Share

Part 6

Author: Ade Tiwi
last update Last Updated: 2020-11-06 12:22:49

"Kenapa cara berjalan kamu begitu sayang?" tanya Rima, mama Ivy.

"Uhm... tadi Ivy jatuh ma." jawab Ivy berbohong.

"Ya ampun sayang! lain kali hati-hati." Ivy mengangguk patuh.

Ivy mendengus sebal karena Abraham lah dirinya tidak jadi pergi bersama teman-temannya, seluruh tubuhnya terasa sakit sekali.

Mana udah kayak nenek-nenek lagi jalannya Ivy, huffftttt ampun dah!

Sementara di lain tempat, seorang pria terkikik geli karena berhasil membuat wanitanya kesal, namun ia juga merasa iba melihat gadisnya terluka.

Bukannya apa-apa! Abraham hanya tidak ingin jika Ivy pergi dan berdekatan dengan pria lain.

Ada rasa puas yang terukir di wajah tampannya saat tersenyum, "Ivy hanya milikku!" gumamnya yang menyebut Ivy miliknya.

*****

Ivy mendengarkan penjelasan dosen killer di depan sampai selesai, semua mahasiswa dan mahasiswi berhamburan keluar. Eka dan yang lainnya terkikik geli melihat gaya berjalan Ivy.

"Kenapa lu?" tanya Eka yang masih tertawa.

Ivy melihatnya dengan wajah garang.

"Ini semua gara-gara om gila itu!" Ucap Ivy kesal jika mengingat kemarin.

"Oh, jadi karena itu alasan lu gak jadi ikut?" Ivy menghela nafas mendengar pertanyaan Eka.

Mereka sampai di kantin kampus dan mulai memesan makanan.

"Sumpah ya gue kesel banget sama om Bram!" keluh Ivy di sela-sela makannya.

"Kesel nape lagi?" tanya Eka.

"Pake di tanya lagi?!" Eka mengendikkan bahunya.

"Pertama, perubahan sikap tuh om ke gue. kedua, dia itu ngatur-ngatur gue. ketiga, dia bertindak sesuka hatinya ke gue dan...?" Ivy menggantungkan kalimatnya saat suapan mie goreng ke mulutnya.

"Ke empat?" tanya Eka tidak sabaran.

"Eh kampret, sabar napa." Eka tergelak mendengarnya.

"Intinya dia itu ngeselin, gila dan mesum!" Umpat Ivy mengeluarkan semua unek-uneknya.

"Tapi lu cinta kan?!" tanya Eka menggoda Ivy.

Ivy hanya memandang tajam para sahabatnya yang tertawa, kalau di suruh jawab! ya Ivy masih cinta lah.

Eka ingin mengatakan sesuatu lagi namun mulutnya terbungkam, kala melihat seseorang yang berjalan mendekati meja mereka.

Orang itu berdiri pas di belakang Ivy yang duduknya berhadapan dengan Eka, Eka pun mulai mencari cara agar keluar dari situasi ini.

"Aduh, perut gue mules." Akting Eka pura-pura memegangi perutnya.

"Jorok ih, sana lu ke toilet." perintah Ivy menyuruh pergi membuat Eka senang.

"Ok kalau gitu, gue cabut yak eh otw ke toilet." Eka berdiri dan langsung kabur.

Sementara teman Ivy yang lain juga beralasan mencari cara agar kabur. sekarang tinggal Ivy sendirian, ia bangkit berdiri bersiap pergi, Ivy berbalik dan...

Cup.

Ivy kaget saat ia berbalik seseorang mencium lembut bibirnya, hanya sebuah kecupan sekilas mampu membuat aliran darah Ivy berdesir.

"Om Bram?" Ucap Ivy lirih masih syok.

"Iya sayang," jawab Bram sangat manis.

Banyak beberapa pasang mata yang memperhatikan mereka, Ivy yang malu pun berjalan secepatnya menahan malu.

