Beranda / Historical / Pendekar Tangan Dewa / Pertempuran di Perguruan Harimau Putih

Share

Pertempuran di Perguruan Harimau Putih

Penulis: Junn_Badranaya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-10 13:23:59

Tepat ketika rembulan berada si tengah-tengah kepala, tiba-tiba dari delapan penjuru mata angin terlihat ada bayangan manusia yang berkelebat dengan sangat cepat.

Para murid Perguruan Harimau Putih yang bertugas menjaga tidak ada yang sanggup melihat bayangan itu dengan jelas.

Namun satu detik kemudian, jeritan segeran terdengar. Setiap murid yang ditugaskan untuk berjaga di setiap penjuru, kini sudah terkapar di atas tanah. Entah, apakah mereka masih hidup atau tidak.

Kejadian itu berlangsung begitu cepat!

Li Bing sebenarnya mengetahui akan hal ini. Namun dia masih belum bergerak sedikit pun.

Ia sedang menunggu "sambutan" dari pihak Perguruan Harimau Putih.

Benar saja, tepat setelah terdengar jerit memilukan tadi, puluhan orang murid perguruan langsung melesat keluar. Namun begitu mereka tiba di halaman depan, berbagai macam serangan sudah langsung memburu ke arah mereka.

Pertarungan sengit seketika terjadi!

Kelompok penyerang itu hanya berjumlah sepuluh orang. Tetapi kemampu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pendekar Tangan Dewa   Kabut Dendam di Perguruan Batu Langit

    Angin dari utara membawa bau dingin dan samar getir darah. Sepanjang perjalanan, kabut tipis menyelimuti hutan cemara yang menjulang di kanan kiri jalan tanah. Li Bing dan Nona Lin berjalan dalam diam, seakan waktu pun segan memecah kesunyian mereka. Sejak keluar dari Kota Arwah, langkah kaki keduanya menjadi lebih berat, bukan karena lelah, melainkan oleh beban pertanyaan dan takdir yang kian menyesakkan."Bahkan langit pun seperti menyimpan rahasia," gumam Nona Lin pelan. "Mendung terus menggantung, tapi tak pernah benar-benar turun hujan."Li Bing tidak menoleh, tapi bibirnya menggerakkan satu kalimat."Karena langit pun sedang ragu, apakah yang akan turun adalah hujan ..., atau darah."Setelah tiga hari perjalanan tanpa nama, mereka tiba di depan gerbang Perguruan Batu Langit. Dulu, tempat ini adalah pusat ilmu dan kebijaksanaan, para pendekar dari utara dan selatan menaruh hormat yang dalam. Namun kini, gerbang batu itu ditumbuhi lumut dan cat tembok mulai retak."Tak ada penja

  • Pendekar Tangan Dewa   Bayangan Terbelah di Kota Arwah

    Bayangan Tua tidak datang sendiri. Empat orang muncul dari bayang-bayang pilar kuil, masing-masing membawa senjata pusaka lama—bukan untuk membunuh, tapi untuk menguji."Jika kau tidak lolos, maka dunia akan tahu bahwa warisan itu bukan untukmu," ucap mereka bersamaan.Li Bing maju tanpa ragu. Pertarungan pun dimulai.Satu lawan empat.Tapi jurus-jurus Li Bing telah matang. Ia menggabungkan jurus Bayangan Kematian Menyelimuti Dunia dengan jurus Langkah Naga Sakti, bergerak seperti hantu dan membalas secepat kilat. Pertarungan berlangsung dalam diam. Tidak ada sorak, hanya suara napas dan hantaman tenaga dalam.Nona Lin hanya bisa menyaksikan dari kejauhan, tangan menggenggam gagang pedangnya dengan erat. Hawa di sekitar tubuhnya terasa dingin menusuk, tapi ia tahu, ini adalah ujian pribadi Li Bing.Satu per satu, para penjaga itu jatuh berlutut. Tidak terluka parah, hanya dibuat tak sanggup melanjutkan."Kau lulus ..., bukan karena kekuatanmu, tapi karena kau tidak membunuh kami," kat

