Share

Bukan Saudara

last update Last Updated: 2024-04-21 23:01:16

Chen terus berjalan ke arah yang perlawanan dari awal dia datang ke perguruan Langit biru, di pertengahan perjalanannya Chen baru menyadari kalau dia akan melewati wilayah keluarga pemilik tubuh sebelumnya, ingatan menyakitkan dari pemilik tubuh sebelumnya terus berputar di kepalanya saat ini.

Suara kereta kuda di sertai puluhan pengawal di depannya membuat jalan menjadi sangat ramai, Chen yang penasaran mencoba melihat siapa sebenarnya yang sedang lewat, Chen tidak menyangka yang lewat adalah orang yang terus menyakiti pemilik tubuh sebelumnya.

"Beri jalan, putri Liu Yan akan segera lewat!" teriak beberapa pengawal.

Para pengawal sibuk menjauhkan para warga ke pinggir dengan paksa bahkan sampai banyak warga yang terjatuh, padahal para warga hanya melihat kenapa harus sampai di dorong hingga terjatuh pikirnya.

Chen yang melihatnya merasa kesal, tanpa berpikir Chen dengan sengaja berhenti tepat di depan kereta kuda membuat para pengawal terkejut.

"Siapa yang berani menghalagi jalan ku!" ucap putri Liu Yan sambil turun dari keretanya dan terlihat sangat marah.

Beberapa pengawal mengepung Chen hingga membuatnya terpojok, beberapa pengawal membuka jalan untuk Liu Yan yang berjalan mendekati Chen sambil membawa cambuknya.

"Kakak," ucap Liu Yan.

Liu Yan merasa tidak percaya kalau Chen ternyata masih hidup, Liu Yan yang melihat Chen langsung memeluknya sambil terus menangis.

"Pantas saja terlihat tidak asing, ternyata dia Liu Chen yang tidak berguna itu," bisik para warga.

"Kenapa dia kembali lagi bukannya dia sudah di usir," Sahut lainnya.

Chen hanya diam mendengarkan semua warga yang membicarakan dirinya, Chen melepaskan pelukan Liu Yan sambil mendorongnya.

Liu Yan adik kandung Chen satu ayah satu ibu hanya saja dari kecil dia sudah sangat berbakat dan menjadi ke banggaan keluarga Liu berbeda jauh dari Chen, Liu Yan sangat di sayang kedua orangtua nya membuat sikapnya juga sama dengan orang orang yang membanci Chen.

"Putri keluarga Liu kenapa menangis di pelukan ku, tidak baik di lihat banyak warga," Chen mencoba mundur beberapa langkah.

"Kakak aku ini adik mu, adik kandung mu kenapa kamu bicara seperti itu," ucap Liu Yan sambil terus menangis.

"Siapa kakak mu? Aku di sini hanya sekedar lewat saja aku tidak memiliki keluarga di sini," sahut Chen.

Para warga yang melihat saling berbisik membicarakan Chen, bagi mereka memang benar Chen bukan lagi anggota keluarga Liu sekarang karena sudah di usir.

"Kakak kenapa berbicara seperti itu, ku kira kakak tidak akan menganggap serius yang di katakan ayah," ucap Liu Yan.

"Maksudmu aku tidak menganggapnya serius karena aku memang sampah yang pantas di perlakukan seperti itu," sahut Chen sambil menatap tajam ke arah Liu Yan.

"Kamu berbeda dari kakak ku yang dulu, kakak ku yang dulu hanya sampah yang penurut dia tidak akan berani menjawab ku tapi kamu... ." ucap Liu Yan dengan sangat kesal.

"Akhirnya terbuka juga sifat asli mu, dari awal aku sudah tau sebenarnya aku di usir dari rumah juga karena mu," ucap Chen sambil tersenyum.

"Tidak ada bukti kakak jangan asal menuduh ku," Liu Yan menangis dan berlutut di depan Chen.

"Cara mu ini tidak mempan pada ku, karena aku bukan lagi Liu Chen aku juga tidak berniat memiliki saudari seperti mu," ucap Chen.