Bram mengejar Ivy dan berhasil memegang lengannya. "Kamu mau kemana Ivy?" tanyanya

"Ivy malu om," jawab Ivy.

"Hmm kenapa harus malu? kita kan sepasang kekasih." Ivy mendelik mendengarnya.

"Sebentar ya, om ambil mobil dulu." Ucap Bram mengambil mobilnya di area parkiran kampus.

Ivy masih setia menunggu Bram. "Ayo masuk!" Ucap Bram.

Ivy naik ke dalam mobil Bram, di sepanjang perjalanan mereka, hanya keheningan yang terjadi.

"Om kenapa bisa ke kampus Ivy?" tanya Ivy membuka obrolan.

"Kamu lupa ya?" Ucap Bram di selingi senyum geli.

"Om kan pemiliknya!" jawab Bram saat melihat ke bingungan di wajah Ivy.

Seketika Ivy baru menyadari, bahwa memang ternyata benar om Bram lah pemiliknya. Ivy jadi melupakan suatu fakta bahwa tetangganya ini adalah orang yang kaya raya.

"Loh om ini mau kemana?" tanya Ivy heran saat mobil tidak menuju ke arah rumahnya.

"Tenang saja, nikmati. Hari ini adalah milik kita berdua!" kata Bram melirik sekilas ke arah Ivy dengan senyum misteriusnya.

Ivy jadi merasa sedikit takut mendengar penjelasan Bram, ia hanya bisa diam dan duduk pasrah. biarlah jika om Bram membunuhnya! 

Lhaa ngawur Ivy 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Kim Tan
ringan ceritanya bagus
goodnovel comment avatar
Nadhiva Zi
🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pengantin Abraham (Indonesia)   Ekstra part

    Ivy bangun di pagi harinya dengan tubuh yang berasa remuk, ia meringis perih merasakan di daerah selangkangannya saat dirinya perlahan bergerak."Awwhh!" rintih Ivy kesakitan.Ia tidak menyangka akan seperti ini rasa sakitnya setelah melepas status perawan, Abraham mulai terusik dari tidur nyenyaknya saat mendengar suara Ivy."Sayang." ucapnya sambil mengucek kedua matanya yang masih terasa sangat mengantuk sekali.Bagaimana tidak mengantuk?

  • Pengantin Abraham (Indonesia)   Part 35

    21+ Setelah acara resepsi pernikahan selesai, pengantin baru pulang ke rumah Abraham, yang akan menjadi tempat yang di tinggali Ivy bersama keluarga kecilnya. Ivy sangat setuju, karena dengan begitu ia masih tetap berdekatan bersama kedua orang tuanya, yang memang tetanggaan dengan Abraham."Akhirnya sampai juga," ucap Abraham lega."Sini sayang!" titah Abraham menyuruh Ivy untuk duduk di dekatnya.Ivy menggeleng membuat Abraham cemberut. "gerah Om." "Ya sudah, ganti baju sana gih, kan barang-barang kamu juga udah di pindahkan kesini kemarin." Ivy mengangguk dan berjalan ke arah kamar mereka.Ivy tercengang saat membuka pintu kamar, kamarnya di hias begitu indahnya sebagai tanda kamar pengantin baru. ia tersenyum melihat keindahan kamar yang di hias, Ivy menebak pasti ini Jennie dan Eka yang mengerjakannya."Kamu suka?" tanya Abraham yang tiba-tiba datang memeluk tubuh Ivy dari belakang."Suka banget om," jawab Ivy matanya masih terhipnoti

