng bukit dan lumayan jauh dari perkampungan.

Terlihat puluhan murid-murid Ki Jarong sedang berlatih silat dan ada juga yang sibuk bekerja membelah kayu atau sibuk di kebun. Bahkan ada juga yang sedan bersemedhi sambil berjemur di sinar matahari, itu katanya berguna untuk melatih fisik agar semakin kuat, sekaligus menyedot hawa murni, agar tenaga dalam makin kuat.

Padepokan bertingkat dua itu lumayan luas, terutama halamannya, selain bangunan utama merangkap rumah pribadi Ki Jarong, juga terdapat beberapa bangunan dari kayu yang merupakan asrama bagi para murid-muridnya.

“Mari Bang, kita langsung saja ke ruang utama guru, beliau pasti di sana sedang bersemedhi,” kata Dusman setelah menaruh kuda dan mengikatnya di halaman dibantu 2 orang murid baru, ketiganya berjalan cepat menuju ruang utama.

Semua murid Ki Jarong mengangguk hormat saat melihat Dusman dan Nalini, karena dua murid ini termasuk murid utama dan memiliki ilmu kanuragan yang jauh di atas mereka, boleh dibilang keduanya merupakan murid senior dan paling di percaya Ki Jarong.

Mereka hanya memandang Pendekar Pekok, karena tak kenal dan segan untuk menegur, kecuali menunduk hormat. Apalagi pakaian yang Pendekar Pekok kenakan juga sangat perlente, mereka pikir sang pendekar ini pasti tamu agung mahaguru mereka dari kalangan bangsawan.

Setelah mengetuk pintu dan dibukakan seorang murid yang berjaga di ruangan itu, Dusman mempersilahkan Pendekar Pekok masuk.

“Terima kasih sudah mau datang Malaki!” Ki Jarong membuka mata sambil tersenyum dan menatap Pandekar Pekok. Pendekar Pekok memuji dalam hati kesaktian Ki Jarong, karena langsung kenal dengannya, padahal matanya tadi masih tertutup.

Pendekar Pekok menatap Ki Jarong yang bertahun-tahun tak pernah berjumpa, sepintas melihat dia sudah tahu kalau Ki Jarong keracunan, imbas dari pukulan musuhnya. Agaknya kalau tidak cepat dikeluarkan, racun itu akan merembet ke jantungnya dan tentu saja umur pendekar tua ini akan selesai.

Badan Ki Jarong terlihat kurus dan pucat, karena dia tak bisa makan secara maksimal selama beberapa bulan.

“Ki Jarong, kamu buka baju dan berbaliklah, aku akan mengeluarkan racun yang ada dalam tubuhmu, kita tidak bisa menunggu lama-lama, karena pengaruh racun itu sudah menyebar ke dada Ki Jarong!” Pendekar Pekok kemudian menunggu Ki Jarong melepas baju luarnya dan lapisan dalamnya, kini dia hanya mengenakan celana selutut.

“Saat tenaga dalamku masuk, jangan melawan…rasakan saja dan kalau ingin muntah, langsung muntahkan, jangan di tahan-tahan!” perintah Pendekar Pekok yang kini sudah duduk dibelakang Ki Jarong lalu menempelkan tangan kirinya di punggung Ki Jarong.

Pertama-tama Ki Jarong merasakan hawa hangat, lama-lama berubah panas dan terus panas sampai badan Ki Jarong mengeluarkan keringat dan ada asap berwarna abu-abu keluar dari ubun-ubunnya.

Sesuai perintah Pendekar Pekok, Ki Jarong mematikan indera kekuatannya dan dia pasrah saja, tak lama kemudian panas makin tak tertahankan dia rasakan. Tak lama kemudian dari perutnya mulai terasa bergejolak dan terasa ingin muntah.

“Huekkk…huekkk…huekkkkkk…!” tiga kali Ki Jarong muntahkan darah berwarna kehitaman dan anehnya tubuhnya yang tadi panas sekali, kini berubah jadi enak setelah ia muntahkan darah yang bercampur racun.

Tiba-tiba Pendekar Pekok merubah tenaganya, yang asalnya panas berubah jadi dingin, lama-lama tubuh Ki Jarong kembali menggigil. Sama seperti tadi, Pendekar Pekok minta agar Ki Jarong jangan melawan tenaga dingin yang masuk ini.

Lama-lama tubuh Ki Jarong kini tidak lagi dingin, malah berubah jadi sejuk, dadanya makin plong, bahkan tanpa bisa di tahan, Ki Jarong sampai sendawa yang sangat nyaring. Terlihat Pendekar Pekok menarik nafas lega dan menghentikan pengobatan.

Setelah itu Pendekar Pekok meminta Nalini agar mengambilkan air putih.

