Para murid perguruan Langit biru terus memandangi Chen yang berjalan berdampingan dengan Xieu Mei dan ketua Xu lin, semua murid berpikir keras kenapa Chen bisa sangat dekat dengan kedua wanita cantik di perguruan mereka.
"Siapa dia kenapa dia bisa datang bersama ketua Xu lin?" tanya seorang murid pada temannya."Mungkin dia anak murid pilihan ketua Xu Lin sendiri, beruntung sekali dia," sahut temannya.Chen yang mendengarkan beberapa murid sedang membicarakan dirinya hanya tersenyum sinis pada mereka sambil terus berjalan.Ketua Xu Ling yang merasa kelelahan dan ingin beristirahat sejenak di kediamannya langsung menyuruh Xieu Mei mengantarkan Chen ke pondok latihan miliknya.Bruuuuuuuuuuuuuaaak....Dobrakan pintu yang sangat kuat membuat pintu kamar Xu Lin hancur berkeping keping.Dari luar seorang pria tua masuk ke dalam kamar Xu Lin dan terlihat sangat marah besar."Xu Lin, apa yang sudah kamu lakukan. kenapa kamu membawa orang luar masuk ke dalam perguruan langit biru tanpa meminta izin dari ku," ucap pria tua itu.Pria tua itu bernama Xu Long In ketua utama perguruan Langit biru yang juga ayah dari Xu Lin terlihat sangat marah."Ayah kenapa masuk ke kamar ku tanpa izin dan kenapa menghancurkan pintu kamar ku," ucap Xu Lin berbalik memarahi ayahnya."Soal itu karena ayah marah pada mu, kamu tidak perlu mengalihkan pembicaraan satu perguruan tahu kalau kamu membawa seseorang masuk ke dalam perguruan langit biru," sahut ayah Xu Lin."Memang benar aku membawanya dia bernama Chen, pemuda berbakat yang sangat langka," ucap Xu Lin dengan santai."Langka bagaimana maksud mu? Jelaskan," tanya ayahnya yang masih tidak mengerti."Chen baru berumur tujuh belas tahun tapi dia sudah berada di tingkat perak tahap akhir, di perguruan ini hanya Xieu Mei yang termuda yang sudah mencapai tingkat perak tahap akhir itu saja umurnya hampir mencapai delapan belas tahun "sahut Xu Lin.Ayahnya hanya menganggukkan kepala seolah mengerti apa maksud anaknya, karena memang mencari anak muda berbakat sangat sulit."Kalau begitu anak itu bisa menjadi penerus perguruan Langit biru, hahahahaha bagus bagus," Ayah Xu Lin berjalan pergi meninggalkan kamar Xu Lin sambil tertawa terbahak bahak.Di sisi lain Xieu Mei yang mengantar Chen ke tempat latihan merasa sedikit gemetar, dia tidak pernah merasa seperti itu sebelumnya."Kamu kenapa?" tanya Chen yang memperhatikan Xieu Mei berjalan perlahan sambil gemetaran.Xieu Mei terdiam tidak menjawab setelah mengantar Chen dia langsung pergi meninggalkannya, Xieu Mei sendiri tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya."Dasar aneh," ucap Chen.Chen yang merasa sangat lelah berjalan sepanjang hari akhirnya menemukan tempat tidur untuk berbaring, tubuhnya akhirnya bisa beristirahat dengan nyaman sekarang."Anak muda sekarang nasib mu akan segera berubah," ucap asap putih yang tiba tiba berada di sampingnya."Berubah bagaimana maksud mu Mon? " tanya Chen bergegas duduk.Chen tidak mengerti apa yang di maksud Mon, Chen yang melihat roh pedangnya kembali menghilang hanya bisa menghela nafas.Suara pintu terbuka tiba-tiba terdengar dari luar, bayangan seseorang masuk ke dalam dan berjalan menghampiri Chen."Nyaman bukan, bisa tidur dengan Santai," ucap Xu Lin sambil tersenyum."Tidak ada yang istimewah disini," sahut Chen sambil membalikkan badannya."Mulai sekarang kamu adalah murid ku pribadi," ucap Xu Lin.Chen langsung mengernyitkan dahinya dia tidak mengerti apa yang di maksud ketua Xu Lin, bukannya dia datang hanya ingin sekedar melihat lihat saja.Ketua Xu Lin membawa sebongkah batu di tangannya dan meminta Chen untuk menyentuhnya, Chen yang menuruti perkataan Ketua Xu Lin tanpa banyak