LOGINSeharian penuh Bahureksa memeriksa hutan sebelah timur namun tidak menemukan anak dan menantunya. Banyak titik bekas pertarungan yang meninggalkan kerusakan parah. Bahureksa dapat mengukur bahwa sebelumnya terjadi pertarungan hebat.
Menjelang senja Bahureksa belum juga meninggalkan hutan itu. Dia memutuskan untuk meneruskan pencarian nya esok hari. Dipohon paling tinggi dihutan itu Bahureksa duduk bersila disalah satu dahan. Panca indera yang tajam ikut merasakan keadaan sekitarnya. ---Beberapa waktu sebelumnya. Tombak Naga Hitam memang dikenal dengan senjata pusaka yang sudah menjadi incaran para pendekar. Sudah beberapa generasi senjata pusaka ini dijaga oleh salah satu keluarga yang rata rata mempunyai ilmu kanurangan tinggi. Tombak Naga Hitam dibuat sekitar 300 tahun yang lalu oleh mpu yang sangat sakti hingga dia harus melakukan perjanjian dengan salah satu makhluk legendaris yaitu Naga Hitam untuk menyempurnakan senjata ini. Pada awal tujuannya senjata ini dibuat untuk membantu dalam perang melawan kejahatan dari alam kegelapan yang pada masa itu merajalela. Setelah perang itu selesai, maka dengan kekuatan spiritualnya senjata itu akan memilih siapa yang berhak menyimpan dan menjaga senjata itu. Senjata pusaka akan memilih siapa yang berjodoh dengannya apabila kejahatan dari alam kegelapan mulai muncul. Dan keluarga Sena yang masih ada garis keturunan dari mpu pembuat senjata menjadi penjaga Tombak Naga Hitam tersebut. Keluarga Sena dikenal sebagai keluarga yang mempunyai tingkat ilmu kanurangan diatas para pendekar pada umumnya. Keberadaan Tombak Naga Hitam tetap dirahasiakan walaupun semua orang tahu bahwa yang menjaganya adalah keluarga Sena. Namun keadaan berubah dalam satu malam. Keberadaan Tombak Naga Hitam diketahui oleh pihak luar terutama orang orang yang tergabung dengan alam kegelapan bahkan mereka mencoba menculik Arga Sena yang nantinya akan mereka jadikan alat untuk tujuan mereka. Dimalam pertarungan itu terpaksa Braja Sena dan istrinya Nilam menyerahkan Arga Sena dan Tombak Naga Hitam kepada Bahureksa Sena untuk menjauh dari tempat itu hingga Bahureksa bertemu dengan adiknya Candraka Sena. Bahureksa yakin bahwa ada pengkhianatan di keluarga Sena terkait dengan terbuka rahasia keberadaan Tombak Naga Hitam apalagi sekarang kabar bahwa Arga Sena dan Tombak Naga Hitam sudah keluar wilayah penjagaan tentunya ini akan membahayakan kelangsungan hidup Arga Sena yang menjadi buruan para pendekar golongan hitam. Setelah semalaman bersemedi untuk meminta petunjuk dari Sang Maha Penguasa akhirnya Bahureksa memutuskan untuk kembali ke goa dimana Candraka dan Arga Sena berada. Kali ini Bahureksa tidak menggunakan ilmu meringankan tubuh tapi berjalan kaki seperti biasa untuk sambil mencari informasi mengenai keberadaan Braja Sena dan Nilam. Sepanjang jalan melewati desa desa tidak luput dari kabar menghilangnya Arga Sena. Bahureksa yang telah mengganti pakaian dengan menyamar akhirnya masuk kedalam kedai makan yang cukup ramai. Kepalanya ditutup oleh caping lebar agar wajahnya tidak tampak terlalu jelas. Tiba-tiba empat orang bertubuh besar dengan masing masing membawa golok besar ditangan kanannya masuk kedalam kedai. Kedai yang awalnya ramai sempat hening ketika empat orang itu masuk. Sebagian orang langsung membayar dan keluar dari kedai makan itu. Bahureksa masih duduk dengan tenang dan menikmati minumannya. Empat itu akhirnya menarik kursi tidak jauh dari Bahureksa. "Aku tidak percaya ketua kita bisa tewas di tangan Braja Sena. Sekarang kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan." Ucap salah satu orang itu yang dianggap paling dituakan. "Apa tidak lebih baik kita kembali ke perguruan saja kang. Mungkin disana masih ada yang bisa kita lakukan." satu