Chen yang tidak ingin memainkan drama bersama Liu Yan langsung meninggalkannya yang masih berlutut, Liu Yan merasa kalau Chen yang sekarang sudah berbeda.

Liu Yan yang tidak ingin suatu saat Shen kembali ke keluarga Liu langsung menyuruh pengawal tingkat perak tahap awal untuk membunuh kakaknya, Liu Yan tau kalau kakak nya tidak akan menang melawan pengawalnya walau hanya tingkat perak tahap awal.

"Masalah akan segera datang," Mon berbisik di telinga Chen.

"Aku sudah bisa menduganya, dia pasti tidak akan diam saja," sahut Chen.

Tidak lama tiga pengawal tingkat perak tahap awal mengelilingi Chen sambil mengarahkan senjata mereka, tiga pengawal terlihat sangat memandang Chen rendah karena mereka tahu Chen tidak bisa berkultivasi dan tidak bisa beladiri.

"Hempaskan pedang mu mereka sudah pasti akan mati," Mon kembali berbisik.

"Tidak perlu, kalau hanya mengandalkan pedang tidak ada seni bela dirinya," sahut Chen.

Chen memasang kuda kudanya bersiap menerima serangan para pengawal Liu Yan, melihat Chen yang berlagak ketiganya langsung menyerang secara bersamaan.

Bruuuuuuuaaakk.

Ketiga pengawal yang di kirim Liu Yan terlempar dengan sekali tendangan, ketiganya yang terjatuh saling menatap satu sama lain dengan penuh kebingungan.

"Lemah begini, masih di angkat menjadi pengawal," ucap Chen sambil tersenyum.

Chen melanjutkan perjalanannya sambil menghela nafas, Chen merasa tidak senang harus melewati gerbang ke dua sebelum keluar dari wilayah keluarga Liu.

Liu Yan merasa sangat kaget, dia masih tidak percaya kalau Liu Chen bisa bela diri bahkan memiliki tenaga dalam.

"Aku harus cari cara secepatnya agar dia mati, sebelum ada yang mengetahui kalau dia sudah memiliki tenaga dalam," dalam hati Liu Yan.

Liu Yan yang tidak ingin menunggu lama langsung menyuruh pembunuh bayaran tingkat emas untuk menghabisi kakak kandungnya, tidak peduli bagaimanapun caranya kakaknya itu harus mati pikirnya.

Liu Yan yang tidak ingin gagal langsung mengirim tiga pembunuh bayaran tingkat emas, kali ini dirinya yakin kakaknya tidak akan bisa lolos lagi.

" Di depan ada yang menghadang," Mon berusaha memperingati Chen.

Dengan santai Chen terus berjalan tidak mendengarkan perkataan Mon, tiga pembunuh bayaran menghadang tepat di depannya sama persis seperti yang dikatakan Mon.

Whheeeesss.

Bruuuuuuuuuuaaaak.

Chen terlempar dengan satu kali pukulan, Chen tidak melihat kapan dia diserang langkah dari ketiga pembunuh bayaran itu sangat cepat.

"Tuan putri menyuruh kita menghabisinya, sampah tidak berguna seperti dia kenapa harus bertiga aku sendiri sanggup membunuhnya," ucap pembunuh bayaran satu.

"Aku juga tidak mengerti yang putri Liu Yan pikirkan," ucap pembunuh bayaran dua.

"Terlalu banyak bicara, cepat habisi dia masih ada yang harus aku kerjakan," sahut pembunuh bayaran tiga.

Melihat ketiganya yang berbicara sendiri Chen perlahan bangkit berdiri, ketiganya memang lebih kuat darinya salah dirinya yang menganggap mereka sama seperti pengawal sebelumnya.

"Sialan aku meremehkan mereka," dalam hati Chen.

"Kalau begitu tidak ada cara lagi," sambung Chen.

Chen langsung mengayunkan pedang di tangannya ke arah ketiga pembunuh bayaran itu, jika hanya melawan dengan tangan kosong dirinya pasti kalah pikirnya.