“Yang agak hangat, jangan dingin biar badan Ki Jarong kembali normal!” Nalini langsung mengangguk dan bergegas ke luar ruangan menuju dapur.

Dusman yang melihat gurunya mulai pulih, makin kagum pada kehebatan Pendekar Pekok ini, tanpa bertanya sudah tahu penyakit gurunya dan langsung mengobatinya. Yang hebatnya, begitu di obati Pendekar Pekok, kini kondisi Ki Jarong sudah lebih baik.

Setelah minum air putih hangat, wajah Ki Jarong yang tadi pucat pelan tapi pasti kembali normal. Wajah Ki Jarong pun kini bisa tersenyum lega, tidak seperti sebelumnya, setiap kali ingin bicara, ia merasakan dadanya sangat sesak, bak di tindih benda berat ber ton-ton.

Ki Jarong kemudian memerintahkan Nalini membuat kopi panas dengan gula aren, minuman yang sangat dia sukai dan dia juga tahu Pendekar Pekok sangat suka ngopi.

Semenjak ia sakit, terpaksa puasa minuman kesukaannya ini, kini dia sudah yakin kalau semua racun sudah bisa di keluarkan Pendekar Pekok melalui demonstarsi tenaga dalam tingkat tinggi yang hanya pendekar temannya ini miliki.

Muntahan Ki Jarong sudah dibersihkan Dusman bersama penjaga pintu yang juga murid Ki Jarong, sehingga ruangan ini kembali bersih. Dusman juga permisi ingin beristirahat ke belakang, karena baru datang menempuh perjalanan yang sangat jauh hingga bermingu-minggu.

Kini Ki Jarong dan Pendekar Pekok menikmati kopi panas yang di buat Nalini, Ki Jarong juga tanpa takut kini enak-enakan menikmati rokok tembakau dari cangklongnya.

Sementara Pendekar Pekok dari dulu memang tak suka merokok ia hanya melihat kelakuan Ki Jarong sambil tersenyum dan bilang kini tubuhnya sudah bebas dari racun, hanya saja tenaganya belum pulih 100%, perlu semedhi serta makan agar pulih lagi.

“Berbulan-bulan aku puasa rokok tembakau, gara-gara pukulan beracun itu, yang membuat aku harus menahan sakit setiap kali menarik nafas!” ungkap Ki Jarong, sambil menghembuskan asap tembakaunya ke udara, rasanya benar-benar lega bukan main.

*****

BERSAMBUNG

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pendekar Romantis   Bab 556: Pernikahan Megah dan Pergantian Kekuasaan

    Yang bercadar satunya yang ternyata Putri Milina juga melepas penutup wajahnya, hingga Malaki bengong melihat kecantikan si putri ini. Putri Milina mendekati Malaki dan memeluk bocah tampan ini. “Kamu siapa..?” Malaki menatap bengong melihat si putri jelita ini. “Malaki…ayo beri hormat pada calon kakak ipar kamu…Putri Milina!” Putri Dafina mendekat dan Putri Milina langsung bersujud di hadapan wanita yang masih cantik jelita ini. Putri Dafina buru-buru mengangkat calon mantunya ini dan memeluk erat, sambil mengecup pipi glowing Putri Milina, sehingga si putri jelita ini terharu, tak menyangka orang tua kekasihnya sehangat dan se ramah ini. Setelah memeluk Putri Remi, Sembrana juga bersujud di hadapan ayahnya Pangeran Remibara dan langsung di tarik ayahnya agar berdiri. Lalu keduanya di ajak masuk ke dalam Istana Pasir Berlumpur, Putri Remi sangat senang bertemu kembali dengan Putri Milina. Kedua gadis jelita yang berbeda usia hingga 4 tahunan ini bak sahabat lama, selalu bersenda

  • Pendekar Romantis   Bab 555: Bikin Kaget Ortu dan Dua Adik

    “Dia ayah kandungku…kenapa aku harus kualat dengan dirimu? Siapakah kamu sebenarnya?” Sembrana bertanya heran, hingga amarahnya jadi turun seketika.“Aku Jalina dan dia adikku Jalini, asal kamu tahu, kami berdua bekas istri ayahmu, tangan kami buntung karena dulu membela ayah kamu itu!”Sembrana sampai terdiam saking kagetnya, masa ayahnya punya istri kedua wanita ini, walaupun kini sudah tua, memang masih terlihat bekas-bekas kecantikannya, tapi penampilan keduanya agak menor.“Hmm…begitu yaa…baiklah, aku ampuni jiwa kalian hari ini, sekarang juga pergilah dari sini, karena tempat ini milik sahabatku 3 Pendekar Tikus Kuburan yang kalian rampas dulu!” sungut Sembrana.Sembrana lalu berpaling ke arah Ki Paju yang celakanya masih hidup, karena dia memiliki ilmu kanuragan yang hebat.Sangat mengerikan melihat tokoh jahat ini dalam kondisi yang mengenaskan, tubuhnya terlihat masih berkelonjotan, dari mulutnya terdengar suara seperti babi di sembelih, matanya melotot menahan penderitaannya