orang menimpali. "Percuma saja kita kembali kesana, lebih baik kita ke Bukit Tunggul menemui Ki Tunggul Ireng guru dari ketua kita. Aku pikir dia yang paling pantas untuk menentukan nasib perguruan Golok Iblis." satu orang lagi memberi saran. "Ilmu ketua sudah cukup tinggi masih kalah sama Braja Sena bahkan sudah dibantu dengan para ketua yang lain pun masih belum bisa mengalahkannya. Menyusahkan saja." Ucap orang yang dituakan. "iya kang. kalau saja tidak ada mahluk aneh itu membantu kita mungkin kita sudah tewas di tangan Braja Sena." "Aku baru pertama kali melihat mahluk itu kang. Kang Gopar sudah pernah melihat makhluk itu?" tanya salah orang kepada Gopar orang yang dituakan. "Ketua pernah berbicara mengenai mahkluk dari dunia kegelapan namun kehadiran nya itu memerlukan perjanjian darah. Untuk secara rinci aku tidak tahu bagaimana perjanjian itu." Ucap Gopar. "Terakhir makhluk itu mengejar Braja Sena dan istrinya ke arah Utara."ucap salah satu orang itu. "Sudah ..sudah..tidak perlu dibahas lagi. lebih baik kita isi perut kita. Hey pelayan kemari kau!" Teriak Gopar kepada pelayan yang sejak tadi pucat karena ketakutan. Dari yang Bahureksa dengar dia sedikit lega karena kemungkinan Braja Sena dan Nilam masih hidup walaupun hal itu perlu dia pastikan. Setelah membayar makanan nya Bahureksa kemudian keluar dari kedai dan berencana untuk menghadang dan menumpas Gopar dan anak buahnya. Gopar sendiri dan ketiga temannya tidak tahu bahwa setelah ini mereka tidak akan sampai ke Bukit Tunggul.Setelah Arga menyelesaikan latihannya selama enam bulan di Gunung Suci dia kembali kediaman Wicaksana dan kedua kakeknya dengan ilmu Angin Es. Dengan tenaga dalam dan kekuatan yang dia miliki sekarang tentunya sangat berbeda dengan ilmu Angin Es sebelumnya.Ilmu Angin Es sekarang terasa lebih sempurna bahkan aura dingin yang keluar setiap menggunakan ilmu ini bisa ditekan sedemikian rupa sehingga orang lain tidak dapat merasakan kehadiran Arga.Hal itu tentu saja membuat Wicaksana,Bahureksa dan Candraka merasa lebih yakin pada kemampuan cucunya itu.Namun walaupun mereka yakin dengan kemampuan Arga tetap saja ketiga orang tua sakti itu tetap berat hati melepas Arga Sena untuk mengembara dan menyelediki pembantaian keluarga Sena. Pagi itu setelah Arga meninggalkan kediaman Wicakasana. Dengan saran dari Bahureksa agar Arga kembali kekediaman keluarga Sena untuk melihat keadaan rumahnya sekarang.Walaupun sudah belasan tahun terjadi namun samar samar Arga masih mengingat kejadian waktu i
Arga berjalan perlahan kearah orang itu. Orang itu pun berdiri dan melihat ke arah Arga dengan tangan kanan membawa senjata berupa tombak sepanjang lengan orang dewasa."Selamat datang di alam awan merah Arga."Ucap orang itu penuh hormat."Suatu kehormatan aku dapat berada disini Tuan." Balas Arga."Tentunya Huraga sudah menceritakan mengenai keadaan alam ini bukan?"Ucap Orang itu."Ya tentu saja. Menceritakan keadaan alam ini dalam penerbangan yang cukup menyenangkan." Ucap Arga dengan tersenyum."Dan siapakah tuan ini?" Tanya Arga."Aku? Aku adalah esensi kekuatan Haruga. Naga Hitam yang tadi bersamamu adalah bentuk fisik sedangkan aku adalah esensi atau inti sari dari kekutan naga hitam. Kami saling ketergantungan dan hanya bisa disatukan oleh pewaris senjata ini." Ucap orang itu sambil menjunjukan tombak di tangan kanannya."Alam awan merah ini mengurung kami berdua agar tidak sembarang orang menggunakan kekuatan kami. Perlu kamu ketahui gumpalan awan ini bukanlah kumpulan awan bi