berpikir langsung menyentuh batu yang di pegang oleh wanita di depannya.Chen terkejut melihat berbagai macam warna keluar dari batu itu dan berhenti di warna hitam.Ketua Xu Lin yang melihatnya semakin merasa takjub pada Chen, ketua Xu Lin tidak menyangka di usia Chen yang terbilang masih muda memiliki aura nadi berwarna hitam.Ketua Xu Lin menyuruh shen berdiri tegap sambil memegangi kepalanya, ketua Xu Lin ingin memastikan apa benar yang dirasakannya."Ternyata spiritualnya naga benar benar unik, tingkat perak tahap akhir dengan aura nadi berwarna hitam memiliki spiritual naga. Walaupun spiritual nya belum di aktifkan ini sungguh jarang ditemui, aku tidak boleh melepaskannya,," dalam hati ketua Xu Lin.Chen yang melihat ketua Xu Lin masih terdiam tanpa berbicara hanya bisa terus memandanginya, Chen yang sebenarnya ingin bertanya terpaksa mengurungkan niatnya."Mulai sekarang kamu resmi menjadi murid ku dan mulai dari sekarang juga nama mu akan berubah menjadi Xu Chen," ucap ketua Xu Lin."Kenapa aku harus memakai nama keluarga mu? sebenarnya aku tidak ingin berguru di sini," sahut Chen sambil bangkit berdiri."Kamu tidak bisa pergi dari sini karena aku sudah memasukan beberapa mantra ke dalam jiwa mu, kalau aku mau aku bisa melakukan apa saja pada mu," ucap ketua Xu Lin yang tetap terlihat tenang."Anak muda sudah ku bilang kamu harus tetap di sini, tempat ini bagus untuk mu terus berlatih," bisik Mon.Chen yang mendengar suara Mon menghentikan langkahnya, Chen yakin Mon memintanya tetap tinggal bukan tanpa alasan."Karena ketua Xu Lin terus memaksa ku, aku bisa apa," ucap Chen."Bagus Xu Chen mulai dari sekarang tugas mu membawa kejayaan bagi perguruan langit biru kelak, mari kita mulai berlatih," sahut ketua Xu Lin penuh semangat."Mulai dari mana?" tanya Chen.Chen merasa bingung karena sebelumnya dia hanya berlatih asal asalan, semua yang dilatihnya hanya pengetahuan dari kehidupan sebelumnya."Duduklah bersila," ucap ketua Xu Lin.Chen mengikuti yang di minta ketua Xu Lin, tanpa banyak bertanya Chen duduk bersila sambil menutup kedua matanya.Jeddaaaaaaaaaaaaaar.Suara petir tiba tiba menggelegar dengan dahsyat.Duuuuuaaaaaaaaaaarrrr.Petir dari langit tiba tiba menyambar Chen, asap putih keluar dari kepalanya dan membentuk awan berupa naga.Seisi perguruan menjadi heboh, mereka berlomba ingin mencari siapa pemilik spiritual naga yang sudah hampir punah selama ini.Ketua Xu Lin menghela nafas dia merasa sangat lega berhasil mengaktifkan spiritual naga Chen, ketua Xu Lin yang terlalu banyak memakai tenaga dalamnya langsung terjatuh tidak sadarkan diri.Chen yang melihat ketua Xu Lin tidak sadarkan diri langsung menggendong membawa ketua Xu Lin masuk ke dalam ruangan tempatnya beristirahat sebelumnya.Setelah terbangun ketua Xu Lin yang melihat Chen menjaganya saat tidak sadarkan diri hanya tersenyum, ketua Xu Lin tiba tiba berpikir walau saat ini Chen adalah muridnya dirinya tidak akan melarangnya jika ingin melakukan apapun."Aku tidak apa apa kamu tenang saja,"ucap ketua Xu Lin yang melihat Chen terdiam menatapnya."Haaaah, baguslah," Chen menghela nafas sambil duduk di samping ketua Xu Lin."Xu Chen aku hanya ingin memberi tahu mu di luar sana masih banyak yang lebih kuat dari mu, ketika kamu bertemu mereka janganlah kamu bersikap sombong" ucap ketua Xu Lin."Aku mengerti," ucap Chen sambil menundukan kepalanya."Sekarang pergilah jalan mu masih sangat panjang aku tidak akan menahan mu tetap berada di sini, kamu cukup ingat mulai sekarang nama mu adalah Xu Chen murid pribadiku, Ku harap kamu bisa mengingat itu," ucap Xu Lin sambil tersenyum.Chen sebenarnya tidak mengerti kenapa ketua Xu Lin yang