  • Pendekar Romantis   Bab 554: Tuntaskan Dendam

    “Hmm…kamu pasti sudah lupa, saking terbiasanya berbuat kejahatan, lupakah kamu di Kampung Marawis dulu, kamu hampir saja memperkosa seorang wanita yang ku sayangi, lalu dengan kejam menyeret tubuh seorang bocah, hingga hampir mati…?”Ki Paju terdiam sesaat, mata julingnya terus menatap wajah pemuda ini, bahkan 3 Pendekar Tikus Kuburan juga terdiam.Termasuk Putri Milina yang kini muncul dari persembunyiannya, hingga anak buah Ki Paju melotot melihatnya.Mereka bak melihat seorang bidadari keluar dari empang, mereka tak memperdulikan Ki Paju yang masih melongo, serta 3 pendekar tikus kuburan yang menatap Ki Paju, mereka lebih aseek menatap wajah si jelita ini.“Huhh sudah ratusan bahkan mungkin ribuan wanita yang ku perkosa, lalu ku bunuh, aku tak kenal siapa kamu, juga wanita dan bocah yang kamu omongkan!” sentak Ki Paju.Blarrrr…sebuah pukulan dingin langsung Sembrana lontarkan, akibatnya tubuh Ki Paju terjengkang dan menimpa teras bangunan ini.Teras ini hancur berantakan, tubuh Ki

  • Pendekar Romantis   Bab 553: Tak Sengaja Bertemu Pembunuh Ibunda

    Sembrana terpaksa menghentikan aksinya, walaupun Putri Milina terlihat mulai terpancing dan pasrah.Sebagai pendekar sakti, pemuda ini mendengar suara kresek-kresek walaupun masih jauh, tapi agaknya sedang menuju ke tempat mereka.“Bangun sayang, kayaknya kita kedatangan tamu!” bisik Sembrana, hingga Putri Milinna kaget dan buru-buru bangkit sambil merapikan pakaiannya.“Pangeran Sembranaaa…!” teriak seseorang dengan logat agak-agak ngondek.Ternyata yang datang adalah Ki Jerink dan dua rekannya, si Jenggot serta si Gendut, alias 3 pendekar tikus kuburan.Sembrana dan Putri Milina kini sudah berdiri menyambut ke tiganya.“Hadeuhh capek dehh, kalian berdua cepat banget lari-nya!” Ki Jerink terlihat ngosan-ngosan.Hingga Putri Milina senyum sendiri melihat pria yang agak melambai tapi pintar merias ini, lucu sekali di matanya.“Ki Jering, Ki Gendut dan Ki Jenggot ada apa kalian menyusul kami?” Sembrana menatap ketiganya bergantian.“Maaf sebelummya Pangeran Sembrana, Tuan Putri Milina,

  • Pendekar Romantis   Bab 552: Merantau Berdua, Putri Milina Tetap Cemburu!

    Wanita kalau di tembak terang-terangan akan malu, begitu juga dengan Putri Milina, si jelita ini malah meninggalkan Sembrana.Bukan merajuk atau marah, justru merasa jengah dan bingung harus berbuat apa, padahal dulu saat bersama selama 3 tahunan dalm sebuah gua, mereka bak lintah selalu lengket dan tak mau jauh-jauhan.Melihat hal ini pemuda inipun cepat-cepat menyusul dan menggandeng tangannya adik angkatnya yang kini sudah di lamarnya, tapi belum ada jawaban ya atau tidak dari Putri Milina.Tapi Putri Milina langsung mengibaskan tangannya, karena kini mereka jadi pusat perhatian para prajurit, bahkan ada yang nakal mensuiti keduanya, sehingga wajah Putri Milina makin merah dadu.Begitu sampai di depan Pangeran Remibara, yang masih bersama Putri Remi dan Pangeran Dursana, Sembrana langsung bersujud di depan ayah kandungnya ini.Sebagai pendekar berpengalaman Remibara paham, ada sesuatu yang ‘spesial’ diantara dua orang muda ini, dalam hati tentu saja dia mendukung hubungan keduanya.