Wicaksana dan Arga memasuki goa itu dengan langkah perlahan. Aura kekuatan yang cukup besar sangat terasa mengintimasi seolah olah sedang mengenali orang asing yang memasuki goa itu.Dinding goa yang awalnya gelap mulai terlihat serabut sinar kekuningan mengikuti kedua orang itu.Setelah berjalan cukup lama tibalah mereka di tengah goa yang cukup luas. Sinar kekuningan seolah merayap pada setiap celah dinding goa. Dihadapan mereka ada dua pintu yang berbetuk setengah lingkaran namun cukup untuk dimasuki dua orang sekaligus.Satu pintu di kiri mengeluarkan cahaya biru kehitaman sedangkan pintu di kanan mengeluarkan cahaya merah kehitaman."Aku hanya sampai disini Arga, selanjutnya jalan takdirmu yang akan membimbingmu. Aku akan kembali ketempat kakekmu Bahureksa dan Candraka." Ucap Wicaksana kemudian masuk kedalam lingkaran cahaya yang dingin karena reaksi Ilmu Angin Es.Arga Sena berdiri diantara dua lubang pintu itu. Berpikir pintu mana yang akan dia masuki terlebih dahulu. Dia menari
Arga Sena terbangun di tempat yang tidak dia kenali. Perlahan anak kecil itu turun dari ranjang bambu yang sederhana beralaskan jerami kering dan lembut agar nyaman digunakan untuk tidur. Terdengar samar suara orang yang sedang bercakap cakap di halaman rumah kayu itu. Kemudian anak kecil mendekati suara itu yang tidak lain adalah Bahureksa, Candraka dan guru mereka berdua Wicaksana. Setelah itu Arga Sena yang masih berumur 4 tahun itu duduk dipangkuan Bahureksa dan tertidur kembali. Bahureksa dengan kasih sayang penuh mengusap kepala Arga Sena."Suratan takdir akan mengubah jalan hidupmu cucuku."Batin Bahureksa.Begitulah. Hari demi hari, minggu berganti bulan hingga berganti tahun. 12 tahun sudah Arga berlatih dibawah bimbingan tiga orang sakti. Genap usianya yang 16 tahun Arga Sena setelah cukup mempunyai tenaga dalam yang cukup tinggi dia mulai mempelajari Kitab Tombak Naga Hitam. Dari umur 10 tahun Arga sudah mempelajari jurus jurus yang mengkhususkan untuk tombak. Kadang karena
Setelah Bahureksa menghabisi Gopar dan anak buahnya. Bahureksa kembali ke goa dimana Candraka dan Arga Sena berada. Setelah bertemu dengan Candraka kemudian Bahureksa menceritakan kabar yang dia dapat sepanjang perjalanan ketempat itu."Candraka, kita tidak mungkin akan terus menerus bersembunyi ditempat ini. Lambat laun orang orang yang ingin mendapatkan Tombak Naga Hitam dan Arga Sena akan menemukan tempat ini."Ucap Bahureksa."Aku setuju denganmu Kakang. Apalagi tokoh tokoh sakti mulai bermunculan. Arga Sena masih terlalu kecil untuk mengetahui dan memahami kejadian ini."Balas Candraka.Selesai mereka berbicara tiba tiba udara dalam goa itu berubah drastis. Hawa dingin menyelimuti goa itu. Bahureksa dan Candraka dengan sigap mengeluarkan tenaga dalamnya untuk menahan hawa dingin itu dan berjaga jaga apabila terjadi sesuatu yang membahayakan mereka dan Arga Sena yang saat itu sedang terbaring tidur. Namun anehnya hawa dingin itu tidak berpengaruh kepada Arga Sena. Malah anak itu masi
Seharian penuh Bahureksa memeriksa hutan sebelah timur namun tidak menemukan anak dan menantunya. Banyak titik bekas pertarungan yang meninggalkan kerusakan parah. Bahureksa dapat mengukur bahwa sebelumnya terjadi pertarungan hebat. Menjelang senja Bahureksa belum juga meninggalkan hutan itu. Dia memutuskan untuk meneruskan pencarian nya esok hari. Dipohon paling tinggi dihutan itu Bahureksa duduk bersila disalah satu dahan. Panca indera yang tajam ikut merasakan keadaan sekitarnya. ---Beberapa waktu sebelumnya. Tombak Naga Hitam memang dikenal dengan senjata pusaka yang sudah menjadi incaran para pendekar. Sudah beberapa generasi senjata pusaka ini dijaga oleh salah satu keluarga yang rata rata mempunyai ilmu kanurangan tinggi. Tombak Naga Hitam dibuat sekitar 300 tahun yang lalu oleh mpu yang sangat sakti hingga dia harus melakukan perjanjian dengan salah satu makhluk legendaris yaitu Naga Hitam untuk menyempurnakan senjata ini. Pada awal tujuannya senjata ini dibuat un