  • Pengantin Abraham (Indonesia)   Part 34

    1 Tahun kemudian...Hari yang di nanti sudah tiba, hari pernikahan Ivy dan Abraham. Yupsss, setelah insiden itu, Ivy memutuskan untuk menunda pernikahan mereka. dan memilih untuk meneruskan pendidikannya yang tinggal semester akhir, Ivy berjanji setelah ia dan Eka lulus, maka Ivy akan menikah dengan Abraham.Awalnya Abraham menolak rencana Ivy, tapi begitu mendengar ancaman Ivy jika Abraham menolak keinginannya, maka Ivy tidak akan pernah mau menikah dengannya. tentu saja Abraham tidak mau, dengan berat hati Abraham menurutinya meskipun harus menunggu waktu yang memakan lama, 1 tahun berasa seperti 1 abad.Kini setelah Ivy dan Eka sudah wisuda, seminggu kemudian acara pernikahan Ivy langsung di lakukan. Ivy terlihat begitu cantik sekali, dengan balutan gaun putih super indah sederhana, namun terkesan mewah. Abraham sendiri tampak sangat tampan dan gagah, terlebih lagi terlihat dewasa dan hot.Ivy berdiri dengan memegang sebuah buket bunga, ia tampak te

  • Pengantin Abraham (Indonesia)   Part 33

    Jari tangan Eka bergerak, wanita itu seakan bermimpi mengingat kejadian yang ia alami, dari saat penyiksaan Chintya padanya.Hingga kejadian saat dia menembak tantenya sendiri, tangannya semakin bergerak, dan keningnya berkerut serta berkeringat dingin.Kejadian itu seakan berputar di ingatannya, tak lama matanya terbuka melotot. saat membuka matanya, yang ia lihat adalah langit-langit atap rumah sakit.Pintu terbuka, Javi masuk ke dalam ruang rawat inap Eka, Javi kaget begitu melihat Eka sudah sadar dari komanya, dengan cepat ia memanggil dokter dan suster.Tak lama dokter dan suster pun masuk untuk melihat kondisinya, selagi Eka di periksa, Javi memilih untuk keluar dan mengabari Ivy juga Abraham.Ya, setelah berhasil membujuk Ivy untuk pulang ke rumahnya, dan Javi lah yang menyodorkan diri untuk menjaga Eka."Bagaimana keadaannya?" tanya Jennie pada Javi."Masih di periksa dokter." "Ah, syukurlah dia sudah sadar dari komanya." ungkap kel

  • Pengantin Abraham (Indonesia)   Part 32

    Langit hari ini begitu cerah, seakan membenarkan kenyataan yang sekarang terasa ringan tanpa beban. tapi tak membuat seorang wanita cantik yang kini terbaring koma di rumah sakit, pasca terkena tembakan di tubuhnya.Seorang wanita menangis melihat keadaan sahabatnya, ia genggam tangan sahabatnya seakan memberi kekuatan untuk kembali sadar.Seorang pria memegang lembut kedua pundaknya, tanpa perlu wanita itu menoleh, ia sudah bisa menebak tangan siapa itu."Aku merasa sangat bersalah padanya, dan berhutang nyawa om." ucap gadis itu dengan badan bergetar karena tangis yang tak mau berhenti."Sabar sayang, kita harus mendoakannya agar cepat sadar dari komanya." wanita itu mengangguk.Dokter masuk ke ruangan pasien dimana Eka terbaring koma. "keluarga pasien Eka." Abraham dan Ivy mengangguk."Pasien wanita yang satu lagi berhasil melewati operasinya dengan lancar, dan sekarang juga masih dalam keadaan koma." rahang Abraham mengeras mendengarnya."It

  • Pengantin Abraham (Indonesia)   Part 31

    "Bukankah ini sandal milik Ivy yang kita belikan untuknya?" tanya Javi pada Jennie.Jennie melihat sandal itu dan mengangguk, mereka menemukan sandal itu tepat di jalanan saat Abraham dan Ivy akan di culik. sepertinya Ivy memang sengaja melepaskan sandalnya yang sebelah."Apakah mungkin mereka di culik?" tebak Javi mengingat jalanan ini sepi, jarang di lewati orang."Aku rasa juga begitu, tapi... siapa yang menculik mereka?" ucap Jennie penasaran."Ini semua sudah di rencanakan." tebak Jamil.Javi menoleh ke arahnya dan mengangguk. "seseorang telah mengutus para bodyguard palsu untuk mengantarkan Abraham dan Ivy."Tebakan Javi tepat sasaran. "kau benar! sedari awal aku sudah curiga, banyak musibah yang menimpa kami sewaktu perjalanan menuju alamat rumah mu.""Sekarang kita harus memikirkan bagaimana caranya menemukan keberadaan Abraham dan Ivy."