Whhheeeesss...

Seperti tanpa bayangan ketiga pembunuh bayaran di depannya langsung menghilang, Chen yang melihatnya kebingungan dan merasa sangat kesal karena tidak melihat mayat ketiganya.

"Cih, kemana mereka? apa mungkin mereka kabur," dalam hati Chen.

"Cepat kabur, para pembunuh bayaran tadi membawa kelompoknya!" Mon kembali memperingati Chen.

"Kali ini aku akan mendengarkan mu," sahut Chen sambil berlari.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pendekar Spirit Naga   Keluar

    Suara langkah kaki tiba-tiba terdengar dari arah belakangnya, Chen yang melihat siapa yang datang hanya menatapnya dari awal Chen sudah curiga pada pria yang mengantarnya naik ke setiap tingkatan. "Tidak ku sangka aku terlalu meremehkan mu, aku mengira kamu sudah mati di tangan mereka," ucap sang pria."Aku sudah menduganya dari awal," sahut Chen "Baguslah kalau kamu bisa menduganya, Sekarang berikan semua isi di dalam peti mati itu, termasuk kotak yang kamu sembunyikan di dalam baju mu," ucap sang pria."Kenapa aku harus memberikannya pada mu, aku yang membukanya tentu saja ini menjadi mili ku," sahut Chen.Walau sebenarnya Chen sama sekali tidak tertarik dengan yang ada di dalam peti Chen langsung mengambil semuanya dan menyimpannya masuk ke dalam kantong ruang miliknya, Chen berpikir mending dia memilikinya sendiri daripada memberikan kepada orang yang ingin memanfaatkannya."Aku sudah berada di sini lebih dari lima belas tahun dan tidak bisa membukanya, atas dasar apa kamu yang

  • Pendekar Spirit Naga   Peti

    Kedua ketua lainnya terkejut melihat saudari mereka yang saat ini terduduk sambil terus berteriak, ketua Nie Ang bisa melihat kalau saat ini tangan Nie Ya terbakar.Mereka tidak tahu apa yang dilakukan Chen, kenapa jarum milik Nie Ya bisa terbakar api seperti itu."Apa yang kamu lakukan pada saudari ku!" teriak Nie Ang yang terlihat sangat marah."Aku hanya mengembalikan miliknya," ucap Chen dengan sangat santai."Kita habisi saja dia, berani sekali mencari masalah dengan kita," sahut Nie Eng.Nie Ang menghampiri Chen dengan tatapan membunuh dan mengarahkan pedangnya ke leher Chen, melihat pedang yang tepat ada di lehernya Chen sama sekali tidak takut, Chen yang malah tersenyum membuat Nie Ang semakin kesal padanya."Aku sebenarnya tidak ingin membunuh mu dengan tanganku, tapi kamu yang memaksa ku melakukannya, anggap saja kamu sedang tidak beruntung saat ini," ucap Nie Ang."Sombong sekali, bunuh saja jangan banyak bicara," sahut Chen menghilang ke belakang."Akan ku turuti permintaa

  • Pendekar Spirit Naga   Pengganggu

    Melihat sang pria yang sangat meremehkannya Chen hanya menyunggingkan bibir dan berjalan melewatinya, Chen melangkah menuruni tingkatan hingga ke tingkat dasar pertama.Chen sendiri sebenarnya sejak tadi sudah merasa sangat kesal karena sang misterius terus memintanya mencari peti kecil yang ada di bagian bawah menara cahaya."Tunggu dulu." Pria yang meremehkan Chen masih terus mengikutinya, Chen ingin tahu apa lagi yang akan dikatakan sang pria yang mengikutinya seketika Chen menghentikan langkahnya."Kenapa lagi?""Kamu sudah sampai ke tingkat sembilan untuk apa lagi kamu ke tingkat dasar pertama?" ucap sang pria yang berdiri di samping Chen."Apa yang salah jika aku ke tingkat dasar pertama, bahkan aku akan memasuki tingkat dasar inti," Jawab Chen dengan santai nya."Hahahahaha," Pria di depan Chen tiba-tiba tertawa sangat keras.Chen tidak memperdulikannya dan langsung melanjutkan langkahnya yang terhenti, ternyata percuma saja dirinya menghentikan langkah pikir Chen yang kesal