memaksanya tinggal malah memintanya untuk pergi, walau sebenarnya Chen memang ingin pergi karena tidak senang terikat di satu tempat."Mon sebenarnya apa yang terjadi tadi, kenapa ketua Xu Lin sampai menjadi lemah seperti itu? Dan meminta ku pergi," tanya Chen."Apa dia tidak memberi tahu mu? " tanya Mon balik disambut Chen menggelengkan kepalanya."Demi membangkitkan spiritual mu dia kehabisan tenaga, butuh waktu sangat lama untuk memulihkannya kembali, dia meminta mu pergi agar kamu bisa melatih spiritual mu sendiri, jika semua orang tahu kamu yang murid perguruannya memiliki spirit yang berbeda kamu akan dalam bahaya," ucap Mon."Aku tidak mengerti kenapa dia rela menghabiskan tenaga dalamnya demi membangkitkan spritual ku, memangnya apa spiritual ku?" tanya Chen lagi."Spiritual mu adalah Naga, di zaman sekarang spritual naga sangat jarang di temui wanita itu ingin kamu menjadi salah satu anggota perguruan langit biru tanpa mengikat mu harus tinggal di perguruan," sahut Mon."Kalau begitu spiritual ku sudah aktif sekarang ?" tanya Chen lagi."Seharusnya," jawab Mon singkat.Chen kembali melanjutkan perjalanannya dengan penuh bersemangat, Chen senang ternyata dirinya yang sebelumnya memiliki tubuh lemah ternyata memiliki spirit Naga di dalam tubuhnya, di kehidupan sebelumnya spirit atau bahkan naga semua hanya sebuah mitos yang tertulis di buku kuno.Suara langkah kaki tiba-tiba terdengar dari arah belakangnya, Chen yang melihat siapa yang datang hanya menatapnya dari awal Chen sudah curiga pada pria yang mengantarnya naik ke setiap tingkatan. "Tidak ku sangka aku terlalu meremehkan mu, aku mengira kamu sudah mati di tangan mereka," ucap sang pria."Aku sudah menduganya dari awal," sahut Chen "Baguslah kalau kamu bisa menduganya, Sekarang berikan semua isi di dalam peti mati itu, termasuk kotak yang kamu sembunyikan di dalam baju mu," ucap sang pria."Kenapa aku harus memberikannya pada mu, aku yang membukanya tentu saja ini menjadi mili ku," sahut Chen.Walau sebenarnya Chen sama sekali tidak tertarik dengan yang ada di dalam peti Chen langsung mengambil semuanya dan menyimpannya masuk ke dalam kantong ruang miliknya, Chen berpikir mending dia memilikinya sendiri daripada memberikan kepada orang yang ingin memanfaatkannya."Aku sudah berada di sini lebih dari lima belas tahun dan tidak bisa membukanya, atas dasar apa kamu yang
Kedua ketua lainnya terkejut melihat saudari mereka yang saat ini terduduk sambil terus berteriak, ketua Nie Ang bisa melihat kalau saat ini tangan Nie Ya terbakar.Mereka tidak tahu apa yang dilakukan Chen, kenapa jarum milik Nie Ya bisa terbakar api seperti itu."Apa yang kamu lakukan pada saudari ku!" teriak Nie Ang yang terlihat sangat marah."Aku hanya mengembalikan miliknya," ucap Chen dengan sangat santai."Kita habisi saja dia, berani sekali mencari masalah dengan kita," sahut Nie Eng.Nie Ang menghampiri Chen dengan tatapan membunuh dan mengarahkan pedangnya ke leher Chen, melihat pedang yang tepat ada di lehernya Chen sama sekali tidak takut, Chen yang malah tersenyum membuat Nie Ang semakin kesal padanya."Aku sebenarnya tidak ingin membunuh mu dengan tanganku, tapi kamu yang memaksa ku melakukannya, anggap saja kamu sedang tidak beruntung saat ini," ucap Nie Ang."Sombong sekali, bunuh saja jangan banyak bicara," sahut Chen menghilang ke belakang."Akan ku turuti permintaa