  • Pengantin Abraham (Indonesia)   Part 30

    Abraham dan Ivy tersentak sadar dari pingsannya, saat dengan kasarnya para bodyguard palsu tersebut menyiramkan air ke tubuh mereka. Abraham meringis menahan perih pada wajahnya yang lebam, dan nyaris hancur.Ivy sendiri masih berusaha mengumpulkan kesadarannya penuh, rasa pusing masih terasa berdenyut sakit di kepalanya.Tap... tap... tap...Suara derap langkah kaki yang memakai heels beradu dengan lantai, menimbulkan bunyi tuk tuk. pintu terbuka dan menampilkan wajah seorang wanita. wanita itu tersenyum bahagia melihat ketidak berdayaan Abraham dan Ivy.Suara tepuk tangan membuat kepala Ivy dan Abraham mendongak, keduanya kaget saat melihat siapa yang bertepuk tangan tersebut.Ivy dengan rasa tidak percayanya, dan Abraham dengan rasa kaget yang luar biasanya."Tante?""Chintya?"Ucap Ivy dan Abraham bersamaan, saat memanggil wanita itu, wani

  • Pengantin Abraham (Indonesia)   Part 29

    Mobil para bodyguard yang mengikuti di belakang, tiba-tiba saja menghadang mobil Abraham. Abraham merasa heran spontan, sedangkan Ivy sudah pucat pasi, apa yang dia khawatirkan sepertinya menjadi nyata.Para bodyguard mengetuk pintu kaca jendela mobil Abraham, Abraham membukanya dan langsung mendapatkan bogem mentah dari salah satu bodyguard. Ivy menjerit histeris menyaksikan itu semua, gantian kaca jendela mobil Ivy yang di ketuk salah seorang bodyguard lainnya, Abraham menggeleng mengisyaratkan agar jangan di buka sambil meringis menahan perih wajahnya yang di tinju.Bodyguard itu memberi isyarat dengan tangannya seakan menantang Abraham untuk keluar dan melawannya, dengan berani Abraham keluar dan langsung membalas meninju pria tersebut.Namun hal itu tak berlangsung lama, saat para bodyguard lainnya memegang tubuh Abraham, ini tidak adil namanya, main keroyokan. batin Abraham."Ada apa dengan kalian?" tanya Abra

  • Pengantin Abraham (Indonesia)   Part 28

    "Sayang...," panggil Abraham pada Ivy.Abraham memeluk tubuh Ivy dari belakang, saat ini mereka sedang berdiri di teras rumah Javi, sedangkan dua mahluk kepo itu pergi ke kebun seperti biasa.Ivy membalikkan badannya menghadap Abraham. "iya om?" Ivy menatapnya dengan penuh tanda tanya."Kita pulang yuk!" ajak Abraham berharap Ivy mau.Ivy menghela nafasnya. "bukannya Ivy gak mau om, tapi Ivy takut jika peneror itu tau Ivy kembali dekat sama om, aku gak mau kalian terluka." ucapnya lirih."Terus harus sampai kapan lagi? memang kamu gak kangen sama mama, papa kamu? sama keluarga aku juga?""Tentu saja Ivy kangen om, kangen banget malah, sama teman-teman Ivy juga." jelas Ivy seakan membayangkan wajah mereka semua.Mendengar kata teman yang keluar dari mulut Ivy, Abraham kembali teringat dengan pesan yang Eka kirim padanya dini hari tadi."Oh ya s

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status