  • Pendekar Spirit Naga   Jurus Terakhir

    Chen mengambil kitab di sampingnya yang tersisa satu, Chen langsung membuka kitab tinju pembelah lautan dan kembali menutup matanya.Tepat setelah menutup mata Chen merasa kakinya terendam di dalam air yang tidak terlalu dalam, Chen yang membuka matanya melihat lurus ke depan.Luasnya lautan dan semilir angin sejuk membuat Chen terdiam, air laut seperti memanggilnya untuk merenangi lautan di depannya hingga ke ujung."Kamu tidak akan bisa mencari ujung dari lautan, kembali saja anak muda." Suara seorang pria dari belakang Chen membuatnya langsung memutar badannya, Chen menatap pria paruh baya yang berdiri hanya beberapa langkah di depannya saat ini."Dari mana kamu mengetahuinya? Siapa kamu sebenarnya?" tanya Chen."Aku mengetahuinya karena aku kepingan roh yang tinggal sangat lama di sini, kamu bukan orang pertama yang datang kemari," ucap sang pria."Jadi apakah anda pemilik jurus tinju pembelah lautan?" tanya Chen lagi."Aku bukan pemilik jurus itu, aku sama seperti mu yang hanya

  • Pendekar Spirit Naga   Tinju Para Dewa

    Chen yang melihat sang wanita menghilang terdiam, karena dirinya seseorang harus menghilang untuk selamanya."Kenapa kamu begitu bodoh, apa kamu ingin menyalahkan diri mu sendiri, karena kamu sudah berhasil dia juga sudah menyelesaikan kewajibannya," Suara tanpa wujud yang tiba tiba terdengar."Aku tahu itu," sahut Chen."Wanita itu hanya kepingan roh yang memiliki ke dua jurus yang kini kamu kuasai dia sudah meninggal sejak lama, berkat mu dia mungkin sudah bisa reinkarnasi," ucap suara yang kembali terdengar."Sudah aku bilang aku tahu itu," Sahut Chen."Ternyata kamu bukan manusia yang tidak bear perasaan," ucap Sang suara.Chen dari awal mengetahui kalau wanita yang menghilang adalah roh, dirinya hanya sedikit merasa bersalah walau memang benar berkat dirinya roh wanita itu sudah tenang."Haaaah, aku tidak boleh seperti ini, hanya tinggal dua jurus lagi aku harus semangat," dalam hati Chen.Chen langsung duduk dan membuka kitab Tinju para dewa, Chen kembali menutup matanya seperti

  • Pendekar Spirit Naga   Dua Jurus 2

    "Hahahaha, Ternyata masih belum bisa," ucap suara tanpa wujud yang tiba-tiba kembali terdengar. "Tidak bisa karena ini memang mustahil," sahut Chen. "Aku sudah mengatakannya tidak ada yang mustahil, buang kayu itu. Terus genggam tangan mu seperti kamu menggenggam gagang pedang mu, tutup mata mu dan bersatu lah dengan Sekitar mu, lakukan seperti itu," ucap suara tanpa wujud. Chen menuruti suara yang di dengarnya, Chen menggenggam seperti memegang pedang miliknya dan perlahan Chen menutup matanya merasakan hembusan angin yang menyejukkan badan nya. "Jurus Pedang tanpa wujud!" Teriak Chen dengan keras. Kreeekk, braaaaak... Perlahan pohon di depannya patah dan terbagi menjadi beberapa bagian, Chen tidak percaya dirinya bisa menebas pohon tanpa Menggunakan apapun. Chen mengulangi gerakan yang sama tapi kali ini dirinya menggunakan ranting kayu, tepat Setelah selesai bersiap Chen berteriak Sambil mengayunkan ranting kayu di tangannya. Wheeeeeeeeeessss. Braaaaaaaaaaaaak.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status