  • Pendekar Tangan Dewa   Cahaya Terakhir di Langit Timur

    Fajar baru belum sempat mengoyak kabut yang menyelimuti Lembah Sunyi. Embun membeku di ujung-ujung dedaunan, dan udara mengandung keheningan yang dalam, seolah seluruh alam berhenti sejenak untuk menyaksikan perubahan besar yang baru saja terjadi.Li Bing berdiri menghadap timur. Di belakangnya, Kitab Leluhur Langit telah kembali ke altar, menyimpan rahasia agung dalam keheningan suci. Nona Lin berada di sampingnya, wajahnya tenang namun matanya menyimpan ribuan tanya. Jian Yu berdiri beberapa langkah di belakang, memberi ruang bagi pemuda itu untuk menyelami apa yang telah ia pelajari."Apa yang akan kau lakukan sekarang, Tuan Muda Li?" tanya Jian Yu, suaranya nyaris seperti bisikan angin.Li Bing tidak segera menjawab. Tatapannya jauh, menembus awan-awan tipis yang menggantung rendah."Aku harus kembali ke utara. Ke Perguruan Batu Langit. Di sana, guruku dulu menyimpan naskah perjanjian lima leluhur. Jika benar Balai Hitam bergerak, maka mereka pasti mengincar pusaka yang tersebar

  • Pendekar Tangan Dewa   Kitab Leluhur Langit

    "Tapi Balai Hitam mengincar ini!" Nona Lin menyela. "Mereka bahkan mengirim pembunuh bayaran untuk menghentikan kami! Jika ini berbahaya, bukankah kita harus mencegah mereka mendapatkannya?" "Mereka memang menginginkannya, dan itulah mengapa aku tidak bisa membiarkan siapa pun, bahkan kalian, mengambil risiko." Jian Yu menarik napas panjang. "Kitab Leluhur Langit hanya bisa diaktifkan oleh keturunan langsung dari lima leluhur pendiri perguruan. Dan dari sisa darah yang mengalir di dunia persilatan saat ini, kau adalah satu-satunya yang memenuhi syarat, Tuan Muda Li." Li Bing terdiam. Ucapan itu menggaung dalam benaknya, mengaitkan dengan potongan-potongan informasi yang ia kumpulkan, keluarganya, Peta Rahasia Langit, dan kini Kitab Leluhur Langit. Jadi, semua ini memang terhubung dengan darahnya. "Lalu, apa yang akan kau lakukan?" tanya Li Bing, menatap lurus ke mata Jian Yu. "Kau akan menghentikan kami dengan paksa?" Jian Yu mengangkat kedua tangannya. Tidak ada tan

  • Pendekar Tangan Dewa   Gema Langkah di Lembah Sunyi

    "Aku tidak takut pada jumlah. Tapi aku khawatir, mereka bukan hanya mencari Peta Rahasia Langit, tapi juga mencoba menghapus siapa pun yang tahu sejarahnya."Diam-diam, Li Bing mengingat kembali ucapan Penjual Kabar Burung, juga pernyataan Pendekar Xue Tan—tentang lima perguruan besar di masa lampau dan bagaimana masing-masing pernah menguasai sebagian kekuatan dunia persilatan. Jika benar keluarganya adalah salah satu penjaga peta yang mengarah pada lokasi kekuatan sejati, maka semua darah yang tumpah selama ini bukan sekadar pertumpahan dendam, melainkan penghapusan sejarah."Tuan Muda Li, kita harus pergi dari sini sebelum siang. Jingwu tidak lagi netral," ujar Nona Lin.Li Bing menoleh. Dalam kabut, siluetnya seakan menjadi bagian dari bayangan lembah.Mereka kemudian melanjutkan perjalanan menuruni lereng gunung menuju Lembah Sunyi, sebuah lokasi tersembunyi di balik tiga lapis hutan cemara. Di sanalah menurut catatan lama, tersembunyi sebuah kuil tua yang diyakini menyimpan sa

  • Pendekar Tangan Dewa   Api dan Darah di Gunung Jingwu

    Informasi itu mengejutkan Li Bing. Pengkhianatan dari dalam dunia persilatan? Ini jauh lebih rumit daripada yang ia bayangkan."Dan mengapa keluargaku?" desak Li Bing."Keluargamu, memiliki rahasia. Ada yang mengatakan mereka adalah penjaga sebuah peta kuno atau gulungan tersembunyi yang mengarah ke lokasi harta karun atau ilmu bela diri legendaris," jelas sang kakek. "Mereka menginginkan itu. Dan mereka tidak segan membantai siapa pun yang menghalanginya."Li Bing tersentak. Jadi, bukan gulungan di kuil itu, melainkan gulungan atau peta lain yang menjadi incaran utama. Itu sebabnya keluarganya dibantai. Ini semua adalah bagian dari skema yang jauh lebih besar.Dengan informasi baru ini, tujuan Li Bing semakin jelas. Ia tidak hanya harus membersihkan namanya, tetapi juga menemukan "Penjaga Kegelapan" dan mengungkap siapa "tokoh berpengaruh" yang bersekutu dengan Perguruan Bayangan Kegelapan.Lebih dari itu, yang terpenting, ia harus mencari tahu apa sebenarnya rahasia yang dijaga kel

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status