  • Pendekar Romantis   Bab 551: Pengakuan Ki Jarot yang Bikin Putri Milina Cemburu

    “Percuma kalian lari, kali ini aku tak bakal melepaskan kalian lagi!” Sembrana menebarkan ancaman sehingga kedua orang ini makin keder saja.Saat mereka mengeroyok pemuda ini saja dengan 6 orang sakti lainnya mereka keok, apalagi kini hanya berduaan.Ki Bado dan Ki Jarot saling pandang, lalu dengan cepat keduanya menerjang maju, keduanya mencabut pedangnya mengarahkan ke dada Sembrana.Sembrana menangkis dengan jurus bangkui menerkam elang, dan tiba-tiba hawa langsung berubah sangat dingin yang menyambar dari samping.Hal ini membuat Ki Badp dan Ki Jarot menggigil dan terhuyung. Sembrana melangkah maju dan menyambar keduanya.Ki Bado dan Ki Jarot memutar pedangnya, tapi keduanya kaget, hawa pukulan tangan Sembrana malah berubah kali ini, yakni serangannya menjadi sangat panas.Sembrana juga menangkis sehingga kedua pedang itu meleset, tiba-tiba Sembrana memekik keras, tubuhnya bergerak sangat cepat dan ia mendorongkan kedua tanga

  • Pendekar Romantis   Bab 550: Putri Milina Bantu Sembrana, Tinggalkan Ayahnya

    Sembrana kaget bukan main, tapi pemuda ini justru kagum dengan ayahnya yang tenang-tenang saja.“Pengecut…kalau sampai adiku dan sepupuku kalian penggal lehernya, maka sampai ke lubang neraka pun aku akan mencari kalian dan memotong-motong tubuh kalian, lalu tubuh kalian berdua ku berikan pada anjing liar di hutan!”Keras dan tegas ucapan Sembrana, hingga bikin kaget semua orang, bagaimana seorang keturunan Pendekar Tampan Berhati Kejam ini agaknya tak kalah ganas dengan ayahnya sendiri.Apalagi setelah kini mereka menyaksikan sendiri, bagaimana hebatnya kepandaian pemuda ini, yang tak berselisih jauh dengan Pangeran Remibara.“Sembrana…kamu tenang dulu, hmm…apa keinginan kamu Ki Jarot dan Ki Bado, sebutkan lah. Tak perlu kamu secara pengecut jadikan anakku dan kemenakanku sebagai tameng!” sela Remibara dengan suara pelan, tapi dengan intonasi kuat, karena pendekar ini menggunakan tenaga dalam.Melihat k

  • Pendekar Romantis   Bab 549: Sembrana Maju Wakili Ayahnya

    Setelah menghela nafas, Pangeran Remibara tersenyum melihat aksi sihir Ki Ucai, kalau orang lain memandang Ki Ucai bak monster yang menakutkan.Tapi bagi Remibara, kakek ini hanya samar-samar bentuk tubuhnya berubah dari semula, bukan seperti monster yang menakutkan.Sembrana pun sama, dia melihat Ki Ucai tetap seperti semula, bertubuh kurus dan berbaju pertapa, bukan seperti monster seperti yang ribut di suarakan ribuan orang yang terpengaruh ilmu sihir ini.Pengaruh batu mestika ular raksasa yang dia makan dulu, ternyata membuat batin dan kekuatan tenaga dalam Sembrana sangat kokoh, sehingga dia tak terpengaruh.Walaupun ada getaran-getaran kuat saat menatap wajah Ki Ucai, tapi Sembrana dengan sekali helaan nafas mampu membuang pengaruh itu.Termasuk Putri Milina, juga tak terpengaruh, dia sama dengan Sembrana, sudah memakan batu mestika itu, sehingga dia senyum-senyum saja melihat Ki Ucai.Tapi memandang kagum ke Pangeran Remibara yang terlihat tenang sekali dengan senyum tak lepas

  • Pendekar Romantis   Bab 548: Remibara Dikeroyok 8 Orang Sakti Sekaligus

    Tiba-tiba melayanglah 8 orang sekaligus ke atas panggung, yakni Pangeran Ki Jarah, diikuti Arya dan Arjun Kamandani, Pangeran Sultana, Pangeran Uyut, Ki Bado, Nyai Rumpi dan Ki Jarot. Dan mereka kini mengurung Pangeran Remibara di tengah-tengah panggung yang tak terlalu besar ini, semua orang langsung melongo. Sembrana yang melihat ini langsung gelisah, sehebat-hebatnya ayahnya, apakah sanggup melawan 8 orang sakti ini sekaligus? “Hmm…kamu telah menantang kami sekaligus, heii para undangan yang terhormat semuanya, kalian adalah saksi hari ini, di depan kita Pangeran Remibara menantang kami semua sebagai orang yang pun hajat dan mengganggu acara kita." "Jadi kalau dia kalah, jangan dibilang kami main keroyokan, karena si pangeran ini terlalu sombong, dan dialah yang duluan bikin perkara!” Ki Jarah ternyata sangat cerdik, dia mulai memainkan siasatnya liciknya, dia paham, kalau mereka maju satu persatu, maka nasib mereka tak bakal beda jauh dengan Kakek Kofa, yang barusan di perma

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status