Melihat sang pria yang sangat meremehkannya Chen hanya menyunggingkan bibir dan berjalan melewatinya, Chen melangkah menuruni tingkatan hingga ke tingkat dasar pertama.Chen sendiri sebenarnya sejak tadi sudah merasa sangat kesal karena sang misterius terus memintanya mencari peti kecil yang ada di bagian bawah menara cahaya."Tunggu dulu." Pria yang meremehkan Chen masih terus mengikutinya, Chen ingin tahu apa lagi yang akan dikatakan sang pria yang mengikutinya seketika Chen menghentikan langkahnya."Kenapa lagi?""Kamu sudah sampai ke tingkat sembilan untuk apa lagi kamu ke tingkat dasar pertama?" ucap sang pria yang berdiri di samping Chen."Apa yang salah jika aku ke tingkat dasar pertama, bahkan aku akan memasuki tingkat dasar inti," Jawab Chen dengan santai nya."Hahahahaha," Pria di depan Chen tiba-tiba tertawa sangat keras.Chen tidak memperdulikannya dan langsung melanjutkan langkahnya yang terhenti, ternyata percuma saja dirinya menghentikan langkah pikir Chen yang kesal
Chen mengambil kitab di sampingnya yang tersisa satu, Chen langsung membuka kitab tinju pembelah lautan dan kembali menutup matanya.Tepat setelah menutup mata Chen merasa kakinya terendam di dalam air yang tidak terlalu dalam, Chen yang membuka matanya melihat lurus ke depan.Luasnya lautan dan semilir angin sejuk membuat Chen terdiam, air laut seperti memanggilnya untuk merenangi lautan di depannya hingga ke ujung."Kamu tidak akan bisa mencari ujung dari lautan, kembali saja anak muda." Suara seorang pria dari belakang Chen membuatnya langsung memutar badannya, Chen menatap pria paruh baya yang berdiri hanya beberapa langkah di depannya saat ini."Dari mana kamu mengetahuinya? Siapa kamu sebenarnya?" tanya Chen."Aku mengetahuinya karena aku kepingan roh yang tinggal sangat lama di sini, kamu bukan orang pertama yang datang kemari," ucap sang pria."Jadi apakah anda pemilik jurus tinju pembelah lautan?" tanya Chen lagi."Aku bukan pemilik jurus itu, aku sama seperti mu yang hanya
Chen yang melihat sang wanita menghilang terdiam, karena dirinya seseorang harus menghilang untuk selamanya."Kenapa kamu begitu bodoh, apa kamu ingin menyalahkan diri mu sendiri, karena kamu sudah berhasil dia juga sudah menyelesaikan kewajibannya," Suara tanpa wujud yang tiba tiba terdengar."Aku tahu itu," sahut Chen."Wanita itu hanya kepingan roh yang memiliki ke dua jurus yang kini kamu kuasai dia sudah meninggal sejak lama, berkat mu dia mungkin sudah bisa reinkarnasi," ucap suara yang kembali terdengar."Sudah aku bilang aku tahu itu," Sahut Chen."Ternyata kamu bukan manusia yang tidak bear perasaan," ucap Sang suara.Chen dari awal mengetahui kalau wanita yang menghilang adalah roh, dirinya hanya sedikit merasa bersalah walau memang benar berkat dirinya roh wanita itu sudah tenang."Haaaah, aku tidak boleh seperti ini, hanya tinggal dua jurus lagi aku harus semangat," dalam hati Chen.Chen langsung duduk dan membuka kitab Tinju para dewa, Chen kembali menutup matanya seperti
"Hahahaha, Ternyata masih belum bisa," ucap suara tanpa wujud yang tiba-tiba kembali terdengar. "Tidak bisa karena ini memang mustahil," sahut Chen. "Aku sudah mengatakannya tidak ada yang mustahil, buang kayu itu. Terus genggam tangan mu seperti kamu menggenggam gagang pedang mu, tutup mata mu dan bersatu lah dengan Sekitar mu, lakukan seperti itu," ucap suara tanpa wujud. Chen menuruti suara yang di dengarnya, Chen menggenggam seperti memegang pedang miliknya dan perlahan Chen menutup matanya merasakan hembusan angin yang menyejukkan badan nya. "Jurus Pedang tanpa wujud!" Teriak Chen dengan keras. Kreeekk, braaaaak... Perlahan pohon di depannya patah dan terbagi menjadi beberapa bagian, Chen tidak percaya dirinya bisa menebas pohon tanpa Menggunakan apapun. Chen mengulangi gerakan yang sama tapi kali ini dirinya menggunakan ranting kayu, tepat Setelah selesai bersiap Chen berteriak Sambil mengayunkan ranting kayu di tangannya. Wheeeeeeeeeessss. Braaaaaaaaaaaaak.